หน้าหลัก / Romansa / Pesona Sang Penguasa / บทที่ 51 - บทที่ 60

บททั้งหมดของ Pesona Sang Penguasa: บทที่ 51 - บทที่ 60

102

51. Bakat

"Nyonya, berhentilah menonton video ini berulang kali." "Eh, kenapa dimatikan?" Anna langsung memekik ketika sang asisten menekan tombol pada remot, untuk mematikan televisi. "Itu adalah tontonan yang sama sekali tidak baik untukmu," jawab Darcy, menolak memberikan remotnya kembali. "Aku kan menonton itu karena ada Alaric." Anna meletakkan kedua tangan di pinggang dengan kening berkerut kesal. "Padahal aku hanya ingin mendukung suamiku." "Tapi ada perempuan gila di sana, jadi tidak perlu menonton. Terutama setelah kau baru pulang kerja dalam keadaan lelah." Anna langsung cemberut mendengar omelan asisten yang lebih tua darinya itu. Mungkin hanya berbeda sedikit, tapi rasanya Darcy seperti ibu-ibu yang sedang memarahi anak kecil. "Ya sudah." Kini Anna berbalik untuk masuk ke kamar. "Lagi pula, aku masih punya ponsel yang bisa mengakses internet dan aplikasi video." "Nyonya," ucap Darcy terlihat lelah. "Berhetilah menyakiti diri sendiri." "Kenapa aku menyakiti diri sendi
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-08
อ่านเพิ่มเติม

52. Lelaki Misterius

"Aku ikut ke kantormu?" tanya Anna dengan mata membulat besar. "Ya." Alaric mengangguk tanpa berpikir. "Aku ingin kau mulai bekerja di partai saja dan tentu saja akan mendapat gaji, walau mungkin tidak banyak." "Tapi aku kan baru saja bekerja di tempat Astrid. Mana mungkin aku keluar begitu saja. Nanti bagaimana dengan gajiku?" tanya Anna terlihat tidak begitu senang. "Kau itu istri calon perdana menteri dan masih memikirkan gaji?" Alaric balas bertanya dengan sebelah alis yang terangkat. "Tentu saja." Anna melipat tangan di depan dada. "Biar bagaimana, aku tidak ingin terus-terusan bergantung pada uangmu. Lagi pula, sangat tidak etis kalau aku tiba-tiba saja berhenti. Apalagi ini baru beberapa hari saja." "Sejak kapan kau menjadi dewasa begitu?" tanya sang calon perdana menteri itu secara refleks. "Aku selalu dewasa," balas Anna dengan bibir yang sedikit mencebik dan mata melotot. "Aku ini sudah dua puluh lima dan itu sudah termasuk dewasa." "Katakan itu pada bibir menc
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-09
อ่านเพิ่มเติม

53. Hadiah

Anna mengedipkan mata beberapa kali, kemudian menatap lelaki di depannya dengan lebih saksama. Dia berusaha membayangkan lelaki itu tanpa kacamata dan riasan dengan sangat serius, bahkan sampai mengerutkan kening. "Maaf." Sayangnya, Anna hanya bisa menggeleng. "Aku hanya tahu kalau kau adalah seorang model." "Ah, begitu." Lelaki tadi mengangguk, sama sekali tidak terlihat tersinggung karena tidak dikenali. Sebaliknya, dia malah tersenyum miring. "Sekali lagi aku minta maaf." Mau tidak mau, Anna sedikit menunduk untuk menunjukkan penyesalannya. "Kau tidak perlu seperti itu." Lelaki tadi tentu saja akan menghalangi Anna menunduk lebih dalam. "Aku tahu tidak semua orang menggemari dunia selebritis, walau kau bekerja di bidang fashion." "Terima kasih atas pengertiannya, tapi apakah kau jadi membeli?" Anna yang merasa dirinya sudah aman, langsung bertanya dengan senyum lebar. "Tentu saja, Anna. Aku akan membeli juga jas yang kau tunjukkan barusan dan mungkin aku bisa mendapatkan
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-09
อ่านเพิ่มเติม

54. Target

"Jadi, kau mempekerjakan istriku sebagai pegawai toko biasa?" tanya Alaric dengan ponsel yang menempel di telinga. "Hanya untuk sekedar menjaga butik saja?" "Memangnya ada yang salah dengan itu?" Astrid membalas dengan pertanyaan, dari balik sambungan telepon. "Lagi pula, istrimu saja tidak mengeluh. Kenapa kau yang mengeluh?" "Karena dia istriku, dan aku memintamu membantunya bekerja agar tidak bosan." balas Alaric penuh penekanan. "Aku bahkan tidak membuatnya bekerja keras," hardik Astrid terdengar kesal. "Apakah kau tahu kalau menjaga butik adalah pekerjaan yang paling mudah? Itu bahkan nyaris tidak memerlukan skil." "Menurutmu apa yang akan terjadi kalau Anna yang punya gelar dokter umum, malah diminta mengerjakan laporan keuangan?" lanjut Astrid dengan nada tanya yang terdengar tajam. "Yang ada matanya bisa sakit melihat angka." "Kau bisa menempatkannya di HRD mungkin atau bagian administrasi lainnya." "Tapi aku tidak punya waktu untuk memikirkan posisi yang cocok u
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-10
อ่านเพิ่มเติม

55. Striptis

"Hei, kau anak baru." Walau sepertinya dia mendengar sesuatu, tapi Anna memilih untuk tidak menggubris panggilan itu. Lagi pula, panggilannya terlalu ambigu karena Darcy juga anak baru. "Apa kau tuli." Kesal, salah seorang pegawai butik menarik pundak Anna. "Hei, jangan kurang ajar." Tentu saja Darcy akan segera maju, ketika melihat nyonyanya diganggu. "Kenapa kau ikut campur?" tanya pegawai perempuan yang lainnya. "Kami tidak ada urusan denganmu." "Tapi kalian mengganggu Anna, jadi tentu saja aku akan ikut campur. Dia itu ... temanku." Walau sempat hampir salah bicara, tapi Darcy mendorong orang yang berdiri tepat di depannya. "Darcy, jangan kasar." Sayangnya, Anna segera menegur. "Kau dengar itu?" hardik salah seorang dari tiga pegawai yang datang ke ruang ganti untuk mengganggu Anna. "Pacarmu bilang jangan kasar." "Siapa yang kau sebut dengan pacar?" Kali ini Anna, yang melotot marah. "Kami itu sama-sama perempuan dan aku ini masih normal tahu." "Atau mungkin bis
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-11
อ่านเพิ่มเติม

56. Kelainan

"Jadi bisa kau jelaskan apa yang terjadi?" tanya Astrid dengan mata melotot. Di depan perempuan yang jauh lebih tua dari Alaric itu, berdiri Anna dan Darcy. Mereka berdua masih tampak sedikit berantakan, tapi lebih parah Anna. "Kami hanya membela diri." Darcy yang menjawab mewakili sang nyonya yang sedang cemberut. "Lalu apakah kau tidak punya mulut untuk berbicara?" tanya Astrid, melotot pada iparnya. Sayangnya, Anna tidak langsung menjawab. Dia hanya bisa menatap kakak iparnya dengan bibir mencebik untuk beberapa saat, sebelum keningnya tiba-tiba saja berkerut dan bibir yang tadi mencebik, kini melengkung turun. "Eh, kenapa tiba-tiba menangis?" Astrid langsung panik sendiri dengan kelakuan adik iparnya. "Aku kan hanya bertanya." "Tapi kenapa semua orang bertanya dengan nada menuduh seperti itu?" isak Anna makin terlihat jelek saja. "Padahal aku tidak pernah melakukan hal jahat, tapi kenapa semua orang malah menganggapku genit dan kotor." Kening Astrid tentu saja akan b
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-12
อ่านเพิ่มเติม

57. Lelaki Lain

Astrid mengetuk jemarinya di atas meja. Dia sedang berpikir tentang kelakuan adik iparnya yang menurutnya aneh, tapi juga sedikit masuk akal. "Tapi itu kan hanya akan terjadi kalau mereka menikah saat saling suka," gumam Astrid seorang diri. "Apa memang mereka menikah karena itu? Tapi kenapa Alaric terlihat cuek, dibanding saat bersama si ular?" "Kau mengatakan sesuatu?" Asisten Astrid bertanya, karena merasa bosnya sudah terlalu banyak berbicara dengan cara berbisik. "Apa kau sudah berhasil mencari tahu apa pun tentang adik iparku?" tanya Astrid dengan kening yang sedikit berkerut. "Sayangnya belum ada." Sang asisten yang adalah seorang lelaki itu menggeleng. "Sepertinya Pak Menteri menghalangi kita menemukan sesuatu dan jujur saja itu makin mencurigakan." "Memang, tapi tidakkah Anna sangat tidak masuk akal?" Astrid meminta pendapat. "Maksudku, dia merasa malu kalau ketahuan berkelahi di butik oleh Alaric." "Sebenarnya tidak juga." Sang asisten tertawa pelan. "Bukankah pa
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-13
อ่านเพิ่มเติม

58. Kencan

"Sepertinya aku datang tepat waktu sekali." "Oh, kau." Anna terkejut ketika melihat lelaki yang kemarin siang mengunjungi toko tempatnya bekerja. "Ya dan namaku Landon kalau kau mau tahu," ucap lelaki berkacamata itu dengan senyum lebar. "Aku sempat berpikir kalau kau hari ini mungkin tidak akan masuk, karena dimarahi tentang hadiah itu." "Aku memang dimarahi, tapi bukan karena itu." Anna balas tersenyum. "Apa kau mau berbelanja? Silakan langsung saja masuk." "Biar kutebak. Kau sudah mau pulang?" tanya Landon masih dengan senyum yang sama. "Benar, kebetulan hari ini jadwal jagaku hanya sampai jam tiga sore saja." "Oh, sebentar." Kening Landon mengernyit, sebelum memanjangkan tangan dan menyentuh pipi Anna dengan lembut. "Kau terluka?" "Benarkah?" Dengan sangat canggung, Anna mundur selangkah dan memegang pipinya. "Aku rasa hanya tergores, karena kejadian tadi pagi." "Kejadian tadi pagi? Apa yang terjadi tadi pagi." Anna sudah nyaris membuka mulut untuk mengatakan apa
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-14
อ่านเพิ่มเติม

59. Macan Tidur

"Pak Alaric?" Marjorie memanggil dengan kening berkerut. "Apa ada yang salah?" "Oh, maaf." Alaric tersenyum ketika menanggapi Marjorie yang kali ini menjadi moderator. "Kau barusan bilang apa?" "Tentang visi dan misi Pak Alaric." Marjorie melanjutkan dengan kening berkerut. "Bisa jelaskan lebih lanjut?" Tentu saja Alaric akan dengan cepat menjelaskan apa yang dia maksud dengan detail, tapi tatapan matanya nyaris tidak pernah beralih. Hal yang tentu saja membuat Marjorie ikut menatap ke arah yang sang calon perdana menteri itu tatap. "Bagaimana mereka bisa bersama?" gumam Marjorie dengan kening berkerut. Sementara itu, Anna yang menonton dari kejauhan, mau tidak mau merasa kagum dengan sang suami yang berbicara di depan umum tanpa canggung. Lelaki itu terlihat sangat berkharisma, berwibawa dan makin tampan saja. Sayangnya, Anna tidak bisa lama-lama mengangumi. "Apa kau senang?" tanya Landon perlu sedikit menunduk. "Kau terlihat tidak bisa melepas tatapanmu dari lelaki tua i
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-15
อ่านเพิ่มเติม

60. Calon Mantan Suami

"Alaric." Landon melebarkan tangannya. "Aku merindukanmu." Landon sudah melangkah maju untuk memeluk, tapi sang calon perdana menteri malah menghindar. Hal yang seharusnya membuat sang model marah, tapi dia justru tersenyum sangat lebar. "Kau masih marah padaku?" tanya Landon dengan senyum yang tidak pernah pudar. "Padahal aku sudah meminta maaf dengan tulus dan sudah menjelaskan pula apa yang terjadi." "Menerima maaf dan menerima pelukan adalah dua hal yang berbeda," jawab Alaric menatap lelaki di depannya dengan tatapan datar. "Lagi pula, apa yang kau lakukan? Ingin bertemu istrimu?" "Mantan." Marjorie meralat dengan cepat. "Dia sudah menjadi mantan." "Akan menjadi mantan," balas Landon dengan sebelah mata yang berkedip. "Kalian suami istri?" Anna refleks mengatakan hal itu, dengan mata membulat dan bibir terbuka saking kagetnya. "Apa kau tuli?" desis Marjorie dengan mata melotot. "Kami sudah menjadi mantan. Lagi pula, apa yang kau lakukan di sini?" "Aku rasa kau yan
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-15
อ่านเพิ่มเติม
ก่อนหน้า
1
...
45678
...
11
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status