Home / Romansa / Pesona Sang Penguasa / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Pesona Sang Penguasa: Chapter 21 - Chapter 30

48 Chapters

21. Pesta Penyambutan

"BERANI-BERANINYA KALIAN!" Anna refleks memalingkan wajah, ketika mendengar suara keras dari ponsel sang suami. Jangankan dia, dua asisten yang ikut pun memejamkan mata saking kerasnya teriakan yang terdengar itu. "Mom, tolong jangan berteriak seperti itu." Alaric mengembuskan napas pelan. "Kami sedang berada di tempat umum dan sekarang semua menoleh melihat kami." "Menurutmu kenapa aku marah?" hardik Elizaabeth, terlihat sangat marah di layar ponsel putranya. Mereka sedang melakukan sambungan video. "Karena kami tidak memberitahumu tentang kepergian kami?" tanya Alaric tampak begitu tenang, bahkan cenderung terlihat datar. "Tentu saja aku akan marah. Bisa-bisanya kau tidak memberitahu ibumu, sampai aku mengunjungi rumah kalian dan hanya menemui kekosongan di sana." "Sebenarnya, Mom hanya cemburu karena kau tidak mengajaknya." Tiba-tiba saja, Astrid muncul di sebelah sang ibu. "Astrid, apa-apaan kau itu." Elizabeth tentu akan memarahi putrinya. "Aku hanya mengatakan yan
last updateLast Updated : 2025-02-13
Read more

22. Tidak Semudah Itu

"Bukankah kau mengatakan kalau pria tua yang akan dijodohkan denganmu selalu datang tepat waktu?" tanya Alaric, disertai dengan lirikan mata tajam. "Dia memang mengatakan hal seperti itu tadi." Anna dengan panik mengambil ponselnya, untuk diperlihatkan pada sang suami. "Tapi barusan mengatakan kalau dia mungkin sedikit terlambat, karena ada rapat." "Tidak masuk akal." Alaric yang sudah mulai kesal, memilih untuk berdiri dari tempatnya duduk. "Kalau tahu begini, aku tidak akan menemanimu menemui pria tua itu." Tadi, memang Anna meminta bantuan sang suami agar mereka bisa bersama-sama menemui Pak Fritz. Inginnya sih Anna datang memenuhi undangan pria tua itu demi kesopanan dan untuk menolak dengan cara yang lebih tegas. Siapa sangka malah jadi begini. "Apa aku perlu memesan makan malam lebih dulu?" tanya Anna yang sejujurnya saja agak khawatir. "Kita bisa makan duluan, jika kau sudah lapar." "Aku tidak lapar, tapi hanya ingin segera pulang." Sayangnya Alaric menolak. Lelaki
last updateLast Updated : 2025-02-14
Read more

23. Tolong Aku!

"ALARIC BASTIAN CRAWFORD, APA LAGI YANG KAU LAKUKAN?" Padahal yang empunya nama baru saja keluar dari restoran, ketika ponselnya berbunyi. Namun, yang menyambut Alaric hanyalah teriakan ibunya yang begitu menggelegar. "Mom, kenapa belakangan ini kau sering sekali berteriak?" tanya Alaric berusaha menenangkan diri. "Tidakkah kau merasa tekanan darahmu semakin naik karena itu?" "Aku tidak akan kena tekanan darah tinggi, jika kau tidak menikahi perempuan itu. Coba lihat apa yang dia lakukan padamu." "Namanya, Anna. Lagi pula, istriku tidak melakukan apa-apa." "Kata siapa? Apa kau tidak lihat berita yang sedang beredar sekarang ini?" Kening Alaric langsung berkerut mendengar apa yang dikatakan oleh ibunya. Hal yang membuatnya menoleh pada sang asisten yang kebetulan saja, sudah mengutak-atik ponsel untuk mencari tahu. "Sepertinya Tuan ketahuan" ucap Caspian, sembari memperlihatkan ponselnya. Pada layar ponsel, terdapat sebuah artikel dengan foto. Alaric tidak membaca isi a
last updateLast Updated : 2025-02-15
Read more

24. Multi Bilioner

"Sejak awal, kau yang menjadi alat pembayarannya, Cantik," ucap Fritz dengan senyum lebar, ketika memperlihatkan dokumen di tabletnya. "Bukan uang, tapi kau Anna Gavesha." "Tentu saja aku berharap kau benar-benar seperti yang dikatakan oleh ayahmu. Masih perawan. Sekali pun tidak, aku rasa kau masih bisa menjadi salah satu bonekaku." Anna menarik napas panjang ketika mengingat apa yang dikatakan Fritz kemarin malam. Demi apa pun, dia sama sekali tidak menyangka akan diperlakukan seperti itu oleh orang tuanya sendiri. "Anna, apa kau mendengarku?" "Kenapa?" Mendengar namanya dipanggil, Anna segera menoleh. "Kau itu kenapa?" tanya Alaric dengan kening berkerut. "Aku kenapa?" Bukannya menjawab, Anna malah balas bertanya. "Setelah kemarin kau memohon untuk ditolong, sekarang kau melamun sepanjang hari?" tanya Alaric dengan nada mencemooh. "Apa kau bahkan mendengar apa yang kami perbincangkan?" Anna melirik sekelilingnya dengan gerakan mata yang cukup pelan. Dia bisa meliha
last updateLast Updated : 2025-02-15
Read more

25. Manusia Purba

"Pewaris Kaleido Grup, perusahaan yang bergerak dalam berbagai bidang terutama yang berhubungan dengan pariwisata. Pendiri Crescendo Enterprise yang mencakup sekolah musik, studio rekaman, produksi alat musik dan promotor musik." "Anak dari mendiang Alexei Crawford, menteri luar negeri yang paling berbakat. Alaric Bastian Crawford juga pernah menjadi anggota senat, pernah menjabat sebagai menteri sementara dan sedang mencalonkan diri sebagai calon perdana menteri. Jika terpilih, dia akan menjadi perdana menteri termuda di dunia." Anna menjauhkan ponsel dari depan wajahnya dengan ekspresi kesal. Saking kesalnya, hidung perempuan yang tengah berbaring di atas ranjang itu sampai kembang kempis. Anna bahkan kini mendengus. "Sialan!" pekik perempuan yang kini beranjak dari posisi tidurnya di atas ranjang. "Bagaimana bisa aku menikah dengan calon perdana menteri?" Anna masih memekik, sembari memegang sertifikat pernikahannya. "Yang benar saja, Anna!" Perempuan dua puluh lima tahun i
last updateLast Updated : 2025-02-16
Read more

26. Move On

"TIDAK MAU!" Anna berteriak keras, sembari memeluk tiang tangga. Tentu saja tangga bagian bawah, jadi tidak berbahaya. "Nyonya, kita harus keluar." Darcy dengan sekuat tenaga, menarik tangan perempuan yang lebih muda darinya itu. "Kita harus menjalankan rencana Tuan." "Tapi aku tidak mau." Anna menggeleng, tanpa melepas pelukannya. "Aku suka jadi pusat perhatian, tapi tidak mau jadi terkenal. Aku tidak bisa jadi ibu negara." "Ayolah, Nyonya." Darcy memutar bola matanya karena gemas. "Tuan bahkan belum melakukan kampanye, jadi berhentilah memikirkan tentang politik dulu." "Aku tidak mengerti politik." "Karena itu tidak perlu dipikirkan dan jalani saja hidup dengan biasa." "Tapi aku tidak mau keluar kalau masih banyak wartawan. Lagi pula, kenapa dia bisa tahu rumah perdana menteri?" Sayangnya, Anna masih enggan beranjak. "Karena ini adalah rumah dinas," jawab Darcy juga masih belum mau menyerah. "What?" Tiba-tiba saja, Anna melepas pegangannya pada tiang tangga. Itu me
last updateLast Updated : 2025-02-16
Read more

27. Musuh Dalam Selimut

"Apa yang kau lakukan?" hardik Astrid dengan kening berkerut tidak suka. "Berhenti merunduk dan duduklah dengan tegap." "Tapi ada banyak wartawan." Sayangnya, Anna masih belum ingin menegakkan tubuhnya. "Duduk dengan tegap sekarang juga, atau aku akan menyeretmu turun dari mobil dan melemparkanmu pada para wartawan itu," desis Astrid makin kesal saja. Mendengar ancaman, mau tidak mau Anna yang duduk sambil merunduk serendah mungkin, kini pelan-pelan menjadi tegap. Dia sempat melirik sang ipar untuk sesaat, tapi pada akhirnya lebih sibuk untuk menutupi wajah. "Apa kau melihat ada wartawan?" tanya Astrid dalam suara mendesis kesal. "Memangnya tidak ada?" Anna malah balas bertanya. "Makanya berhentilah menutupi wajahmu dan lihatlah sekitar." Kali ini kakak dari Alaric itu memekik cukup keras. "Bagaimana kau bisa hidup kalau kau mengabaikan sekitarmu?" "Aku tidak mengabaikan sekitar." Anna dengan cepat membantah. "Aku hanya merasa tidak ingin dikerubuti oleh wartawan dan har
last updateLast Updated : 2025-02-17
Read more

28. Pelajaran Mertua

"Apa kau ingin mempermalukan keluarga kita?" desis Elizabeth dengan mata melotot. "Untuk apa kau membawa perempuan sialan itu datang ke sini?" "Oh, ayolah Mom." Astrid memutar bola mata karena gemas. "Alaric sudah menyatakan pendapatnya, jadi lebih baik kita ikuti saja dulu dia. Nanti pelan-pelan, aku akan mencari tahu apa yang Anna inginkan dari anak kesayanganmu." Elizabeth tidak langsung membalas putrinya dan malah melotot ke arah sang menantu. Padahal yang dilakukan oleh Anna hanya datang bersama Astrid dan menyapa Elizabeth, tapi sang mertua sepertinya sudah amat sangat kesal. "Kalau bukan karena Al menghalangi pencarian kita, aku pasti sudah tahu apa tujuan anak itu tiba-tiba mau menikah dengan perempuan asing." Kini Elizabeth mendengus keras. "Nah, karena kita sudah di salon, bagaimana kalau kita bertiga menikmati fasilitas di sini." Astrid tiba-tiba saja menepukkan kedua tangannya. "Aku juga?" tanya Anna dengan mata melotot tidak percaya. "Tentu saja kau juga," hard
last updateLast Updated : 2025-02-18
Read more

29. Minta Tolong

"Kau itu bagaimana sih?" hardik Elizabeth dengan mata melotot. "Kenapa membawa nampan saja tidak tahu?" "Maaf," cicit Anna dengan bibir mencebik. "Tapi aku memang tidak pernah melakukan hal seperti ini." "Astaga! Tidak masuk akal sekali." Elizabeth memutar bola matanya dengan gemas. "Masa menyajikan minuman pada tamu pun tidak pernah kau lakukan sama sekali. Jangan bilang kau juga tidak bisa memasak." "Aku bahkan tidak tahu caranya masak mie instan," jawab Anna dengan jujur. "Tapi aku bisa menyeduh mie instan." "APA KAU WARAS?" teriak Elizabeth dengan mata melotot. "Kau pikir memasak dan menyeduh itu dua hal yang sama?" Anna berjengit pelan ketika mendengar pekikan sang mertua. Padahal tadinya dia pikir bisa segera melarikan diri setelah dari salon, tapi sekarang dia tiba-tiba diminta untuk menjadi pelayan untuk acara minum teh. Untung saja acara minum teh yang dimaksud itu, hanya dihadiri sang mertua dan ipar. Kalau ada banyak orang, bisa-bisa Anna jadi malu. "Anu, Mom
last updateLast Updated : 2025-02-19
Read more

30. Mantan

"Aku tidak tahu kau ini bodoh atau apa, tapi kenapa kau mau mengikuti ucapan ibuku?" tanya Alaric sembari memijat pangkal hidungnya dengan cukup keras. "Karena dia ibumu," jawab Anna dengan kepala menunduk. "Lantas kenapa kalau dia ibuku?" hardik Alaric dengan mata yang sedikit melotot. "Apa kau juga akan makan kotoran kalau ibuku menyuruhmu?" "Tidak." Anna dengan cepat menggeleng. "Lantas kenapa kau mau saja saat disuruh berdandan seperti sekarang ini? Mau cosplay atau pesta haloween?" Anna berjengit pelan dengan bibir mencebik. Dia rasanya sudah ingin menangis, karena entah sudah berapa kali mendapat hardikan hari ini. Apalagi, sekarang bisa dibilang dandanannya memang sedikit aneh. Sebenarnya dandanan Anna dengan flapper dress itu tidak benar-benar aneh, tapi jelas tidak normal juga. Apalagi perempuan itu hendak pergi menjemput Alaric dengan pakaian yang sama sekali tidak cocok dengan kantor itu. Belum ditambah dengan riasan yang terlalu tebal. "Ini sama sekali tidak b
last updateLast Updated : 2025-02-20
Read more
PREV
12345
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status