Tiba-tiba sepasang tangan kekar merengkuh dan memeluk punggung Shaka. Refleks Shaka memutar badan, membalas pelukan hangat seorang Ayah. "Kenapa melamun saja?" tanya Devan pada putranya. Membuat Shaka terkejut. "Ayah, bikin kaget saja.""Habisnya kenapa sore-sore sendirian, melamun lagi?"Shaka terdiam. "Kenapa sih?""Emm.""Kenapa?""Dulu saat di kampung Shaka ingin seperti Alia, Dinda dan Dimas yang mempunyai seorang Bapak. Saat terlambat pulang, mereka selalu dicari, sedangkan aku ... tidak ada, Ayah. Mereka pernah cerita pada Shaka bahwa setiap hari dimarahi Bapaknya. Namun, kata Pak Ustadz, orang tua memarahi itu karena mereka sayang kepada anaknya. Meskipun Bunda tidak pernah marah namun aku begitu merindukan sosok, Ayah." Jelasnya. Devan seolah merasa tertampar oleh ucapan Shaka, ia tak pernah berpikir jika Shaka serapuh itu. Akhirnya tanpa sadar Shaka mengeluarkan uneg-uneg dalam hatinya selama ini. "Meskipun Bapaknya Dinda galak, dia sering menjemput Dinda saat pulang me
Terakhir Diperbarui : 2025-04-02 Baca selengkapnya