"Aku tahu Mama banyak melakukan kesalahan karena meninggalkan Ayahmu tapi percayalah hanya ada nama Ayahmu dihati, Mama," ucap Bu Selin membuat Sarah tersadar ini lamunan indahnya. "Aku masih ingat jika Ayah selalu membicarakanmu, Ma." Mama Selin tersenyum. "Benarkah?" "Emm, aku masih ingat. Ayah bilang jika mama adalah Permaisuri hatinya." Bu Selin mengembun. "Ya, Mama yang salah, Nak." Sarah terdiam menatap wanita yang memucat itu. "Seperti apa wajah Ibuku, Ayah?" tanya Sarah pada lelaki yang masih muda kala itu. "Ibumu seperti bidadari, Nak. Kecantikannya sama seperti dirimu. Tidak ada seorang pun yang bisa menyaingi hatinya yang baik." Sarah begitu terluka saat mengingat itu, apalagi Neneknya bilang jika Ibunya sudah meninggal karena kecelakaan. Hati Sarah saat itu hancur. "Sarah." Panggil Bu Selin membuat Sarah tersadar dari lamunannya. "Iya, Ma." "Terima kasih telah memafkan, Mama." Sarah mengangguk. "Sarah juga terima kasih waktu itu mendonorkan darah untuk, Sa
Last Updated : 2025-04-06 Read more