Beranda / Romansa / Gadis Yang Kunodai / Takut Kehilangan

Share

Takut Kehilangan

Penulis: Purwa ningsih
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-10 13:47:10

Setelah makan malam, Sarah terlihat sibuk meracik secangkir kopi, juga segelas susu hangat bumil yang sepertinya pas dinikmati pada malam dingin seperti ini. Ia berjalan ke kamar atas menemui suaminya yang masih sibuk bekerja di depan laptop. Devan menatap sekilas ke arah Sarah, senyuman kecil pun langsung ia lemparkan ke arah sang istri.

"Nih, Mas mumpung masih hangat."

Sarah berjalan menaruh kopi panas di depan suaminya tepatnya di atas meja kerjanya.

"Makasih ya, Sayang,"

Sejenak susana begitu hening. Karena Devan tengah sibuk bekerja, sedangkan Sarah menikmati susu bumil.

"Mas!"

"Hmmn," jawabnya dengan pandangan yang langsung tertuju kepada Sarah.

"Mas, jadi masih lama ngerjainnya" tanya Sarah seketika membuat raut wajah yang masih serius.

Devan menyeruput kopi panas, lalu meletakkan lagi ke atas meja.

"Sebentar lagi, Sayang. Ini sudah kok."

Sekilas Devan menatap Sarah. Sedang Sarah tak berani membalas tatapannya. Yang ia lakukan hanya menunduk memegang gelas susu lalu mene
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Gadis Yang Kunodai   Apa Melahirkan?

    "Aku sangat rindu dengan Shaka lama kami tak bertemu.""Ya memang sudah lama kalian tak saling ketemu."Devan terdiam. Yang Devan lakukan sekarang hanyalah membiarkan alur yang membawanya. Devan tak boleh egois bagaimanapun Sarah dan Saga adalah sahabat dari kecil. Devan tersenyum. "Biar aku yang panggil kan."Sarah mencegahnya. "Biar aku yang panggilkan, Mas. Sekalian aku mau makan ayam ini lapar banget soalnya. Mas saja reunian sama Mas Saga ya, bukankah kalian dulu best friends."Devan menggeleng, "katanya tadi ngak lapar?""Kan tadi sekarang lapar banget malah." Devan kesal. "Emm."Saga menyesap teh lalu tersenyum. "Ya makanlah yang banyak. Devan tak tahu makanan kesukaanmu kan." Ejek Saga membuat Devan tertawa. Sarah pun ikut tertawa, "ok aku ke dalam dulu. Aku panggilkan Shaka."Saga mengangguk. "Ya."Sementara Devan tertawa ia begitu cemburu hingga melupakan persahabatan yang sudah ia bina dengan Saga hampir dua tahun saat masih sama-sama kuliah. "Ada angin apa kemari?" tan

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-11
  • Gadis Yang Kunodai   Berjuang

    "Kayaknya iya deh."Devan semakin panik. "Astaga bagaimana ini, Sando.""Apa kita bawa ke rumah sakit.""Aghhhhh perutku.""Aduh bagaimana Sayang.""Ya ke klinik, Mas.""Iya iya."Perut Sarah tiba-tiba mulas akibat kontraksi. Kini mungkin sudah saatnya melahirkan. Ketakutan beberapa bulan terakhir membuat Sarah merasa takut karena berandai-andai, jika ia mati bagaimana, jika persalinannya bermasalah lagi bagaimana, jika bayinya tidak sehat bagaimana, jika harus meninggalkan Shaka dan suaminya bagaimana tentunya Shaka menjadi yatim piatu, itulah ketakutan Sarah menguap begitu saja dalam kepasrahan. Mengingat saat melahirkan Shaka dulu Sarah hampir menyerah. "Sabar Sayang ya.""Aduh Mas.""Tahan Sayang."Devan menggendong tubuh istrinya menuju mobil, sementara Sando membawa mobilnya. Sando dengan cepat melajukan mobilnya menuju klinik bersalin. Devan tak tahan mendengar jeritan istrinya yang sedang konstraksi dan juga dengan kesabaran Devan mengelap keringat yang keluar dari kening ist

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-11
  • Gadis Yang Kunodai   Wellcome Raiyan

    Sementara di luar ruangan semua keluarga cemas. Menunggu kabar Sarah. Lea mempersiapkan baju-baju bayi dan semua perlengkapan untuk melahirkan. Setelah sampai di klinik mereka langsung masuk di luar ruangan bersalin, mereka semua menunggu diluar sambil tak henti-hentinya mendo'akan kelancaran dan keselamatan untuk Sarah."Assalamu'alaikum, Jeng bagaimana Sarah?""Waalaikumsalam, duduk dulu tenang."Bu Selin duduk di dwkat Bu Lili. "Jeng, bagaimana habis USG sama Dokter kandungan. Apa ini sudah waktunya HPL?" tanyanya cemas. "Sudah, Jeng Selin. Minggu-minggu ini memang HPL nya.""Aku sangat cemas, Sarah kritis saat melahirkan Shaka, dan waktu itu Sarah operasi caesar, dan sekarang katanya mau normar semoga Sarah bisa, Jeng," ucap Bu Selin menangis."Ya Allah, apa itu benar, Jeng?" tanya Bu Lili takut. "Ya aku sendiri yang mendonorkan darah waktu itu.""Mari kembali kita banyak-banyak berdo'a, yakin, Allah pasti bersama kita, Sarah pasti kuat dan bisa melewati semua ini.Ayo kita s

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-12
  • Gadis Yang Kunodai   Pengantin Pengganti

    Tiga purna berlalu, bahkan Devan dan Sarah tak bisa membujuk Mamanya untuk membatalkan pernikahan Lea. Kini Keluarga Pak Adiyaksa sudah siap dengan pakaian batik, dan sudah menunggu rombongan pengantin dari keluarga mempelai pria. Semua sudah berkumpul di luar halaman menanti arakan pengantin datang.Devan sedang menggendong Raiyan berada di dekat Sarah. Sementara Shaka pun berada tak jauh dari tempat Sarah berada. Suara ponsel Devan berdering ada Saga yang ingin bicara dengan Shaka melalui ponsel Devan. "Shaka telepon dari Om Saga Sayang." Kata Devan memberikan ponsel pada putranya. Shaka menoleh menerima ponsel dari Ayahnya. "Om Saga?""Ya."Shaka mengangguk dan mengambil ponsel itu. "Shaka, katanya kamu libur. Ini sudah di depan rumah kamu tapi ko sepi sih?" Kata Saga di seberang sana. Shaka tersenyum. "Maaf Shaka lagi ada acara apa Om susul kesini saja ya.""Kemana?"Sarah dan Devan saling tatap, lalu Devan berbisik ditelinga Shaka. "Suruh dia kesini, Sayang.""Aku shere loka

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-12
  • Gadis Yang Kunodai   Alhamdulillah Sah

    Sarah memeluk Lea erat. "Mbak apa aku tak salah dengar?" Mbak dan Mas Devan yang atur semuanya ini?"Sarah mengangguk. "Ya.""Tapi ....""Sudah dia pasti akan menjagamu, tidak seperti Dio itu ya."Lea menggelengkan kepala. "Mbak."Pak Adiyaksa datang. "Sudah ada pembicaraan matang tentang calonmu ini. Jadi jangan membuat ulah yang akan mengacaukan semuanya. Ingat dia akan tulus padamu, dan Papa tak suka lelaki pecundang itu menunjukkan siapa jati dirinya."Lea terdiam. "Dari pada pilihan Mamamu itu. Suka tidak suka. Kamu harus menikah dengan Saga saat ini juga."Lea memeluk Sarah erat seraya menangis. "Cepatlah sebelum semuanya berubah."Lea menganggukkan kepala. "Ya Pa.""Sudah, semua sudah Takdir. Dan kau tahu Saga itu sangat baik. Semoga kamu menjadi wanita terakhirnya ya."Sarah makin mengencangkan pelukannya. "Yuk ke temapat akad aku antarkan."Lea menurut perkataan Kakak iparnya itu. Semua wajah para tamu undangan nampak curiga. Karena tak ada keluarga arakan pengantin Pria

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-13
  • Gadis Yang Kunodai   Tak Suka Basa-basi

    Braghhhh! "Mama." Sarah menjerit saat mengetahui ibu mertuanya pingsan karena melihat Vidio kebenarannya. "Mama. Tolong bantu Mama."Devan, Sando dan Saga langsung membawa tubuh Bu Lili ke dalam dibantu Bu Selin yang menjaganya, memberikan minyak di tengkuk, leher, pelipis juga hidungnya. Sementara di luar keadaan masih memanas. Sarah cemas dengan keadaan ibu mertuanya. "Ma bangunlah, Mama."Bu Lili memegangi kepalanya yang terasa berat. "Sarah ada apa ini kenapa kepalaku sakit sekali.""Mama habis pingsan.""Sarah." Bu Lili memeluk Sarah namun ia melihat Lea. Lea terdiam menjauh dan hanya menatap Mamanya. "Lea mendekatlah."Lea terdiam. "Kau tidak mau mendekati Mama? Mama hanya mau minta maaf.""Sebenarnya apa yang terjadi Ma?" tanya Devan yang baru saja datang. "Bu Santi mengancam. Akan menghancurkan Butik jika Mama tak menyetujui perjodohan Lea untuk putranya.""Astaga harusnya Mama bicara. Ini malah masa depan Lea taruhannya."Bu Lili hanya terdiam karena tak berani menja

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-13
  • Gadis Yang Kunodai   Jangan Lepaskan Dia

    "Nah gitu baru adik Kakak. Tapi kenapa mukanya manyun gitu." Devan mengusap kepala Lea. "Saga kemarin izin sama Papa akan mengajak Lea pindah ke rumahnya.""Apa, Pa?''"Lea dia suamimu. Seharusnya kamu patuh padanya.""Tapi.""Lea belajar jadi istri yang baik. Sudah jangan banyak alasan. Setujui saja permintaan suamimu. Mama gak sabar pengen punya cucu banyak.""Ma ngomong apa sih cucu-cucu?""Ya apa lagi. Itu yang Mama dan Papa inginkan punya banyak cucu."Lea merasa kesal. Ia bangkit lalu pergi. ***Pemandangan malam di gazebo adalah satu-satunya yang bisa menghibur Devan saat ini, setelah sebelumnya mondar-mandir mencari tempat dimana terdapat harum parfum istrinya ya Devan sepertinya begitu kasmaran. Bisa rusak jantungnya kalau harus sendirian tak ada istrinya di rumah. Bukan ngak boleh Sarah nginep di rumah Mamanya bersama kedua anaknya, hanya saja menyesalkan setelah dibuat menunggu selama satu hari dari waktunya di sana. Ya, seharusnya malam ini Sarah sudah pulang ke rumah.

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-14
  • Gadis Yang Kunodai   Malam Untuk Saga

    "Kenapa ya Zahira itu gak dapat karma semisal balasan dengan apa yang telah di lakukannya?"Sarah tersenyum memegang tangan Lea. "Allah memperlakukan apa yang Dia kehendaki, dibukakan segala pintu hingga orang tersebut lupa diri. Ya ibaratnya tidak ingat bahwa sesudah panas pasti ada hujan, sesudah lautan tenang gelombang pasti datang. Mereka dibiarkan berbuat maksiat dengan hawa napsunya hingga tersesat jauh. Lalu, siksaan Allah datang.""Jadi?""Jadi istidraj adalah pemberian kesenangan untuk orang-orang yang dimurkai Allah agar mereka terus menerus lalai. Hingga pada suatu ketika semua kesenangan itu dicabut oleh Allah, mereka akan termangu dalam penyesalan yang terlambat."Lea mengangguk. "Oh.""Kamu harus jaga suami kamu jangan sampai Saga jatuh ke tangan wanita itu."Lea memeluk lebih erat dan membenamkan wajahnya pada ceruk di pundak Sarah. "Ya, Mbak. Aku juga mau pamit mau ke Bali""Ya semoga semuanya berjalan lancar.""Aamiin, makasih Mbak.""Eumm."Hubungan manusia memang se

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-14

Bab terbaru

  • Gadis Yang Kunodai   Semua Rindu Devan

    "Bunda lihatlah Kak Shaka teleponan sama seorang wanita." Adu Raiyan pada sang Bunda. Sarah tersenyum. "Masa? Benar itu Shaka?" tanya Sarah penasaran karena selama ini Shaka begitu rapat menyimpan teman wanitanya. "Tidak ada. Orang ini teman mengajar aku Bunda. Adek saja yang kepo," jawabannya seraya menunduk. "Itung-itungan buat semangatin kalau ngajar kan, Mas.""Apaan ngak ngak ngak.""Dih. Cakep tau itu fotonya." Goda adiknya Raiyan. Shaka merasa malu. "Adek." Shaka kembali menggendong adik perempuannya Syena. Sarah menggelengkan kepala, "sudah-sudah mungkin Kakak kamu ingin fokus mengajar Raiyan."Raiyan tergelak, jalan pikiran kakaknya Shaka memang lain dari yang lain. Baginya itu sangat menghibur karena ia tipe pendiam, "Ide bagus. Tapi jangan kelamaan jomblo Mas." Godanya seraya menemani Syema bermain. "Raiy sudah jangan ganggu Kakakmu, lihatlah mukanya merah itu." Kata Sarah tersenyum. "Iya iya, Bunda."Shaka menguncir rambut adiknya. ''Bunda Syena dan Syema sudah maka

  • Gadis Yang Kunodai   Rindu kamu

    Devan mengisap dalam-dalam rokoknya, lalu mengembuskannya pelan. Ia menatap istrinya lama. Tatapan mata itu yang dulu selalu berhasil meluluhkan Devan, hingga Devan kalah berulang kali. "Minumlah, Mas!" Sarah membawakan secangkir kopi panas untuk suaminya. "Ya.""Bagaimana tangannya masih linu?'' tanya Sarah pada suaminya lagi. "Lumayan sih."Sarah menggeleng. "Jadi hari ini terakhir kontrol?''"Ya Sayang. Alhamdulillah pen sudah dilepas semua normal tinggal pemulihan saja.''"Alhamdulillah kalau begitu." Sarah duduk didekat suaminya. "Kamu tidak mencintaiku lagi?" Sarah tertawa keras hingga air mata menghentikannya. "Mas."Kekhawatiran berlebih pada sesuatu yang belum terjadi, kerap menimbulkan ketakutan tak beralasan, karena usai jatuh beberapa tahun lalu Devan harus terapi karena tangannya cidera akibat menghindari mobil yang mengarah ke pada dirinya. Sarah mendorong pelan dadanya untuk melepaskan diri dari pelukannya. Tersenyum kaku saat melihat tatapannya yang seolah menunt

  • Gadis Yang Kunodai   Penyesalan Zahira

    Tangan Zahira mengusap cepat air yang tersisa di mata dan pipi. Ia lantas mengulas sebuah senyum, senyum yang bisa Zahira pastikan hanya sebuah kamuflase. Ya, hanya untuk menunjukkan bahwa ia baik-baik saja. Padahal, gurat kesedihan dan kecewa terlihat jelas di wajahnya."Pagi Sayang.""Pagi, Ma.""Bagaimana semalam tidurnya nyenyak?""Eumm.""Syukurlah. Kita lalui ini sama-sama," ucap Mamanya seraya menariknya dalam pelukan. Zahira tahu Mamanya bermaksud menghiburnya, tetapi yang terjadi ia malah kembali menangis, hingga terisak-isak di pelukannya. "Sudah, jangan nangis lagi. Hanya kamu satu-satunya harta Mama.''"Kenapa pas kecelakaan aku tak mati saja, Mama. Kenapa harus Joy?" "Hus. Jangan bicara begitu, mungkin Allah punya rencana lain untukmu, Nak."Zahira terdiam. "Sabar ya."Sang Ibu mendorong kursi Zahira ke dekat sofa. "Tapi aku bukan wanita sempurna aku cacat, Mama."''Kamu masih punya Mama. Tenanglah.''Zahira menggelengkan kepala. "Tidak, aku kesepian, Ma.""Sudah, ja

  • Gadis Yang Kunodai   Tak Bisa Melupa

    Sekarang apa yang bisa Zahira lakukan selain menjalani hidup tanpa arti, mungkin itu karmanya karena sikap jahatnya selama ini padanya. Mata kini terpejam, segera kembali terbuka ketika mobil sepertinya sudah berhenti di depan rumah. Zahira menyusuri halaman rumah di dorong dengan kursi roda, oleh bodyguard sekaligus sopir kiriman Papanya tiga tahun lalu. "Deri, apa aku terlalu buruk?" tanyanya tidak sanggup lagi menahan ucapan. Ada yang menekan keras hati di dalam sini, seluruh sendi seakan lepas dari pengait. "Siapa yang bilang, Non?" tanya balik Deri pada majikannya itu. "Aku. Aku bahkan wanita tak berguna juga wanita jahat, aku telah menyakiti banyak orang.""Non semua orang punya masa lalu.""Aku lelah bolak-balik berobat ke Singapore tapi sepertinya tak ada hasil."Deri menatapnya lembut, terlihat dia tersenyum. "Karena bolak-balik itu akan membuat, Non bisa berjalan lagi."Zahira menunduk karena tidak kuasa menahan rasa bersalah, merasa malu telah berbuat semena-mena dengan

  • Gadis Yang Kunodai   Karma

    Tiga tahun kemudian. Perjalanan pulang dari Singapura terasa panjang dan melelahkan. Bandara Soekarno Hatta yang selalu ramai juga jalanan Jakarta yang padat, menyambut kedatangan Zahira seperti sekarang ini. Sudah hampir satu tahun belakangan ini Sarah mondar-mandir Jakarta-Singapura. Demi pengobatan kakinya yang lumpuh karena tak bisa jalan. Zahira menghela napas panjang. Mematikan layar ponsel dan memasukannya ke tas yang ia kenakan. Di dorong Deri sang bodyguard dengan kursi roda itu membuatnya muak dan putus asa, ia menangis hampir setiap saat. Zahira memejamkan mata lelah dan berat. Teringat terakhir kali mereka bertemu Devan di kantor sehari setelah Zahira mengalami kecelakaan hebat, Karena Zahira ingin menabrak Devan hingga dirinya terbanting sendiri bahkan rekan kerja juga sahabatnya Joy meninggal di tempat. Berdua duduk berdampingan siang itu, Zahira mulai berkeluh kesah. Mulai menyesali diri, mengutuki diri karena kematian Joy sahabatnya. Masih Zahira ingat perkataan Devan

  • Gadis Yang Kunodai   Mencelakai Devan

    "Sayang sudah siap?'' tanya Devan selesai sarapan. "Sudah, Mas.""Mau diantar ke Apotek apa ke rumah Mama.""Kerumah Mama Lili sebentar boleh gak?""Boleh.""Yakin Mas gak telat.""Enggak Sayang."Sarah tersenyum mencium pipi suaminya. "Makasih Mas.""Sama-sama. Yuk." Devan berjalan membukakan pintu mobil. Kebetulan Raiyan sudah dibawa Bu Selin tadi pagi, kini giliran Sarah ke apotek untuk meninjau ada beberapa obat-obatan datang hari ini. "Kamu suka ini, Sayang?" tanya Devan sembari menyodorkan sebuah cincin ketika mobil belom berjalan. Mata Sarah berbinar. "Ini bagus sekali, Mas! Tapi, ini....""Tapi, kenapa?""Dalam rangka apa memberikan ini?''"Biar aku pasangkan."Ada sebuah rasa haru tersemat dalam hatinya. Lelaki di hadapannya ini memang luar biasa. Selama pernikahan selalu Devan memberikan kejutan-kejutan kecil. "Cantik sekali." Kata Devan seraya tersenyum. Entah mengapa matanya Sarah malah tiba-tiba basah karena terharu. "Sayang, Kamu tidak menyukai cincinnya, atau kek

  • Gadis Yang Kunodai   Setangkai Mawar Putih

    Selesai mengabari orang tuanya Devan berbelok di sebuah toko bunga. "Silakan, Tuan." Penjual bunga itu tersenyum dengan ramah. "Mau cari buat kekasih?" tanya sang pelayanan itu. "Bukan, istri." Devan menjawab. "Untuk istri bagusnya yang mawar putih, Tuan.""Boleh," balas Devan. Lalu Devan mengambil setangkai mawar putih untuk dibayar setelahnya Devan pergi. Devan tahu Sarah bukan gadis yang menyukai sesuatu yang berlebihan. Pernah memprotes saat Devan terus membelikan buket setiap hari dan Sarah menolaknya saat itu. Setelah itu, Devan tak pernah membelikannya lagi.Devan sangat bersyukur. Kadang, rasanya begitu bangga bisa di beri kesempatan kedua oleh Sarah. Bangga dan Devan tak ingin kehilangan. Berharap hingga menua nanti.Setelah memarkirkan mobil, Devan masuk melangkah menuju kamar mereka. "Sayang belom tidur?""Nggak bisa tidur, aku ingat kejadian tadi pagi saja," jawabnya. Devan tersenyum sekilas. Lalu duduk di kursi di depan Sarah. "Sudah ya. Semuanya baik-baik saja."S

  • Gadis Yang Kunodai   Hadiah Rumah Dari Mama Selin

    Setelah Devan mendapatkan perawatan di kepalanya, Devan kembali ke runagan IGD mondar-mandir menunggu hasil pemeriksaan Dokter. Setelah tenang ia duduk lantunan do'a terus ia ucapkan memohon kesembuhan untuk istri tercinta. Diiringi air mata, Devan meratap, segala dzikir dan do'a dilafadz. Berharap keajaiban yang selalu diyakininya. Jika hamba meminta, Allah akan mengabulkan.Kali ini Devan panik melihat ke arah kanan ada beberapa pengunjung tertidur di bangku panjang. Devan duduk lalu berdiri mematung, Hati Devan begitu terguncang melihat pemandangan yang ada di depannya saat itu. Betapa tidak istrinya pingsan karena kejadian tadi. Tiba-tiba ponsel Devan berbunyi. "Ya.""Penyebab kebakaran, dugaan sementara oleh pihak Kepolisian korsleting listrik, Den" ''Yakin karena korsleting listrik? Aku minta selidiki lagi.""Baik, Den.""Aku gak mau tahu, cari penyebabnya."Devan mengepalkan tangannya ia ceroboh kenapa bisa ia kecolongan soal ini. Hampir saja nyawa istri dan anaknya terenggut

  • Gadis Yang Kunodai   Kebakaran

    Si Mbok dan si Mbak berlari ke arah kamar Sarah setelah melihat kebakaran dari depan bagian bagasi rumah majikannya. "Kamu cek pintu keluar yang disamping biar aku panggil Non Sarah.''"Baik, Mbok."Wanita muda itu berlari ke arah samping rumah yang masih aman dari kobaran api. "Non Sarah, kebakaran!!" Si Mbok mengedor pintu kamar Sarah. "Non buka pintu, ayo keluar!" Lagi dengan kencang dan panik si Mbok menggedor pintu. Udara sejuk dari pendingin udara berganti jadi panas membara tiba-tiba. Sarah tersentak saat suara teriakan terdengar dari luar rumah memekakkan telinga. Jeritan bersahutan si Mbok dan Mbak itu terus menerus, begitu juga asap menghitam yang memenuhi ruangan. "Non buka pintu!" ucap si Mbok sambil terus batuk-batuk. Sesuatu menyekat pernapasannya. Kian lama rumah kian gelap, anehnya, celah di atas pintu depan rumah memancar cahaya merah yang menyala-nyala. "Ya Mbok.'' Sahut Sarah dari dalam. "Non kebakaran! Ayo cepat.''"Apa. Kebakaran!! Den Dev sudah berangkat?

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status