Semua Bab Gadis Yang Kunodai: Bab 101 - Bab 110

116 Bab

Berjuang

"Kayaknya iya deh."Devan semakin panik. "Astaga bagaimana ini, Sando.""Apa kita bawa ke rumah sakit.""Aghhhhh perutku.""Aduh bagaimana Sayang.""Ya ke klinik, Mas.""Iya iya."Perut Sarah tiba-tiba mulas akibat kontraksi. Kini mungkin sudah saatnya melahirkan. Ketakutan beberapa bulan terakhir membuat Sarah merasa takut karena berandai-andai, jika ia mati bagaimana, jika persalinannya bermasalah lagi bagaimana, jika bayinya tidak sehat bagaimana, jika harus meninggalkan Shaka dan suaminya bagaimana tentunya Shaka menjadi yatim piatu, itulah ketakutan Sarah menguap begitu saja dalam kepasrahan. Mengingat saat melahirkan Shaka dulu Sarah hampir menyerah. "Sabar Sayang ya.""Aduh Mas.""Tahan Sayang."Devan menggendong tubuh istrinya menuju mobil, sementara Sando membawa mobilnya. Sando dengan cepat melajukan mobilnya menuju klinik bersalin. Devan tak tahan mendengar jeritan istrinya yang sedang konstraksi dan juga dengan kesabaran Devan mengelap keringat yang keluar dari kening ist
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-11
Baca selengkapnya

Wellcome Raiyan

Sementara di luar ruangan semua keluarga cemas. Menunggu kabar Sarah. Lea mempersiapkan baju-baju bayi dan semua perlengkapan untuk melahirkan. Setelah sampai di klinik mereka langsung masuk di luar ruangan bersalin, mereka semua menunggu diluar sambil tak henti-hentinya mendo'akan kelancaran dan keselamatan untuk Sarah."Assalamu'alaikum, Jeng bagaimana Sarah?""Waalaikumsalam, duduk dulu tenang."Bu Selin duduk di dwkat Bu Lili. "Jeng, bagaimana habis USG sama Dokter kandungan. Apa ini sudah waktunya HPL?" tanyanya cemas. "Sudah, Jeng Selin. Minggu-minggu ini memang HPL nya.""Aku sangat cemas, Sarah kritis saat melahirkan Shaka, dan waktu itu Sarah operasi caesar, dan sekarang katanya mau normar semoga Sarah bisa, Jeng," ucap Bu Selin menangis."Ya Allah, apa itu benar, Jeng?" tanya Bu Lili takut. "Ya aku sendiri yang mendonorkan darah waktu itu.""Mari kembali kita banyak-banyak berdo'a, yakin, Allah pasti bersama kita, Sarah pasti kuat dan bisa melewati semua ini.Ayo kita s
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-12
Baca selengkapnya

Pengantin Pengganti

Tiga purna berlalu, bahkan Devan dan Sarah tak bisa membujuk Mamanya untuk membatalkan pernikahan Lea. Kini Keluarga Pak Adiyaksa sudah siap dengan pakaian batik, dan sudah menunggu rombongan pengantin dari keluarga mempelai pria. Semua sudah berkumpul di luar halaman menanti arakan pengantin datang.Devan sedang menggendong Raiyan berada di dekat Sarah. Sementara Shaka pun berada tak jauh dari tempat Sarah berada. Suara ponsel Devan berdering ada Saga yang ingin bicara dengan Shaka melalui ponsel Devan. "Shaka telepon dari Om Saga Sayang." Kata Devan memberikan ponsel pada putranya. Shaka menoleh menerima ponsel dari Ayahnya. "Om Saga?""Ya."Shaka mengangguk dan mengambil ponsel itu. "Shaka, katanya kamu libur. Ini sudah di depan rumah kamu tapi ko sepi sih?" Kata Saga di seberang sana. Shaka tersenyum. "Maaf Shaka lagi ada acara apa Om susul kesini saja ya.""Kemana?"Sarah dan Devan saling tatap, lalu Devan berbisik ditelinga Shaka. "Suruh dia kesini, Sayang.""Aku shere loka
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-12
Baca selengkapnya

Alhamdulillah Sah

Sarah memeluk Lea erat. "Mbak apa aku tak salah dengar?" Mbak dan Mas Devan yang atur semuanya ini?"Sarah mengangguk. "Ya.""Tapi ....""Sudah dia pasti akan menjagamu, tidak seperti Dio itu ya."Lea menggelengkan kepala. "Mbak."Pak Adiyaksa datang. "Sudah ada pembicaraan matang tentang calonmu ini. Jadi jangan membuat ulah yang akan mengacaukan semuanya. Ingat dia akan tulus padamu, dan Papa tak suka lelaki pecundang itu menunjukkan siapa jati dirinya."Lea terdiam. "Dari pada pilihan Mamamu itu. Suka tidak suka. Kamu harus menikah dengan Saga saat ini juga."Lea memeluk Sarah erat seraya menangis. "Cepatlah sebelum semuanya berubah."Lea menganggukkan kepala. "Ya Pa.""Sudah, semua sudah Takdir. Dan kau tahu Saga itu sangat baik. Semoga kamu menjadi wanita terakhirnya ya."Sarah makin mengencangkan pelukannya. "Yuk ke temapat akad aku antarkan."Lea menurut perkataan Kakak iparnya itu. Semua wajah para tamu undangan nampak curiga. Karena tak ada keluarga arakan pengantin Pria
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-13
Baca selengkapnya

Tak Suka Basa-basi

Braghhhh! "Mama." Sarah menjerit saat mengetahui ibu mertuanya pingsan karena melihat Vidio kebenarannya. "Mama. Tolong bantu Mama."Devan, Sando dan Saga langsung membawa tubuh Bu Lili ke dalam dibantu Bu Selin yang menjaganya, memberikan minyak di tengkuk, leher, pelipis juga hidungnya. Sementara di luar keadaan masih memanas. Sarah cemas dengan keadaan ibu mertuanya. "Ma bangunlah, Mama."Bu Lili memegangi kepalanya yang terasa berat. "Sarah ada apa ini kenapa kepalaku sakit sekali.""Mama habis pingsan.""Sarah." Bu Lili memeluk Sarah namun ia melihat Lea. Lea terdiam menjauh dan hanya menatap Mamanya. "Lea mendekatlah."Lea terdiam. "Kau tidak mau mendekati Mama? Mama hanya mau minta maaf.""Sebenarnya apa yang terjadi Ma?" tanya Devan yang baru saja datang. "Bu Santi mengancam. Akan menghancurkan Butik jika Mama tak menyetujui perjodohan Lea untuk putranya.""Astaga harusnya Mama bicara. Ini malah masa depan Lea taruhannya."Bu Lili hanya terdiam karena tak berani menja
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-13
Baca selengkapnya

Jangan Lepaskan Dia

"Nah gitu baru adik Kakak. Tapi kenapa mukanya manyun gitu." Devan mengusap kepala Lea. "Saga kemarin izin sama Papa akan mengajak Lea pindah ke rumahnya.""Apa, Pa?''"Lea dia suamimu. Seharusnya kamu patuh padanya.""Tapi.""Lea belajar jadi istri yang baik. Sudah jangan banyak alasan. Setujui saja permintaan suamimu. Mama gak sabar pengen punya cucu banyak.""Ma ngomong apa sih cucu-cucu?""Ya apa lagi. Itu yang Mama dan Papa inginkan punya banyak cucu."Lea merasa kesal. Ia bangkit lalu pergi. ***Pemandangan malam di gazebo adalah satu-satunya yang bisa menghibur Devan saat ini, setelah sebelumnya mondar-mandir mencari tempat dimana terdapat harum parfum istrinya ya Devan sepertinya begitu kasmaran. Bisa rusak jantungnya kalau harus sendirian tak ada istrinya di rumah. Bukan ngak boleh Sarah nginep di rumah Mamanya bersama kedua anaknya, hanya saja menyesalkan setelah dibuat menunggu selama satu hari dari waktunya di sana. Ya, seharusnya malam ini Sarah sudah pulang ke rumah.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-14
Baca selengkapnya

Malam Untuk Saga

"Kenapa ya Zahira itu gak dapat karma semisal balasan dengan apa yang telah di lakukannya?"Sarah tersenyum memegang tangan Lea. "Allah memperlakukan apa yang Dia kehendaki, dibukakan segala pintu hingga orang tersebut lupa diri. Ya ibaratnya tidak ingat bahwa sesudah panas pasti ada hujan, sesudah lautan tenang gelombang pasti datang. Mereka dibiarkan berbuat maksiat dengan hawa napsunya hingga tersesat jauh. Lalu, siksaan Allah datang.""Jadi?""Jadi istidraj adalah pemberian kesenangan untuk orang-orang yang dimurkai Allah agar mereka terus menerus lalai. Hingga pada suatu ketika semua kesenangan itu dicabut oleh Allah, mereka akan termangu dalam penyesalan yang terlambat."Lea mengangguk. "Oh.""Kamu harus jaga suami kamu jangan sampai Saga jatuh ke tangan wanita itu."Lea memeluk lebih erat dan membenamkan wajahnya pada ceruk di pundak Sarah. "Ya, Mbak. Aku juga mau pamit mau ke Bali""Ya semoga semuanya berjalan lancar.""Aamiin, makasih Mbak.""Eumm."Hubungan manusia memang se
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-14
Baca selengkapnya

Bahagia Itu Sederhana

Saga benar-benar tidak bisa tidur malam itu. Lea yang telah terlelap akhirnya terbangun juga karena terganggu."Kenapa tadi minum kopi? Jadi enggak bisa tidur, 'kan?" Pria itu duduk tangannya mengelus rambut Lea. "Aku hanya memperhatikan kamu tidur."Lea yang terpejam menahan tawa dan jengkel karena tidurnya terganggu. "Boleh minta tolong Sayang?""Minta tolong apa?""Peluk sebentar."Mata Lea seketika membulat. "Kalau keberatan tidurlah lagi!"Lea bangun kemudian memandang Saga yang tidur terlentang dengan satu lengan menumpang di keningnya. Mata laki-laki itu terpejam."Maaf, mengganggumu malam-malam, aku hanya butuh pelukanmu."Lea menarik napas dalam lalu memeluk suaminya. Lea makin gemetar saat pria itu sangat dekat di depannya. Menyentuh dagunya kemudian mengecup pelan bibirnya. Membuat wanita itu seperti tersengat listrik. Itu ciuman seksi untuknya.Tatapan matanya tidak bisa menyembunyikan apa yang diinginkannya. Lea masih membiarkan, saat pria itu menatap wajah dan menyen
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-15
Baca selengkapnya

Kejutan Untuk Sarah

"Mbak?"Sarah tersenyum menyambut pelukan adiknya itu. "Gimana liburannya suka?""Suka banget.""Heleh pengantin baru. Lagian kesel aku ditinggal pergi gak ajak-ajak!" Omel Sarah. "Maaf." Lea mengerutkan pelukannya. "Gimana sehat?"Lea tertawa. "Agak masuk angin sih.""Emm kebanyakan itu." Bisik Sarah pelan nyaris tak terdengar. Lea memukul tangan Sarah. "Mbak." Saga memberikan lima paper bag pada Sarah, "wah banyak sekali, makasih ya.""Ya sama-sama.""Ceritain seru gak di sana?" tanya Sarah. "Seru sekali.""Wah jadi pengen.""Next time kita double date ya." Dengan gerakan santai, Lea kembali duduk dan menyeruput teh bikinan Bibi di hadapannya. Senyum Sarah mengembang. "Gak janji sih. Sebelum Raiyan dewasa.""Ya juga sih.""Kenapa, Mbak nggak cerita kalau Mas Saga orangnya asyik?""Mbak belum sempat ngasih tahu kamu. Mbak sibuk ngurus Mama yang sakit. Sedangkan Mas Dev nggak selalu di rumah. Jadi Mbak yang mondar-mandir ngurus rumah dan menjaga Mama.""Ya juga sih. Makasih suda
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-16
Baca selengkapnya

Rencana Jahat Zahira

Harum telur mata sapi semerbak. Wanginya yang khas dan sedap menggelitik hidung dan itu berhasil membuat Devan dan Shaka menelan ludah setelah selesai merapikan tenda untuk bermalam semalam. Devan, beranjak bangun Lantas merenggangkan tubuh sambil berjalan menuju wastafel, hendak mencuci tangan.Devan melihat istrinya muncul dari dapur melalui cermin, ia sedang membawa nampan berisi beberapa piring nasi goreng spesial. Istrinya itu terlihat segar dan berseri wajahnya pun tersenyum. Devan melihat lagi ke arah cermin. Di dalam sana terlihat istrinya itu sedang menyiapkan sarapan. "Sarapan dulu, Mas." Tawarnya. Devan terus memperhatikan istrinya dan terus menatapnya di balik cermin. "Ya." Devan masih menggosok tangan dengan sabun. Devan membilas tangan yang penuh busa dengan air dari kran wastafel. Kemudian mengelapnya dengan handuk kecil dan berjalan mendekati istrinya. "Kayaknya enak nih?''"Pastinya. Sayang Shaka ini sarapannya sudah siap." Panggil Sarah pada putranya. "Ya, Bund
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-16
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status