Semua Bab Rahasia Dibalik Kepergian Istriku: Bab 91 - Bab 100

133 Bab

BAB 91

Saat mereka melangkah masuk, Dira tak bisa menyembunyikan decak kagumnya. Interior Peace Palace sama memukau seperti eksteriornya. Lampu kristal raksasa bergelantungan di langit-langit tinggi, memancarkan cahaya lembut yang menerangi dinding berlapis marmer. Lukisan mural penuh warna menghiasi bagian atas dinding, menggambarkan adegan-adegan damai dari berbagai kebudayaan dunia. Lantai mosaik di bawah kaki mereka berkilauan, seakan menyempurnakan kemewahan tempat itu. “Ini—““Luar biasa. Aku tahu,” potong Ethan lembut sebelum Dira menyelesaikan kata-katanya. Dira menyukai segala hal. Sebenarnya ia belum pernah melihat Dira tidak menyukai sesuatu. Wanita itu selalu memandang setiap hal sebagai objek menarik dan mengagumkan. Itu satu hal yang ia sukai tentang Dira. Dira menyeringai. “Menurutmu aku memalukan?”“Tidak,” jawabnya tegas.Sebelum memasuki aula utama, Ethan dan Dira diarahkan ke area khusus di mana para tamu istimewa diminta berpose untuk majalah. Sebuah backdrop berwarna k
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-18
Baca selengkapnya

BAB 92

Untungnya Marie mengatakan kalimat itu dalam bahasa Yunani, jadi baik Dira maupun Andrew sama sekali tidak memahami ucapan itu. Ethan melemparkan tatapan penuh peringatan sebelum duduk di kursinya, tepat di sebelah Dira. Dentingan gelas champagne dan suara obrolan penuh tawa memenuhi aula utama. Setiap orang terlihat sibuk dengan urusan masing-masing, beberapa terlihat nyaman sementara yang lainnya berpura-pura senang. Biasanya, Ethan selalu menghindari acara seperti ini. Ia selalu mengirim perwakilan untuk menggantikan dirinya kecuali jika situasinya tidak memungkinkan seperti sekarang. “Aku bisa melihat kalau kau tidak menyukai acara ini, tapi Ethan, ini untuk amal.” Ethan tersenyum tipis kemudian memiringkan badannya ke arah Dira. “Ini pertunjukkan kekayaan, kalau saja…” “Jadi Ethan, aku mendengar desas-desus yang menarik tentang perusahaanmu.” Ethan menarik dirinya, menoleh pada Andrew. “Ada banyak desas-desus tentangku, aku tidak tahu yang mana yang kau maksud.” Andrew meme
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-18
Baca selengkapnya

BAB 93

“Gunakan ini, kecuali kau mau merusak gaunmu.” Dira menatap sapu tangan yang disodorkan padanya selama beberapa detik. “Terima kasih,” ucapnya sungkan saat menerima kain persegi tersebut. Pria asing itu tidak membalas. Karena sekarang pandangannya tertuju pada lukisan yang sebelumnya dipandangi Dira dan pemahaman pun menghiasi wajahnya. “Tragis, bukan?” Seolah tidak membutuhkan jawaban pria itu pun melanjutkan ucapannya, “Lukisan ini… selalu berhasil membuat orang berhenti dan terpaku. Ini karya seniman lokal yang terinpirasi dari kisah nyata.” Dira kembali memandang lukisan itu dan denyut menyakitkan di dadanya kembali terjadi. Seolah lukisan itu memiliki kemampuan untuk melukainya. Dira berpaling secepatnya. “Aku sudah banyak melihat reaksi orang-orang saat mereka memandangi lukisan itu, tapi aku belum pernah mendapati reaksi seekstrim yang kau tunjukkan. Apa lukisan itu sangat menyedihkan? Atau mengganggumu?” Dira merasakan tenggorokannya tercekat. “Lukisan itu memang meny
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-18
Baca selengkapnya

BAB 94

“Ada banyak hal yang terjadi lima tahun terakhir, Dira, tapi apa pun itu, aku tidak pernah mengkhianatimu. Dia mungkin datang, tapi aku tidak pernah membiarkannya masuk.” Kata-kata itu terus bergema di benaknya sementara mendengarkan MC berbicara di atas podium. Ia tidak meragukan Ethan sama sekali, tapi ada yang mengusiknya. Lima tahun terakhir ada banyak hal yang terjadi. Apa persisnya yang dimaksud Ethan? “Malam ini, seluruh hasil dari gala amal akan disumbangkan kepada Yayasan Anak Dunia, sebuah organisasi yang bekerja untuk menyediakan akses pendidikan dan kebutuhan dasar bagi anak-anak di zona konflik.” Suara MC yang nyaring dan keras menarik Dira kembali ke realita. Ia mengerjap, berusaha memusatkan perhatian pada acara. “Dan untuk membuat malam ini lebih istimewa,” lanjut sang MC, “kami telah menyusun daftar lelang ekslusif, di mana para tamu dapat berkontribusi sambil mendapatkan pengalaman dan properti unik. Daftar ini akan segera diberikan kepada Anda semua. Jangan rag
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-20
Baca selengkapnya

BAB 95

Suasana sepanjang perjalanan pulang terasa membekukan. Ethan sama sekali tidak mau bicara padanya dan ia tahu sebabnya. Ia menghabiskan uang pria itu. Amat sangat banyak dan meski punya alasan sendiri, tetap saja tindakan itu tidak dapat dibenarkan. Dira mengigit bibir bawahnya sementara tangannya yang terkepal erat mulai berkeringat dingin. Ia melirik suaminya lewat ekor matanya saat mereka berjalan masuk ke dalam apartemen. Ia ingin mengatakan sesuatu, apa saja untuk menghapus kemarahan Ethan, tapi tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya. Saat mereka akhirnya berada di dalam apartemen, Dira yang sudah tidak tahan akhirnya meluapkan kata-kata yang sejak tadi bersarang di kepalanya. “Maafkan aku,” bisiknya, nyaris tidak terdengar. Jika saja ketegangan ini bisa membakar ia pasti sudah terbakar saat ini. Ethan membelakanginya, tapi bahkan orang buta sekalipun bisa merasakan kemarahan yang memancar dari tubuhnya. “Aku minta maaf Ethan, aku tahu aku sudah menghabiskan uangmu pada
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-20
Baca selengkapnya

BAB 96

“Apa?” Ethan memindahkan ponselnya ke telinga kiri, sedikit takut kalau pendengarannya bermasalah. Dira yang sedang menyiapkan sarapan mereka menatapnya dengan wajah penuh tanya, kedua alisnya terangkat, tapi Ethan hanya menggeleng, ia fokus mendengarkan ucapan dari ujung telepon. “Jadi semua sudah selesai? Begitu saja?” tanyanya tidak percaya. Bukannya senang Ethan justru merasa terganggu. “Apa Benjamin sudah memastikannya? Aku tidak ingin ada celah untuk kesalahan. Ini proyek penting!” Ethan berhenti berjalan, berusaha mendengarkan dengan intens penjelasan Marcus dari ujung telepon. Semakin ia mendengarkan semakin Ethan merasa semuanya terdengar tidak masuk akal. Dalam semalam semuanya mendadak berubah? Ia sudah berkecimpung dalam dunia bisnis ini nyaris separuh hidupnya dan ia belum pernah menemukan seseorang membuat keputusan penting dalam semalam. Setelah berbicara cukup lama akhirnya sambungan dimatikan. “Ethan, ada apa? Kenapa wajahmu aneh seperti itu?” Dira mendekat, m
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-20
Baca selengkapnya

BAB 97

Hadiah untuk pengamatan yang berharga. Dira menggerakkan kepalanya ke samping. Hanya satu orang yang berpikiran kalau itu pengamatan yang berharga. Dira membaca pesannya sampai habis. Ethan berdiri di samping Dira dan ikut membaca kertasnya. “Pierre?” tanyanya heran. Dira mengangguk. “Dia mengundang kita makan malam,” tutur Dira, mengangkat undangan yang ia terima di depan wajah Ethan. Ethan memandang Dira, lukisan yang baru saja mereka terima, dan juga kertas yang dipegang Dira secara bergantian. Dalam sekejap potongan puzzle itu membentuk sebuah pemahaman di benaknya. “Kurasa kita baru saja menemukan alasan kenapa arbitrase dibatalkan. Kita akan datang,” putusnya tanpa keraguan sedikitpun. Ruang makan di kediaman resmi Pierre Van Der Meer adalah perpaduan antara kemegahan Eropa klasik dan kehangatan modern. Lampu ganung kristal menjuntai di atas meja panjang dengan taplak putih bersih, dihiasi bunga mawar merah dan lilin-lilin kecil yang memancarkan sinar lembut. Aroma
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-20
Baca selengkapnya

BAB 98

Dira nyaris membanting pintu hotel mereka jika saja kewarasannya tidak mengambil alih di saat terakhir. Alih-alih membanting pintu tepat di depan wajah Ethan, Dira memilih mengabaikannya. Ia mengambil langkah lebar-lebar, tidak peduli jika sikapnya terlihat kekanakan. Saat ini ia benar-benar marah. “Dira…” Dira mengabaikannya. Ia berjalan ke kamar, melempar tas kecilnya ke atas ranjang. Ia bisa mendengar Ethan berjalan ke arahnya, dan ia melotot. “Aku sedang marah padamu, jadi sebaiknya kau hati-hati.” Ethan mengangkat kedua tangannya ke udara dengan sikap menyerah. “Aku perlu clue, kenapa kau marah?” Wah! Dira berjalan mondar-mandir, memandang Ethan seolah dia manusia paling bodoh di dunia. “Kau masih bertanya kenapa aku marah?” “Dira, kau bersikap berlebihan, jika ini karena ucapanku di rumah Pierre…” “Tentu saja aku marah karena ucapanmu itu!” pekik Dira melengking. Ia berderap ke arah Ethan. “Pertama, kau menyeretku seperti anak kecil, itu bukan tindakan yang bisa ditoler
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-21
Baca selengkapnya

BAB 99

“Kau hanya apa?” Ethan memotong dengan suara rendah, tajam seperti belati. Dira mengigit bibirnya, merasa sedang terjebak dalam perang yang tidak ia sadari telah dimulai. “Aku hanya seseorang yang berbicara dengannya tentang lukisan di acara lelang. Itu saja.” Ethan mendekat. “Dan itu cukup untuk membuatnya terpesona, cukup untuk mengubah keputusannya soal proyekku, cukup untuk mengirimimu hadiah seharga satu juta dollar.” Dira menggeleng, masih sulit menerima kenyataan intu. “Tidak mungkin, Ethan. Aku bahkan tidak memberi kesan sekuat itu. Kecuali menangis seperti wanita menyedihkan dan memalukan bisa membuatnya seseorang terkesan, dan itu mustahil.” Ethan menegang. “Kau menangis?” Dira tergagap. “Maksudku, lukisan itu sangat menyedihkan dan entah bagaimana membuatku menangis. Itu saja, tapi mustahil itu bisa membuat seseorang tertarik padaku.” Ethan menatap istrinya lekat-lekat. Dira masih terlihat bingung seolah seseorang seperti Pierre bisa tertarik padanya merupakan hal ya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-21
Baca selengkapnya

BAB 100

Ciuman itu seharusnya tidak terjadi. Tapi Dira menariknya, bibirnya panas dan menuntut, seolah menggenggam harapan yang tidak ingin dilepaskan. Dan Ethan hampir… hampir menyerah. Tuhan tahu betapa kerasnya ia menahan diri. Tangan Ethan bertumpu di pinggang Dira, otot-ototnya tegang, seluruh tubuhnya terasa terbakar. Ia bisa merasakan napas istrinya yang memburu, bagaimana jemarinya yang kecil menggenggam kerah kemejanya, mendekat, meminta lebih. Ia bisa melakukannya. Ia bisa memberi Dira apa yang dia inginkan. Dan Tuhan tahu ia juga menginginkan hal yang sama. Tapi ia juga tahu ini salah. Jadi, dengan segenap kekuatan yang tersisa, Ethan menarik diri, melepaskan ciuman itu dengan napas terputus. Dira menatapnya, bingung, bibirnya memerah karena ciuman mereka. Ethan menelan ludah, menatapnya sejenak lalu mundur. “Aku akan memasak sesuatu,” suaranya terdengar serak, hampir patah. Tanpa menunggu jawaban, ia berbalik dan keluar dari kamar, meninggalkan Dira yang berdiri mematung.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-21
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
14
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status