Semua Bab Hasrat Liar Sang Kakak Ipar: Bab 71 - Bab 80

103 Bab

71. Tersesat Dalam Emosi

Caleb mengusap sudut bibirnya yang berdarah, tatapannya dipenuhi amarah. Sementara itu, Kayden masih berdiri dengan rahang mengeras, sebisa mungkin menahan diri untuk tidak melayangkan pukulan berikutnya.Dengan napas sedikit tersengal, Lea menoleh ke Caleb dan berkata, “Aku akan menjelaskan semuanya padamu nanti. Aku minta maaf atas keributan ini, dan terima kasih untuk makan malamnya.”Tanpa membuang waktu, Lea berbalik dan mengikuti Kayden menuju mobilnya. Emosi berkecamuk dalam dirinya. Marah, kesal, tapi juga sedikit waspada melihat Kayden yang masih dipenuhi amarah.Begitu masuk ke dalam mobil, Jonas segera melajukan kendaraan tanpa sepatah kata pun.Keheningan yang mencekam memenuhi kabin.Tak tahan lagi, Lea akhirnya membuka suara. “Ada apa denganmu? Kenapa tiba-tiba memukulnya tanpa alasan?” Nada suaranya terdengar kesal.Kayden masih diam. Matanya menatap lurus ke depan, tetapi jemarinya mengepal di atas pahanya.Lalu, tanpa menoleh, ia berkata dengan nada rendah yang menusuk
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-12
Baca selengkapnya

72. Perjalanan Bisnis - Monaco

Satu minggu kemudian ....Suara gemuruh mesin jet pribadi menggema di landasan, tetapi di dalam kabin, suasana terasa senyap. Lea duduk di kursinya sambil menatap layar kecil di hadapannya, tetapi pikirannya melayang ke tempat lain. Ia masih belum sepenuhnya memahami kenapa Kayden membawanya dalam perjalanan ini.Coba pikirkan. Meskipun ia memang sekretaris Kayden, perjalanan ini sebenarnya tidak sepenuhnya membutuhkan kehadirannya. Sesaat, Lea bertanya-tanya, mungkinkah ada alasan lain di balik keputusan pria itu membawanya?Ia ingin mengutarakan pemikirannya, tetapi enggan mengambil risiko. Kayden pasti akan membantah dan memelintir ucapannya tanpa ampun.Lea melirik Kayden yang duduk di seberangnya dengan setelan hitam sempurna. Jemarinya yang panjang itu mengetuk-ngetuk layar tablet yang menampilkan laporan bisnis. Dan mata birunya tampak fokus dengan ekspresinya tanpa cela seperti biasa.‘Aku akui, dia memang tampan,’ Lea membatin. ‘Pasti banyak wanita yang rela mengantre untuk bi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-12
Baca selengkapnya

73. Necklace

Lea menatap pantulan dirinya di cermin, merasa sedikit asing dengan wanita yang berdiri di hadapannya. Gaun satin biru tua membalut tubuhnya dengan sempurna, mengikuti lekukannya tanpa terlihat berlebihan. Rambutnya digulung rapi dengan beberapa helaian dibiarkan jatuh lembut di sisi wajahnya. Ia terlihat pantas untuk acara formal yang akan mereka hadiri, tetapi tetap saja, rasa canggung tak bisa ia hindari.Dengan napas pelan, Lea segera berbalik, lalu mengambil clutch kecil di meja rias sebelum keluar dari kamar. Begitu pintu terbuka, matanya langsung menangkap sosok Kayden yang sudah menunggunya di ruang tamu penthouse.Pria itu berdiri dengan tenang, mengenakan setelan hitam yang tampak dibuat khusus untuknya. Dasinya berwarna senada dengan gaun Lea, entah itu kebetulan atau memang sengaja. Ketika Kayden mengangkat kepala dan menatap Lea, mata birunya mengamati wanita itu dengan cara yang membuat Lea ingin mengalihkan pandangan.Namun, ia bertahan.Kayden tidak mengatakan apa-apa s
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-13
Baca selengkapnya

74. Dark Romance

Tidak ada lagi percakapan setelah momen itu—hanya keheningan yang membingungkan sekaligus mengejutkan yang dirasakan Lea. Baik ia maupun Kayden tenggelam dalam pikiran masing-masing, membiarkan udara di antara mereka dipenuhi ketegangan yang tak terucapkan.Bahkan ketika mereka sudah berada di dalam mobil menuju Chateau d'Azur, keheningan tetap membalut keduanya. Tak ada satu pun dari mereka yang mencoba memecah suasana. Hingga tanpa terasa, mobil berhenti di depan pintu masuk hotel.Kayden turun lebih dulu, diikuti Lea yang melangkah sedikit ragu di belakangnya.Mereka tetap diam saat memasuki lift. Suara dentingan lembut saat lift bergerak terasa lebih nyaring di telinga Lea, menyatu dengan detak jantungnya yang masih berantakan.Begitu pula saat pintu penthouse terbuka dan Kayden menutupnya kembali dengan gerakan perlahan.Saat pintu penthouse tertutup di belakang mereka, keheningan yang membebani sepanjang malam akhirnya pecah. Kayden tidak berkata apa-apa saat ia berbalik. Pria it
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-13
Baca selengkapnya

75. Kamu Tahu Kamu Milikku

Seluruh ruang kamar terasa begitu sunyi, hanya suara napasnya yang terdengar tak beraturan. Lea mengerjap beberapa kali, mencoba mengumpulkan kesadarannya yang masih tersisa. Selimut yang menutupi tubuhnya terasa sedikit longgar, memperlihatkan kulitnya yang masih menyimpan jejak dari kegiatan sebelumnya.Kesadaran itu menghantamnya begitu keras.Ia berbaring di ranjang Kayden. Bersama pria itu. Setelah melewati batas yang seharusnya tidak boleh dilewati.Jantungnya berdebar kencang saat ia perlahan menoleh ke samping. Kayden sudah terlelap dengan satu lengannya tergeletak di atas perutnya sendiri, sementara napasnya tampak teratur. Wajah pria itu terlihat lebih tenang dalam tidur, tidak lagi menyimpan sorot tajam yang biasanya mengintimidasi Lea.Dan justru itulah yang membuat segalanya terasa lebih buruk.Lea menggigit bibir, mencoba menekan perasaan yang mulai memenuhi dadanya. Apa yang telah ia lakukan?Tangannya mencengkeram selimut dengan kuat, tubuhnya menegang oleh gelombang e
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-13
Baca selengkapnya

76. Gadis Nakal

Keesokan paginya ....Cahaya matahari Monaco menelusup melalui gorden yang terbuka sebagian, menerangi interior penthouse dengan kilauan keemasan. Lea duduk di tepi ranjang, sementara jari-jarinya menggenggam erat selimut yang masih melingkupinya. Pikirannya masih berkecamuk, tetapi langkah kaki yang mendekat membuatnya kembali sadar akan keberadaannya di ruangan ini.Di sana, Kayden baru saja keluar dari kamar mandi, pria itu mengenakan kemeja putih yang lengannya masih tergulung hingga siku. Rambutnya sedikit basah, menunjukkan bahwa ia baru selesai mandi. Tak seperti biasanya, hari ini ekspresinya terlihat lebih serius, meski tetap membawa aura dominan yang tidak pernah benar-benar pudar.Lea menegakkan punggungnya ketika Kayden melangkah mendekat. Sepasang mata birunya menatap lurus ke arahnya.“Kamu masih di sini.” Suaranya terdengar datar, tapi bukan nada heran.Lea mengerjap pelan, mencoba meredakan rasa kering di tenggorokannya. Seharusnya ia sudah pergi sebelum Kayden bangun.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-14
Baca selengkapnya

77. Melody of Escape

Lea refleks menoleh ke sekeliling, matanya menelusuri setiap sudut kafe dengan gelisah. Ia mengamati para pelanggan yang sibuk dengan aktivitas masing-masing, mencari tanda-tanda keberadaan seseorang yang tidak diharapkan kehadirannya. Memastikan apakah Kayden atau Jonas ada di sana.Namun, tak ada satu pun wajah yang ia kenali.Tidak ada Kayden. Tidak ada Jonas.Lea menggigit bibirnya, lalu kembali menatap layar ponselnya. Jemarinya menggenggam perangkat itu lebih erat saat suara hatinya berbisik bahwa Kayden pasti tahu ia tidak berada di penthouse.“Dia mengirimiku pesan seolah tahu bahwa aku tidak di sana,” gumamnya pelan.Rasa ngeri perlahan merayapi tulang punggungnya. Seberapa jauh kendali Kayden atasnya? Apakah pria itu benar-benar mengawasinya? Atau ini hanya permainannya untuk membuatnya takut?Lea mengembuskan napas berat, mencoba mengabaikan kegelisahan yang mulai membelenggu. Namun baru saja ia meletakkan ponselnya di meja, layar kembali menyala dengan sebuah pesan baru.[K
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-14
Baca selengkapnya

78. Silk and Suspicion

Lea tidak tahu ke mana Jonas membawanya, tetapi saat mereka berbelok ke jalan yang lebih ramai, matanya menangkap tulisan Rue d'Or di sebuah papan nama.Begitu menginjakkan kaki di sana, Lea melangkah perlahan, matanya menyapu deretan butik mewah dengan etalase kaca yang berkilauan. Jalanan ini adalah lambang kemewahan, tempat orang-orang dari kelas atas berkeliaran dengan percaya diri. Namun di tengah gemerlap itu, Lea justru merasa sedikit canggung berada di sana.Jonas berjalan di sisinya dengan tenang seperti biasa. Sesekali tatapannya menyapu sekitar, memastikan tidak ada hal yang mencurigakan.Saat melewati sebuah butik dengan tampilan elegan, Lea tanpa sadar memperlambat langkahnya. Di balik kaca besar itu, ia melihat deretan gaun indah tergantung dengan sempurna. Setiap potongannya memancarkan keanggunan dan kemewahan yang memanjakan mata.“Masuklah jika Anda ingin melihat-lihat,” kata Jonas seolah bisa membaca pikirannya.Lea ragu sejenak, lalu akhirnya mendorong pintu kaca d
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-14
Baca selengkapnya

79. Trapped by Fate

Matahari telah mencapai titik tertingginya di langit ketika Lea dan Jonas menyadari bahwa mereka telah berjalan terlalu lama. Waktu berlalu tanpa mereka sadari. Keduanya terbawa oleh suasana kota yang hidup dan percakapan ringan yang membuat Lea merasa sejenak bebas dari beban yang selama ini menyesakkannya.Namun, suasana itu mendadak berubah ketika Jonas merasakan ponselnya bergetar di saku jasnya. Ia merogohnya dengan santai, tetapi begitu melihat nama yang tertera di layar, langkahnya seketika terhenti.“Dari Kayden Easton.” Jonas mengumumkan.Ia meneguk ludah ketika tatapannya kembali ke layar, dan tanpa membuang waktu, ia segera menerima panggilan itu. Percakapan yang terjadi begitu singkat, hanya beberapa kata dari Kayden yang membuat ekspresi Jonas semakin kaku. Setelah menutup telepon, ia segera menoleh pada Lea dengan sorot mata yang kini lebih tajam dan mendesak.“Kita harus kembali. Sekarang.”Lea menatapnya dengan cemas. Namun, saat melihat ketegangan di wajah Jonas, ia me
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-15
Baca selengkapnya

80. Drunken Kayden

Gadis kaya itu menatap Lea dengan penuh kecurigaan. Lea bisa melihat bagaimana matanya menyipit, seperti mencoba menganalisis situasi.“Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya gadis kaya itu.Lea tidak langsung menjawab. Ia justru menatap Kayden yang bersandar di bahu gadis itu—kepala pria itu sedikit terangkat, tetapi matanya jelas setengah terpejam karena mabuk berat.Setelah menarik napas, Lea mendekat, lalu meraih lengan Kayden dengan gerakan tegas.“Aku yang seharusnya bertanya,” ucapnya. Suaranya terdengar tenang, tetapi tajam. “Kenapa kamu yang membawanya pulang? Apa urusanmu dengannya?”Gadis kaya itu tampak terkejut sejenak sebelum bibirnya melengkung dalam senyum mengejek. “Tuan Easton butuh seseorang untuk menjaganya. Aku hanya membantunya pulang.”Lea terkekeh kecil, tetapi tanpa jejak humor. “Oh, jadi kamu merasa peduli? Atau kamu hanya mencari alasan untuk mengikutinya sampai ke mari?”Ekspresi gadis kaya itu berubah. Senyumannya memudar sedikit, tetapi ia cepat memulihkan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-15
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
67891011
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status