All Chapters of Misteri Uang di Tas Sekolah Anakku : Chapter 51 - Chapter 60

95 Chapters

Part 51

Misteri Uang di Tas Sekolah Anakku Part 51Aku merogoh ponsel dari dalam saku dengan tangan gemetar. Pikiran berkecamuk, menyesali semuanya. Tombol panggilan cepat kuarahkan ke nama Lala. Jantungku berdegup cepat, berharap Lala akan mengangkat teleponnya. Namun, panggilan pertama, kedua, hingga ketiga tak dijawab. Aku hampir menyerah. Tapi pada dering keempat, akhirnya ia mengangkat.“Halo, Lala?” Suaraku terburu-buru, tak sempat menahan rasa panik yang kian mencekik.Dari seberang, hanya terdengar napas pelan. Ia tak bicara.“Lala, dengarkan Ayah. Ayah akan jelaskan semuanya. Tapi tolong, jangan bicara apa-apa dulu sama Mamah. Kasihan Mamah, Lala. Kamu tahu sendiri kondisinya. Kita akan bicara lagi di rumah nanti. Tolong tetap tenang, ya.”Hening. Hanya suara napas dan isak tangisnya yang kudengar. Dan tanpa menjawab sepatah kata pun, sambungan telepon langsung diputus.Aku tertegun, menatap layar ponselku yang mati. Tapi meski begitu perasaan lega sekarang aku rasakan. Setidaknya,
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

Part 52

Misteri Uang di Tas Sekolah Anakku Part 52POV IndriAku memandang Lala dengan alis yang berkerut. Kata-katanya barusan terasa sedikit aneh, dan aku tak bisa mengabaikan nada suaranya yang penuh emosi. “Kamu ngomong apa, Nak? Maksudnya apa? Apa Ayah melakukan sesuatu?” tanyaku serius.Mas Halbi, yang duduk di sebelahku, langsung terlihat tegang. Aku bisa melihat keringat dingin mulai membasahi pelipisnya meski ia berusaha keras menyembunyikannya. Tatapan matanya gugup, seperti seseorang yang menyembunyikan sesuatu.“Udahlah, Ndri,” katanya kemudian, dengan nada memotong. “Mungkin Lala cuma lagi capek. Tadi acaranya panjang, kan?”Aku mengangguk, mencoba menerima alasan itu, meski naluriku mengatakan ada sesuatu yang lebih dari sekadar kelelahan. Tatapan Lala menghindariku, dan itu membuatku semakin yakin bahwa dia sedang menyembunyikan sesuatu.“Iya, Mah. Udah, nggak usah dibahas lagi,” katanya datar. Ada sesuatu dalam nada suaranya yang membuat hatiku semakin tak tenang.Tapi aku h
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

Part 53

Misteri Uang di Tas Sekolah Anakku Part 53"Udahlah biarin aja. Susah kalau emang anaknya lagi ngantuk. Gak baik juga kalau kita paksa." Masha lebih lalu mengambil kunci mobilnya. Dia pun mengulurkan tangan sambil pamit berangkat ke toko."Hah? Gitu aja? Mereka pada kenapa sih? Kayak lagi musuhan aja saling cuek," kesalku setelah dia meluncur dengan mobilnya.Hari itu, Lala akhirnya tidak pergi ke sekolah. Dan untuk pertama kalinya, aku melihat Mas Halbi gagal membujuk anaknya.***Pagi itu, seperti hari-hari sebelumnya, Lala kembali bangun kesiangan. Aku sudah lelah mengingatkan, tapi anak itu seperti tidak peduli. Padahal, beberapa bulan lalu, Lala adalah anak yang penuh semangat dan tidak pernah melewatkan hari sekolahnya. Apalagi dia baru masuk SMA. Entah kenapa sekarang dia jadi begitu.Aku sampai kehilangan cara bagaimana lagi mengingatkannya. Dan kalau aku sudah benar-benar buntu, aku pun langsung menyuruh bapaknya untuk segera membangunkan Lala."Mas, tolong bangunin Lala l
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

Part 54

Misteri Uang di Tas Sekolah Anakku Part 54Pak Darwin mengangguk pelan. “Iya, Bu. Pak Halbi memang jarang ke toko belakangan ini, apalagi sejak Ibu sakit.”Aku diam, merasa dadaku semakin sesak. Dia bilang pergi ke toko setiap hari, tapi kenyataannya dia jarang ke sini. Apa sebenarnya yang sedang dia lakukan di luar sana?“Belakangan ini jarang ke sini?” ulangku, mencoba menggali lebih dalam.“Iya, Bu,” jawab Pak Darwin lagi. “Biasanya sih beliau mampir sebentar, tapi akhir-akhir ini malah sering nggak kelihatan. Kalau pun datang, paling cuma sebentar, habis itu pergi lagi.”Jawaban itu seperti menambah beban di pikiranku. Aku tidak tahu harus merasa apa—marah, kecewa, atau sedih. Aku hanya bisa mengangguk pelan sambil mencoba menyembunyikan kegelisahanku.“Oh, begitu. Ya sudah, Pak Darwin. Kalau gitu, saya pamit dulu, ya,” ujarku dengan suara yang hampir berbisik.“Iya, Bu. Hati-hati di jalan.”Aku melangkah keluar dari toko dengan perasaan yang campur aduk. Jalanan yang tadi kulalu
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

Part 55

Misteri Uang di Tas Sekolah Anakku Part 55"Iya, Mah.""Emangnya baru selesai tugasnya?” tanya bapaknya sekarang.Lala melirik tajam ke arah Mas Halbi, lalu menjawab dengan malas, “Iya.”"Terus tadi itu siapa yang anterin kamu pulang?" tanya Mas Halbi lagi."Temen. Kenapa?""Gak baik La, malu kalau dilihat sama orang. Anak perempuan pulang malam diantar sama laki-laki, biasanya-""Ngapain dengerin apa kata orang?" Lala memotong tajam.Seketika aku merasa ketegangan terjadi lagi diantara mereka."La, tapi kan-“Emang rumah teman kamu itu di mana sih, La? Biar kalau kamu belum pulang, kita bisa mudah cariin kamu,” potongku cepat. Sengaja untuk melerai mereka."Di komplek sebelah kok, Mah," jawab Lala seraya senyum. Aku senang, tapi hal itu justru membuatku semakin merasa aneh. Kenapa ya Lala ramah padaku tapi dingin pada ayahnya?"Oh ya sudah, kamu naik gih. Istirahat dan langsung tidur, biar besok nggak kesiangan lagi. Tadi kamu udah bolos sekolah, besok nggak boleh bolos lagi.”“Iya,
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

Part 56

Misteri Uang di Tas Sekolah Anakku Part 56Sore itu, saat Mas Halbi pulang dari toko, aku langsung mengajaknya duduk di ruang keluarga. Aku tak bisa menunda untuk memberitahunya tentang apa yang aku lihat tadi siang—Lala bolos sekolah lagi. Aku duduk di sebelahnya dan langsung bicara tanpa basa-basi."Mas, Lala bolos sekolah lagi. Tadi siang aku lihat Lala lagi duduk di depan swalayan sama anak laki-laki itu," ujarku, berusaha menahan nada kesal yang mendesak keluar.Mas Halbi menatapku sejenak, lalu menarik napas panjang. "Masa sih?""Iya, Mas. Keterlaluan banget kan?""Ya udah, aku naik dulu, biar aku tanya dia."Aku mengangguk membiarkan dia naik. Tak lama waktu berselang, dari bawah, aku mendengar samar-samar suara mereka berubah seperti menjadi sebuah pertengkaran. Suara Mas Halbi meninggi, dan aku mendengar Lala menjawab dengan nada keras pula. Aku semakin gelisah. Ada apa sebenarnya antara mereka?Ketika Mas Halbi turun, aku langsung mendekatinya. "Mas, ada apa sih? Kok sampa
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more

Part 57

Misteri Uang di Tas Sekolah Anakku Part 57Lala terdiam, tapi kemudian dia terisak di depanku. "Kenapa Lala? Kenapa kamu malah nangis begini?" desakku lagi."Mah, sebenarnya Ayah ... tapi Mamah janji harus tenang." Dia menatapku lekat. "Iya Lala. Mamah janji akan tenang, sekarang ceritakan semuanya ada apa yang sebenarnya?""Mah, Ayah ... dia punya perempuan lain."Aku hanya bisa terpaku, berusaha mencerna kata-katanya yang seperti belati menusuk dadaku. Dan sejurus dengan itu, aku merasakan dadaku kemudian sesak dan panas “Ayah punya perempuan lain?” ulangku, suaraku bergetar, hampir tidak percaya. “Kamu bercanda kan, La? Kamu bercanda 'kan?"Lala menunduk, berusaha menahan isakannya sambil menggeleng-gelengkan kepala. “Lala nggak bercanda apalagi bohong, Mah. Lala pernah lihat sendiri Ayah lagi di sebuah tempat kopi sama perempuan lain. Mereka mesra dan dekat banget. Lalu Ayah jujur kalau perempuan itu adalah istri keduanya."Aku terhenyak. Kata-katanya seperti petir yang menya
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more

Part 58

Misteri Uang di Tas Sekolah Anakku Part 58Aku tidak pernah menyangka hidupku akan sampai di titik ini. Duduk di dalam mobil bersama Mas Halbi, dalam perjalanan ke rumah mertuaku dengan kepala yang penuh dengan pertanyaan. Setelah semua pengkhianatan dan rasa sakit yang ia buat, aku tidak tahu apa yang membuatku tetap bertahan di sisinya. Tapi satu hal yang aku tahu, aku harus mendengar kebenaran ini dari mulut mertuaku sendiri, apa pun yang terjadi.Sesampainya di sana, kami disambut dengan pintu yang dibuka pepan oleh ibu mertuaku. Wajahnya langsung dingin ketika melihat kami. Dan aku langsung bisa merasakan aura tidak bersahabat darinya. "Mau apa kalian datang ke sini?" tanyanya dengan nada tajam.Mas Halbi mencoba tetap tenang, meskipun aku bisa melihat jelas kegelisahan di wajahnya. "Bu, Halbi sudah menuruti apa yang Ibu mau. Sekarang Ibu harus jelaskan sama Indri, kalau Halbi menikahi perempuan itu karena Ibu yang memintanya."Untuk beberapa detik, wajah ibu mertuaku tidak men
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more

Part 59

Misteri Uang di Tas Sekolah Anakku Part 59Aku mengusap rambut Lala dengan lembut, merasakan beratnya beban yang tidak hanya kuhadapi, tetapi juga dia.Lala tetap diam, menunggu kelanjutan ceritaku. Aku melanjutkan dengan hati yang bergejolak, "Ayah bilang dia menikahi perempuan itu karena dia butuh uang untuk biaya pengobatan Mamah di rumah sakit. Satu-satunya orang yang bisa membantu waktu itu adalah nenek kamu. Tapi nenek memberi syarat supaya Ayah menikahi Tante Miranda."Lala menatapku dalam. Sementara aku menarik napas panjang. "Sekarang Mamah benar-benar bingung, La. Apa kita harus kasih kesempatan kedua pada, Ayahmu? Atau kita hidup seperti dulu, tanpa sosok seorang ayah di rumah?"Lala masih terdiam, dan sejurus dengan itu tiba-tiba dia terisak. Tanpa kata-kata, dia memelukku dengan erat, seolah memberiku kekuatan yang selama ini aku butuhkan.“Lala nggak butuh siapa pun selain Mamah,” kata Lala dengan suara yang mulai terisak. "Putuskan apa yang bikin Mamah bahagia, maka La
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more

Part 60

Misteri Uang di Tas Sekolah Anakku Part 60Aku tersenyum kecil. “Nggak apa-apa. Tante yakin kamu anak yang baik. Sekarang pulanglah.”Aditya berdiri dengan sopan, pamit, dan meninggalkan rumah. Aku mengantarnya sampai ke pintu, memastikan ia benar-benar pergi sebelum menutup pintu.Begitu aku berbalik, aku langsung disambut oleh protes Lala.“Kenapa sih, Mah? Mamah harus ngomong gitu di depan Aditya? Kan malu, Mah. Kita cuma temenan, kok. Nggak lebih."Aku menatap Lala dengan sabar, meskipun di dalam hati aku juga merasa kesal dengan sikapnya. “Mamah tahu, Lala. Mamah cuma khawatir. Jadi nggak ada salahnya kan kalau Mamah ngomong gitu sama Aditya? Lagi pula, ayah kan biasanya juga antar jemput kamu sekolah. Kenapa sekarang kamu malah ngerepotin anak orang lain begitu?”Wajah Lala langsung berubah. “Tapi Lala udah nggak mau lagi berangkat dan pulang sama ayah, Mah.”“Kenapa memangnya?”“Ya males aja, Mah. Emang Mamah nggak males sama ayah?”Aku menarik napas panjang, mencoba menahan
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status