All Chapters of Misteri Uang di Tas Sekolah Anakku : Chapter 11 - Chapter 20

95 Chapters

Part 11

Misteri Uang di Tas Sekolah Anakku Part 11"Hati-hati dong, Pah." Kuberi dia minum."Ngapain Mamah ke sana lagi, Mah?""Mamah gak tenang, Mamah harus tahu apa yang dilakukan Lala di sana, Pah.""Oh, ya udah kalau gitu. Terserah Mamah aja, tapi bener Mamah mau pergi sendirian?""Iya Pah, kamu di rumah aja, Mamah berangkat sekarang ya."Aku buru-buru bangkit lalu menyambar kunci motor dan melesat pergi menuju hotel Narisa.Tapi sesampainya di sana aku malah dibuat kesal. Bagian resepsionis ternyata tak bisa memberiku informasi apa-apa dengan alasan itu adalah privasi tamu."Astaga Mbak, anak saya nginap di sini semalam, saya cuma mau tahu dia nginap sama siapa? Apa benar yang dikatakan anak saya bahwa dia nginap dengan teman-temannya juga?""Mohon maaf Ibu, sekali lagi kami tidak bisa memberi tahu informasi apa pun tentang tamu kami." Perempuan muda berparas cantik itu menangkupkan kedua tangannya depan dada.Argh persetan! Akhirnya aku keluar dengan wajah kesal."Heh, ngapain?" Aku te
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Part 12

Misteri Uang di Tas Sekolah Anakku Part 12Ah biarkan saja. Kenapa juga aku harus pusing? Bukannya sekarang anak itu sudah pandai berakting? Bisa saja itu akal-akalan dia biar aku goyah."Bawa dia pergi, Pah. Mamah gak mau lihat dia lebih lama lagi di sini," kataku akhirnya.Suami mengangguk, lalu masuk ke dalam mobil. Siang ini, aku menyuruh suami mengantarkan Lala ke rumah bapaknya. Entah bagaimana nanti anak itu sekolah, aku harap bapaknya sanggup mengantar jemput Lala setidaknya sampai dia ujian selesai."Ah untuk apa juga aku peduli? Bapaknya si Lala 'kan banyak duitnya, dia bisa aja tinggal di apartemen deket-deket sini dulu atau kontrak rumah biar bisa ngejar sekolahnya Lala. Yang penting sekarang aku sudah bebas tugas, jadi kalaupun ada apa-apa sama Lala bukan lagi tanggung jawabku, tapi tanggung jawab bapaknya si Lala."__"Gimana, Pah? Apa kata Bapaknya si Lala? Dia kaget gak saat tiba-tiba Lala datang?" tanyaku ketika suami sudah kembali."Ah nggak kok Mah, gak gimana-g
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Part 13

Misteri Uang di Tas Sekolah Anakku Part 13"Selingkuh? Haha selingkuh biar apa, Mah? Sumpah, Papah gak pernah selingkuh, ya kali Papah selingkuh, bisa diusir Papah dari sini. Lagian Papah itu udah bahagia hidup sama Mamah, buat apa Papah selingkuh?"Dari cara dia menjelaskan dan menjawab semua pertanyaan-pertanyaanku, tampaknya suami memang tidak sedang berbohong. Ah syukurlah kalau begitu, semoga omongannya itu bisa dipercaya."Oh ya Mah, Papah belum mandi nih, Papah mandi dulu ya," katanya lagi.Aku mengangguk saja. Dia gegas bangkit menuju kamar mandi.***Esok harinya.Karena penasaran dengan apa yang sedang terjadi di toko, aku pun sengaja datang ke sana. Sekalian mau lihat Lala ke sekolah, kangen juga rasanya aku sama itu anak. Entah gimana kabar dia, dua bulan di rumah mantan suami tak pernah sekali pun aku mendengar kabarnya.Mau bertanya pada bapaknya malu, takutnya dia malah ngetawain alih-alih ngasih tahu kabar Lala.Aku naik taksi online yang sengaja kupesan, karena tak
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Part 14

Misteri Uang di Tas Sekolah Anakku Part 14Tapi setelah kuobrak-abrik, ternyata hasilnya nihil. Aku justru tak menemukan apa pun di sana."Ah sia-sia, buang-buang waktu." Sambil menggerutu aku masuk ke dalam rumah."Ada makanannya, Mah?" tanya suami. Dia tengah menunggu Arkan yang sudah lelap depan tv."Gak Pah, Mamah lupa bawa dompet.""Astaga. Ya udah biar Papah aja yang masak ya." Dia gegas bangkit dan pergi ke dapur."Mamah juga mau masukin baju ke mesin, biar Papah sekalian jagain," kataku seraya mengekornya ke belakang. Sementara Arkan kubiarkan dalam kelambu.Sebetulnya aku tak sungguh-sungguh ingin mencuci baju, karena biasanya suami yang melakukannya. Tapi karena aku ingin mengulik informasi yang mungkin bisa aku dapatkan soal kemana perginya suami saat pagi dan sore hari, jadi aku sedikit semangat meski malam-malam begini harus memegang tumpukan baju kotor."Gimana tadi di toko, Pah?" Aku memulai obrolan.Posisi tempat masak dan tempat nyuci tak begitu jauh, jadi kami bisa
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Part 15

Misteri Uang di Tas Sekolah Anakku Part 15"Mamah mau lihat." Kuambil plastik itu paksa lalu membukanya walau tanpa seizin suami."Loh, Papah beli nasi? Kan udah sarapan, Pah. Nasi buat siapa ini?" Wajahnya mendadak pucat. "Itu emm ... buat makan siang Papah, Mah. Iya bener. Jadi tadi itu sekalian Papah lewat Papah beli nasi bungkus itu biar nanti pas waktunya makan siang, Papah gak usah nyari-nyari lagi gitu loh maksudnya," terangnya seraya senyum yang dipaksakan."Bener?" Mataku menyipit."Ya buat apa Papah bohong? Tapi kalau misalnya Mamah mau nasi itu ambil aja deh, biar nanti Papah yang beli lagi aja." "Oh oke, kebetulan Mamah lagi pengen nasi warteg, maklum busui, harus banyak makan. Mamah ambil ya nasinya," kataku enteng."Iya. Ya udah Papah berangkat lagi ya, dah, Mah."Dengan gerak-gerik yang tampak terburu-buru dia pun pergi. Sementara aku juga kembali masuk ke dalam mobil.Aku berniat kembali membuntuti suami. Karena entah kenapa meski suami sudah menjelaskan panjang leb
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Part 16

Misteri Uang di Tas Sekolah Anakku Part 16Esok harinya.Saat suami sedang pergi ke toko, aku menghubungi Sisi Lagi. Aku belum tenang rasanya kalau gak denger langsung gimana kabar anakku dari teman dekatnya itu."Hallo, assalamualaikum Tante.""Waalaikumsalam Si, kamu di sekolah?" "Iya nih Tan, masih istirahat. Oh ya Tan, Lala kemana? Kok gak pernah masuk sekolah?""Eh baru Tante mau tanya sama kamu, emang bener ya Lala dibawa pindah sama bapaknya?""Loh ya mana Sisi tahu Tan, emang pindah kapan? Kok gak bilang-bilang sih sama Sisi.""Aih jangankan sama kamu, sama Tante aja gak bilang-bilang.""Hah masa sih? Kok gitu ya, Tan?""Tau deh, emang tuh bapaknya Lala suka nyebelin orangnya.""Iya loh Tan, kok tau-tau pindah aja, duh."Saat sedang serius nelepon Sisi seseorang mengetuk pintu di depan.Tok tok tok!"Assalamualaikum.""Si, udah dulu ya, Tante ada tamu.""Oh iya, Tan."Gegas bangkit dan jalan ke ruang tamu."Waalaikumsalam." Kreet."Bu Juju? Mari masuk."Kepala sekolahnya La
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Part 17

Misteri Uang di Tas Sekolah Anakku Part 17"Lala kamu kenapa?" Aku menggedor pintu toilet sambil teriak."Lala mual Mah, Lala gak bisa makan," katanya ketika dia keluar."Mual? Kamu pasti masuk angin, mau Mamah kerokin?" Dia mengangguk. Aku pun cepat mengambil minyak telon dan koin dari laci nakasnya."Kamu kok bisa sakit La, emang begadang terus apa gimana pas di rumah bapak kamu?" tanyaku ketika aku mulai mengerok punggungnya.Tapi Lala malah diam alih-alih menjawab pertanyaanku. Entah mungkin dia masih kesal yang jelas aku tak berani bertanya lagi setelah itu karena benar apa kata suami, sebaiknya aku tak boleh terlalu bawel dulu pada anak ini supaya dia betah di rumah."Kamu gak terlalu masuk angin, punggung kamu gak merah, tapi kok kamu mual-mual gitu La. Mamah beliin obat ya."Lagi, Lala hanya mengangguk sambil kemudian berbaring di dalam selimutnya lagi. Sementara aku juga gegas turun ke bawah."Pah, tolong beliin Lala obat masuk angin dong.""Kenapa emang? Masuk angin dia?"
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Part 18

Misteri Uang di Tas Sekolah Anakku Part 18Keluarkan yang ada di dalam perut? Maksud suami apa sih? Aku jadi mikir yang nggak-nggak kan jadinya.Dari celah pintu yang terbuka sedikit itu aku mengintip, ternyata suami tengah mencium pucuk kepala Lala sambil membelainya lembut.Aku sampai tak percaya, ini beneran sekarang Lala sedekat ini sama papahnya?"Kapan kita ke sana, Pah? Lala udah gak kuat rasanya.""Sabar dong, besok ya, besok kita ke sana. Tapi Papah mau tanya dulu jadwalnya penuh apa nggak, mudah-mudahan sih nggak.""Oh ya udah.""Besok mau dibeliin apa sama, Papah?"Lala menggeleng."Loh kenapa? Apa mau beli sendiri aja? Uangnya masih ada 'kan?""Lala lagi gak mau makan apa-apa Pah, masih mual, terus uangnya juga gak ada.""Loh kemarin 'kan baru Papah kasih 300 ribu, udah habis? Pesen paket terus pasti kamu ya."Hah? Aku kaget. Suami ngasih uang sebanyak itu sama Lala? Kok dia gak bilang-bilang dulu sih?"Pesen paket gimana caranya? Lala gak punya hp, lagian uangnya diambi
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Part 19

Misteri Uang di Tas Sekolah Anakku Part 19Ibu itu terperanjat dan menatapku tak suka."M-maksud Ibu apa ya? Gugurin kandungan?" "Hilih, sok banget, bikin males," ketusnya alih-alih menjawab.Ibu paruh baya dan gadis itu nyeberang jalan tanpa mempedulikanku yang kembali teriak memanggil mereka."Bu, Buuu tunggu! Gugurin kandungan? Astagfirullah Lalaaa!"Dengan kaki bergetar aku paksakan ikut nyeberang. Si ibu yang tadi sampai kaget ketika melihatku menerobos masuk mendahuluinya."Di mana anak saya yang bernama Lala?" tanyaku pada bagian resepsionis.Tanpa menjawab apa pun, perempuan yang berpakaian khas perawat itu melirik pada seorang pria muda yang berpakaian khas perawat juga."Mari saya antar, Bu," kata perawat laki-laki tersebut.Aku cepat mengekor melewati koridor ruangan yang ternyata cukup panjang dan luas itu."Di mana anak saya?""Mohon tidak membuat kegaduhan ya, Bu. Pasien atas nama Lala ada di ruangan ini, sedang tindakan.""Tindakan?" Mataku melotot.Pria itu menganggu
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Part 20

Misteri Uang di Tas Sekolah Anakku Part 20"Iya, kenapa Sus? Anak saya akan kuat 'kan kalau menunggu sampai bapaknya datang?"Perawat itu menatapku cemas. Ekspresi wajahnya seperti sedang memberitahuku kalau harapanku itu kecil kemungkinannya."Saya mohon Sus, lakukan apa saja yang terbaik buat anak saya. Saya janji akan bayar berapa pun biayanya.""Kita akan lakukan yang terbaik, Bu." Perawat itu lalu melengos pergi.Perasaanku langsung tak karuan. Ya Tuhan, gimana kalau terjadi sesuatu sama Lala?____Aku sudah menunggu sekitar satu jam lebih kedatangan bapaknya Lala dengan resah. Tapi laki-laki itu belum juga memunculkan batang hidungnya.Begitu pun dengan suamiku, entah kemana dia pergi, kenapa belum balik-balik juga sampai sekarang.Padahal badan ini rasanya sudah tak kuat, meski untungnya Arkan sekarang tidur, tetap saja aku harus terus menggendongnya agar dia terus lelap."Indri." Aku langsung tersadar dari lamunan ketika suara bapaknya Lala memanggilku."Mas, akhirnya kamu d
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more
PREV
123456
...
10
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status