หน้าหลัก / Romansa / Kontrak Pemikat CEO Dingin / บทที่ 31 - บทที่ 40

บททั้งหมดของ Kontrak Pemikat CEO Dingin: บทที่ 31 - บทที่ 40

66

BAB XXXI RUMAH SAKIT JIWA

"Um, maafkan saya bu, kami memang sudah menikah sekitar sebulan yang lalu, acara pernikahan dilakukan secara tertutup. Irene, sahabat Naira hadir mewakili keluarga." "Apa?!" Dahi ibu itu mengkerut, semakin dibuat bingung. "Kenapa mereka tidak memberitahuku?" "Maaf, mungkin mereka belum sempat. Saya mohon bantuan kali ini saja, Bu." Ken menyampaikannya dengan nada yang serius. Ibu itu menatap Ken dengan tanpa ekspresi. Namun, melihat keseriusannya, muncul sedikit pertimbangannya. "Baiklah," ucap Ibu itu, menghela napas dalam. "Sebenarnya, saya Ibunya Irene. Ia pergi sejak siang dan belum kembali, saya menduga ia bertemu Naira. Kau tanyakan langsung saja padanya." "Ta-tapi Bu, saya dan Irene belum begitu akrab. Jika Ibu berkenan, bisakah memberi tahu kemana biasanya mereka pergi." Ibunya Irene terdiam sejenak, seolah menyembunyikan sesuatu, tapi kemungkinan sedang berpikir tentang kebenaran ucapan pria di depannya. "Hm. Kalau begitu, tunjukkan foto pernikahanmu! Baru saya bi
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-30
อ่านเพิ่มเติม

BAB XXXII PAPA MULAI INGAT

Ken memperhatikan perubahan sikap Naira. Kekesalan dan amarah terpancar jelas dari caranya menarik lengannya menyusuri koridor. Namun, alih-alih merespons dengan serupa, Ken justru menyunggingkan senyum tipis di bibirnya, yang tak lama kemudian pecah menjadi tawa terbahak-bahak. Naira, yang terlanjur diliputi amarah, hanya bisa mengerutkan alisnya, kebingungan terpancar di wajahnya. "Kenapa kau tertawa?" tanyanya dengan nada bingung bercampur kesal. "Apa ada yang lucu? Apa kau sedang menertawakan hidupku?!" Ken yang masih terbahak-bahak mulai perlahan mereda, tawa itu menyisakan senyum tipis di bibirnya sebelum akhirnya lenyap sama sekali. Geraknya menjadi lebih tenang saat tubuhnya condong sedikit ke arah Naira. Memegang kedua lengan Naira dengan erat, membuat Naira semakin kebingungan dan mencoba melepaskannya tapi Ken tetap menahannya. Dalam keheningan sejenak mata keduanya bertemu dan Ken menatapnya begitu dalam. Tanpa diduga, mendekapnya dengan sangat erat, ia membenamkan wa
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-31
อ่านเพิ่มเติม

BAB XXXIII MASA LALU KELUARGA BAGIAN 1

11 Januari 2020 "Cleo, gawat! Papa terkena masalah di perusahaanya! Di depan rumah kita sudah banyak orang yang demo!" Suara dalam sambungan telepon membuat Naira terbangun dari tidur pasca kepulangannya dari Amerika. "Bagaimana keadaan Papa dan Mama, Kak?" "Mereka syok dan kalut! Aku harus bagaimana ini? Aku stres sekali di sini. Keadaan di sini sedang chaos! Cepatlah kemari!" "O-oke, oke! Kau bertahan dulu di sana ya, kak. Jangan lakukan apapun sebelum aku tiba di sana. Tolong jaga Papa Mama." Sambungan telepon itu berakhir. Tubuh Naira yang baru saja istirahat satu malam setelah kepulangannya dari Amerika segera bangkit dan berkemas. Otaknya sigap mengatur tubuhnya untuk melakukan apa saja yang dipersiapkan untuk pulang ke rumah keluarganya. Ia juga langsung menghubungi Irene untuk membantunya. "Ren, tolong segera pesankan tiket dari Manila ke Jakarta! Ini darurat!" pinta Naira dengan nada mendesak. Dari ujung telepon, Irene segera mengiyakan dan bergerak cepat. Mentar
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-02
อ่านเพิ่มเติม

BAB XXXIV MASA LALU KELUARGA BAGIAN 2

"Apa yang telah kau lakukan terhadap perusahaan di belakang papa, Cleo?!" Suara Naira William menggelegar, penuh amarah dan tuduhan. Ia mendorong Cleo hingga membentur dinding ruang tengah keluarga. Cleo yang saat itu baru pulang dari Rumah sakit setelah menengok mamanya yang dirawat akibat hipertensi, hanya mengerutkan dahinya, bingung dengan kemarahan kakaknya yang tiba-tiba dan meledak-ledak. "Kau! Gara-gara kau! Perusahaan kita gagal bangkit, Cleo! Para pemegang saham mulai menarik sahamnya kembali saat tahu kau bekerja sama dengan orang brengsek itu!" Air mata mulai menggenangi mata Naira, raut wajahnya dipenuhi keputusasaan. "A-apa maksudnya, kak?" tanya Cleo semakin kebingungan. "Lihat ini! Kau baca!" Naira menunjukkan selembar surat dengan tangan gemetar. "Pemerintah akan menutup perusahaan kita jika hutang dan royalti tak dibayarkan! Dan kau tahu, si brengsek itu dalam dua pekan ini memanfaatkan perusahaan kita untuk kepentingannya sendiri! Sementara kau? Melakukan tanda
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-02
อ่านเพิ่มเติม

BAB XXXV MASA LALU KELUARGA BAGIAN 3

Sejak kejadian itu, Cleo dengan gigih menghubungi jajaran dewan direksi dan para pemegang saham yang masih setia. Rapat demi rapat kembali ia adakan, berusaha mencari secercah solusi di tengah badai yang tak terduga ini. Namun, jauh di lubuk hatinya, ia pasrah jika kenyataan pahit di luar kuasanya harus terjadi. Kekuatan sahamnya yang hanya sepuluh persen terasa begitu lemah untuk melawan dominasi Antony. "Baiklah, Bapak-Ibu sekalian," suara ketua dewan terdengar berat, mengumumkan keputusan yang menghancurkan. "Mengingat kondisi perusahaan yang kian terpuruk dan demi mencegah kerugian yang lebih besar, maka dengan berat hati diputuskan secara bulat bahwa kepemilikan perusahaan ini akan dilimpahkan kepada pemegang saham mayoritas yang baru, yaitu Antony Caesar dari PT Timah Energy." Tepuk tangan menggema dari para wali yang mewakili pihak Antony, diikuti oleh sebagian anggota dewan lainnya yang menerima kesepakatan getir ini. Sementara itu, segelintir orang yang masih menaruh harapan
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-03
อ่านเพิ่มเติม

BAB XXXVI MASA LALU KELUARGA BAGIAN 4

"Pa-papa?! Ya ampun, kok Papa tiba-tiba ada di sini?" tanya Cleo, jantungnya mencelos dan suaranya tercekat. "Iya, Papa baru naik, mau lihat kamu dan Naira. Tapi... Papa tidak sengaja mendengarmu bicara dengan pria dan bilang hamil. Siapa yang hamil, Nak? Siapa pria itu?!" tanya William, nada suaranya sedikit meninggi dengan raut wajah tegang yang belum pernah Cleo lihat sebelumnya. Papa, yang belakangan ini sering mengurung diri dan berteriak-teriak tak jelas, malam ini tampak begitu fokus dan "normal". Ucapan Cleo yang samar itu jelas membuatnya curiga. Namun, baru saja Cleo membuka mulutnya, ragu dan sedikit takut untuk menjelaskan, tiba-tiba teriakan histeris seorang pelayan memecah keheningan dari lantai bawah. "Tuan! Tuan, tolong! Ibu Mala ... Ibu Mala pingsan!" "HAH?! Mama?!" Cleo langsung tersentak, kesadarannya kembali pada mamanya. Tanpa menjawab pertanyaan papanya, ia berlari panik menuruni tangga. William pun ikut menyusul dengan langkah tergesa menghampiri istriny
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-03
อ่านเพิ่มเติม

BAB XXXVII PAPA AKAN PULANG

"Dok, gimana kondisi papa saya? Sudah ada kemajuankah?" tanya Naira saat di ruang konsultasi. Dokter menghela napas lembut. "Setelah kami memantau selama tiga tahunan ini, kami mengamati tuan William sudah banyak kemajuan. Kami juga memantau bagaimana interaksinya dengan pasien lain mulai ada komunikasi dua arah, banyak mengikuti kegiatan yang kami berikan, dan membuat berbagai prakarya untuk mengisi waktunya. Tapi yang perlu ditekankan, tuan William tidak benar-benar sembuh. Akan tetapi selama masa perawatan ini sudah cukup untuk membuat beliau bisa kembali ke rumahnya. Kemungkinan, nona Naira bisa membawanya sekitar dua minggu lagi sampai kami benar-benar memastikan kestabilan emosinya dan tetap teratur minum obat." "Baik, dok. Saya paham soal itu," jawab Naira lega dan terharu. "Terimakasih atas bantuan selama ini. Kalau bukan karena dokter, papa saya entah akan seperti apa nasibnya." Usai konsultasi, Naira menemui Irene yang sudah menunggunya di luar. Ia menyampaikan apa yan
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-04
อ่านเพิ่มเติม

BAB XXXVIII MENETAP DI PENTHAUS

Persetujuan Ken untuk memindahkan Naira ke apartemennya langsung memicu rentetan telepon bernada tinggi dari Jasmine dan Cath. Mereka tak habis pikir, bagaimana bisa Ken, yang selama ini keras kepala, tiba-tiba menuruti permintaan wanita itu. Terpisah ruang dan waktu, rencana mereka untuk mengawasi gerak-gerik Naira terasa semakin sulit. Kekhawatiran mereka disadari saat Naira menghilang, Ken beberapa kali menelepon orang rumah, bahkan para pelayan ditanyai untuk memastikan keberadaannya. Dan setelah itu, sudah tiga malam berturut-turut kamar Ken gelap gulita saat Cath terbangun tengah malam untuk minum. Biasanya, ia selalu melihat celah cahaya dari bawah pintu kamar kakaknya, tanda bahwa Ken masih terjaga dengan pekerjaannya. Ketidakhadiran Naira seolah menarik Ken dari rutinitasnya yang kaku. Cath mencurigai jika Naira sudah melakukan hal licik lainnya yang membuat kakaknya tidak memiliki sikap yang tegas. Entah kejadian apa yang membuat Ken akhirnya manut den
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-04
อ่านเพิ่มเติม

BAB XXXIX MASAK PERTAMA KALI

Tenggorokan Naira tercekat, "Toloong ... Tolooong ..." teriak Naira panik memecah keheningan pagi dari arah dapur. Jantungnya berdebar kencang, rasa takut menjalari setiap inci tubuhnya. Ken yang sedang memakai kancing kemejanya, hendak bersiap pergi ke kantor, sontak keluar kamar menemui arah suara Naira yang minta tolong. Tampak asap mengepul di ruangan dapur dan api yang tertutup lap basah masih menjilat-jilat, ganas menyembur ke arah minyak di wajan. Aroma hangit menusuk bercampur bau gosong. Tanpa pikir panjang, Ken bergerak cepat. Dengan sigap, tangannya meraih kenop kompor dan memutarnya hingga mati. Kemudian ia menyambar lap bersih lain, di basahkannya di bawah keran air, lalu melemparkannya dengan tepat ke arah api yang merambat. Beberapa detik berlalu, perlahan api itu menyerah, padam menyisakan jejak jelaga dan bau asap yang menyengat. Ken menghela napas panjang, mencoba menenangkan diri sebelum akhirnya menoleh ke arah Naira. Gadis itu masih berdiri membatu di ambang pintu
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-05
อ่านเพิ่มเติม

BAB XL BERTEMU "SESEORANG"

"Mari kita langsung saja adakan rapat bersama, mengingat percakapan terakhir kita di telepon, dan beberapa surel yang dikirimkan asisten Anda, itu cukup membantu komunikasi kita selama ini berjalan cukup baik." Kendrick mulai melakukan percakapan dengan nada datar namun tegas, matanya menatap lurus ke arah pria di hadapannya "Wah ... sungguh Pak Ken seorang pria ambisius dari ayah veteran, hahaha ..." Pria itu menyambut perkataan Kendrick dengan tawa berderai, matanya menyipit jenaka di balik garis-garis halus di sudutnya. "Anda memang pria yang tak suka basa basi. Padahal, ini pertama kalinya kita bertemu secara resmi. Bagaimana kalau kita minum dulu, tuan? saya sudah lama tak minum setelah berada di negara yang melarang peredaran minuman keras. Ini membuat saya jadi rindu, hahaha," lanjutnya, sambil mengangkat gelas kecilnya. Sorot matanya penuh harap namun menyimpan sebuah makna tersembunyi. Ken ikut tergelak, seulas senyum tipis namun profesional menghiasi wajahnya begitu pria
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-05
อ่านเพิ่มเติม
ก่อนหน้า
1234567
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status