Home / Romansa / Kontrak Pemikat CEO Dingin / Chapter 11 - Chapter 18

All Chapters of Kontrak Pemikat CEO Dingin: Chapter 11 - Chapter 18

18 Chapters

BAB XI PERJANJIAN PERTAMA

Naira terdiam sejenak. Ken sudah tahu masalah hidupnya. Ia mulai berpikir mencari jalan untuk bisa bernegosiasi dengan Ken. Pikirannya terhenti saat salah satu pria yang membongkar barang Naira menghampirinya dan menunduk. "Nona, mohon maaf atas kesalahpahaman ini, barang-barang milik nona akan kami kembalikan ke tempat semula. Kami mohon maaf atas kesalahan ini." "Apa? Ma-maksudnya? Saya tidak mengerti," tanya Naira kebingungan. "Bos Sam sudah menerima sisa pelunasan nona setengah jam yang lalu, jadi bos anggap urusannya sudah selesai dengan nona. Orang-orang kami akan segera menyelesaikannya, kami pamit undur diri," jawab pria itu memberi hormat menunduk. "Hey, hey, tunggu! Siapa yang melunasinya?" tanya Naira mulai penasaran, ia membuntuti pria itu untuk menjawab. "Silahkan Nona hubungi bos kami." "Apa?! O-oke!" Langkah Naira segera berbalik dan berjalan menghampiri Ken yang masih mema
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

BAB XII MENUJU HARI-H

Setelah kesepakatan malam itu, Ken dan Naira mulai mengurus pendaftaran pernikahan dan fitting baju pengantin secara terburu-buru, karena waktu yang diberikan papa Ken hanya dua minggu. Tapi bagi para konglomerat dan jajaran pengusaha, hal itu tak menjadikan kesulitan, cukup dengan menjentikkan jarinya saja, para pelayan yang akan sibuk mengurusnya. Hari menjelang pernikahan keduanya sudah dekat, hanya tinggal menghitung hari. Naira disibukan perawatan diri yang disediakan keluarga Ken, dan Ken tetap fokus di kantornya mengurus berkas-berkas penting untuk ditandatanganinya. Sementara Cath dan mamanya sibuk mengamati keduanya yang penuh dengan kejanggalan. "Mam, apa ini hanya mimpi burukku di siang bolong?" tanya Cath masih tak percaya dengan keputusan kakaknya. "Entahlah, Sayang. Mama jadi menyesal menelepon papa hari itu. Untuk saat ini, tetaplah berpura-pura menyetujuinya. Semoga ini tak lama," balas Jasmine lesu. Sej
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

BAB XIII PERNIKAHAN PURA-PURA

Acara pernikahan akhirnya digelar dengan sangat intim di sebuah ballroom hotel pribadi milik Andrew yang disewakan. Tempat itu hanya dihadiri segelintir orang-orang terdekat kenalan orangtua Ken—bukan dari orang internal perusahaannya, hanya kolega yang tak begitu memperhatikan latar belakang mempelai wanitanya. Hari itu Naira terlihat mengenakan gaun mermaid putih dengan polesan wajah yang tipis, menampilkan sisi lainnya yang lebih anggun dan menonjolkan bentuk tubuh sempurna yang membuat mata para tamu sangat terpesona. Sementara Ken dengan setelan jas hitam model tailcoat, tubuhnya yang tegap tinggi sangat berkharisma layaknya pria matang. Semua mata tertuju pada keduanya yang tampak serasi. Acara mengucap janji suci pernikahan pun telah mereka lewati, hingga sesi foto bersama keluarga besar Ken. Sementara keluarga Naira hanya dihadiri Bos Sam sebagai wali dan gadis yang ikut menjalankan rencana Naira di malam itu untuk menjebak Ken. Bos Sam, yang dihubungi Naira
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

BAB XIVAROMA MAWAR SEGAR

Ken dan Naira sudah sah menjadi sepasang suami istri selama seminggu, keduanya disibukkan dengan kegiatan masing-masing. Ken yang seperti biasa berangkat kerja dan sibuk di kantor sampai malam, sementara Naira mulai belajar mengenali kebiasaan dalam keluarga Ken dan berkenalan dengan para pelayan dengan tugas-tugasnya. Ia juga mengelilingi rumah keluarga Ken yang sangat luas, rumah dengan desain interior klasik modern bak istana. Di samping rumahnya, terdapat gazebo dari kayu yang lengkap dengan sofa, tanaman, tirai dan lampu berwarna kuning menambah kesan romantis karena dekat kolam renang. Dan di samping rumah satunya lagi, ada jalan menuju pintu ke arah paviliun. Sementara di belakang rumahnya terdapat lapangan golf dengan rumput hijaunya yang membuat Naira semakin takjub. Ia akhirnya mengerti kenapa Ken bisa benar-benar mudah berbuat sesuatu hal jika ia mau, karena seluruh bagian rumahnya adalah bagian interpretasi kekuatan keluarganya. "Non, maaf sudah sore, har
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

BAB XV MAKAN MALAM BERSAMA

"Naira, di mana Ken? Kenapa belum keluar?" tanya Wilson melirik Naira yang turun sendirian. Di meja makan sudah duduk Jasmine dan Cath dengan raut wajah malas, bibirnya yang mengerucut begitu melihat Naira ikut bergabung. "Um, maaf Pap, katanya malam ini Ken tak bisa ikut, sedang tidak enak badan," jawab Naira menunduk. Naira terpaksa berbohong karena Ken terus bersembunyi dalam gulungan selimut atas kejadian sebelumnya yang membuat keduanya bertengkar. Rasa malu dan canggung yang sulit disembunyikan, akhirnya sepakat jika Ken tak perlu ikut makan malam bersama. "Tumben sekali dia! Padahal ini makan malam pertama setelah ia menikah," ucap Wilson menyayangkan ketidakhadiran anaknya. "Ya sudah Pap, biarkan saja. Mungkin dia ingin istirahat. Nanti selesai makan, Mama tengok dia. Untuk Naira, ayo silahkan duduk," timpal Jasmine mengajak Naira untuk duduk bersama. "Ya, sekarang kamu sudah jadi bagian kelu
last updateLast Updated : 2025-03-23
Read more

BAB XVI MIMPI YANG MENGHANTUI

"Jangan mendekat!" teriak gadis itu menghentikan langkah adiknya yang mendekat. "Kak, jangan seperti ini. Pulanglah ... aku mohon. Ayo kita lewati badai ini bersama," ucap adiknya terengah-engah. "Aku mohon ... kita bisa bicarakan baik-baik. Aku tahu ini berat untuk kakak. Tapi, jika kakak tetap nekat seperti ini, hanya akan membuat semua orang semakin menderita. Ayo kak, turunlah. Kita cari solusi dari masalah ini." "Kau pulang saja, Cleo! Aku sudah tidak peduli rumah! Aku juga sudah tidak peduli dengan ayah!" teriak gadis itu sambil terisak. "Kak, please, semua orang mengkhawatirkanmu!" desak adiknya pelan-pelan mendekat. "Kakak bilang jangan mendekat! Atau aku lompat dari sini." "Jangan kak, please ... hidup kita masih panjang!" "TIDAK! Aku sudah tidak mau hidup dikeluarga racun! Aku tidak mau menghabiskan waktu tersiksa seperti ini! Kalian semua gila!" teriak gadis itu mulai tersedu-s
last updateLast Updated : 2025-03-23
Read more

BAB XVII ZONA TRAUMA

Bagai mesin waktu yang berputar kembali, Naira mencoba mengingat kejadian menyakitkan itu seperti luka tusuk yang hampir sembuh, jahitan yang sedikit lagi hampir mengering kemudian terbuka lagi begitu mengingatnya, apalagi sampai hadir merasuki mimpinya. "Hai, kamu Cleo ya? Kenalin namaku Naira. Akhirnya kita jadi keluarga." Sayup-sayup suara samar dan bayangan sosok itu datang lagi. "Cleo, bagaimana ini? Papa terkena masalah di perusahaanya! Di depan rumah kita sudah banyak orang yang demo!" "Cleo, kakak hamil! Dia tidak mau bertanggung jawab! Aku sudah tidak kuat hidup, aku ingin mati saja!" "Cleo, aset perusahaan Papa akan disita pemerintah! Gimana ini dengan hutang dimana-mana? Kau bantu aku!" "Cleo ... kau jangan diam saja!" "Cleo ..." "Cleo ..." "Aaahhhh ...!!!" teriak Naira menekan kepalanya. Amigdalanya melonjak, memicu gelombang rasa
last updateLast Updated : 2025-03-24
Read more

BAB XVIII IMPOSTOR?

Sebuah bel pintu berbunyi menyadarkan Naira yang sempat tertidur di Apartemennya, tubuhnya sedikit penat setelah melakukan perjalanan cukup jauh yang ditempuhnya. Ia melihat jam dinding sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, dan ia mengecek pesan yang muncul di ponselnya. [Aku sudah tiba], Tanpa ragu Naira melangkah membuka pintu, terlihat sosok Irene yang sudah berdiri membawa beberapa kantong berisi makanan dan tas berisi berkas. Naira segera mempersilahkan masuk dan duduk di ruang tamunya. "Bagaimana situasinya?" tanya Naira langsung pada intinya begitu Irene menjatuhkan tubuhnya di sofa karena sedikit pegal. "Sebentar Ibu presdir, biarkan tamu ini istirahat dulu! Kebiasaan sekali, baru saja tiba sudah ditodong pertanyaan serius!" Jawab Irene menggerutu sambil menaruh semua tentengannya di meja makan. Naira yang melihat Irene
last updateLast Updated : 2025-03-24
Read more
PREV
12
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status