Home / Romansa / Kontrak Pemikat CEO Dingin / BAB XVI MIMPI YANG MENGHANTUI

Share

BAB XVI MIMPI YANG MENGHANTUI

Author: Ilastriasanim
last update Last Updated: 2025-03-23 22:00:23

"Jangan mendekat!" teriak gadis itu menghentikan langkah adiknya yang mendekat.

"Kak, jangan seperti ini. Pulanglah ... aku mohon. Ayo kita lewati badai ini bersama," ucap adiknya terengah-engah. "Aku mohon ... kita bisa bicarakan baik-baik. Aku tahu ini berat untuk kakak. Tapi, jika kakak tetap nekat seperti ini, hanya akan membuat semua orang semakin menderita. Ayo kak, turunlah. Kita cari solusi dari masalah ini."

"Kau pulang saja, Cleo! Aku sudah tidak peduli rumah! Aku juga sudah tidak peduli dengan ayah!" teriak gadis itu sambil terisak.

"Kak, please, semua orang mengkhawatirkanmu!" desak adiknya pelan-pelan mendekat.

"Kakak bilang jangan mendekat! Atau aku lompat dari sini."

"Jangan kak, please ... hidup kita masih panjang!"

"TIDAK! Aku sudah tidak mau hidup dikeluarga racun! Aku tidak mau menghabiskan waktu tersiksa seperti ini! Kalian semua gila!" teriak gadis itu mulai tersedu-s
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB XVII ZONA TRAUMA

    Bagai mesin waktu yang berputar kembali, Naira mencoba mengingat kejadian menyakitkan itu seperti luka tusuk yang hampir sembuh, jahitan yang sedikit lagi hampir mengering kemudian terbuka lagi begitu mengingatnya, apalagi sampai hadir merasuki mimpinya. "Hai, kamu Cleo ya? Kenalin namaku Naira. Akhirnya kita jadi keluarga." Sayup-sayup suara samar dan bayangan sosok itu datang lagi. "Cleo, bagaimana ini? Papa terkena masalah di perusahaanya! Di depan rumah kita sudah banyak orang yang demo!" "Cleo, kakak hamil! Dia tidak mau bertanggung jawab! Aku sudah tidak kuat hidup, aku ingin mati saja!" "Cleo, aset perusahaan Papa akan disita pemerintah! Gimana ini dengan hutang dimana-mana? Kau bantu aku!" "Cleo ... kau jangan diam saja!" "Cleo ..." "Cleo ..." "Aaahhhh ...!!!" teriak Naira menekan kepalanya. Amigdalanya melonjak, memicu gelombang rasa

    Last Updated : 2025-03-24
  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB XVIII IMPOSTOR?

    Sebuah bel pintu berbunyi menyadarkan Naira yang sempat tertidur di Apartemennya, tubuhnya sedikit penat setelah melakukan perjalanan cukup jauh yang ditempuhnya. Ia melihat jam dinding sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, dan ia mengecek pesan yang muncul di ponselnya. [Aku sudah tiba], Tanpa ragu Naira melangkah membuka pintu, terlihat sosok Irene yang sudah berdiri membawa beberapa kantong berisi makanan dan tas berisi berkas. Naira segera mempersilahkan masuk dan duduk di ruang tamunya. "Bagaimana situasinya?" tanya Naira langsung pada intinya begitu Irene menjatuhkan tubuhnya di sofa karena sedikit pegal. "Sebentar Ibu presdir, biarkan tamu ini istirahat dulu! Kebiasaan sekali, baru saja tiba sudah ditodong pertanyaan serius!" Jawab Irene menggerutu sambil menaruh semua tentengannya di meja makan. Naira yang melihat Irene

    Last Updated : 2025-03-24
  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB XIX PERJANJIAN KEDUA

    Sore itu Naira bertemu lagi dengan suaminya setelah sekembalinya dari apartemen. Naira mengkerutkan dahinya begitu melihat Ken yang tak biasa pulang lebih cepat. "Kau dari mana saja?" tanya Ken dengan wajah dinginnya. "Apa saya perlu menjawabnya?" tanya Naira balik tanpa menjawab pertanyaan Ken. "Tentu! Kata bi Mar, kemarin kau akan kembali cepat setelah urusanmu selesai. ternyata kau menginap satu malam lagi di apartemenmu," jawab Ken menekan. "Apakah di rumah ini sudah mulai ada yang peduli?!" tanya Naira sedikit menekankan suaranya, "Bukankah semua orang di sini tak punya waktu bertanya yang tidak penting?" Satu alis Ken terangkat mendengar perkataan Naira yang sedikit menggelitik. "Saya hanya penasaran. Kau hilang satu hari satu malam dan pulang seperti tak merasa bersalah. Kau pergi ke suatu tempat dan langsung lupa pulang." "Maksudmu?" tanya Naira semakin tidak menger

    Last Updated : 2025-03-24
  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB XX MENAGIH JANJI

    Hari ini, Ken menagih konsekuensi atas pelanggaran yang dilakukan Naira tempo hari, mengajaknya pergi ke sebuah tempat perbelanjaan terbesar di kota itu. Pagi itu, matahari sudah mulai berangsur naik ke atas kepala. Ken yang tak ingin berlama-lama, segera masuk ke mobil duduk bersebelahan dengan Naira yang sudah lebih dulu duduk. Ken yang meliriknya sekilas hanya memasang wajah tanpa ekspresi dan memilih fokus dengan tabletnya. Selama perjalanan, keduanya saling membisu, saling terpaku dalam pikiran masing-masing dan hanya sesekali memandang ke arah luar kaca mobil, menikmati pemandangan jalan yang mulai padat. Sesampainya di tempat tujuan, sopirnya bergegas membukakan pintu mobil. Sebelum keluar, Ken meraih sesuatu dari balik jok, sebuah paperbag kecil. Dengan gerakan cepat, ia mengeluarkan kain bermotif bunga cerah dan sepasang kacamata hitam, lalu melemparkannya ke pangkuan Naira. "Pakai itu! Saya tak mau kau yang jadi pusat perhatian," u

    Last Updated : 2025-03-25
  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB XXI CCTV CATH

    Manager wanita itu berdehem, begitu dalam beberapa detik Ken terpaku menatap Naira yang mengenakan gaun terakhirnya. "Selera Tuan Ken memang luar biasa!" ucapnya sambil tersenyum membuat Ken tersadar dengan pujian wanita di sampingnya. Gaun berwarna biru donker model kerah V dengan panjang gaun selutut lebih, ditambah aksen tali pita di sebelah pinggangnya memberi kesan anggun dan elegan di tubuh Naira. "Oke! Cukup, ambil!" ucap Ken kemudian sambil memalingkan wajahnya yang merah merona. Naira menarik napas lega, akhirnya sesi memilih gaun bersama Ken selesai. Ia segera melepaskan gaun-gaun yang tadi dicobanya. Sambil membawa tumpukan belanjaan baru dan yang lama, Naira mengikuti Ken keluar dari butik mewah itu. Begitu Ken menghubungi sopirnya, sebuah mobil mewah sudah siap menunggu di depan gedung. Sopir pribadi Ken yang sigap, melihat Naira kesulitan dengan banyaknya barang bawaan, langsung membantu memasukkan belanjaan ke bagasi. Setelah s

    Last Updated : 2025-03-25
  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB XXII JANTUNG BERDEGUP KENCANG

    Saat malam tiba, Ken terbangun mendengar suara Naira yang meringis kesakitan. "Aw! Aduh! Sakitttt ..." Ken mengucek matanya, melihat lamat-lamat sosok Naira yang sedang mengusap kakinya. Ken pun bangkit dan duduk di pinggir ranjang. "Kau kenapa?" tanya Ken penasaran. Naira terus meringis berusaha menekan betis kakinya, pelan-pelan melepaskan ujung kaki dari sepatu high heelsnya. Ken menyadarinya langsung mendekat dan melihat kulit bagian tumit belakang kaki Naira sedikit lengket menempel dengan sepatunya. "Sini! Saya bantu!" ucap Ken hati-hati menyentuh kakinya."Tidak mau! Saya takutttt ... Ini menyakitkan ..." rengek Naira tidak siap Ken membantunya."Percayalah. Kamu mau saya yang melepas dengan pelan-pelan, atau saya biarkan kamu yang melepas sendiri?""Tunggu ... Soalnya ini sakit sekali. Saya belum siap."Sementara dari luar pintu kamar Ken, Jasmine sedang berjongkok entah dari kapan, mendekatkan daun telinganya ke arah lubang pintu, mulutnya menganga dan bola mata membe

    Last Updated : 2025-03-26
  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB 1 ONE NIGHT STAND

    Cekrek! Cekrek! Cekrek! Tangkapan kamera beberapa kali memotret seorang pria muda bertubuh tegap. Pria itu memperlihatkan dada bidangnya. Seorang gadis pura-pura tertidur sambil memegang ponsel. Ia bersandar mesra di bahu pria yang tertidur pulas. Di ranjang itu, bau minuman beralkohol sangat menyengat. Gadis bernama Naira, alias 'Cleopatra', ini mencoba melakukan hal gila. Ia melepas pakaian luarnya dan kemeja pria itu. Pelan-pelan, ia kendurkan sabuk celananya, berusaha menciptakan adegan intim yang tampak alami. Hal itu ia lakukan karena sesuatu yang mendesaknya, membuatnya nekat masuk ke kamar hotel milik pria asing tersebut. "Semoga Anda tidak marah, tuan," bisik Naira lembut, sambil tersenyum cekikikan. Ia mengambil dompet pria itu dari balik celananya, dan mengambil kartu identitasnya. "Kendrick Wilson, umur tiga puluh tahun. Hm, CEO PT Golden Energy." Naira mengeja kartu nama di tangannya. "Wow, rupanya benar kata Antony, pria asing ini bukan sembarang orang. Aku beru

    Last Updated : 2025-01-23
  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB II MALAM KEJADIAN

    Situasi bar cukup ramai, orang-orang dengan segala suasana hatinya menduduki tiap kursi yang mengelilingi meja bulat. Berbagai minuman keras dan makanan ringan mengisi hampir separuh meja di bar itu. Di antara deretan pengunjung, Kendrick dan Andrew tengah menikmati wiski. Andrew yang memegang botolnya dan Ken yang terus menerus meminta gelasnya untuk diisi. "Ken, kau sudah terlalu banyak minum. Dua botol sudah kau habiskan," "Sudahlah ... di luaran sana banyak wanita seperti Laura. Kau tak perlu sepatah hati ini sampai harus menghabiskan banyak gelas dan membuatmu mabuk tak karuan," "Setelah ini, saya akan kenalkan kamu pada gadis-gadis cantik kenalanku." Andrew terus membujuk Ken untuk berhenti minum. "Diam, kau! Ka-lau kau tak su-ka Ndrew, kau pu-lang sa-ja. Biar saya ...sendiri! Saya ingin ...sen ...di ...ri ..." ucap Ken meracau sedikit terbata-bata. Andrew menepuk keningnya merasa menyesal sudah membawa Ken ke bar miliknya. "Kalau tahu kau sampai begini, lebih baik k

    Last Updated : 2025-01-23

Latest chapter

  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB XXII JANTUNG BERDEGUP KENCANG

    Saat malam tiba, Ken terbangun mendengar suara Naira yang meringis kesakitan. "Aw! Aduh! Sakitttt ..." Ken mengucek matanya, melihat lamat-lamat sosok Naira yang sedang mengusap kakinya. Ken pun bangkit dan duduk di pinggir ranjang. "Kau kenapa?" tanya Ken penasaran. Naira terus meringis berusaha menekan betis kakinya, pelan-pelan melepaskan ujung kaki dari sepatu high heelsnya. Ken menyadarinya langsung mendekat dan melihat kulit bagian tumit belakang kaki Naira sedikit lengket menempel dengan sepatunya. "Sini! Saya bantu!" ucap Ken hati-hati menyentuh kakinya."Tidak mau! Saya takutttt ... Ini menyakitkan ..." rengek Naira tidak siap Ken membantunya."Percayalah. Kamu mau saya yang melepas dengan pelan-pelan, atau saya biarkan kamu yang melepas sendiri?""Tunggu ... Soalnya ini sakit sekali. Saya belum siap."Sementara dari luar pintu kamar Ken, Jasmine sedang berjongkok entah dari kapan, mendekatkan daun telinganya ke arah lubang pintu, mulutnya menganga dan bola mata membe

  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB XXI CCTV CATH

    Manager wanita itu berdehem, begitu dalam beberapa detik Ken terpaku menatap Naira yang mengenakan gaun terakhirnya. "Selera Tuan Ken memang luar biasa!" ucapnya sambil tersenyum membuat Ken tersadar dengan pujian wanita di sampingnya. Gaun berwarna biru donker model kerah V dengan panjang gaun selutut lebih, ditambah aksen tali pita di sebelah pinggangnya memberi kesan anggun dan elegan di tubuh Naira. "Oke! Cukup, ambil!" ucap Ken kemudian sambil memalingkan wajahnya yang merah merona. Naira menarik napas lega, akhirnya sesi memilih gaun bersama Ken selesai. Ia segera melepaskan gaun-gaun yang tadi dicobanya. Sambil membawa tumpukan belanjaan baru dan yang lama, Naira mengikuti Ken keluar dari butik mewah itu. Begitu Ken menghubungi sopirnya, sebuah mobil mewah sudah siap menunggu di depan gedung. Sopir pribadi Ken yang sigap, melihat Naira kesulitan dengan banyaknya barang bawaan, langsung membantu memasukkan belanjaan ke bagasi. Setelah s

  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB XX MENAGIH JANJI

    Hari ini, Ken menagih konsekuensi atas pelanggaran yang dilakukan Naira tempo hari, mengajaknya pergi ke sebuah tempat perbelanjaan terbesar di kota itu. Pagi itu, matahari sudah mulai berangsur naik ke atas kepala. Ken yang tak ingin berlama-lama, segera masuk ke mobil duduk bersebelahan dengan Naira yang sudah lebih dulu duduk. Ken yang meliriknya sekilas hanya memasang wajah tanpa ekspresi dan memilih fokus dengan tabletnya. Selama perjalanan, keduanya saling membisu, saling terpaku dalam pikiran masing-masing dan hanya sesekali memandang ke arah luar kaca mobil, menikmati pemandangan jalan yang mulai padat. Sesampainya di tempat tujuan, sopirnya bergegas membukakan pintu mobil. Sebelum keluar, Ken meraih sesuatu dari balik jok, sebuah paperbag kecil. Dengan gerakan cepat, ia mengeluarkan kain bermotif bunga cerah dan sepasang kacamata hitam, lalu melemparkannya ke pangkuan Naira. "Pakai itu! Saya tak mau kau yang jadi pusat perhatian," u

  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB XIX PERJANJIAN KEDUA

    Sore itu Naira bertemu lagi dengan suaminya setelah sekembalinya dari apartemen. Naira mengkerutkan dahinya begitu melihat Ken yang tak biasa pulang lebih cepat. "Kau dari mana saja?" tanya Ken dengan wajah dinginnya. "Apa saya perlu menjawabnya?" tanya Naira balik tanpa menjawab pertanyaan Ken. "Tentu! Kata bi Mar, kemarin kau akan kembali cepat setelah urusanmu selesai. ternyata kau menginap satu malam lagi di apartemenmu," jawab Ken menekan. "Apakah di rumah ini sudah mulai ada yang peduli?!" tanya Naira sedikit menekankan suaranya, "Bukankah semua orang di sini tak punya waktu bertanya yang tidak penting?" Satu alis Ken terangkat mendengar perkataan Naira yang sedikit menggelitik. "Saya hanya penasaran. Kau hilang satu hari satu malam dan pulang seperti tak merasa bersalah. Kau pergi ke suatu tempat dan langsung lupa pulang." "Maksudmu?" tanya Naira semakin tidak menger

  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB XVIII IMPOSTOR?

    Sebuah bel pintu berbunyi menyadarkan Naira yang sempat tertidur di Apartemennya, tubuhnya sedikit penat setelah melakukan perjalanan cukup jauh yang ditempuhnya. Ia melihat jam dinding sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, dan ia mengecek pesan yang muncul di ponselnya. [Aku sudah tiba], Tanpa ragu Naira melangkah membuka pintu, terlihat sosok Irene yang sudah berdiri membawa beberapa kantong berisi makanan dan tas berisi berkas. Naira segera mempersilahkan masuk dan duduk di ruang tamunya. "Bagaimana situasinya?" tanya Naira langsung pada intinya begitu Irene menjatuhkan tubuhnya di sofa karena sedikit pegal. "Sebentar Ibu presdir, biarkan tamu ini istirahat dulu! Kebiasaan sekali, baru saja tiba sudah ditodong pertanyaan serius!" Jawab Irene menggerutu sambil menaruh semua tentengannya di meja makan. Naira yang melihat Irene

  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB XVII ZONA TRAUMA

    Bagai mesin waktu yang berputar kembali, Naira mencoba mengingat kejadian menyakitkan itu seperti luka tusuk yang hampir sembuh, jahitan yang sedikit lagi hampir mengering kemudian terbuka lagi begitu mengingatnya, apalagi sampai hadir merasuki mimpinya. "Hai, kamu Cleo ya? Kenalin namaku Naira. Akhirnya kita jadi keluarga." Sayup-sayup suara samar dan bayangan sosok itu datang lagi. "Cleo, bagaimana ini? Papa terkena masalah di perusahaanya! Di depan rumah kita sudah banyak orang yang demo!" "Cleo, kakak hamil! Dia tidak mau bertanggung jawab! Aku sudah tidak kuat hidup, aku ingin mati saja!" "Cleo, aset perusahaan Papa akan disita pemerintah! Gimana ini dengan hutang dimana-mana? Kau bantu aku!" "Cleo ... kau jangan diam saja!" "Cleo ..." "Cleo ..." "Aaahhhh ...!!!" teriak Naira menekan kepalanya. Amigdalanya melonjak, memicu gelombang rasa

  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB XVI MIMPI YANG MENGHANTUI

    "Jangan mendekat!" teriak gadis itu menghentikan langkah adiknya yang mendekat. "Kak, jangan seperti ini. Pulanglah ... aku mohon. Ayo kita lewati badai ini bersama," ucap adiknya terengah-engah. "Aku mohon ... kita bisa bicarakan baik-baik. Aku tahu ini berat untuk kakak. Tapi, jika kakak tetap nekat seperti ini, hanya akan membuat semua orang semakin menderita. Ayo kak, turunlah. Kita cari solusi dari masalah ini." "Kau pulang saja, Cleo! Aku sudah tidak peduli rumah! Aku juga sudah tidak peduli dengan ayah!" teriak gadis itu sambil terisak. "Kak, please, semua orang mengkhawatirkanmu!" desak adiknya pelan-pelan mendekat. "Kakak bilang jangan mendekat! Atau aku lompat dari sini." "Jangan kak, please ... hidup kita masih panjang!" "TIDAK! Aku sudah tidak mau hidup dikeluarga racun! Aku tidak mau menghabiskan waktu tersiksa seperti ini! Kalian semua gila!" teriak gadis itu mulai tersedu-s

  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB XV MAKAN MALAM BERSAMA

    "Naira, di mana Ken? Kenapa belum keluar?" tanya Wilson melirik Naira yang turun sendirian. Di meja makan sudah duduk Jasmine dan Cath dengan raut wajah malas, bibirnya yang mengerucut begitu melihat Naira ikut bergabung. "Um, maaf Pap, katanya malam ini Ken tak bisa ikut, sedang tidak enak badan," jawab Naira menunduk. Naira terpaksa berbohong karena Ken terus bersembunyi dalam gulungan selimut atas kejadian sebelumnya yang membuat keduanya bertengkar. Rasa malu dan canggung yang sulit disembunyikan, akhirnya sepakat jika Ken tak perlu ikut makan malam bersama. "Tumben sekali dia! Padahal ini makan malam pertama setelah ia menikah," ucap Wilson menyayangkan ketidakhadiran anaknya. "Ya sudah Pap, biarkan saja. Mungkin dia ingin istirahat. Nanti selesai makan, Mama tengok dia. Untuk Naira, ayo silahkan duduk," timpal Jasmine mengajak Naira untuk duduk bersama. "Ya, sekarang kamu sudah jadi bagian kelu

  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB XIVAROMA MAWAR SEGAR

    Ken dan Naira sudah sah menjadi sepasang suami istri selama seminggu, keduanya disibukkan dengan kegiatan masing-masing. Ken yang seperti biasa berangkat kerja dan sibuk di kantor sampai malam, sementara Naira mulai belajar mengenali kebiasaan dalam keluarga Ken dan berkenalan dengan para pelayan dengan tugas-tugasnya. Ia juga mengelilingi rumah keluarga Ken yang sangat luas, rumah dengan desain interior klasik modern bak istana. Di samping rumahnya, terdapat gazebo dari kayu yang lengkap dengan sofa, tanaman, tirai dan lampu berwarna kuning menambah kesan romantis karena dekat kolam renang. Dan di samping rumah satunya lagi, ada jalan menuju pintu ke arah paviliun. Sementara di belakang rumahnya terdapat lapangan golf dengan rumput hijaunya yang membuat Naira semakin takjub. Ia akhirnya mengerti kenapa Ken bisa benar-benar mudah berbuat sesuatu hal jika ia mau, karena seluruh bagian rumahnya adalah bagian interpretasi kekuatan keluarganya. "Non, maaf sudah sore, har

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status