Semua Bab Pewaris Darah Cemani: Bab 21 - Bab 30

58 Bab

Denjaka yang Tidak Sadarkan Diri

Bab 21Menemukan Denjaka sudah tak berdaya di lantai, berada dalam dekapan Wintang yang kini tengah menangis tersedu-sedu di atas tubuh sang suami, lengkap dengan mata yang berkaca-kaca, Wintang tampak berusaha membangunkan Denjaka yang sedang tak sadarkan diri. Melihat itu, tentu saja Ali tidak tinggal diam, dengan gerakan yang sengaja ia buat cepat secepat mungkin, Ali menyingsing sarungnya dan segera mengambil alih posisi, meminta Wintang agar memberikan sedikit ruang untuk dirinya. Detik-detik berikutnya pikiran Ali berkecamuk, menimang apa yang akan ia lakukan sekarang.Kali ini, Ali tak bisa tenang. Pasalnya, ketika baru memasuki area dapur, asap hitam yang sejak awal mencuri perhatian Ali, mengepul sampai ke luar, memperlihatkan eksistensinya dengan jauh lebih dahsyat dari sebelumnya. Bahkan, saat ini kepulan asap itu semakin tebal, membentuk sebuah wajah wanita mengerikan yang sedang menatap Denjaka penuh kepuasan. Ali bisa melihat, jika apa yang sedang dit
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-15
Baca selengkapnya

Jalan Takdir yang Berbeda

Bab 22Padahal, saat ini situasi sedang tak memingkinkan untuk sekedar melempar guyonan, sebab Denjaka belum berhasil dibuat sadarkan diri. Akan tetapi, ekspresi Ali yang memang memiliki wajah slengean tentu saja selalu mengundang kelucuan, meski ia sama sekali tak berniat melucu sekali pun.“Opo iyo ngunu?” Ali malah kembali memberi balasan.Setelah bersusah payah, akhirnya tubuh Denjaka berhasil dipindahkan ke dalam kamar. Namun, untuk mengangkatnya ke atas ranjang dan membaringkannya di tempat tidur, sepertinya baik Ali dan Cantika, keduanya sudah tak menyanggupinya, menyerah begitu saja.“Aku ndak sanggup kalau harus mengangkat tubuh Denjaka yang beratnya seperti orang kebanyakan dosa ini,” kata Ali, angkat tangan lebih dulu.“Saya pun.” Cantika ikut menimpali, menumpukan kedua tangannya pada lutut, membungkuk dengan nafas tersengal-sengal.“Ya sudah, biar di sini saja,” kata Ali mulai mengambil keputusan, membiarkan tubuh De
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-16
Baca selengkapnya

Tamu Pembawa Petaka

Bab 23Mendengar permintaan maaf dari sang istri tanpa ada angin dan hujan, tentu saja Bumi merasa heran, langsung menoleh ke arah Cantika yang sejak tadi duduk di sebelahnya, menelisik, mencoba mencari jawaban atas apa yang ada pada istrinya.“Maaf untuk apa, Sayang?” tanya Bumi, heran mendapati wajah sang istri yang mendadak terdapat raut kesedihan di kedua netra indah yang selalu berhasil kagum sendiri.“Maaf karena sampai saat ini aku belum juga bisa menghadirkan anak-anak selucu Pandu dan Widuri dalam pernikahan kita,” jawab Cantika dengan manik mata yang mendadak menjadi basah.Cantika sangat mengenali sang suami. Sejak dulu, ia memang sangat menyukai anak kecil. Tak heran mengapa ia bisa begitu mencintai Pandu dan Widuri, keponakannya sendiri. Tak dapat dielak, kasih sayang yang tercurahkan kepada Pandu dan Widuri, itu semua adalah bentuk ketidakmampuan Bumi untuk menyampaikannya ke anaknya sendiri, Cantika tahu betul akan hal itu.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-16
Baca selengkapnya

Penagih Janji

Bab 24Meski tidak terdengar nyaring, karena jarak lorong menuju kamarnya dan pintu utama berada lumayan jauh, namun indera pendengaran Cantika berhasil menangkapnya dengan jelas. Penasaran siapa yang datang bertamu, Cantika mengubah tujuannya, menunda menenangkan diri di dalam kamar, beralih menuju ruang depan di mana pintu utama terpasan“Assalamualaikum!” Seseorang mengucap salam.“Waalaikumsalam,” balas Cantika sembari mempercepat langkah kakinya.Tidak ingin membuat seseorang di luar sana menunggu terlalu lama, siapa tahu datang karena membutuhkan bantuan Denjaka untuk menangani masalah genting yang ia hadapi, Cantika sampai setengah berlari agar segera sampai dan bisa membukakan pintu.Klek!Kriiiieeet!Berhasil meraih gagang pintu, Cantika langsung membuka daun pintu lumayan lebar, menyambut seseorang yang datang.Rupanya, tak hanya satu orang yang ada di balik pintu, melainkan tiga orang, satu laki-laki
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-17
Baca selengkapnya

Penyusup Bencana

Bab 25“Inggih, Mas Den,” jawab Mbah Tarjo.“Bukannya Mas Den sendiri yang meminta saya pindah dari rumah lama dan tinggal di tengah kampung ini,” katanya lagi, tak punya rasa malu.Jelas-jelas ia tahu maksud dari apa yang pernah Denjaka katakan kepada dirinya. Hanya saja Mbah Tarjo sengaja menyalah artikannya demi mengambil sebuah kesempatan yang akan menguntungkan ia dan keluarganya, terutama Winingsih, putri kesayangannya.“Oh itu ….” Denjaka sekarang mulai mengerti, ia ingat apa yang memang pernah ia katakan kepada Mbah Tarjo sewaktu dalam perjalanan menuju rumah laki-laki tua itu dan keluarganya.Denjaka memang merasa miris, kasihan, sekaligus tak tega melihat Mbah Tarjo yang sudah sangat tua hidup sendirian tanpa adanya tetangga satu pun. Apa lagi dengan fasilitas yang sama sekali tidak memadai. Denjaka hanya tidak ingin Mbah Tarjo mengalami kesulitan jika sedang tidak sehat. Dengan medan jalan yang amat susah, licin, sempit serta b
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-17
Baca selengkapnya

Harapan yang Sedang diwujudkan

Bab 26Mendengar apa yang sang suami katakan, Mbok Marni tentu saja tidak setuju. Ia mana mungkin terima jika capek-capek mengerjakan semua tanpa mendapatkan apa-apa. Pemikirannya selama ini terlalu realistis, Mbok Marni selalu ogah menggerakkan badannya jika tak ada keuntungan yang bisa ia dapatkan nantinya, tak peduli apapun alasannya.Merasa gemas karena suaminya bicara seenaknya tanpa memikirkan dirinya, diam-diam Mbok Marni menyelipkan tangannya, meletakkannya tepat pada sela-sela antara pangkal pahanya dan juga sang suami, mencubitnya kuat-kuat.Mendadak mendapatkan rasa sakit, persisi dicapit kalajengking, Mbah Tarjo terangkat, tubuhnya menggeliat, menahan sakit yang sengaja sang istri berikan kepadanya tanpa pesan terlebih dahulu serta tak memberikan aba-aba.“Aduh!” Mbah Tarjo menjerit kesakitan, tak bisa menahan diri meski saat ini ia tahu betul jika ia sedang berusaha mencuri simpati dari Denjaka.Mendengar jeritan kesakitan da
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-18
Baca selengkapnya

Peluang Sebuah Upaya Kehancuran

Bab 27Tentu saja, mendengar Wintang akan memberikan tempat bekas anak-anaknya, Mbah Tarjo senang bukan kepayang. Bukan apa-apa, pasalnya, belum apa-apa Mbah Tarjo merasa sudah berjaya, sudah berhasil menyingkirkan anak-anak Denjaka dan juga Wintang, mengambil alih kamar mereka. Atas dasar apa yang ada di dalam pikirannya, Mbah Tarjo menganggap ini adalah awal yang sangat baik, lebih dari apa yang sejak awal ia harapkan.“Apakah tidak apa-apa?” tanya Denjaka sekali lagi.Sebenarnya, ia juga merasa tak tega jika menolak Mbah Tarjo dan keluarganya tinggal di sini. Hanya saja, Denjaka tidak ingin keberadaan orang asing akan membuat kenyamanan ia dan keluarganya merasa terganggu. Biar bagaimanapun juga, Denjaka sangat mengerti jika anak dan istrinya juga membutuhkan privasi.“Hanya untuk sementara, Kang Mas. Setidaknya sampai Mbah Tarjo dan Keluarganya bisa menemukan tempat tinggal baru,” jawab Wintang, lengkap dengan senyum manis yang ia lemparkan ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-18
Baca selengkapnya

Harapan tak Sesuai Kenyataan

Bab 28 Bersama Wintang, Bumi, Ali, dan Denjaka mulaimenyusul langkah-langkah yang Wintang ambil lebih dulu, hampir mencapai pintu utama. Namun, menyadari Mbah Tarjo dan keluarganya masih tercengang di tempat yang sama, mereka semua menghentikan langkah, menoleh ke arah Mbah Tarjo dan keluarganya yang masih tak bergeming secara bersama-sama penuh kekompakan, seolah semua gerakan mereka telah diawali oleh aba-aba yang diinstruksikan sebelumnya.“Loh, kok masih di sana? Ayo!” Ali menatap heran laki-laki tua yang wajahnya masih melekat di dalam ingatannya, terpatri abadi sebagai orang yang pernah menjambak Mas Cahyo, menyeretnya tanpa perasaan, mengusir kedatangan Mas Cahyo yang padahal datang dengan niat baik, namun diperlakukan dengan hina, dituduh sebagai dalang penyebab dari segala kejadian yang ada waktu itu.“Eh, iya … iya …, ini mau jalan,” jawab Mbah Tarjo gelagapan. Teguran yang Ali berikan berhasil membuyarkan isi kepalanya yang saat ini sedang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-19
Baca selengkapnya

Upaya Winingsih Mencuri Perhatian Denjaka

Ban 29 Mendengar permintaan sang istri yang melarangnya untuk mati dan mewariskan kemiskinan yang ditolak secara mentah-mentah oleh Mbok Marni, nafas Mbah Tarjo kian memberat. Dadanya terus naik turun bersamaan dengan hembusan nafas yang sulit ia terima. Berada dalam pangkuan sang istri yang saat ini sedang banjir air mata, Mbah Tarjo mendelik, terus mengusap-usap dadanya seorang diri, menggerutu di dalam hati gara-gara semua orang ia anggap tidak ada yang peduli karena berdiam diri saja, menatapnya yang sedang kesulitan untuk sekedar bernafas. “Mbah, njenengan kenapa?” tanya Denjaka, baru menanyakan keadaan Mbah Tarjo padahal dirinya sudah terkapar di atas tanah sejak tadi. “Ada apa, Mbah? Apa njenengan baik-baik saja?” Wintang ikut bertanya juga. Wintang duduk berjongkok di samping Mbah Tarjo yang masih berada dalam pangkuan Mbok Marni, berencana menggunakan kemampuannya yang bisa melakukan penyembuhan tanp
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-19
Baca selengkapnya

Incaran Lain

Bab 30Rumah petak bekas asrama yang kini Mbah Tarjo tinggalo sudah bersih dan rapi. Baju-baju yang sebelumnya berada dalam buntelan sarung, kini tersusun rapi di dalam lemari. Kini, tempat itu bisa dijadikan tempat istirahat yang nyaman, merebahkan diri yang kelelahan akibat drama panjang yang telah ia lakukan.Menikmati kenyamanan yang ada, tempat tinggal gratis dengan peralatan dan perabotan lengkap siap pakai, Mbah Tarjo merebahkan diri di atas dipan. Meski kasur yang menjadi alas tidak terlalu tebal, tetap saja kamar tempat tidurnya sekarang jauh lebih nyaman jika dibandingkan dengan rumah miliknya sendiri sebelumnya.Sementara Mbah Tarjo merebahkan diri, menikmati apa yang ia dapat meski bukan yang ia inginkan, santai dan berleha-leha semaunya, Mbok Marni tampak sibuk di ruangan lain paling belakang, memperhatikan meja makan, rak piring, kompor minyak serta piring-piring lengkap dengan gelas dan peralatan lain penuh rasa kagum.“Waw …. Ini s
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-20
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status