Lahat ng Kabanata ng Dunia yang Terlupakan: Jalan Sang Jenius: Kabanata 121 - Kabanata 130

159 Kabanata

Bab 121

Denyut jantung Rainer berdetak kencang saat langkah kakinya beradu dengan lantai batu. Udara di sekelilingnya masih terasa dingin akibat sihir pembekuan dari pria berambut putih tadi, namun mereka tidak punya waktu untuk memikirkan itu. Mereka harus keluar dari tempat ini sebelum semuanya runtuh.Di sampingnya, Elyse berlari dengan lincah, matanya awas mengamati setiap persimpangan lorong. Nafasnya terdengar berat, tetapi semangat bertahan hidup terpancar jelas dari sorot matanya."Arah mana?" tanya Elyse cepat.Rainer melirik ke sekeliling. Lorong-lorong ini seperti labirin yang bisa menyesatkan siapa saja yang tidak tahu jalan. Namun, dengan ingatan tajamnya, ia segera menemukan pola yang sesuai dengan peta yang ia baca sebelumnya."Kiri, lalu turun ke bawah. Harusnya ada jalan keluar di sana," jawabnya tegas.Tanpa ragu, mereka berbelok dan menuruni tangga spiral sempit. Dinding batu di sekitar mereka mulai bergetar—pertarungan di atas semakin intensif, dan dampaknya mulai merusak
last updateHuling Na-update : 2025-02-28
Magbasa pa

Bab 122

Cahaya terang menyelimuti mereka.Rainer, Elyse, dan pria misterius itu merasakan tubuh mereka ditarik oleh kekuatan tak terlihat. Sensasi melayang membuat napas mereka tercekat, seperti jatuh ke dalam kehampaan yang tak berujung.Lalu, seketika, semuanya kembali nyata.Brak!Rainer terjatuh ke tanah keras dengan suara dentuman, disusul Elyse yang langsung menggertakkan giginya saat tubuhnya menghantam rerumputan kasar. Pria berambut hitam mendarat dengan lebih luwes, matanya segera menyapu sekeliling mereka.Mereka berada di tempat yang benar-benar berbeda.Langit di atas mereka berwarna ungu gelap, dengan kilatan petir biru samar-samar di kejauhan. Udara terasa tebal, seolah mengandung energi yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya. Pepohonan besar menjulang tinggi, dengan daun-daun hitam yang berkilauan seperti kristal.Elyse mengusap lengannya dan bangkit. "Dimana kita...?"Rainer berdiri perlahan, matanya masih menyesuaikan diri dengan pemandangan baru ini. Satu hal yang past
last updateHuling Na-update : 2025-03-01
Magbasa pa

Bab 123

Cahaya biru menyelimuti tubuh mereka.Rainer merasakan tekanan kuat di sekelilingnya. Rasanya seperti ditarik ke dalam pusaran energi yang tak terlihat. Elyse berusaha meraih lengannya, tetapi sebelum jari mereka bersentuhan, cahaya semakin menyilaukan—dan semuanya menghilang.Ketika Rainer membuka matanya, ia tidak lagi berada di dalam ruangan bawah tanah itu. Sebaliknya, ia berdiri di sebuah tanah luas yang berwarna hitam pekat. Langit di atasnya kosong, tanpa matahari ataupun bulan. Udara terasa dingin dan kering, seakan-akan tidak ada kehidupan di tempat ini.Ia menoleh. Elyse berdiri di dekatnya, matanya waspada."Di mana kita sekarang?" bisiknya.Rainer menggertakkan giginya. "Aku tidak tahu. Tapi ini pasti bagian dari 'ujian' yang disebutkan pria itu."Tiba-tiba, suara langkah berat menggema di kejauhan.Elyse langsung bersiap, tangannya meraih gagang pedangnya. Rainer menajamkan tatapannya ke depan. Dari kegelapan, sosok humanoid raksasa dengan mata merah menyala perlahan mend
last updateHuling Na-update : 2025-03-01
Magbasa pa

Bab 124

Cahaya keemasan dari gerbang besar itu berpendar pelan. Rainer berdiri diam, matanya meneliti ukiran kuno yang terukir di permukaannya. "Hanya mereka yang memiliki kekuatan pikiran dan hati yang sejati yang dapat melangkah lebih jauh."Elyse meliriknya. "Apa menurutmu kita sudah memenuhi syarat?"Rainer menghela napas. "Tidak ada pilihan lain kecuali mencobanya."Perlahan, ia mengulurkan tangan dan menyentuh permukaan gerbang. Begitu jari-jarinya menyentuh ukiran itu, sebuah arus energi mengalir ke dalam tubuhnya. Rainer tersentak, otaknya dipenuhi gambaran yang tidak familiar—pemandangan kota-kota yang runtuh, pertempuran besar, dan sosok-sosok misterius yang berdiri di atas reruntuhan."Rainer!" suara Elyse terdengar jauh, seperti berasal dari balik kabut.Ia merasakan tubuhnya tertarik ke dalam pusaran waktu, didorong ke dalam ingatan yang bukan miliknya.Dalam penglihatannya, ia melihat seorang pria bertudung berdiri di atas puncak menara. Di bawahnya, ribuan prajurit bertempur me
last updateHuling Na-update : 2025-03-02
Magbasa pa

Bab 125

Dinding-dinding kristal yang sebelumnya bersinar kini dipenuhi retakan gelap. Energi hitam merembes keluar seperti racun yang mengalir, memenuhi udara dengan tekanan yang menyesakkan. Sosok berbayang itu melangkah maju, matanya yang merah menyala menatap tajam ke arah Rainer dan Elyse."Aku tidak menyangka ada yang cukup bodoh untuk mencapai tempat ini." Suaranya dingin, penuh kepastian.Elyse langsung mengangkat pedangnya, bersiap menghadapi ancaman yang jelas terlihat. Rainer, di sisi lain, tetap diam, otaknya bekerja cepat, mencoba memahami situasi.Aedric melangkah maju, berdiri di antara mereka dan bayangan itu. "Mereka telah melewati ujian dan berhak mengetahui kebenaran."Bayangan itu tertawa kecil. "Kebenaran? Tidak ada yang butuh kebenaran di dunia ini. Yang mereka butuhkan hanyalah menerima kenyataan yang ada."Rainer mengerutkan dahi. "Jadi kau memang bagian dari sistem ini."Sosok itu menatapnya. "Aku bukan bagian dari sistem ini. Aku adalah penjaganya."Suasana semakin te
last updateHuling Na-update : 2025-03-02
Magbasa pa

Bab 126

Ruangan yang sebelumnya dipenuhi oleh bayangan dan kegelapan kini berangsur-angsur mereda. Cahaya biru samar dari kitab hitam yang kini berubah bentuk berpendar di tengah altar, menciptakan bayangan panjang di wajah Rainer, Elyse, dan Aedric.Keheningan yang terjadi terasa begitu berat. Rainer menatap kitab itu dengan ekspresi penuh waspada. Ia tahu, kemenangan ini bukan akhir dari segalanya—sebaliknya, ini hanyalah awal dari misteri yang lebih dalam."Kitab ini... telah berubah," Elyse berbisik, masih memegang erat pedangnya.Aedric melangkah mendekat, meneliti kitab dengan hati-hati. "Tulisan di sampulnya... ini bahasa kuno. Tidak seharusnya bisa berubah seperti ini."Rainer mengulurkan tangannya, merasakan energi aneh yang mengalir dari kitab itu. Ada sesuatu yang berbeda—tidak sekadar perubahan bentuk, tetapi juga aura yang dipancarkannya."Kita tidak bisa mengabaikan ini," Rainer berkata dengan suara rendah. "Apa pun yang ada di dalamnya, mungkin ini adalah jawaban yang kita cari
last updateHuling Na-update : 2025-03-03
Magbasa pa

Bab 127

Angin dingin menyapu reruntuhan Kota Yang Terlupakan, membawa aroma debu dan kenangan yang telah lama terkubur. Langit kelam semakin bergejolak, seperti merespons kehadiran Rainer dan kelompoknya. Di kejauhan, bayangan besar yang sebelumnya hanya samar kini semakin jelas—sebuah entitas gelap dengan mata bersinar merah, menatap mereka dari ketinggian.Rainer menggenggam kitab hitam di tangannya lebih erat. "Mereka benar-benar tidak membuang waktu," gumamnya.Elyse berdiri tegak di sisinya, pedang terhunus. "Apa itu salah satu dari Pengawas?"Caelum, yang berdiri beberapa langkah di depan mereka, menggeleng. "Bukan. Itu hanya pelayan mereka—salah satu dari banyak penjaga yang dikirim untuk menghalangi orang-orang seperti kalian."Aedric menarik napas dalam, kedua tangannya mulai membentuk formasi sihir. "Kalau begitu, kita harus menyingkirkan penghalang ini sebelum bisa bergerak lebih jauh."Makhluk itu mengeluarkan suara geraman rendah, lalu melesat ke arah mereka dengan kecepatan luar
last updateHuling Na-update : 2025-03-03
Magbasa pa

Bab 128

Malam mulai merayap di langit Benteng Langit. Cahaya lentera menggantung di sepanjang jalan utama, menciptakan bayangan panjang di antara bangunan berbatu yang menjulang tinggi. Suasana kota begitu hidup, tetapi di antara kerumunan, bahaya mengintai.Rainer dan kelompoknya berjalan mengikuti pria tua misterius yang mereka temui di kota luar. Mereka melewati gang-gang sempit yang dipenuhi aroma rempah dan kayu bakar."Jadi, siapa sebenarnya kau?" tanya Elyse dengan suara rendah, matanya tetap waspada terhadap sekitar.Pria itu terkekeh pelan. "Sebut saja aku Rowan," jawabnya. "Dulu aku seorang cendekiawan di Perpustakaan Agung. Sampai suatu hari, aku menemukan sesuatu yang tidak seharusnya kulihat."Aedric mengangkat alis. "Dan itu adalah...?"Rowan berhenti di depan sebuah pintu kayu tua yang hampir runtuh. Ia menoleh ke mereka sebelum mendorong pintu itu perlahan. "Kunci yang mengarah pada rahasia terbesar Benteng Langit."Begitu mereka masuk, cahaya obor menerangi ruangan sempit yan
last updateHuling Na-update : 2025-03-04
Magbasa pa

Bab 129

Pintu besar terbuka perlahan, mengeluarkan suara decitan menyeramkan. Dari dalam kegelapan, sesuatu merangkak keluar—sesosok makhluk berbalut bayangan dengan mata merah menyala dan tubuh yang nyaris tak berbentuk.Udara di dalam ruangan menjadi berat, seperti ada tekanan tak terlihat yang menekan dada mereka. Elyse merasakan bulu kuduknya berdiri, sementara Aedric langsung mencengkeram gagang pedangnya dengan erat.Rainer tetap diam, mengamati dengan mata tajam. “Makhluk ini… bukan iblis biasa.”Grand Magus Eldric menyeringai tipis dari tempatnya berdiri. “Benar. Ini adalah Nokturnis, entitas yang lahir dari kegelapan dunia ini. Ia tak bisa dibunuh dengan sihir biasa.”Makhluk itu melangkah maju, bayangannya seperti kabut yang merayap di lantai. Dari tubuhnya, tentakel hitam melesat ke arah mereka dengan kecepatan luar biasa.“Bersebar!” seru Rainer.Mereka melompat ke berbagai arah tepat sebelum tentakel itu menghantam tempat mereka berdiri, menghancurkan lantai batu menjadi puing-pu
last updateHuling Na-update : 2025-03-05
Magbasa pa

Bab 130

Ruangan perjamuan sunyi setelah kata-kata Rainer meluncur. Para bangsawan yang duduk di sekeliling meja menatapnya dengan berbagai ekspresi—ada yang penuh rasa ingin tahu, ada yang skeptis, dan beberapa terlihat tidak senang dengan kehadirannya.Duke Albrecht adalah orang pertama yang memecah kesunyian. Ia menyandarkan tubuhnya ke kursi dengan senyum tipis. “Kemenangan, katamu?”Rainer tetap tenang. “Benar. Aku tahu bahwa kalian semua di sini adalah tokoh-tokoh penting dalam sistem pemerintahan Benteng Langit. Tapi, dalam sistem yang kalian jalankan, kekuatan selalu menjadi penentu utama.”Count Regnier menyilangkan tangannya. “Dan kau pikir seorang pemuda tanpa nama besar bisa menawarkan sesuatu yang bahkan kami belum bisa capai?”Rainer tersenyum kecil. “Jika aku tidak bisa, aku tidak akan berdiri di sini.”Para bangsawan saling bertukar pandang. Elyse dan Aedric yang berdiri di belakang Rainer tetap waspada, mengamati setiap gerakan halus yang bisa menjadi ancaman.Akhirnya, Marqui
last updateHuling Na-update : 2025-03-06
Magbasa pa
PREV
1
...
111213141516
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status