Callan tergeletak di tanah, darah menetes dari bahunya yang tertembus anak panah. Wajahnya masih menyeringai, meskipun rasa sakit jelas terlihat di matanya. Rainer menatapnya tanpa ekspresi, tetapi di dalam benaknya, pikirannya berputar cepat, mencari tahu bagaimana langkah selanjutnya.Elyse berdiri di sampingnya, pedangnya masih terangkat, matanya penuh kewaspadaan. Aedric, yang telah menembakkan panah tadi, tetap berada di posisi strategisnya, memastikan tidak ada gerakan mencurigakan dari sang pembunuh."Ayo, katakan," Rainer berkata dengan nada tenang, tetapi penuh tekanan. "Siapa yang mengirimmu?"Callan tersenyum samar, meskipun darah mengalir dari sudut bibirnya. "Kau benar-benar berpikir aku akan memberitahumu begitu saja?"Rainer berlutut, menatap Callan dari dekat. "Kau sudah gagal dalam misimu. Tidak ada lagi yang bi
Huling Na-update : 2025-03-18 Magbasa pa