Home / Romansa / Istri Kontrak Sang Presdir / Chapter 171 - Chapter 180

All Chapters of Istri Kontrak Sang Presdir : Chapter 171 - Chapter 180

196 Chapters

Semakin Mendekatkan Diri

Anna dan yang lain makan malam bersama. Kali ini Stefanie dan Reino yang mengambilkan makanan untuk Anna dan Kai, sampai membuat Anna tidak enak hati.“Nanti aku bisa sendiri,” ucap Anna mencegah Reino yang hendak mengambil sayur untuknya.“Kamu tidak suka ini?” tanya Reino memastikan. Tatapannya mengandung kecemasan dan rasa takut.Anna merasa canggung. Dia tak terbiasa dengan semua ini.“Kalian duduklah. Seharusnya yang melayani aku, karena aku yang paling muda. Kalian jangan melayani kami,” ucap Anna berdiri dari duduknya untuk mengambil alih apa yang sedang dilakukan Reino dan Stefanie.Reino tersenyum tipis lalu berkata, “Tidak apa-apa kami melakukannya, kapan lagi kami bisa melayani kalian. Meski kami tua, bukan berarti apa-apa harus yang lebih muda.”Anna terkesiap, tapi sedetik kemudian tersenyum. “Iya karena itu juga, aku tidak tahu kapan bisa melayani kalian, jadi biarkan kali ini aku yang melayani.”Reino dan Stefanie saling pandang, saat itu Anna mengambil sendok sayur dar
last updateLast Updated : 2025-04-03
Read more

Terima Pelan-pelan

Anna tersenyum. Dia mengangguk pelan.“Iya, aku juga ingin melakukannya,” jawab Anna sambil mengangguk pelan.Stefanie memeluk Anna, dia mengusap lembut rambut hingga punggung putrinya itu.“Kita mulai semuanya dari awal. Mama tidak akan pernah meninggalkanmu lagi,” ucap Stefanie lalu mencium kepala Anna.Anna mengangguk pelan. Bisa merasakan memiliki ibu kandung saja sudah membuatnya sangat bahagia.Malam semakin larut. Anna dan Stefanie kembali ke kamarnya masing-masing.Stefanie masuk ke kamarnya, dia melihat Reino yang sedang berdiri di dekat jendela sambil menerima telepon.Reino sedang bicara dengan Alex yang menghubunginya. Putranya itu sedang mengamuk dari seberang panggilan sana.“Bagaimana bisa Papa menerimanya begitu saja? Memangnya dia siapa? Apa Papa tidak takut kalau posisi Papa direbut!”Reino menghela napas pelan. Dia sampai memijat kening karena Alex terus mengamuk meski sudah dijelaskan.Sejak bertengkar dengannya dan Stefanie, Alex pergi dari rumah sehingga tidak ta
last updateLast Updated : 2025-04-03
Read more

Memanjakan Anna

Hari berikutnya. Anna bekerja seperti biasa. Dia berada di ruang kerja Justin sedang menyusun berkas yang diminta oleh atasannya itu.“Pak, ini berkas yang Anda minta untuk dipilah. Ini sudah sesuai dengan kategorinya masing-masing,” ucap Anna sambil meletakkan berkas yang dibawanya ke meja Justin.“Anna, bagaimana jadwal pertemuan dengan Pak Kevin? Apa dia setuju untuk bertemu siang ini?” tanya Justin karena dia ingin menemui penanggung jawab pembangunan proyek guna melakukan tinjauan untuk mempromosikan perumahan yang sedang dibangun oleh perusahaan Kai.Anna langsung mengecek ponselnya. Dia ternyata belum membuka pesan dari asisten Pak Kevin.“Asistennya mengirim pesan lima menit lalu dan berkata kalau Pak Kevin bisa ditemui pukul tiga sore nanti,” ujar Anna menjelaskan.Justin mengangguk-angguk. “Kamu ikut denganku,” ucap Justin sambil menatap pada Anna.Anna terkesiap. Namun, dia tidak bisa menolak karena memang sudah menjadi resiko harus ikut Justin jika memang menyangkut soal p
last updateLast Updated : 2025-04-04
Read more

Masih Tidak Terima

Reino berada di hotel karena baru saja menemui rekan bisnisnya yang ternyata juga sedang singgah di kota itu.Reino duduk di ruang tunggu lobby hotel menunggu taksi, sampai dia terkejut karena ada bayangan yang menghalangi cahaya.“Alex.” Reino tak menyangka kalau putranya ada di sana.Alex menatap datar, ekspresi wajahnya memperlihatkan rasa tak senang.“Kapan kamu datang? Kenapa tidak memberitahu papa? Dan, bagaimana bisa menemukan papa di sini?” tanya Reino bertubi karena Alex hanya dia.“Aku mau bicara berdua dengan Papa karena itu aku datang ke sini. Aku menginap di sini jadi kebetulan melihat Papa,” jawab Alex akhirnya bicara.Reino cukup terkejut. Dia mengangguk, lalu membatalkan taksi yang dipesannya agar bisa bicara berdua dengan sang putra.Reino dan Alex pergi ke restoran yang ada di hotel. Keduanya duduk berhadapan dengan kopi yang tersaji di meja.“Kamu mau membicarakan apa?” tanya Reino. Dia mengambil cangkir kopi miliknya, lalu mulai menyesap perlahan.“Bagaimana bisa Pa
last updateLast Updated : 2025-04-04
Read more

Tak Terduga

Rachel menunggu di parkiran restoran. Dia memakai pakaian serba hitam, tatapannya terus tertuju pada mobil yang memasuki halaman restoran, sampai akhirnya dia melihat mobil Justin.Rachel masih diam di tempatnya. Dia menunggu, sampai akhirnya mendapat kesempatan saat melihat Anna berjalan kembali ke mobil.“Kamu pikir bisa lolos dariku,” gumam Rachel dengan seringai licik di bibirnya.Rachel memasukkan satu tangan di saku jaket yang dipakainya. Dia berjalan untuk menghampiri Anna, tapi langkahnya terhenti saat ada seseorang lebih dulu menemui Anna.Rachel kembali bersembunyi ketika Anna membalikkan badan. Sial!Anna terkejut melihat siapa yang menepuk pundaknya, tapi detik berikutnya dia tersenyum.“Anser, apa yang kamu lakukan di sini?” tanya Anna saat melihat pria itu.“Kamu sendiri? Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya Anser lalu memerhatikan mobil yang dipakai Anna, bukanlah mobil kai.“Oh, aku sedang bersama atasanku karena ada meeting di sini,” jawab Anna lalu menunjuk restoran
last updateLast Updated : 2025-04-05
Read more

Pencemburu Berat

Justin berada di mobil menuju perusahaan. Dia memandangi ponselnya yang terus berdering karena Rachel menghubunginya.Tak bisa terus mengabaikan, akhirnya Justin menjawab panggilan itu.“Kenapa ada Anser di sana?”Justin mendengar suara menggelegar dari seberang panggilan. Belum juga dia menjawab, Rachel kembali bicara.“Dan kenapa kamu menyusul Anna ke parkiran?”Justin mengusap kening, lalu mulai menjelaskan.“Kamu terlalu gila ingin menyakiti Anna di tempat umum. Aku tidak mau terseret dalam masalah karena kegilaanmu ini,” ucap Justin.“Apa kamu ingin melawanku?” “Sadarlah, harusnya kamu berhenti.” Justin mencoba menasihati.Justin tidak tahu, kenapa dia tiba-tiba tidak bisa membiarkan Anna disakiti Rachel. Hatinya tergerak begitu saja untuk menghampiri dan memastikan Anna baik-baik saja.Mungkin karena selama ini dia mengenal Anna sebagai sosok yang baik dan penyayang. Lantas, kenapa Rachel bisa sebenci itu hanya karena Anna menikah dengan Kai.“Oh, sepertinya pemikiran kita suda
last updateLast Updated : 2025-04-05
Read more

Saling Ancam

Reino duduk di teras bersama Stefanie. Keduanya sama-sama memandang ke gerbang, menunggu Anna dan Kai pulang.“Sepertinya kita tidak bisa terus membiarkan Alex salah paham. Jika dia lari ke papamu, maka sudah dipastikan kalau Alex akan semakin membenci Anna,” ucap Reino yang sudah menceritakan tentang pertemuannya dengan Alex.Stefanie menghela napas kasar, semua memang salahnya.“Maaf, aku tidak bisa menjadi ibu dan istri yang baik selama bertahun-tahun ini. Aku terlalu fokus pada diriku dan masa lalu, sehingga Alex kurang perhatianku dan sekarang takut kehilangan semua perhatianku,” ucap Stefanie penuh penyesalan.Reino menoleh pada Stefanie, lalu menggenggam tangan istrinya itu.“Tidak perlu minta maaf, bagiku kamu sudah melakukan yang terbaik selama ini. Alex hanya kurang bisa menerima karena sejak awal kamu tidak pernah cerita tentang masa lalumu,” ucap Reino mencoba memberi semangat.“Bagaimana bisa bercerita kalau apa yang akan kuceritakan, akan semakin menyakitinya,” ucap Stef
last updateLast Updated : 2025-04-06
Read more

Ingin Memberi Pelajaran

Anna berada di kamar sedang menerima panggilan dari Nindy yang menanyakan kabar ibunya.“Besok aku akan menjenguknya lagi, kamu jangan cemas,” ucap Anna.“Apa Rachel belum ditangkap juga?” tanya Nindy dari seberang panggilan.“Belum,” jawab Anna lalu menghela napas kasar, “entah bersembunyi di mana dia, yang jelas suamiku bilang kalau pasti ada yang membantunya.”“Wanita itu benar-benar licik, Anna. Kamu harus hati-hati.”Anna mengangguk meski Nindy tak melihatnya.“Awalnya kupikir dia baik, ucapannya manis dan dia berkata sebagai sahabat baikmu. Andai tahu dia sejahat ini, aku tidak akan tergiur dengan uangnya. Maaf sudah mengkhianatimu.”“Sudahlah, itu sudah terjadi,” balas Anna tak mau mengungkit masalah itu lagi.“Kamu tidak keluar-keluar dari apartemen, kan?” tanya Anna memastikan demi keselamatan Nindy.“Tentu saja, aku mengikuti apa yang kalian katakan,” jawab Nindy dari seberang panggilan. “Ya, meski bosan, tapi demi keselamatanku juga.”“Baguslah,” balas Anna, “besok aku akan
last updateLast Updated : 2025-04-06
Read more

Kenekatan Rachel

Stefanie berada di lobi menunggu Anna. Dia sudah cukup lama di lobi, sampai akhirnya melihat mobil Kai yang berhenti di depan lobi.Dengan senyum semringah Stefanie berdiri dari duduknya, lalu berjalan menuju pintu lobi untuk menghampiri Anna yang berdiri sambil memandang mobil Kai yang berjalan menuju pintu keluar perusahaan.Saat Stefanie ingin memanggil, dia melihat seseorang berpakaian hitam mengeluarkan belati dari saku jaketnya.“Anna!” Stefanie berteriak keras sambil berlari ke arah putrinya.Anna terkejut mendengar suara Stefanie. Dia membalikkan badan ke arah sumber suara dan melihat ibunya itu berlari dengan wajah panik.“Anna, awas!” teriak Stefanie.Anna tidak paham, sampai Stefanie menubruk dan memeluknya sambil memutar tubuh Anna berlawanan dengan orang mencurigakan yang Stefanie lihat.Anna terkejut. Dia melihat orang memakai masker hitam berdiri di belakang Stefanie dengan tangan mengarah ke sang mama, belum lagi Anna mendengar suara Stefanie memekik.Rachel nekat ingin
last updateLast Updated : 2025-04-07
Read more

Butuh Alex

Anna menangis sesenggukan karena panik dan takut terjadi sesuatu yang buruk pada sang mama. Bahkan Anna terus menggenggam telapak tangan Stefanie sepanjang perjalanan menuju rumah sakit.“Mama bertahan, ya,” bisik Anna lalu mencium punggung tangan Stefanie, tak peduli bau amis menyengat di hidungnya.“Jalankan mobilnya lebih cepat!” perintah Kai pada sopir perusahaan yang mengantar mereka ke rumah sakit.Kai menoleh ke belakang karena mendengar Anna terus menangis. Dia ikut cemas, apalagi Stefanie sudah lemas.Saat sampai di rumah sakit, Stefanie langsung dibawa ke IGD. Anna masih gemetaran, tapi dia berusaha mengeluarkan ponsel dan menghubungi Reino.“Ha-halo, Pa.” Anna bicara tergagap.“Halo, ada apa, An? Kenapa suaramu gugup seperti itu?” tanya Reino dari seberang panggilan.Kai melihat Anna yang menahan tangis dan tak bisa bicara, sehingga Kai mengambil alih ponsel Anna, lalu satu tangan merangkul pundak Anna dan membawanya masuk ke pelukan.“Pa, ini Kai.” Kai bicara sambil memand
last updateLast Updated : 2025-04-07
Read more
PREV
1
...
151617181920
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status