Rey duduk termenung di area meja kerjanya, dengan tangan kanan memegang ponsel yang sejak tadi hanya menampilkan satu nama di layar : Ayang Alnaira. Tarikan napasnya berat, pikirannya bercabang antara apa yang ia ingin sampaikan dan apa yang mungkin Ira rasakan. Saat hendak menekan tombol panggil pada ponsel, suara bel pintu mengalihkan perhatiannya.Ia bangkit dengan rasa malas, kemudian membuka pintu, dan mendapati Adrian, sahabatnya, berdiri di depan pintu dengan senyum kecil.“Rey, mukamu kayak habis diserbu pasukan lebah,” seloroh Adrian sambil melangkah masuk tanpa diundang. Ia langsung duduk di sofa, menatap Rey yang masih berdiri. “Aku tahu masalah membuatmu kacau, Rey, aku ingin membantumu.”Rey hanya menghela napas, menutup pintu, lalu duduk di kursi di seberang Adrian.“Terimakasih, Adri. Tapi, aku tidak minta bantuan siapa pun,” gumam Rey pelan.“Justru itu masalahnya,” balas Adrian. “Kamu selalu mau menyelesaikan semuanya sendiri. Aku tahu kamu keras kepala, Rey. Tapi mas
Last Updated : 2025-01-25 Read more