Home / Rumah Tangga / Istri Baru untuk Suamiku / Bab 35 : Menemukan Kepastian

Share

Bab 35 : Menemukan Kepastian

Author: RiQueena
last update Last Updated: 2025-01-24 07:30:03

Pagi hari datang menjelang, namun kebimbangan masih menyelimuti hati Reyvaldo. Lelaki itu menggenggam ponsel miliknya, menatap layar dengan ekspresi ragu. Ia harus segera menghubungi Ira, tetapi pikirannya terlalu penuh dengan kebingungan.

Sementara itu, Ira sedang duduk bersama Rizal di area car free day, setelah malam sebelumnya janjian. Mereka tengah berbagi cerita sambil menikmati secangkir kopi. Obrolan mereka ringan, tetapi jelas terlihat ada kekhawatiran dalam tatapan Rizal setiap kali ia melihat wajah Ira.

“Ira, kamu terlihat lelah. Kamu yakin baik-baik saja?” ucap Rizal penuh perhatian.

Ira tersenyum samar, “Aku baik-baik saja, Rizal. Hanya sedikit tertekan dengan semua yang terjadi.”

Rizal mencondongkan tubuh ke depan, “Masalah suamimu lagi, ya? Kamu tahu, kamu tidak harus memikul semua ini sendirian. Kalau kamu butuh bantuan, aku selalu ada untukmu.”

Ira menghela napas panjang, menatap secangkir kopi yang hampir dingin di depannya. Uap hangatnya sudah lama menghilang, seper
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Istri Baru untuk Suamiku    Bab 36

    Rey duduk termenung di area meja kerjanya, dengan tangan kanan memegang ponsel yang sejak tadi hanya menampilkan satu nama di layar : Ayang Alnaira. Tarikan napasnya berat, pikirannya bercabang antara apa yang ia ingin sampaikan dan apa yang mungkin Ira rasakan. Saat hendak menekan tombol panggil pada ponsel, suara bel pintu mengalihkan perhatiannya.Ia bangkit dengan rasa malas, kemudian membuka pintu, dan mendapati Adrian, sahabatnya, berdiri di depan pintu dengan senyum kecil.“Rey, mukamu kayak habis diserbu pasukan lebah,” seloroh Adrian sambil melangkah masuk tanpa diundang. Ia langsung duduk di sofa, menatap Rey yang masih berdiri. “Aku tahu masalah membuatmu kacau, Rey, aku ingin membantumu.”Rey hanya menghela napas, menutup pintu, lalu duduk di kursi di seberang Adrian.“Terimakasih, Adri. Tapi, aku tidak minta bantuan siapa pun,” gumam Rey pelan.“Justru itu masalahnya,” balas Adrian. “Kamu selalu mau menyelesaikan semuanya sendiri. Aku tahu kamu keras kepala, Rey. Tapi mas

    Last Updated : 2025-01-25
  • Istri Baru untuk Suamiku    Bab 37

    Ruangan kantor Reyvaldo Anggara dipenuhi dengan dokumen yang berserakan di atas meja kerja, mencerminkan kekacauan yang sama dengan pikirannya saat ini. Lelaki berwajah rupawan itu memutuskan untuk tidak menunda lagi pemecahan masalah yang sedang dihadapinya. Hubungan dengan Ira, wanita yang sangat dicintainya harus segera diperbaiki, meskipun gugatan cerai dari istrinya sudah dilakukan, ditambah lagi dengan kehadiran Erica yang terus menjadi penghalang besar hubungan di antara mereka.Rey menatap ponselnya yang tergeletak di meja, diantara dokumen-dokumen yang terlihat masih berhamburan. Nama Ayang Alnaira masih ada di layar dari panggilan terakhirnya yang tidak terjawab. Kali ini, ia memutuskan untuk mencobanya lagi. Berusaha untuk menjelaskan pertemuan sebelumnya yang masih belum menemui titik terang.Setelah beberapa kali nada sambung terhubung, suara Ira terdengar di ujung sana. "Ada apa lagi, Mas?" tanyanya dengan nada dingin."Sayang, Mas perlu bicara lagi denganmu," kata Rey d

    Last Updated : 2025-01-26
  • Istri Baru untuk Suamiku    Bab 38

    Cahaya matahari pagi menyusup masuk melalui celah tirai yang sedikit terbuka. Sinarnya yang terasa hangat menerpa wajah cantik Ira yang duduk di meja makan, menatap cangkir kopinya yang masih mengepul asap tipis. Di seberangnya duduk seorang sahabat yang setia menemaninya untuk bertukar pikiran, Karin, yang memandangnya dengan perasaan cemas."Jadi, bagaimana pembicaraanmu dengan Rizal semalam?" tanya Karin sambil menyeruput kopinya.Ira menghela napas panjang. "Dia memberiku perspektif baru. Aku merasa sedikit lebih tenang, meski masalahku dengan Mas Rey masih menjadi beban berat."Karin mencondongkan tubuhnya ke depan. "Kamu harus jujur pada dirimu sendiri, Ra. Apa yang sebenarnya kamu inginkan? Apakah kamu masih mencintai suamimu?"Ira terdiam sejenak. Kata-kata Karin membuatnya teringat pada ucapan Rizal semalam. "Aku ... aku tidak tahu, Rin. Rasanya seperti ada tembok besar di antara kami sekarang. Dan Erica, dia seperti bayangan yang terus menghantui pernikahan kami.""Aku menge

    Last Updated : 2025-01-27
  • Istri Baru untuk Suamiku    Bab 39

    Rizal mengetuk pintu apartemen Ira dengan sopan. Suara ketukan itu terdengar keras namun tidak berlebihan, cukup untuk memastikan penghuni di dalam menyadarinya. Dari dalam, terdengar langkah kaki yang terburu-buru mendekat, seolah pemiliknya sedang tergesa-gesa menyelesaikan sesuatu sebelum membuka pintu.Setelah beberapa saat, suara kunci yang diputar terdengar pelan, dan pintu perlahan terbuka. Di balik pintu itu, seorang wanita cantik bernama Alnaira Riquina berdiri. Meski demikian, kerut di wajah cantiknya menampilkan ekspresi campuran antara terkejut dan bingung. Ia tidak menyangka akan menemukan Rizal berdiri di sana dengan senyum lembut di wajahnya.Rizal, seperti biasa, tampil rapi. Jas yang dikenakannya tampak sempurna tanpa satu pun lipatan, sementara jam tangan di pergelangan kirinya berkilauan samar di bawah cahaya lorong apartemen. Ada aura tenang dan percaya diri dalam sikapnya, membuat siapa pun yang melihatnya merasa bahwa kehadirannya selalu membawa kesan yang mendal

    Last Updated : 2025-01-28
  • Istri Baru untuk Suamiku    Bab 40

    Rey duduk termenung di ruang kerjanya, menatap tumpukan berkas yang berserakan di meja. Rasa penyesalan dan kegelisahan menyelimuti dirinya, membuat fokusnya terpecah. Ira, sosok yang selama ini menjadi penyemangatnya, terasa semakin jauh. Rey tahu bahwa kesalahannya terlalu besar untuk ditebus hanya dengan permintaan maaf. Ia menghela napas panjang, menyadari betapa rumitnya masalah yang sedang dihadapinya.Namun, tumpukan pekerjaan di depannya tidak menunggu. Deadline proyek terus menghantui pikirannya, seolah berteriak meminta penyelesaian. Rey memijat pelipisnya, mencoba mengusir kelelahan yang mulai menguasai tubuhnya. Ia memutuskan untuk memanggil asisten pribadinya lagi untuk membantu menyelesaikan pekerjaan yang tertunda.Beberapa menit kemudian, Nia, asistennya, masuk ke ruang kerja dengan tumpukan dokumen di tangan. Penampilannya tetap rapi seperti biasa, meski pakaian yang dikenakannya terlihat sedikit ketat dan menarik perhatian. Rey melirik sekilas, lalu kembali memusatka

    Last Updated : 2025-01-29
  • Istri Baru untuk Suamiku    Bab 41

    Rey sedang duduk di kursi kantornya, matanya menatap layar komputer yang penuh dengan angka dan grafik. Pikirannya bercabang antara pekerjaan dan permasalahan pribadinya. Lelaki tampan itu telah mengirim pesan tadi malam ke istrinya, tapi hingga kini belum ada balasan.Tiba-tiba, pintu ruangannya diketuk pelan."Ya ... masuk," ujar Rey tanpa mengalihkan pandangan dari layar.Nia, asistennya, masuk dengan membawa beberapa berkas di tangannya. Langkahnya cepat dan rapi, menunjukkan profesionalismenya sebagai asisten eksekutif yang sudah lama bekerja dengannya, meski vakum beberapa bulan karena cuti melahirkan."Pak Rey, ini dokumen untuk proyek merger minggu depan. Juga ada beberapa laporan keuangan yang perlu Bapak tinjau," ujar Nia sambil meletakkan dokumen di meja kerja Rey.Rey mengangguk, mengambil dokumen teratas dan membolak-balik halamannya."Terima kasih, Nia. Seberapa jauh progres merger ini?" tanyanya tanpa mengangkat wajahnya.Nia merapikan berkas lain yang ada di meja Rey s

    Last Updated : 2025-01-30
  • Istri Baru untuk Suamiku    Bab 42

    Bab 42Ira dan Rizal masih duduk berhadapan di dalam cafe. Percakapan mereka mengalir dengan mudah, membahas banyak hal, mulai dari pekerjaan hingga kenangan masa lalu."Jadi, bagaimana rasanya menjadi penasihat keuangan?" Rizal bertanya sambil menyandarkan tubuhnya ke kursi.Ira tersenyum tipis, menatap cangkir kopinya sebelum akhirnya menjawab. "Awalnya, aku tidak pernah berpikir akan sampai di titik ini. Dulu, aku hanyalah seorang manajer keuangan di perusahaan tempat aku dan Mas Rey bekerja."Rizal mengangkat alis, tertarik. "Oh? Jadi kamu dan Rey dulu satu kantor?"Ira mengangguk. "Iya. Aku dulu adalah atasan suamiku. Dia masih seorang staf keuangan waktu itu, dan aku yang membimbingnya dalam banyak hal. Aku ingat betul betapa keras kepalanya saat itu."Rizal terkekeh. "Jadi sejak awal kamu sudah terbiasa menghadapi sifat keras kepala Rey?"Ira tertawa kecil. "Bisa dibilang begitu. Tapi justru karena itulah kami semakin dekat. Aku melihat bagaimana dia berusaha membuktikan diriny

    Last Updated : 2025-01-31
  • Istri Baru untuk Suamiku    Bab 43

    Bab 71Ira masih terdiam, memikirkan kata-kata Rizal."Aku tidak bisa terus seperti ini, Rizal. Aku butuh jawaban, tapi aku juga takut."Rizal tersenyum. "Takut bahwa jawaban itu bukan yang ingin kamu dengar?"Ira menatapnya dengan mata bimbang. "Aku takut, Rizal. Takut kalau pada akhirnya Mas Rey akhirnya memilih mendengarkan ibunya.""Maksudmu?" Rizal bertanya, meskipun ia sudah bisa menebak arah pembicaraan ini.Ira menggigit bibirnya, menunduk. "Ibunya selalu ingin dia bersama wanita yang bisa memberinya anak. Aku ... aku tidak tahu apakah Mas Rey cukup kuat untuk melawan keinginan ibunya."Rizal mengangguk pelan. "Dan kamu takut dia menyerah dan memilih wanita lain?"Ira mengangguk. "Aku takut dia memilih Erica. Dia pintar, datang dari keluarga sukses, dan sekarang bahkan membantu Mas Rey di bisnisnya. Itu seperti pasangan sempurna di mata ibunya."Rizal menarik napas panjang, mencoba memilih kata-kata yang tepat. "Ira, kamu tahu bahwa kebahagiaan sebuah pernikahan tidak hanya be

    Last Updated : 2025-02-01

Latest chapter

  • Istri Baru untuk Suamiku    Bab 45

    BAB 45Bab 77Di ruangan kantornya yang luas, Reyvaldo Anggara duduk dengan wajah tegang. Berkas-berkas berserakan di atas mejanya, dan layar laptopnya menampilkan laporan keuangan yang masih belum ia selesaikan. Kepalanya terasa berat. Masalah pribadinya dengan Alnaira Riquina, istrinya, sudah cukup menguras pikirannya, tapi kini pekerjaannya juga mulai terancam.Pintu diketuk. Rey mendongak dan melihat Nia, asistennya, masuk dengan ekspresi ragu.“Pak Rey, rapat dengan dewan direksi dimajukan satu jam lebih cepat. Dan … ada beberapa revisi dalam proposal merger yang harus segera Bapak tinjau,” ucap Nia setelah masuk ruangan.Rey mengerutkan kening, meletakkan pulpen yang sedari tadi ia putar-putar di jarinya. “Dimajukan? Kenapa?”Nia meletakkan dokumen di meja atasannya, kemudian menghela napas pelan. “Dari informasi yang saya dapat, ada tekanan dari beberapa pemangku saham utama. Mereka ingin merger ini segera dieksekusi tanpa hambatan, Pak."Rey menyandarkan punggungnya, menatap d

  • Istri Baru untuk Suamiku    Bab 44

    Bab 76Ira duduk di sofa ruang tamu apartemen miliknya, jemarinya sibuk memijat pelipisnya yang terasa pusing. Semua perkataan Reyvaldo Anggara masih terngiang di pikirannya, membuatnya sulit berpikir jernih. Sidang pengadilan agama terakhir akan segera berlangsung, keputusan akhir ada di tangannya—melanjutkan perceraian atau memberi kesempatan untuk mediasi kembali.Mata wanita cantik itu terpejam mengingat percakapan tadi malam antara dirinya dan suaminya, Rey, melalui telepon."Sayang, kita harus bicara sebelum sidang terakhir," ajak laki-laki di seberang telepon dengan nada lembut tapi tegas.Ira menghela napas, suaranya datar, “Apa lagi yang perlu dibicarakan, Mas? Semuanya sudah jelas.”“Belum tentu. Kita masih bisa mencoba mediasi lagi. Mas yakin, kita bisa memperbaiki semuanya ini satu-persatu.” Suara Rey terdengar meyakinkan.Ira tertawa sinis, “Kita? Memperbaiki? Mas Rey, kita sudah sampai di titik ini bukan karena aku tidak mencoba. Aku sudah cukup lelah berusaha sendirian.

  • Istri Baru untuk Suamiku    Bab 43

    Bab 71Ira masih terdiam, memikirkan kata-kata Rizal."Aku tidak bisa terus seperti ini, Rizal. Aku butuh jawaban, tapi aku juga takut."Rizal tersenyum. "Takut bahwa jawaban itu bukan yang ingin kamu dengar?"Ira menatapnya dengan mata bimbang. "Aku takut, Rizal. Takut kalau pada akhirnya Mas Rey akhirnya memilih mendengarkan ibunya.""Maksudmu?" Rizal bertanya, meskipun ia sudah bisa menebak arah pembicaraan ini.Ira menggigit bibirnya, menunduk. "Ibunya selalu ingin dia bersama wanita yang bisa memberinya anak. Aku ... aku tidak tahu apakah Mas Rey cukup kuat untuk melawan keinginan ibunya."Rizal mengangguk pelan. "Dan kamu takut dia menyerah dan memilih wanita lain?"Ira mengangguk. "Aku takut dia memilih Erica. Dia pintar, datang dari keluarga sukses, dan sekarang bahkan membantu Mas Rey di bisnisnya. Itu seperti pasangan sempurna di mata ibunya."Rizal menarik napas panjang, mencoba memilih kata-kata yang tepat. "Ira, kamu tahu bahwa kebahagiaan sebuah pernikahan tidak hanya be

  • Istri Baru untuk Suamiku    Bab 42

    Bab 42Ira dan Rizal masih duduk berhadapan di dalam cafe. Percakapan mereka mengalir dengan mudah, membahas banyak hal, mulai dari pekerjaan hingga kenangan masa lalu."Jadi, bagaimana rasanya menjadi penasihat keuangan?" Rizal bertanya sambil menyandarkan tubuhnya ke kursi.Ira tersenyum tipis, menatap cangkir kopinya sebelum akhirnya menjawab. "Awalnya, aku tidak pernah berpikir akan sampai di titik ini. Dulu, aku hanyalah seorang manajer keuangan di perusahaan tempat aku dan Mas Rey bekerja."Rizal mengangkat alis, tertarik. "Oh? Jadi kamu dan Rey dulu satu kantor?"Ira mengangguk. "Iya. Aku dulu adalah atasan suamiku. Dia masih seorang staf keuangan waktu itu, dan aku yang membimbingnya dalam banyak hal. Aku ingat betul betapa keras kepalanya saat itu."Rizal terkekeh. "Jadi sejak awal kamu sudah terbiasa menghadapi sifat keras kepala Rey?"Ira tertawa kecil. "Bisa dibilang begitu. Tapi justru karena itulah kami semakin dekat. Aku melihat bagaimana dia berusaha membuktikan diriny

  • Istri Baru untuk Suamiku    Bab 41

    Rey sedang duduk di kursi kantornya, matanya menatap layar komputer yang penuh dengan angka dan grafik. Pikirannya bercabang antara pekerjaan dan permasalahan pribadinya. Lelaki tampan itu telah mengirim pesan tadi malam ke istrinya, tapi hingga kini belum ada balasan.Tiba-tiba, pintu ruangannya diketuk pelan."Ya ... masuk," ujar Rey tanpa mengalihkan pandangan dari layar.Nia, asistennya, masuk dengan membawa beberapa berkas di tangannya. Langkahnya cepat dan rapi, menunjukkan profesionalismenya sebagai asisten eksekutif yang sudah lama bekerja dengannya, meski vakum beberapa bulan karena cuti melahirkan."Pak Rey, ini dokumen untuk proyek merger minggu depan. Juga ada beberapa laporan keuangan yang perlu Bapak tinjau," ujar Nia sambil meletakkan dokumen di meja kerja Rey.Rey mengangguk, mengambil dokumen teratas dan membolak-balik halamannya."Terima kasih, Nia. Seberapa jauh progres merger ini?" tanyanya tanpa mengangkat wajahnya.Nia merapikan berkas lain yang ada di meja Rey s

  • Istri Baru untuk Suamiku    Bab 40

    Rey duduk termenung di ruang kerjanya, menatap tumpukan berkas yang berserakan di meja. Rasa penyesalan dan kegelisahan menyelimuti dirinya, membuat fokusnya terpecah. Ira, sosok yang selama ini menjadi penyemangatnya, terasa semakin jauh. Rey tahu bahwa kesalahannya terlalu besar untuk ditebus hanya dengan permintaan maaf. Ia menghela napas panjang, menyadari betapa rumitnya masalah yang sedang dihadapinya.Namun, tumpukan pekerjaan di depannya tidak menunggu. Deadline proyek terus menghantui pikirannya, seolah berteriak meminta penyelesaian. Rey memijat pelipisnya, mencoba mengusir kelelahan yang mulai menguasai tubuhnya. Ia memutuskan untuk memanggil asisten pribadinya lagi untuk membantu menyelesaikan pekerjaan yang tertunda.Beberapa menit kemudian, Nia, asistennya, masuk ke ruang kerja dengan tumpukan dokumen di tangan. Penampilannya tetap rapi seperti biasa, meski pakaian yang dikenakannya terlihat sedikit ketat dan menarik perhatian. Rey melirik sekilas, lalu kembali memusatka

  • Istri Baru untuk Suamiku    Bab 39

    Rizal mengetuk pintu apartemen Ira dengan sopan. Suara ketukan itu terdengar keras namun tidak berlebihan, cukup untuk memastikan penghuni di dalam menyadarinya. Dari dalam, terdengar langkah kaki yang terburu-buru mendekat, seolah pemiliknya sedang tergesa-gesa menyelesaikan sesuatu sebelum membuka pintu.Setelah beberapa saat, suara kunci yang diputar terdengar pelan, dan pintu perlahan terbuka. Di balik pintu itu, seorang wanita cantik bernama Alnaira Riquina berdiri. Meski demikian, kerut di wajah cantiknya menampilkan ekspresi campuran antara terkejut dan bingung. Ia tidak menyangka akan menemukan Rizal berdiri di sana dengan senyum lembut di wajahnya.Rizal, seperti biasa, tampil rapi. Jas yang dikenakannya tampak sempurna tanpa satu pun lipatan, sementara jam tangan di pergelangan kirinya berkilauan samar di bawah cahaya lorong apartemen. Ada aura tenang dan percaya diri dalam sikapnya, membuat siapa pun yang melihatnya merasa bahwa kehadirannya selalu membawa kesan yang mendal

  • Istri Baru untuk Suamiku    Bab 38

    Cahaya matahari pagi menyusup masuk melalui celah tirai yang sedikit terbuka. Sinarnya yang terasa hangat menerpa wajah cantik Ira yang duduk di meja makan, menatap cangkir kopinya yang masih mengepul asap tipis. Di seberangnya duduk seorang sahabat yang setia menemaninya untuk bertukar pikiran, Karin, yang memandangnya dengan perasaan cemas."Jadi, bagaimana pembicaraanmu dengan Rizal semalam?" tanya Karin sambil menyeruput kopinya.Ira menghela napas panjang. "Dia memberiku perspektif baru. Aku merasa sedikit lebih tenang, meski masalahku dengan Mas Rey masih menjadi beban berat."Karin mencondongkan tubuhnya ke depan. "Kamu harus jujur pada dirimu sendiri, Ra. Apa yang sebenarnya kamu inginkan? Apakah kamu masih mencintai suamimu?"Ira terdiam sejenak. Kata-kata Karin membuatnya teringat pada ucapan Rizal semalam. "Aku ... aku tidak tahu, Rin. Rasanya seperti ada tembok besar di antara kami sekarang. Dan Erica, dia seperti bayangan yang terus menghantui pernikahan kami.""Aku menge

  • Istri Baru untuk Suamiku    Bab 37

    Ruangan kantor Reyvaldo Anggara dipenuhi dengan dokumen yang berserakan di atas meja kerja, mencerminkan kekacauan yang sama dengan pikirannya saat ini. Lelaki berwajah rupawan itu memutuskan untuk tidak menunda lagi pemecahan masalah yang sedang dihadapinya. Hubungan dengan Ira, wanita yang sangat dicintainya harus segera diperbaiki, meskipun gugatan cerai dari istrinya sudah dilakukan, ditambah lagi dengan kehadiran Erica yang terus menjadi penghalang besar hubungan di antara mereka.Rey menatap ponselnya yang tergeletak di meja, diantara dokumen-dokumen yang terlihat masih berhamburan. Nama Ayang Alnaira masih ada di layar dari panggilan terakhirnya yang tidak terjawab. Kali ini, ia memutuskan untuk mencobanya lagi. Berusaha untuk menjelaskan pertemuan sebelumnya yang masih belum menemui titik terang.Setelah beberapa kali nada sambung terhubung, suara Ira terdengar di ujung sana. "Ada apa lagi, Mas?" tanyanya dengan nada dingin."Sayang, Mas perlu bicara lagi denganmu," kata Rey d

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status