Malam itu, hujan turun deras, menyelimuti rumah kami dengan suara gemuruh yang memekakkan telinga. Aku duduk di ruang tamu, memandang ke luar jendela. Di tangan, secangkir teh yang kini sudah dingin, sama seperti hatiku yang terasa beku setelah membaca surat Rey kemarin.Aku merasa terjebak di persimpangan besar. Ada jalan yang mengarah pada upaya untuk memperbaiki hubungan kami, dan ada jalan lain yang mengarah pada kebebasan dari rasa sakit yang telah lama menggerogoti hatiku.Rey telah mencoba bicara denganku sejak semalam, tapi aku belum siap untuk benar-benar mendengarkan. Aku butuh waktu untuk mencerna semua ini.---Pagi harinya, aku duduk di meja makan dengan segelas kopi di tangan. Rey masuk ke ruang makan, tampak cemas. Dia duduk di seberangku, wajahnya penuh kelelahan, seolah dia tidak tidur semalaman.“Ira, kita perlu bicara,” katanya, memecah keheningan.Aku menatapnya sekilas. “Tentang apa lagi, Rey? Tentang kebohongan yang kamu sembunyikan dariku? Atau tentang janji-jan
Last Updated : 2024-12-28 Read more