Nina tertegun kala menerima tamparan keras dari Fredrinn. Begitu juga dengan Bryan, pria itu langsung mendongakkan kepalanya dan membentak ayahnya.“Kenapa Nina ditampar, Pa? Kalau Papa marah, tampar aku aja, Pa! Jangan tampar Nina. Nina gak salah!” tegur Bryan dengan volume suara yang tinggi.PLAK!Lagi-lagi sebuah tamparan mendarat di pipi seseorang. Ya, kali ini Fredrinn menampar anaknya sendiri. Menurutnya, apa yang telah diperbuat Bryan sangat melewati batas. Seumur hidup, Fredrinn tidak pernah mengajarkan anaknya untuk berbohong. Namun kali ini, Bryan telah membuatnya kecewa berkali-kali.“Puas kamu sekarang, Bryan?!” Fredrinn menatap tajam anaknya. “Papa mati-matian cari duit buat pengobatan Mama, buat biaya sekolah kamu dan semua kebutuhan yang lain, tapi kamu malah enak-enakan bermain bersama perempuan di apartemen mahal ini! Apa kamu sadar, Bryan? Kamu itu sudah membuat Papa kecewa berat! Kamu membohongi Papa banyak kali! Kamu hamburkan semua du
Last Updated : 2025-03-03 Read more