All Chapters of Rayuan Mantan Kekasih Suamiku: Chapter 31 - Chapter 40

61 Chapters

Bab 31. Pertunangan Suami

“Kamu harus bercerai dengan Krisna secepatnya! Dan sebelum resmi cerai, jangan menggoda Krisna lagi!” Puspa menatap nyalang Rania dengan senyum kecut. Di sebelahnya, Winda menyeringai puas.“Dan jangan berani merusak hubungan Krisna dengan Karin. Aku akan mengawasimu, Rania!” Tatapan Winda tajam penuh ancaman.Akan tetapi, Rania tetap duduk tenang, gertakan mereka tak mampu mengidemitasinya. Meskipun hatinya gelisah dan nyeri, dia tidak mau menunjukkan kelemahan di depan mereka. Tangannya meremas pelan baju di atas pangkuannya. Senyum tipis tak pernah lepas dari bibirnya. Harus tetap tenang, meski hatinya berkecamuk."Kalian memang benar-benar! Rania itu-" “Tahan, Jeng,” bisik Rania, senyum masih terlukis di wajahnya.Ajeng mendesah frustrasi, terpaksa menahan diri. "Hish! Kamu terlalu sabar, Nia!""Kenapa? Masih mau diam-diam menggoda Krisna? Mau pake cara sok kalem, sok jadi wanita lemah, tapi licik? Jangan kira kamu nggak tahu trik wanita miskin sepertimu. Mendadak kaya punya res
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more

Bab 32. Kado Spesial Pertunangan

'Sebentar lagi, aku akan jadi masa lalumu, Mas.' Puspa menyengol Winda. Winda langsung tersenyum puas."Dia harus paham posisinya, Bu. Wanita murahan. Cepat atau lambat dunia akan tahu kalau dia itu cemilan Om Om.""Yang ibu bilang kemarin sudah kamu siapkan, kan? Mereka benar-benar datang, kan?"Winda tersenyum miring dengan dua alis terangkat. "Tentu saja, Bu. Itu akan jadi pertunjukan menarik. Nggak sabar deh lihat orang-orang tahu siapa Rania. Dan sudah aku sebarkan gosip, kalau Rania itu sebenarnya pura-pura kecelakaan dan pura-pura mati, tapi ternyata dia lari sama Om Om. Lalu, mendadak kaya dan mendadak punya Resto.""Ibu juga nggak sabar. Wanita munafik tak tahu malu itu harus kita permalukan di depan orang."Rania melangkah elegan dengan senyum menawan. Kebaya modern gold memantulkan auranya ke segala sudut ruangan, menjadikannya pusat perhatian seluruh tamu undangan. Di tangannya ada kotak tipis persegi panjang cukup besar, menciptakan tanda tanya mereka yang melihat.Henta
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more

Bab 33. Siapa Pria Tampan itu

"Ternyata rumor itu benar. Kalau gitu aku males ke Resto itu lagi. Takut kecipratan kualat. Modalnya aja dari hasil jual diri. Hish ....""Dia emang jadi simpanan pengusaha. Lihat saja sekarang, dia emang gila. Seakrab itu sama Om Om di pesta suaminya. Cih, penampilannya cuma buat kedok.""Aku yakin, nggak lama lagi dia bakal kena batunya. Istri para pengusaha kalau bertindak nggak main-main. Rania bakal hancur dan kualat sama kelakuannya sendiri.""Salah sendiri. Udah punya suami tampan dan mapan, masih jelalatan cari Om Om. Rakus banget jadi wanita.""Eh, cuma kok Pak Krisna nggak langsung ceraikan Bu Rania? Aneh.""Kena pelet pastinya. Lihat saja itu, bukan cuma suaminya yang jadi penurut, tapi suami orang juga lengket."Suara itu bukan cuma berbisik, tapi sengaja dikeraskan dan mendengar Rania serta tamu lainnya.Bisik-bisik tamu semakin gaduh mencibir Rania.Rania tetap tampak tenang dan malah tersenyum pada dua pria paruh baya itu.Satu demi satu, tatapan sinis mulai terarah pad
last updateLast Updated : 2025-02-02
Read more

Bab 34. Kecemburuan Krisna

"Siapa pria itu? Kenapa seperti dekat sama istriku?"Di tengah keriuhan pesta, Krisna melangkah mendekati Rania, tapi langkahnya tertahan saat dua pria lebih dulu tiba di hadapan istrinya. Salah satu pria menatap kagum yang membuat dada Krisna panas. Apalagi Rania tampak nyaman."Nia, kamu luar biasa," ucap pria itu dengan senyum lebar.Krisna tahu pria yang satunya. Dia, Indra. Tapi sosok pria muda yang berdiri di samping Indra, yang bersorot tajam dan percaya diri, membuat hati Krisna semakin resah. Pria itu menatap Rania sangat intens, tatapan yang terlalu penuh arti untuk dianggap wajar."Adrian, kamu datang juga. Kukira kamu benar-benar sibuk." Rania tersenyum pada pria itu.Krisna menatap dengan jantung berdetak kencang. Dia takut istrinya sudah berpaling hati dan tidak mencintainya lagi. Apalagi gugatan cerai telah siap.Mereka berjabat tangan dan bukan sekadar jabat tangan biasa. Jabat tangan itu terlalu lama bagi Krisna. Ada kilasan keakraban antara keduanya yang membuat dara
last updateLast Updated : 2025-02-02
Read more

Bab 35 Karin Diusir

“Kalau tetap mau mundur dari pernikahan dengan Karin dan mengejar Rania, pergilah. Biar ibumu, ayah yang urus. Tapi ingat, Rania sudah sangat kecewa dan sakit hati padamu. Tidak mudah mendapatkan kembali hatinya.” Agung mengangguk.Krisna menatap ayahnya sayu. Ya, dia merasa bodoh untuk kesekian kalinya. Bodoh tidak mengikuti apa yang dikatakan ayahnya selama ini. Hingga pria paruh baya itu seolah tak peduli dengan kehidupannya.Kini, untuk pertama kalinya sang ayah berpihak padanya.“Makasih, Yah. Aku akan lakukan yang terbaik untuk kembali mendapatkan Rania.” Mata Krisna sampai berkaca. Tanpa menunggu balasan, Krisna berbalik dan melangkah pergi. Selepas Krisna pergi, Agung melangkah cepat menghampiri istrinya yang sudah terbaring di sofa panjang.“Cukup. Jangan pura-pura lagi. Jangan mengancam Krisna dengan hal seperti ini lagi. Kalau kamu tidak bangun, aku akan siapkan meja operasi di rumah sakit terbesar di kota ini. Bukankah kamu sakit selama ini?” Tatapan Agung tajam pada ist
last updateLast Updated : 2025-02-03
Read more

Bab 36. Menghabiskan Malam Bersama

"Biarkan dia masuk!"Deg! Matanya tertuju pada seseorang yang keluar di balik tembok. Dadanya bergemuruh semakin panas. Bukan Rania yang muncul, tapi Adrian."Jika Krisna mau bicara, biarkan semuanya diselesaikan secara dewasa. Tidak perlu ada keributan di sini." Suara Adrian sangat tenang. Dia melangkah keluar, berdiri di depan Krisna.Dua sorot mata beradu sekian saat."Jika kamu mau bicara, aku harap kamu tetap hormati keputusan Rania." Suara Adrian datar, tapi tegas."Aku lebih tahu soal Rania ketimbang kamu!" Krisna menerjang Indra dan Ajeng yang sudah melonggar. Dia langsung duduk tegang di sofa. Adrian dan lainnya duduk di seberang Krisna.Aura ruangan itu semakin tegang. Tiga pasang mata menatap tajam Krisna. Akan tetapi, tak sedikit pun membuat Krisna gentar. "Rania, aku di sini. Keluarlah. Aku tidak akan pergi sampai kamu mau bicara padaku."Hentakan langkah pelan terdengar mendekat. Ya, Rania muncul dengan wajah tenang. Wanita itu pura-pura kuat. Padahal di depan dia teru
last updateLast Updated : 2025-02-03
Read more

Bab 37. Kenyataan Pait

"Kalau Rania sampai tahu kita pernah tidur menghabiskan malam, apa yang akan terjadi?" Karin tertawa lantang.Krisna membelalak, raut wajah tegangnya terasa dingin. "Tidak terjadi apa pun diantara kita malam itu, Karin. Kamu yang memberiku obat tidur. Mana ada pria yang hilang kesadaran bisa melakukan berhubungan in-tim. Kamu memang nggak waras. Dan sebaiknya periksa ke dokter jiwa!"Karin kembali tertawa lantang. "Kamu jangan percaya diri dulu, Kris. Aku nggak peduli soal itu. Yang aku pedulikan kamu dan Rania tidak bersatu lagi. Kamu berani mencampakkanku, artinya kamu juga akan dicampakkan oleh Rania! Mata dibayar mata! Cinta dibalas Cinta! Sakit dibalas sakit!""Dan kamu pikir ancaman itu masih berpengaruh padaku? Ekspektasimu terlalu tinggi, Karin." Tangannya mengeluarkan ponsel dari saku jasnya.Karin mengerutkan keningnya."Kamu tahu apa ini?" Dia memperlihatkan layar ponselnya ke wajah Karin, isinya file yang dikirim oleh sekretarisnya soal rekam medis Karin. "Rekam medis leng
last updateLast Updated : 2025-02-03
Read more

Bab 38. belatung di Restoran Rania

"Ada belatung di ayam goreng ini!"Semua kepala spontan menoleh ke arah suara itu. Seorang wanita muda berdiri sambil menunjuk piringnya. Wajahnya memerah, mulutnya terus mual-mual."Hoex! Hoex! Hoex! Cuih? Restoran apa ini, kenapa bisa ada belatungnya?!" Wanita itu mual-mual di depan pengunjung lain.Rania cepat mendekat, langkahnya tergesa. Krisna langsung mengikuti, matanya mengamati keadaan yang mendadak kacau."Ada apa, Mbak?" Rania berusaha tenang, meskipun dadanya berdebar.Wanita itu mendelik tajam. Tangannya gemetar saat menunjuk ke piringnya. "Ini apa, hah? Belatung di ayam goreng! Apa kalian pakai daging busuk? Mau bikin pelanggan keracunan?"Semua tamu langsung memusatkan perhatian pada wanita itu dan di piringnya. Sebagian berbisik-bisik, sebagian lagi berdiri, mengamati makanan mereka sendiri dengan mata curiga. Beberapa bahkan mulai memanggil pelayan."Biar aku lihat, Ran." Krisna maju mengamati ayam goreng itu.Rania juga melihatnya teliti. Matanya membelalak saat meli
last updateLast Updated : 2025-02-04
Read more

Bab 39. Sebentar Saja

"Aku nggak kenal sama wanita itu dan apa alasannya dia melakukan hal kejam padaku, Mas?"Tak sadar, kerenggangan di antara mereka tersisih. Rania juga lupa menghubungi temannya karena ada Krisna di sana.Krisna mengangguk pelan. "Pasti ada yang menyuruh wanita itu. Nggak mungkin cuma karena kebencian sepele. Dia saja langsung kabur saat mau ancam."Rania menoleh cepat. "Disuruh? Siapa yang melakukannya, Mas? Siapa yang punya niat menjatuhkan restoranku?"Krisna mendesah, mencoba menenangkan emosi yang mulai membakar dadanya. "Kamu nggak perlu tahu sekarang. Aku akan menyelesaikan ini. Nama baik restoran ini akan kembali bersih, aku janji."Rania menatap serius. "Nggak, Mas. Kalau kamu memang tahu siapa yang ada di balik semua ini, aku juga harus tahu. Restoran ini tanggung jawabku. Jangan ada yang disembunyikan."Krisna diam sejenak. Tatapan istrinya begitu kuat, penuh tuntutan. Dia tahu ini bukan saatnya menutupi apa pun. Suasana berubah jadi hening. Krisna mendekat dan tanpa permis
last updateLast Updated : 2025-02-05
Read more

Bab 40. RMKS

"Kalau kalian masih mau berdebat, silakan pergi dari sini. Urusan restoran akan aku selesaikan sendiri tanpa bantuan kalian!" Rania mendesah berat, matanya menatap tajam ke arah Krisna dan Adrian yang masih saling melempar tatapan tajam.Krisna terdiam. Nafasnya terdengar kasar, tapi dia tak berkata apa-apa. Yang pasti, dia tidak mau pergi.Adrian juga tak kalah sengit. Tatapannya tak lepas dari Krisna. Pria itu tak rela kalau sampai Rania kembali ke pelukan Krisna. Selain sebagai pengacara Rania, diam-diam pria itu menaruh hati pada sosok Rania."Sayang aku sudah menyuruh orang menghapus berita itu. Nggak lama lagi berita itu pasti akan surut." Krisna lebih mendekat. "Memang butuh waktu tidak sebentar, Sayang. Pengacaraku juga sudah dekat. Dengan bukti yang kita punya, aku akan bawa kasus ini ke pengadilan.""Pengacara?" Adrian menyela dengan tatapan dingin. "Sudah ada pengacara di sini. Tidak perlu menunggu pengacara lain. Aku bisa langsung mengambil tindakan."Rania memijat pelipis
last updateLast Updated : 2025-02-06
Read more
PREV
1234567
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status