Aku tak berselera melakukan apa pun. Sepanjang pagi itu, aku hanya rebahan. Aku memutuskan untuk pulang ke rumah mama. Meskipun aku tahu, ini tidak dibenarkan dalam agama. Aku tak tahan lagi. "Nisa!" Mama mengetuk pintu. "Makan dulu, Sayang!" Pintu pun terbuka karena aku sejak tadi tak menjawab."Nisa enggak laper, Ma." Mama datang membawa nampan berisi makanan. Lalu meletakkannya di meja dekat tempat tidur. Aku tak mau mama melihatku menangis, maka dari itu aku segera menghapus air mata ini. "Sayang, makan dulu, ya! Ingat, kamu itu lagi hamil. Jangan stres!""Gimana Nisa enggak stres, Ma? Bang Juna ....""Belum tentu itu Juna, Nisa." Mama mencoba menghiburku, tapi aku tetap yakin kalau foto itu adalah Bang Juna. "Nisa enggak mau ketemu di pokoknya. Nisa mau nenangin diri, Mah. Tolong, biarkan Nisa di sini dulu. Jangan Mama suruh pulang."Aku tahu mama pasti sedih. Mama pasti sudah melewati banyak manis dan getirnya pengalaman berumah tangga. Tapi, aku tidak bisa dan tidak kuat be
Terakhir Diperbarui : 2025-01-14 Baca selengkapnya