All Chapters of Pesona Istri Presdir Posesif: Chapter 61 - Chapter 70

122 Chapters

061 || Kemurkaan Ivander

"Bayi dalam kandungan Nyona Anindya baru berusia satu Minggu. Kondisi janin begitu rentan, ukuran janin juga sangat kecil sekitar 0,1-0,2 mm." Dokter Desi itu menjelaskan tentang kondisi janin dan Ibu hamil. "Wanita hamil biasanya lebih sensitif, emosinya jadi tidak stabil. Dari mulai perubahan mood Seperi sedih, marah, bahagia yang tidak jelas itu disebabkan karena perubahan hormon." "Wanita hamil juga sering mengalami kecemasan mengenai keadaan dirinya, kondisi janin dalam perutnya dan memikirkan tentang proses persalinan nantinya." Ivander mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut Dokter dengan begitu seksama. Dia ingin mengetahui lebih jelas tentang kondisi wanita hamil agar dirinya bisa menyesuaikan pada kondisi Anindya nantinya. Mendengar penjelasan Dokter, Ivander harus menyiapkan stok kesabaran seluas samudra dan sedalam lautan menghadapi emosi Anindya yang tidak stabil. Meskipun dalam lubuk hatinya yang paling dalam, dia berharap Anindya tidak seperti ibu hamil pad
last updateLast Updated : 2025-02-06
Read more

062 || Rasa Kesal Anindya

"Nindy, kamu udah sadar?" Daren yang sejak tadi memperhatikan Anindya, merasakan jari-jari wanita itu bergerak. Daren segera bangkit dari posisi duduknya, dia mendekat pada Anindya dengan tergesa-gesa.Kedua mata indah yang tertutup sejak dua jam yang lalu, mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan penglihatannya. Cahaya dari lampu yang begitu menyilaukan pandangannya, membuat Anindya kesulitan untuk membuka mata. Dia kembali mencoba membuka kedua kelopak matanya, pandangannya yang semula buram mulai normal. Hal yang pertama kali dia lihat, langit-langit yang berwarna putih dengan dinding kamar yang bercat biru laut. Aroma obat-obatan yang pertama kali memasuki Indra penciumannya. Aroma khas rumah sakit— tunggu rumah sakit? Anindya terkejut menyadari jika dirinya sedang berada di sebuah ruang rawat inap di rumah sakit. "Anindya, gimana keadaan kamu sekarang?"Suara Daren yang tersirat kekhawatiran berhasil menarik atensi Anindya yang sibuk memikirkan apa yang terjadi pada dirinya.
last updateLast Updated : 2025-02-06
Read more

063 || Perubahan Sikap Ivander

"Aku keluar dulu, Nindy. Kan, udah ada Kakak."Daren bangkit sambil meringis pelan. Dia sangat tidak nyaman berada di tengah antara kedua pasangan yang sejak 5 menit yang lalu hanya saling tatap setelah Ivander melemparkan pertanyaan pada Anindya. Anindya menoleh, tidak merespon hanya menatap punggung tegap Daren yang keluar dari ruangannya. Anindya bersiap merebahkan tubuhnya kembali, tapi dengan cepat tangan kekar Ivander menahan pergerakan wanita itu. "Ada yang ingin aku bicarakan, Anindya."Anindya menoleh pada Ivander dengan wajah tertekuk kesal. Anindya tidak menutupi lagi kekesalannya pada Ivander. Membuat pria itu kebingungan sejak tadi, hari ini dia baru saja bertemu Anindya. Kenapa wanita itu sudah kesal padanya? Padahal dia tidak melakukan apapun sejak pertama kali menginjakkan kaki di ruang rawat Anindya. "Apa?" Nada bicaranya terdengar ketus. Bahkan, Anindya melepaskan cekalan tangan Ivander pada pergelangan tangannya. Ivander menarik kursi yang berada di dekat ranja
last updateLast Updated : 2025-02-06
Read more

064 || Rasa Sakit Anindya

"Proses syuting menjelang pernikahan kita diberhentikan untuk sementara. Tujuannya biar kamu bisa fokus sama pernikahan." Penjelasan Ivander membuat Anindya terkejut bukan main. Dia mencoba melepaskan pelukan Ivander dari belakang tubuhnya. Pria itu yang mengerti melepaskan pelukannya dan membawa tubuh kecil Anindya agar berhadapan dengannya. "Kenapa kamu keberatan?" Suara Ivander berhasil mengintimidasi Anindya yang kini membeku dengan bibir terkatup rapat. "Anindya, aku nggak ngerti apa yang ada dipikiran kamu. Sebentar lagi kita menikah, seharusnya kamu fokus sama pernikahan kita bukan sama syuting yang nggak penting itu." Ivander tanpa sadar meninggikan suaranya di depan Anindya. Melupakan niatnya yang ingin selalu sabar di depan Anindya. "Nggak penting kata kamu, Ivan?" Suara Anindya tampak bergetar dengan tatapan yang menyorot Ivander dengan datar. "Kata aku itu penting, aku punya impian biar novel yag aku tulis itu bisa dijadikan film. Impian itu sebentar lagi tercapa
last updateLast Updated : 2025-02-06
Read more

065 || Kepercayaan

"Aku bisa hamil? Aku nggak mandul?" Pertanyaan Anindya sejak tadi membuat Ivander kebingungan. Pria itu melepaskan pelukannya, dia menatap wajah cantik Anindya yang dipenuhi oleh air mata. Dengan lembut, Ivander mengulurkan tangan untuk menghapus air mata yang membasahi kedua pipi cantik Anindya. "Siapa yang bilang kamu mandul?" Meskipun dia sudah tahu, tapi Ivander ingin tahu sendiri dari mulut Anindya. Anindya tidak menjawab, dia hanya diam saja. Anindya tahu bahwa dirinya tidak mandul, alasan dia yang tidak hamil-hamil bukan karena dirinya tidak bisa hamil. Melainkan, Lingga yang tak pernah menyentuh Anindya seperti suami istri pada umumnya. Anindya sempat mengecek di rumah sakit Internasional Permata, rumah sakit yang sama yang ditempati oleh dirinya saat ini. Hasilnya menyatakan bahwa Anindya tidak mandul, tapi Lingga memberikan surat media palsu untuk menuduh Anindya mandul di depan Arjuna dan Marissa.Karena itu, Anindya jadi tidak yakin bahwa dirinya bisa hamil seperti yang
last updateLast Updated : 2025-02-06
Read more

066 || Beban Pikiran Anindya

"Aku nggak tau isi hati orang itu kaya gimana. Bisa aja di depan aku dia kaya gimana dan di belakang aku bakal beda lagi." Yang dimaksud oleh Anindya adalah Ivander. Dia sengaja menyindir pria itu tanpa menyebut langsung nama Ivander. "Itu bisa aja terjadi, bahkan sering kali aku Nemu orang kaya gitu," lanjut Anindya menambahkan lagi. Ivander mengusap wajahnya kasar, dia menarik kembali kursi dan mendudukkan diri di sana. Dia mengangkat satu kaki bertumpu dengan kaki lainnya. Ivander menatap wajah Anindya yang kini menatap dirinya. Terlihat jelas keraguan dari wajah Anindya, wanita itu tidak mempercayai dirinya. Anindya tidak bisa melihat ketulusan Ivander, wanita itu hanya menganggap semua yang Ivander lakukan itu hanya sekedar rasa tanggung jawab saja. Anindya tidak tahu bahwa Ivander menyimpan perasaan pada wanita itu selama tiga tahun ini? Ivander mengira setelah Anindya tahu bahwa Ivandrr adalah pria yang dijodohkan oleh Anindya tiga tahun yang lalu. Kenyataannya Iv
last updateLast Updated : 2025-02-07
Read more

067 || Omelan Kanaya

"Nindy, kamu kenapa nangis?" Daren menatap khawatir pada Anindya yang kedua matanya sembab. Dia baru saja kembali dari lokasi syuting, Daren berinisiatif mengambil barang-barang milik Anindya yang tertingal di sana. Anindya dengan cepat menggeleng, sambil tersenyum pada Daren. "Aku nggak papa, Daren. Makasih, ya!" Dia mengucapkan terima kasih, Karena Daren rela kembali ke lokasi syuting untuk mengambil barang-barang miliknya. "Kamu kenapa nangis, Nindy?" Daren mengulang kembali pertanyaannya yang belum mendapatkan jawaban yang pasti dari Anindya. "Kamu nangis karena Kakak?" Daren kembali melempar pertanyaan lain. Dia berpikir alasan Anindya nangis karena Ivander. Keduanya sempat berdebat, Daren tahu watak Ivander seperti apa. Mungkin pria itu telah menyakiti Anindya sampai membuat wanita itu menangis. "Aku nggak papa, Daren." Suara Anindya begitu serak sehabis menangis tadi. Daren berdecak pelan, dia memilih untuk tidak bertanya lagi. Dia tidak ingin membu
last updateLast Updated : 2025-02-08
Read more

068 || Ketakutan Anindya

"Anindya, Mama kan udah bilang sama kamu buat istrirahat. Lihat, sekarang kamu harus di rawat di rumah sakit karena kamu nggak mau dengerin omongan Mama!" Dia detik setelah membuka pintu ruangan Anindya, Kanaya langsung menyemburkan kata-kata mutiaranya. Membuat Anindya dan Ivander yang berada di dalamnya menoleh dengan ekspresi terkejut. Pasalnya, Kanaya tidak mengucapkan basa-basi terlebih dahulu. Wanita itu seakan sudah menyusun beberapa kalimat untuk mengomeli Anindya, sehingga saat membuka pintu dia langsung mengeluarkannya tanpa ada jeda sedikitpun. Anindya semakin meringis mendengar ucapan Kanaya. Dia sedikit bernapas lega melihat kedatangan Kanaya yang tepat waktu, dirinya sangat tidak nyaman berduaan dengan Ivander yang sejak tadi diam saja sejak pria itu masuk kembali ke dalam ruangannya. Ivander hanya sibuk bermain ponsel tanpa mengucapkan satu kata pun pada Anindya. Itu sangat menyebalkan untuk Anindya yang tidak menyukai situasi seperti itu. Biasanya pria itu bany
last updateLast Updated : 2025-02-09
Read more

069 || Kedatangan William

"Mama mau liat reaksi mantan suami kamu sama wanita jalang itu pas tau kamu mau nikah sama Ivander." Kedua tangan Kanaya sibuk mengupas buah apel di tangannya untuk Anindya, tapi tatapannya sesekali melirik layar lebar televisi yang menampilkan berita panas pagi ini. Pernikahan Anindya dan Ivander resmi diumumkan pagi ini, membuat berapa media menampilkan kabar mengejutkan dari pria yang paling berkuasa di kota Pandora akan menikah dengan putri tunggal keluarga Danendra dalam waktu dekat ini. Hal itu sangat ramai dibicarakan oleh banyak orang di kota Pandora. Hal yang tidak disangka-sangka, karena sebelumnya keduanya tidak ada interaksi intens di antara Ivander dan Anindya. Namun, ada beberapa akun sosial media yang memposting sebuah foto Anindya dan Ivander di depan lokasi syuting saat Ivander mengantar jemput Anindya. Hal itu membuat berita pagi ini semakin panas. Anindya menoleh sambil memasukan satu potong apel ke dalam mulutnya. Dia menatap punggung tangan sebelah kirinya
last updateLast Updated : 2025-02-09
Read more

070 || Sakit Hati Anindya

"Selamat siang, Pak William." Kanaya segera bangkit dari duduknya, dan mengulurkan tangan pada William. Jantung Kanaya berdegup dengan kencang saat ini, dia belum mempersiapkan diri untuk bertemu dengan William Alessandro. Ada rasa bersalah dan tidak enak pada pria itu setelah keluarga Danendra menolak perjodohan mereka tiga tahun yang lalu. Dan secara tidak langsung menjadi penyebab kematian dari George Alessandro. Kanaya terlalu sibuk membantu Zico mengurusi pernikahan Anindya dan Ivander. Dia melupakan keberadaan William yang memiliki peran penting dalam pernikahan ini, karena pria itu merupakan Ayah kandung Ivander. Kanaya meneguk kasar ludahnya, merasakan ketakutan apabila William akan balas dendam atas penolakan tiga tahun yang lalu. Dan di pernikahan Ivander dan Anindya yang hanya terhitung beberapa hari lagi, William menyuruh Ivander untuk membatalkannya. Lalu, bagaimana dengan nasib Anindya yang sedang hamil nantinya? Keringat sudah membasahi pelipis Kanaya saat ini, d
last updateLast Updated : 2025-02-09
Read more
PREV
1
...
56789
...
13
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status