Beranda / Young Adult / Pesona Istri Presdir Posesif / 069 || Kedatangan William

Share

069 || Kedatangan William

Penulis: Diva
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-09 12:06:25

"Mama mau liat reaksi mantan suami kamu sama wanita jalang itu pas tau kamu mau nikah sama Ivander."

Kedua tangan Kanaya sibuk mengupas buah apel di tangannya untuk Anindya, tapi tatapannya sesekali melirik layar lebar televisi yang menampilkan berita panas pagi ini. Pernikahan Anindya dan Ivander resmi diumumkan pagi ini, membuat berapa media menampilkan kabar mengejutkan dari pria yang paling berkuasa di kota Pandora akan menikah dengan putri tunggal keluarga Danendra dalam waktu dekat ini.

Hal itu sangat ramai dibicarakan oleh banyak orang di kota Pandora. Hal yang tidak disangka-sangka, karena sebelumnya keduanya tidak ada interaksi intens di antara Ivander dan Anindya. Namun, ada beberapa akun sosial media yang memposting sebuah foto Anindya dan Ivander di depan lokasi syuting saat Ivander mengantar jemput Anindya. Hal itu membuat berita pagi ini semakin panas.

Anindya menoleh sambil memasukan satu potong apel ke dalam mulutnya. Dia menatap punggung tangan sebelah kirinya
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pesona Istri Presdir Posesif   070 || Sakit Hati Anindya

    "Selamat siang, Pak William." Kanaya segera bangkit dari duduknya, dan mengulurkan tangan pada William. Jantung Kanaya berdegup dengan kencang saat ini, dia belum mempersiapkan diri untuk bertemu dengan William Alessandro. Ada rasa bersalah dan tidak enak pada pria itu setelah keluarga Danendra menolak perjodohan mereka tiga tahun yang lalu. Dan secara tidak langsung menjadi penyebab kematian dari George Alessandro. Kanaya terlalu sibuk membantu Zico mengurusi pernikahan Anindya dan Ivander. Dia melupakan keberadaan William yang memiliki peran penting dalam pernikahan ini, karena pria itu merupakan Ayah kandung Ivander. Kanaya meneguk kasar ludahnya, merasakan ketakutan apabila William akan balas dendam atas penolakan tiga tahun yang lalu. Dan di pernikahan Ivander dan Anindya yang hanya terhitung beberapa hari lagi, William menyuruh Ivander untuk membatalkannya. Lalu, bagaimana dengan nasib Anindya yang sedang hamil nantinya? Keringat sudah membasahi pelipis Kanaya saat ini, d

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-09
  • Pesona Istri Presdir Posesif   071 || Perang Batin Dan Pikiran

    "Jadi, Pak William ngerestuin pernikahan Anindya dan Ivander?"Kanaya bertanya selepas dari rasa terkejutnya. Hatinya kini begitu tenang mendengar ucapan William. Ternyata kemarahan William terhadap keluarga Danendra, tidak membuat William mengabaikan bayi dalam kandungan Anindya yang merupakan cucu kandungnya. William terdiam sejenak, dia menatap lekat Anindya yang kini menatap dirinya dengan rasa terkejutnya. Wanita menatap khawatir padanya yang kini kembali mengeluarkan suara. "Saya memang nggak setuju sama pernikahan kalian berdua, tapi keadaan kali ini nggak bisa buat saya terus bertindak egois. Saya restuin pernikahan ini, mungkin ini takdir untuk kalian berdua berjodoh."Selepas bertemu dengan Ivander dua hari yang lalu, William memikirkan tentang Anindya dan Ivander semalaman. Dia bahkan rela tidak tidur untuk memikirkan apa yang telah terjadi pada Anindya dan Ivander. Dia merasa keduanya sudah ditakdirkan untuk berjodoh, terbukti dengan Anindya yang awalnya menolak perjodoh

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • Pesona Istri Presdir Posesif   072 || Dendam Melani

    "Nggak mungkin mereka nikah!" Lingga menggeleng menolak percaya atas berita yang kini tersebar di berbagai media. Dia meremas ponsel yang berada di genggaman tangannya, melihat berita yang terpampang pada televisi yang berada di depannya. Meskipun, Anindya sudah memberitahu dirinya tentang pernikahannya dengan Ivander. Lingga tetap tidak bisa mempercayainya, lebih tepat tidak ingin mempercayainya. Anindya tidak mungkin semudah itu melupakan dirinya dan menggantikan posisi diirnya di hati wanita itu. Lingga tahu sebesar apa perasaan Anindya selama ini untuknya, Anindya begitu sabar menghadapi sikap dirinya yang selalu cuek dan juga hinaan dari kedua orang tuanya. Aninsya masih terus bertahan karena rsa cintanya yang begitu besar pada Lingga. Ini hal yang mustahil untuk Anindya, mungkin ada alasan lain di balik pernikahan Anindya dengan Ivander. "Lingga, bilang kalo berita pernikahan Anindya itu palsu!" Melani berteriak saat memasuki kamarnya. Mengejutkan Lingga yang terjeba

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Pesona Istri Presdir Posesif   073 || Hasutan Melani

    "Jangan gila, Melani! Apa yang mau kamu lakuin sama, Nindy?!" Seketika wajah Lingga langsung berubah, kilatan matanya kini menyorot Melani dengan tajam. Dia benar-benar tidak mempercayai sikap Melani beberapa Minggu terakhir, semenjak skandal perselingkuhan bersama dirinya tersebar. Padahal sebelumnya, Melani yang dia kenal itu memiliki hati selembut sutra, tutur katanya yang sopan, dan sangat anggun. Yang membuat Lingga jatuh cinta pada Melani, bukan karena kecantikan wanita itu saja atau karir wanita itu sebagai aktris yang sedang naik daun. Alasan Lingga menikahi Melani dan meninggalkan Anindya yang statusnya menjadi istrinya sahnya setelah pernikahan mereka satu bulan. Bahkan, ketika Melani dan dirinya menikah secara agama keadaan Melani sedang hamil. Ya, Lingga memang sudah memiliki hubungan dengan Melani jauh sebelum pernikahannya dengan Anindya. Andai saja saat itu dia tidak memikirkan karir Melani yang sedang naik daun, rumah tangga dirinya dengan Melani sudah bahagia

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12
  • Pesona Istri Presdir Posesif   074 || Pesan Dari Lingga

    "Sayang, kamu ngapain keluar kamar? Mama kan udah bilang kalo butuh sesuatu panggil Mama aja biar nanti Mama yang anterin ke kamar!" Melihat kehadiran Anindya yang menuruni anak tangga, Kanaya segera menyambutnya dengan Omelan panjangnya di pagi hari. "Mama baru aja nyiapin sarapan di meja, setelah Papa kamu turun Mama bakal anterin sarapan buat kamu ke atas!" lanjut Kanaya lagi membuat Anindya terkekeh pelan. Kanaya ingin memastikan Ardiaz sarapan sekalian berpamitan, sebelum dia ke kamar Anindya untuk menyuapi putrinya itu sarapan pagi. "Aku bosen 3 hari di kamar aja, Ma. Aku juga mau keluar, sarapan bareng Mama sama Papa di meja makan!" Anindya menerima uluran tangan Kanaya yang ingin membantu Anindya berjalan memasuki ruang makan. Semenjak keluar dari rumah sakit sore hari itu, Kanaya, Ardiaz dan juga Ivander begitu membatasi pergerakan Anindya. Bahkan, Ivander mengatakan padanya jika pria itu menginginkan Anindya untuk tinggal bersamanya agar Ivander bisa memastikan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13
  • Pesona Istri Presdir Posesif   075 || Merepotkan Kanaya

    "Sayang, Mama pergi dulu, ya. Kamu di rumah sama BI Ira, jangan kemana-mana sampe Mama pulang, oke?" Kanaya memasuki kamar Anindya sudah rapi dengan gaun berwarna merah yang tampak elegan menempel pada tubuhnya. Dia menarik tungkak kakinya mendekati Anindya yang sedang duduk di atas kasur sambil membaca sebuah novel yang dia beli sepulang dari syuting satu Minggu yang lalu. Meskipun, Anindya merupakan seorang penulis novel yang namanya sudah terkenal di seluruh kota Pandora. Bahkan, novelnya saat ini diangkat menjadi film layar lebar di mana Anindya menjadi pemeran utama dalam film adaptasi novelnya. Sungguh keajaiban yang sangat luar biasa, kehidupan Anindya begitu menderita selama 3 tahun pernikahannya dengan Lingga. Dan Tuhan memperbaiki kehidupannya satu persatu dengan cara yang sangat tak terduga. Anindya tersenyum sambil menutup novel di tangannya. Dia meletakan buku novel yang begitu tebal itu dengan asal, lalu dia mulai merubah posisinya dengan menurunkan kedua kakinya d

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-14
  • Pesona Istri Presdir Posesif   076 || Bertemu Lingga

    "Non Anin, mau kemana?" Bi Ira berjalan tergesa-gesa mendekati anak majikannya yang menuruni anak tangga dengan terburu-buru. Dia mendapatkan pesan dari Kanaya untuk menjaga Anindya di rumah saat wanita itu pergi. Bahkan Kanaya menyuruh dirinya untuk melarang Anindya keluar dari kamarnya. Sehingga melihat Anindya yang menuruni anak tangga dengan lincah. Tidak lupa dengan pakaian rapi seperti ingin keluar rumah. "Bibi, aku ingin pergi sebentar aja. Ada keperluan yang buat aku kepaksa harus keluar." Anindya menghentikan langkahnya di depan Bi Ira yang menatap dirinya khawatir. "Non, kalo butuh apa-apa langsung kabarin Bibi aja. Biar Bibi yang keluar, Non Anin di rumah aja." Bi Ira mencegah Anindya yang ingin keluar. Dia melirik tas jinjing kecil yang berada di tangan Anindya. Anindya dengan cepat menggeleng mendengar ucapan Bi Ira. "Nggak perlu, Bi. Biar aku yang keluar sendiri, lagian aku udah baik-baik aja, kok." Anindya begitu panik melihat tatapan memicing dar

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-15
  • Pesona Istri Presdir Posesif   077 || Kegilaan Melani

    "Gimana, Lingga? Kamu berhasil, kan buat dia pingsan?" Melani melirik Anindya yang kedua matanya tertutup. Mungkin, benar jika Anindya berhasil dibuat pingsan oleh Lingga yang menutup mulut wanita itu dengan sapu tangan yang diberikan obat bius. Seperti yang mereka rencanakan sebelumnya. "Cepat buka pintunya, berat sekali ini!" Lingga yang kini menggendong tubuh Anindya dalam pelukannya, tubuh wanita itu begitu berat. Ini pertama kalinya bagi Lingga mengangkat Anindya dalam gendongannya. Melani berdecak kesal mendengar nada bicara Lingga yang ketus sejak tadi. Padahal Melani tidak merasa memiliki salah dengan suaminya itu. Dia menuruti perintah Lingga yang meminta dibukakan pintu mobil dan memasuki Anindya ke belakang kursi penumpang. Setelah itu, Melani masuk ke dalam kursi penumpang bagian depan dan Lingga memasuki bangku pengemudi. "Kamu udah mastiin kalo tadi nggak ada yang liat, kan?" Melani hanya ingin memastikan, dia takut jika nanti rencananya gagal dan ketahuan ole

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-15

Bab terbaru

  • Pesona Istri Presdir Posesif   089 || Tuduhan Marisa

    "Mela, kaki kamu kenapa?" Suara Marisa mengejutkan Melani yang tengah mengambil minum di dapur. Marisa melangkah mendekati Melani dengan kening berkerut bingung. Dia sejak tadi mengikuti langkah Melani sejak wanita itu keluar dari kamar. Dia memperhatikan jalan Melani yang tidak seperti biasanya. Wanita yang mengenakan baju tidur berbahan satin itu menoleh dengan terkejut pada Ibu mertuanya. "Mama? Ngapain di sini?" "Kamu itu ditanya bukannya menjawab malah tanya balik." Marisa mengambil gelas di rak dapur. Lalu, menuangkan air putih dari teko pada gelas di tangannya. "Kaki kamu kenapa, Mela?" Melani gelapan saat Marisa mengulang kembali pertanyaan sebelumnya. Dia tidak tahu harus menjawab seperti apa atas pertanyaan Marisa padanya. Dengan pencahayaan minim di dapur. Karena, Melani hanya mengandalkan senter dari ponsel di tangannya. Marisa bisa melihat ekspresi gelagapan yang tergambar pada wajah Melani. "Ak—ku, tadi jat—tuh ... iya, jatuh!" Melani menjawab dengan

  • Pesona Istri Presdir Posesif   088 || Ivander Luluh

    "Istirahat, keadaan kamu belum benar-benar pulih!" Ivander bersiap keluar dari kamar mewah bernuansa cerah itu. Dia tidak ingin berlama-lama bersama Anindya di dalam kamar Villa ini, dia harus bergegas pergi dari hadapan wanita itu. "Ivan, sampai kapan kamu marah sama aku? Sampai kapan kamu mau diemin aku kaya gini?" Suara lemah Anindya berhasil menghentikan langkah Ivander yang berada di dekat pintu. Terhitung sudah lima hari semenjak hari di mana dirinya keguguran, Ivander masih setia mendiami dirinya. Ivander berhak marah padanya karena kesalahan yang dia lakukan itu benar-benar fatal. Anindya yang sudah menyebabkan janin dalam dirinya lenyap karena kebodohannya. Anindya sadar bahwa dia Ibu yang buruk, tidak bisa menjaga calon anak dalam kandungannya. Namun, apakah rasa bersalah Anindya tidak cukup untuk Ivander? Apakah permohonan maaf Anindya dengan tangisan di depan Ivander, tidak membuat hati pria itu bergerak untuk memaafkan dirinya? Lima hari, Ivander mendiami diriny

  • Pesona Istri Presdir Posesif   087 || Menjadi Pelacur?

    "Aku nggak mau denger penolakan! Cepat layanin pria di kamar 203, Mela!"Seorang wanita berumur 42 tahun dengan pakaian nyentrik yang sangat terbuka itu menatap penuh ancaman pada Melani. Madam Angel, seorang mucikari pemilik rumah bordir yang berada di pusat kota. Lokasinya begitu terpencil, jjarang sekali ada yang lewat ke tempat ini. Sehingga sulit ditemukan oleh orang-orang. Madam Angel, memiliki banyak pelacur yang siap melayani pelanggan. Tentunya semua pelacur yang berada di tangannya sudah terlatih untuk memuaskan pelanggan. Bayaran satu malam dari pelanggan 30% untuk pelacur, 70% untuk dirinya. Itu sudah tidak bisa dibantah oleh siapapun, para pelacur yang bekerja di bawah tekanan Madam Angel hanya bisa pasrah menerima ketidakadilan ini. "Apa? Aku nggak sudi!"Melani menolak dengan kedua mata melotot terkejut mendengar perintah Madam Angel. "Aku bilang nggak mau denger penolakan! Cepat layani pria itu, jangan buat pelanggan menunggu lama!" Madam Angel berdecak melihat Me

  • Pesona Istri Presdir Posesif   086 || Godaan Laura

    "Ivan, aku nggak nyangka ketemu kamu di sini!" Laura yang sejak tadi memperhatikan sosok yang sangat familiar di pandangannya. Bergegas mendekat untuk melihat lebih jelas, dan benar jika sosok itu adalah Ivander Alessandro— calon tunangannya. "Kamu apa kabar, Ivan?" Laura sedikit berteriak agar suaranya dapat di dengar oleh Ivander. Dentuman musik club malam di terangi lampu dengan pencahayaan yang minim. Wanita dengan dress merah yang mempertontonkan belahan dadanya secara jelas dengan panjang dress di atas lutut. Dress itu tampak sangat ketat, sehingga lekuk tubuh Laura terlihat begitu jelas. Wanita itu tampak menggoda dengan wajah cantik yang terpoles make up tebal dan bibir yang merah menyala. Ivander yang tengah menyesap vodka di tangannya itu tidak menggubris kehadiran Laura yang duduk di sampingnya tanpa permisi. Setiap tegukan vodka terasa seperti api yang membakar tenggorokan, memanas hingga dadanya terasa terbakar. Seolah-olah cairan itu menyalakan api kecil di dakam

  • Pesona Istri Presdir Posesif   085 || Penjelasan Anindya

    "Maaf, Ivan! Semua ini salah ak—" "Ya, itu salah kamu. Kalo kamu nggak maksain diri kabur dari rumah, calon anak kita masih hidup!" Dengan cepat Ivander memotong ucapan Anindya. Raut wajahnya begitu datar dengan kedua mata yang menatap lurus ke jendela ruang rawat Anindya. Bohong, jika dirinya tidak marah pada Anindya atas kejadian ini. Ivander marah, sangat marah, dia kecewa pada Anindya yang begitu bodoh sampai calon anak mereka menjadi korban. "Maaf, Iv—" "Maaf?" Ivander kembali memotong ucapan Anindya untuk yang kedua kalinya. Dia mengalihkan pandang menatap wajah Anindya yang terduduk di atas brankar rumah sakit sambil terisak pelan. "Dengan mudahnya kamu minta maaf setelah semua yang terjadi?" lanjut Ivander yang berhasil membuat Anindya mengatup bibirnya rapat-rapat. Ivander memasukan kedua tangannya pada saku celananya. Dia menatap Anindya dengan tajam. "Kamu sangat egois, Anindya! Kalo kamu nggak bisa nerima pernikahan kita nanti, kamu seharusnya marah sama aku, b

  • Pesona Istri Presdir Posesif   084 || Kehancuran Ivander

    084"Kami sudah melakukan tes untuk mengetahui faktor keguguran dari Bu Anindya, dan hasilnya tidak ada kelainan genetik apapun. Pada usia kehamilan yang sangat muda ini, trauma fisik seperti jatuh memang bisa memicu terjadinya keguguran. Kami sudah memastikan bahwa janin di dalam kandungan sudah tidak lagi dapat bertahan." Penjelasan Dokter membuat suasana di depan ruang UGD itu semakin mencekam. Untuk sesaat dunia seolah berhenti mendengar kabar yang diberikan oleh Dokter yang menangani Anindya. Semua orang yang berada di sana menundukan wajahnya yang kini memucat. "Tampaknya juga sejak awal kehamilan kondisi janin itu begitu lemah. Dan hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya karena kelelahan atau karena cemas dan stress berlebihan. Dan semakin diperburuk lagi dengan faktor benturan keras karena terjatuh. Sehingga janin terpaksa mengalami abortus atau keguguran." Dokter wanita itu kembali menjelaskan secara lengkap alasan Anindya bisa keguguran. Dia menatap sat

  • Pesona Istri Presdir Posesif   083 || Zico

    "Saya sebentar lagi sampai di lokasi tujuan. Jangan ada yang bergerak sebelum dapat perintah dari saya."Zico memutuskan panggilan telpon dari salah satu anak buahnya. Beberapa dari mereka sudah sampai di pinggiran kota. Dia sengaja menyuruh mereka untuk diam tanpa bergerak sebelum dirinya sampai di sana. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan terjadi. Zico kembali melanjutkan perjalanannya menuju daerah pinggiran kota Pandora. Sebelum itu dia meletakan ponselnya pada dashboard mobil, tapi suara notfikasi pesan masuk membuat Zico mengurungkan niatnya. Dia kembali membuka ponsenya, ternyata pesan dari Ivander. Suatu keberuntungan, dia langsung membukanya tanpa menunggu lama. Jika, tidak sudahdapat dipastikan jika Ivander akan mengamuk padanya nanti dengan menelponin diriya berulang kali. Sejak dulu, notfikasi pesan atau telpon dari Ivander menjadi prioritas utama. Bahkan kekasih Zico saja berada di urutan nomor dua, karena yang pertama Ivander. "Lingga?"Kening Zico berkerut bi

  • Pesona Istri Presdir Posesif   082 || Pendarahan

    "Kamu nggak bisa kabur dari aku, Nindy!" Melihat Anindya yang ingin berlari, dengan cepat Lingga menarik rambut panjang Anindya dengan kencang. Lingga sangat kesal dengan tingkah Anindya yang mencoba untuk kabur darinya. "Sakit, Lingga!" Anindya meringis merasakan perih pada rambutnya yang dijambak kencang oleh Lingga. Rasanya rambutnya seperti ingin lepas dari kepalanya, seketika rasa pening langsung menyerang Anindya. Kini keadaan Anindya begitu mengenaskan, rambutnya yang dijambak kuat, wajahnya yang dipenuhi oleh air mata, di tambah perutnya yang sejak tadi terasa sakit. "Itu akibatnya kalo kamu ngelawan aku, Nindy!" Lingga menyeret paksa Anindya agar mengikuti langkah lebarnya kembali pada rumah tua tadi. Rizhar mengikutinya dari belakang sambil bersiul, sejak tadi dia sudah tidak sabar untuk merasakan tubuh molek Anindya. Wanita itu pakai acara kabur-kaburan segala, jadi semakin menghambat waktu. Tidak bisakah Anidnya langsung nurut dan pasrah saja menerima kepuasan yan

  • Pesona Istri Presdir Posesif   081 || Tengah Hutan

    "Lingga?" Anindya terkejut bukan main, saat pertama kali membuka mata wajah Lingga begitu dekat dengan dirinya. Reflek Anindya mendorong Lingga agar menjauh dari tubuhnya. Lingga berdecak pelan, selama kurang lebih dua jam Anindya dalam kondisi pingsan. Wanita itu akhirnya sadar tepat saat Lingga baru saja sampai ke tempat tujuan. "Nindy, kamu tadi pingsan makanya aku bawa kamu ke sini. Karena, mungkin kamu butuh istirahat." Lingga menatap Anindya dengan lembut. Menyembunyikan perasaan kesalnya, karena wanita itu sadar lebih cepat dari perkiraannya. Dahi Anindya berkerut, dia tampak kebingungan saat ini selepas mendengar ucapan Lingga beberapa detik yang lalu. "Pingsan?" Anindya mencoba mengingat apa yang terjadi sebelumnya pada dirinya. Kenapa Anindya bisa pingsan saat bersama Lingga? Seingatnya, Anindya sedang menunggu Lingga di kursi taman, lalu— "Nindy, kamu nggak usah terlalu banyak mikir. Mending sekarang kamu turun dari mobil, kamu butuh istirahat Anindya.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status