Home / Young Adult / Pesona Istri Presdir Posesif / Kabanata 91 - Kabanata 100

Lahat ng Kabanata ng Pesona Istri Presdir Posesif: Kabanata 91 - Kabanata 100

104 Kabanata

091 || Perasaan Gugup

"Aku nggak nyangka hari ini beneran terjadi."Sebuah ruangan yang dijadikan tempat rias pengantin itu tampak sepi. Hanya ada Anindya seorang diri sesuai seorang MUA menyelesaikan tugasnya merias Anindya yang hari ini akan resmi menikah dengan Ivander. Hari-hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba, setelah melewati banyak cobaan menjelang pernikahan dirinya dengan Ivander. Dalam beberapa jam ke depan status jandanya akan berubah menjadi istri Ivander Alessandro. "Ini pernikahan keduaku, seharusnya aku nggak segugup ini."Detak jantung Anindya terdengar begitu kencang di telinganya. Dia berdiri di depan cermin besar, memandangi pantulan dirinya yang sudah mengenakan gaun pengantin. Gaun putihnya terhampar sempurna di sekeliling tubuhnya, dengan detail bordir halus yang berkilau tertimpa cahaya. Keindahan yang terpantul di depan cermin itu, tidak mengurangi sedikitpun debaran jantungnya. Justru semakin menambah kencang. Anindya meremas tangannya, mencoba mengalihkan perasaan cemas yang
last updateHuling Na-update : 2025-02-25
Magbasa pa

092 || Hari Pernikahan

"Sayang, khawatir itu hal yang wajar. Tapi, jangan terlalu berlebihan. Kamu harus yakin bahwa semuanya akan berjalan dengan lancar!" Langkah kaki Ardiaz berjalan mendekat pada Anindya, yang berdiri di teras Villa saling memilin kedua tangannya dengan gugup. Ardiaz mengambil tangan Anindya, sesampainya di dekat wanita itu. Dia mengusapnya dengan lembut tangan putrinya berusaha untuk menenangkan Anindya yang kini dipenuhi oleh perasaan cemas. "Percaya sama Papa, kamu bisa lewatin semua ini! Papa di sini Anindya, di dekat kamu. Kamu nggak usah takut sama hal buruk yang ada di pikiran kamu, itu semua cuma buat kamu rugi!" Ardiaz kembali berbicara dengan tatapan yang begitu lekat pada wajah cantik sang putri. "Hal buruk yang ada di pikiran kamu itu cuma bikin kamu semakin takut dan cemas. Sekarang tarik napas dan yakinin diri kamu kalo kamu bisa lewatin semua ini dengan baik!" Satu tarikan napas dihembuskan oleh Anindya dengan pelan. Entah ini hembusan yang keberapa kalinya yan
last updateHuling Na-update : 2025-02-26
Magbasa pa

093 || Sah

"Kamu sangat cantik, Anindya!" Ivander tidak bisa menahan diri untuk tidak memuji Anindya. Kecantikan wanita itu sejak awal muncul sudah membuat dirinya terpukau, semakin menambah kegugupan dalam diri Ivander. Ivander memang gugup, tapi dia bisa menyembunyikan perasaan itu pada semua orang dibalik wajah datarnya. Dia berdiri dengan gagah di hadapan Anindya, Ivander hanya fokus pada Anindya seorang. Mengabaikan ratusan tamu undangannya, kehadiran Ardiaz dan juga William di sisi mereka. Dia hanya menjadikan Anindya satu-satunya fokus dirinya saat ini. Dia menganggap semua orang yang ada di sana itu tidak ada. Ya dalam benaknya, hanya dirinyalah dan Anindya yang berada di sini. Itu cukup mengurangi perasaan gugup dalam dirinya. William berjalan mendekati Anindya dan Ivander. Kedua calon pengantin itu sedang dimabuk cinta, terlihat jelas dari kedua mata mereka yang saling bersitatap. Dia mengambil mikrofon agar suaranya terdengar dengan keras. "Saudara-saudara yang terhormat, k
last updateHuling Na-update : 2025-02-26
Magbasa pa

094 || Pesta Pernikahan

"Bagaimana perasaanmu, Anindya?" Ivander menatap Anindya yang kini duduk di sebuah sofa yang dihiasi oleh bunga mawar dan juga anggrek. Sebuah panggung yang mereka pijaki terbuat dari kayu yang dipoles halus terletak di tepi pantai. Lilin-lilin yang menyala mengelilingi panggung itu menambah kesan romantis. Anindya tidak langsung menjawab, dia menyempatkan diri untuk menarik sudut bibirnya membentuk senyuman lembut. "Aku bahagia, Ivander. Makasih, sudah mau nerima aku dalam hidup kamu." Ivander yang sejak tadi berdiri, memutuskan untuk menjatuhkan bokongnya di samping Anindya. "Nggak perlu makasih, Anindya. Aku mencintaimu, bersamamu adalah kebahagiaan yang selalu aku impikan sejak lama." Meskipun bingung mendengar balasan Ivander, Anindya tetap mempertahankan senyumannya. Dia tidak berniat untuk menanyai maksud dari ucapan pria itu, waktunya yang tidak tepat saat ini. Anindya memilih untuk menyimpan pertanyaan itu, dan bertanya nanti setelah acara pernikahan mereka selesai. Ked
last updateHuling Na-update : 2025-02-26
Magbasa pa

095 || Kehampaan Anindya

"Kamu siapa? Dateng-dateng langsung menghinaku dengan ucapan tak layak seperti itu?" Anindya bangkit dari posisi duduknya. Dari sekian banyaknya keluarga besar Ivander, Anindya selalu menghindari mereka. Takut salah satu dari mereka mengungkit masalah tiga tahun yang lalu, di mana dirinya menolak perjodohan dengan Ivander. Namun, sejak awal acara keluarga besar Alessandro menyambut dirinya dengan ramah. Mereka tidak mengungkit tentang kejadian tiga tahun yang lalu. Mereka juga tidak membahas tentang status Anindya yang merupakan seorang janda sebelum menikah dengan Ivander. Entah mereka tahu, tapi memilih untuk diam seolah lupa. Atau mungkin belum? Seperti wanita di depannya ini, sejak awal dia belum melihat kehadiran wanita ini. Anindya menebak, jika wanita di depannya ini bagian dari keluarga Alessandro juga. Karena, mereka membahas tentang kematian George Alessandro. Wanita dengan dress merah menyala senada dengan warna bibirnya itu tertawa singkat. Sinis dan penuh pengh
last updateHuling Na-update : 2025-02-27
Magbasa pa

096 || Kembali Ragu

"Aku nggak papa, Ma. Aku cuma kecapean aja!" Anindya menjawab pertanyaan Kanaya tak sepenuhnya berbohong. Selain perasaannya yang mendadak buruk, dia juga merasakan tubuhnya yang lemas. Padahal sejak tadi dia juga hanya duduk saja, tapi mengingat dirinya yang baru saja mengalami keguguran dan kuretase. Anindya sering kali merasakan nyeri pada perutnya, bahkan kemarin-kemarin Anindya sering mengalami pendarahan ringan. Itu juga yang mempengaruhi kondisi tubuhnya tidak seperti biasanya. Mudah sekali lelah, dan juga sering kali merasakan lemas. "Ya, udah sayang. Mama panggilkan Ivander dulu ya, biar dia anter kamu istirahat." Kanaya bersiap untuk pergi memanggil Ivander, tapi Anindya dengan segera menahan wanita itu. "Nggak usah, Ma! Acara juga belum selesai, aku nggak mau nimbulin pertanyaan dari para tamu kalo aku pergi sebelum acara selesai." Anindya menggeleng menyuruh Kanaya untuk tetap berada di dekatnya. "Aku mau mocktails, Ma." Kanaya mengangguk dan bergerak mengamb
last updateHuling Na-update : 2025-02-27
Magbasa pa

097 || Kepekaan Daren

"Sayang, ayo kita istirahat! Kamu kecapean kenapa diem aja nggak ngomong sama aku?" Ivander menatap penuh kekhawatiran pada Anindya yang kini membalas tatapan pria itu dengan datar. Pria itu mengambil duduk di sisi istrinya, dan memeriksa dahi Anindya. Udara di sini sangat dingin, waktu terus bergerak cepat. Desiran angin laut semakin malam semakin kencang dan dingin. Ivander lupa bahwa keadaan Anindya sedang tidak baik-baik aja. Wanita itu kondisinya sedang lemah, dia takut Anindya akan sakit. Keasikan ngobrol membuat Ivander melupakan kondisi Anindnya saat ini. Beruntung Kanaya mengirim pesan singkat memberitahu keadaan Anindya yang kelelahan, sehingga Ivander segera pamit undur diri meninggalkan obrolan seputar bisnis. Anindya yang kini wajahnya memucat, karena semilir angin malam yang menerpa wajah dan kulitnya membuat dirinya sedikit mengigil. Padahal beberapa menit yang lalu dia masih baik-baik saja, sekarang kondisinya sudah semakin lemah. "Aku baik-baik aja!" Anindya beg
last updateHuling Na-update : 2025-02-27
Magbasa pa

098 || Kerisauan Anindya

"Maaf, aku keasikan ngobrol sampe lupa sama kamu!" Ivander meletakan Anindya di atas ranjang king size kamar utama yang sudah dihias dengan indah untuk malam pertama kedua pengantin itu. Namun, meskipun kamar mereka telah didekor sebegini rupanya, malam pertama pernikahan mereka tidak akan terjadi. Melihat kondisi Anindya yang baru saja mengalami keguguran satu Minggu yang lalu, tidak memungkinkan untuk mereka melakukan hubungan intim di malam sakral ini. Ivander tidak mempermasalahkan itu, dia mengerti kondisi Anindya saat ini. Ivander sangat mengutamakan kondisi Anindya agar segera membaik. Anindya hanya mengangguk sebagai respon, dia bergerak ingin melepaskan high hills yang membungkus kedua kakinya."Biar aku aja!" Ivander mencegah pergerakan Anindya, dia yang kini melepaskan high hills yang melekat pada kedua kaki istrinya. Ivander terkejut saat melihat kaki Anindya yang memerah. Dia mengusap luka itu dengan lembut."Shh, perih!" Anindya meringis saat Ivander menyentuh kakin
last updateHuling Na-update : 2025-02-28
Magbasa pa

099 || Radja

"Nggak mungkin Anindya menikah dengan Ivander!" Kedua kaki Melani begitu lemas saat membaca berita yang tersebar di media sosial tentang pernikahan Anindya dan juga Ivander. "Seharusnya Anindya itu udah mati. Dia nggak mungkin bisa berdiri di samping Ivander untuk melangsungkan pernikahan hari ini!" Melani meremas ponsel di tangannya. Dia yang berdiri di dekat lorong club' malam itu tampak seperti orang gila. Dia baru saja melayani pelanggan Madam Angell sejak tiga jam yang lalu, rasa senang yang sempat hadir tadi kini terganti dengan perasaan marah, kecewa, dan juga panik. "Kalo Anindya selamat nggak mati. Di mana keberadaan Lingga?" Ya, itu yang membuat Melani ketakutan saat ini. Seharusnya jika Anindya baik-baik saja, tidak mati seperti apa yang dia harapkan. Berarti Lingga tidak melakukan apapun pada Anindya, suaminya itu justru melepaskan Anindya begitu saja tanpa melakukan apapun. "Lingga, kamu sekarang di mana?" Melani merosotkan tubuhnya di lantai dengan perasaan
last updateHuling Na-update : 2025-02-28
Magbasa pa

100 || Malam Pertama

"Aku boleh masuk?"Ivander bertanya setelah mengetuk pintu kamar utama di villa ini. Sudah lima belas menit Ivander berdiri di depan pintu kamar utama mereka, menunggu Anindya berganti pakaian. Bodohnya, sejak tadi Ivander hanya diam saja berdiri di tempat. Seharusnya pria itu bisa duduk di sofa yang berada tidak jauh dari kamar mereka. Lima detik tidak ada sahutan dari dalam kamar. Ivander ingin mengetuk kembali pintu tersebut. "Masuk! Aku udah selesai!" Tangan kekar Ivander menggantung di udara saat mendengar suara lembut Anindya di dalam kamar. Dengan segera Ivander membuka kamar itu, alangkah terkejutnya saat melihat rambut Anindya basah. "Sayang, kamu mandi?" Ivander menutup pintu kamar mereka, tidak lupa menguncinya dari dalam. Dia melangkah mendekati wanitanya yang sedang berdiri di depan meja rias sambil mengeringkan rambutnya. "Iya, tubuhku terasa sangat lengket."Anindya tidak akan bisa tidur dengan kondisi tubuhnya terasa lengket karena keringat. Sehingga dia melawan
last updateHuling Na-update : 2025-02-28
Magbasa pa
PREV
1
...
67891011
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status