All Chapters of Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu: Chapter 31 - Chapter 40

50 Chapters

Ngajak Kenalan Selingkuhan Suami

Sesuai kesepakatan dengan Kalingga, mereka tidak akan mengajukan cuti bulan madu setelah pernikahan ini. Setelah semua rangkaian acara pernikahan selesai, esok harinya mereka langsung ke rumah dinas. Sebenarnya, tidak adanya cuti bulan madu ini menjadi pertanyaan besar di benak Bu Rita. Wanita itu pun juga sempat protes dan bertanya mengapa mereka berdua tidak mengadakan cuti bulan madu. Namun, Kalingga dengan mudah meyakinkan mamanya. Mereka pun akhirnya terbebas dari berbagai pertanyaan yang Bu Rita ajukan. Sesampainya di battalion, ada penyambutan singkat untuk Kalingga dan Bening yang sudah resmi menikah. Bening diterima dengan baik di sana. Setelah itu, Kalingga dan Bening pun langsung menuju ke rumah dinas. Keberangkatan mereka ke rumah dinas diantar oleh Bu Rita dan ibunya Bening. Mereka berdua berdalih mau membantu. Padahal sebenarnya tidak banyak juga barang-barang yang dibawa Bening serta Kalingga ke rumah dinas. Sampai di rumah dinas, Bu Rita mengajak ibunya Bening untuk
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Pria Pemaksa

Wajah Kalingga memucat tatkala melihat Bening datang. Sementara itu, Maya kelihatan tidak suka dengan kedatangan Bening karena berpikir gadis itu telah mengganggu obrolan seriusnya dengan Kalingga. Maya langsung menatap Kalingga dengan ekspresi penuh tanya. “Dia siapa, Bang?” tanyanya.“Itu…”“Saya Bening, istrinya Mas Kalingga.” Bening buru-buru menjawab duluan sebelum Kalingga selesai bicara. Maya membelalak. Ia menatap Bening dan Kalingga secara bergantian. Ekspresi kesalnya malah semakin tampak. Tatapan Maya begitu tajam kepada Kalingga, seolah mengisyaratkan pertanyaan mengapa Kalingga membawa Bening kemari. Namun, untungnya Maya bisa menahan amarah, jadi ia pun langsung berpura-pura memasang senyum manis di depan Bening.“Oh, jadi kamu istrinya Bang Kalingga ya?”Bening mengernyit. Sebenarnya ia tidak terlalu berekspektasi kalau Maya akan menahan diri sampai sok baik di depannya. Dilihat sekilas saja, Bening juga peka kalau Maya sebenarnya kesal luar biasa melihat kedatanganny
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Berdamai

Bening berusaha menenangkan dirinya. Ia tidak boleh terlalu larut dalam kesedihannya sendiri. Jika ia terus bersedih, lama-lama ia tidak akan bisa melawan Kalingga. Ia tidak mau direndahkan terus. Namun, yang sebenarnya menjadi kekhawatiran Bening saat ini adalah perkataan Kalingga tadi. Kalau Kalingga serius tidak akan membiayainya kuliah, maka rencana Bening untuk menaikkan kualitas diri sekaligus memanfaatkan Kalingga akan gagal total. Sebenarnya, Bening bohong saat mengatakan kepada Kalingga bahwa uang tabungannya cukup untuk membayar kuliah. Ya, mungkin kalau untuk membayar uang kuliah tunggal saja cukup. Namun, seseorang yang berkuliah itu biayanya bukan itu saja. Ada banyak hal lain yang harus dibayar, jadi jelas uangnya tidak akan cukup. Selama ini, Bening selalu berusaha berhemat. Semua penghasilan endorsement yang ia lakukan selalu ia perhitungkan pengeluarannya. Bening juga harus memberikan uang untuk ibunya karena memang mereka hanya hidup berdua. Bening menarik napas pa
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Shalat Berjamaah

Kala itu tubuh Bening dan Kailngga seperti berubah menjadi batu. Keduanya sama-sama terdiam, dengan posisi bibir yang masih saling menempel. Kejadian itu terjadi begitu cepat hingga keduanya sama-sama kaget, tidak tahu harus melakukan apa. Selain itu, jantung Bening maupun Kalingga seolah berlomba-lomba untuk menunjukkan siapa yang paling keras berdebar. Bening yang lebih dulu tersadar, segera menjauh dari posisi mereka sekarang. Ia meletakkan tangan di dadanya, merasakan jantungnya berdegup kencang di dalam sana. Bening meneguk ludah lalu memaksakan seulas senyum. “Anu, Kapten. Aku mau wudhu dulu. Mau sholat.”"Ekhm, iya silahkan."Kalingga berdeham pelan. Pria itu hanya bisa mengangguk kaku sembari melihat Bening yang buru-buru melarikan diri ke kamar mandi. Ia mengusap wajahnya dengan satu tangan, tidak mengerti bagaimana cara untuk menenangkan debaran jantungnya.Sementara itu, di dalam kamar mandi, Bening bersandar di pintu dan menekan dadanya dengan kuat. Matanya terpejam rapat
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Bening, Mama Ingin Punya Cucu

Sepulang dari melihat-lihat kampus, rupanya Kalingga belum datang. Bening pikir, Kalingga mungkin masih ada urusan jadi ia tidak terlalu memikirkannya. Hari ini, Bening cukup bahagia karena bisa melihat-lihat kampus yang akan menjadi tempatnya belajar. Impian yang harus ia kubur dalam-dalam selama lima tahun terakhir itu akhirnya bisa diwujudkan sebentar lagi. Tidak masalah meski umurnya nanti lebih tua dari kebanyakan mahasiswa yang ada di angkatannya. Lagipula, mencari ilmu juga tidak ada batasan umur. Yang penting, Bening bisa mewujudkan impiannya menggapai pendidikan lebih tinggi. Sejak pulang dari melihat-lihat kampus tadi, Bening tak bisa berhenti tersenyum. Ia mencuci piring pun sambil bersenandung pelan, memasak makan malam juga bibirnya tak bisa berhenti bernyanyi. Hatinya sungguh berbunga-bunga. Sayangnya, sampai petang menjelang, Kalingga tidak kunjung pulang. “Jam kerjanya Kapten kayaknya udah selesai deh, kok belum pulang ya?” pikirnya.Bening sudah menyiapkan makan mal
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Pipimu Bersemu Merah

“Maksud kamu apa nyuruh saya begitu?” tanya ibunya Wildan. Kedua alisnya menukik tajam, dan jelas sekali dari kilatan matanya bahwa wanita itu marah luar biasa mendengar permintaan Bening.Bening sendiri menghadapinya dengan kalem. “Kan dulu Ibu juga begitu sama Ibu saya.”“Hah? Terus maksudnya kamu mau balas dendam atau gimana?! Kamu nggak berhak ya nyuruh-nyuruh saya kayak gitu!”Bening mengangguk. “Saya nggak maksa kok. Terserah Ibu mau melakukannya atau enggak. Semua keputusan ada di tangan Ibu.”Ibu Wildan kaget. Ia menggertakkan giginya kuat-kuat. Jelas ucapan Bening tidak pernah ia ekspektasikan sama sekali. Berhubung saat itu ibunya Bening sempat datang minta restu bahkan sampai bersujud, ia pikir Bening sendiri juga akan mudah dimintai pertolongan. Rupanya, Bening malah membalas seperti itu. “Bening! Wildan itu lagi koma lho, bisa-bisanya kamu kayak begini. Kamu nggak kasihan sama dia?”Bening menatap malas kepada ibunya Wildan. “Ya kalau koma kenapa, Bu? Bukan urusan saya j
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Siapa Risky?

Begitu melihat bahwa yang datang ternyata Maya, ekspresi Bu Rita seketika berubah. Sejak tadi, wanita itu penuh senyum dan berseri-seri, tetapi kali ini seolah semua itu hilang begitu saja. Bening memperhatikan sekilas perubahan ekspresi Bu Rita. Memang, beliau masih tersenyum, tetapi entah mengapa senyumannya agak aneh, atau mungkin itu hanya perasaan Bening saja?‘Ternyata dia ada di Indonesia toh,’ batin Bu Rita. Maya yang datang langsung tersenyum cerah begitu melihat Bu Rita. “Bude… Apa kabar? Lama nggak jumpa.”Bu Rita tersenyum tipis saja saat Maya langsung masuk ke ruang tamu melewati Bening yang membukakan pintu. Gadis itu langsung menghampiri Bu Rita dan memeluknya dengan erat.“Wah… Maya kangen banget sama Bude soalnya udah lama enggak ketemu.” Maya kelihatan senang sekali bisa bertemu dengan Bu Rita. Bening terus memperhatikannya saja, tetapi ia hanya diam dan tidak mengatakan apa-apa.Bu Rita hanya membalas pelukan itu dengan satu lengan kemudian melepaskan diri secara p
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Dia Sudah Bangun

“Risky itu temanku,” jawab Bening santai. Memang kenyataannya seperti itu, jadi jawabannya pun jujur.Sayangnya, Kalingga menatap Bening dengan ekspresi skeptis.“Kenapa, Kapten? Nggak percaya ya?” tanya Bening.Kalingga menggeleng. “Nggak papa.”Bening mengangguk saja. Lalu, ia teringat kalau ada jadwal live hari ini untuk mempromosikan produk yang baru saja mengambil jasa endorse darinya, jadi Bening pun buru-buru masuk ke kamar untuk bersiap-siap live. Bening segera mandi supaya wajahnya juga lebih segar. Hampir seharian ia berada di rumah Bu Rita tadi, jadi sudah pasti wajahnya agak kucel. Setelah mandi, Bening berganti pakaian, berdandan sedikit supaya lebih segar, kemudian mengatur posisi ponselnya agar bisa menangkap wajahnya serta produk yang akan ia promosikan dengan baik. Ketika melihat Bening mempersiapkan semua kebutuhan live-nya itu, ia tidak sadar kalau sejak tadi Kalingga memperhatikannya. Kalingga mengernyit ketika melihat Bening mempercantik wajahnya, memakai hijab
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Tak Tahu Diri

Setelah mendapatkan pemberitahuan dari kampusnya, hari ini merupakan jadwal bagi Bening untuk mengambil jas almamaternya. Ia juga akan berbelanja beberapa keperluan untuk OSPEK. Kebetulan karena Bening tidak seperti mahasiswi reguler pada umumnya, OSPEK bagi Bening yang mengambil kelas karyawan tidak diwajibkan. Mungkin ia dan mahasiswa kelas karyawan lain hanya perlu mendengarkan pidato dari para petinggi universitas dan lainnya. Kala itu, setelah mengambil jas almamater dari ruang jurusan, Bening secara tidak sengaja bertemu dengan Risky, kakak tingkat yang kala itu ia tabrak saat berjalan-jalan di sekitar kampus. Risky menyapa Bening terlebih dulu dan menghampirinya dengan senyum mengembang.“Hari ini jadwal maba ambil almamater, ya?”Bening mengangguk dan menunjukkan bungkusan plastik di tangannya. “Iya, Mas. Untung aja tadi antreannya nggak terlalu banyak, jadi bisa langsung dapet.”“Mm, gitu, ya.” Risky manggut-manggut. Ia melihat jam di ponselnya dan menyadari bahwa hari masih
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Semua Sia-sia

Kalingga refleks mendorong Maya lumayan keras karena kaget. Untung saja Maya masih mampu mempertahankan keseimbangannya meskipun didorong seperti itu oleh Kalingga. "Apa-apaan kamu, May?!" seru Kalingga. Ia agak kesal karena Maya tidak tahu batasan dan malah melakukan hal mencurigakan seperti ini di rumah dinasnya, di mana Bening juga ada di sini bersama mereka. Maya tidak mengindahkan seruan Kalingga. Ia malah lanjut memeluk Kalingga lagi dengan begitu erat."Aku kangen sama Bang Lingga," ucap Maya. Ia menyandarkan kepalanya pada dada Kalingga, sementara rengkuhannya pada tubuh Kalingga begitu erat.Kalingga panik. Ia berusaha mendorong Maya lepas, tetapi ia harus menahan kekuatannya untuk tidak sampai menyakiti Maya. Karena menahan diri itu jugalah, agak sulit untuk Kalingga melepaskan diri."Lepasin Abang, May. Jangan kayak gini.""Maya kangen banget, Bang." Maya mulai merengek."Nggak kayak gini caranya, May," tegas Kalingga. Maya cemberut. Namun, ia masih bertahan dengan memel
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status