All Chapters of Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu: Chapter 21 - Chapter 30

50 Chapters

Maaf, Kapten

"Bening?!" Kalingga masih berusaha menuntut jawaban. Apa sebenarnya yang disembunyikan oleh Bening hingga ia kesulitan mengatakan alasannya."Aku sudah dijodohkan sama ibu dengan laki-laki lain, karena itulah aku nggak bisa nerima pernikahan dengan Kapten Kalingga," jelas Bening pada akhirnya. Kalingga membelalak kaget. Apa katanya tadi? Perjodohan? Apakah ia tidak salah dengar? Bening yang baru saja patah hati gara-gara dikhianati Wildan tiba-tiba akan menikah dengan orang lain karena dijodohkan? Ini benar-benar di luar nalar."Kamu jangan bohong, Bening!" seru Kalingga. Bening memalingkan wajahnya lagi. Rasanya berat sekali menatap mata Kalingga ."Aku enggak bohong.""Ini terlalu tiba-tiba. Nggak mungkin kamu tiba-tiba aja dijodohkan. Ini hanya alibimu saja 'kan?"Bening menggeleng. "Itu memang benar kok. Aku enggak bohong. Ya kemarin sebenarnya aku ngajak ketemuan sama Kapten buat ngomongin soal perjodohan ini, tapi dipikir-pikir lagi, rasanya itu juga bukan hal yang penting. Ng
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Ternyata Dia Berbohong

Kalingga gelagapan ketika mendengar pertanyaan ibunya Bening. Ia tidak sadar ketika menyebut nama Bening, padahal jelas ibunya belum tahu wajah Kalingga. "Oh itu... saya hanya ingat dengan nama teman saya yang kebetulan juga namanya Bening," jawab Kalingga seraya tersenyum tipis.Ibunya Bening mangut-mangut, tidak ada kecurigaan sama sekali mendengar jawaban Kalingga. "Oh, apa mungkin itu anak Ibu ya?"Ibunya Bening terkekeh pelan. "Ya mungkin saja. Nak, boleh Ibu minta tolong antarkan pulang?"Kalingga mengangguk. "Bisa, Bu." Ia pun dengan sigap membantu wanita paruh baya itu untuk turun dari ranjang rumah sakit.Sebenarnya, tidak ada kondisi berbahaya yang sedang dihadapi ibunya Bening saat ini. Untunglah ia bisa dibawa ke rumah sakit dengan cepat, jadi penanganannya pun bisa cepat dilakukan. Ibunya Bening hanya mengalami syok saja karena terlalu emosi saat berhadapan dengan Susan tadi. Keluar dari ruangan rumah sakit, Kalingga yang mengurus seluruh administrasi secara penuh. Pem
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Pengakuan

"Bening!"Kalingga dan Bening tersentak saat tiba-tiba sosok ibu Bening muncul di depan pintu. Keduanya refleks melepaskan lingkaran tangan mereka di tubuh satu sama lain. Bening mencoba menjelaskan, tetapi dia juga bingung hendak membuat alasan apa."Ibu, sebenarnya..." suaranya menggantung, ragu.Ibu Bening mengalihkan pandang ke arah Kalingga, lalu bertanya dengan nada mencurigakan, "Jadi, kamu kenal sama anak saya? Ada hubungan apa sebenarnya di antara kalian?"Kalingga, yang merasakan tatapan berat itu, menelan ludah, mencoba mencari kata yang tepat untuk menjawab. Ia tak mau jawabannya nanti membuat Ibu Bening kaget dan shock lagi. Padahal baru keluar dari rumah sakit.Kalingga mengangguk. "Ya, saya kenal sama Bening. Dan saya adalah komandannya Wildan," jawab Kalingga dengan tenang.Ibunya Bening terkejut. "Jadi kalian memang benar-benar memiliki hubungan?"Kalingga mengangguk membenarkan.Bening terkejut karena Kalingga justru menjawab seperti itu. Ia baru saja akan melarat, t
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Di Bayar Tunai

"Ibu, ini nggak seperti yang—"Ucapan Bening langsung dipotong oleh ibunya. "Nggak seperti yang apa? Ibu punya mata, Ning!" seru wanita itu.Bening kebingungan sendiri. Wajar saja kalau ibunya tidak percaya dengan apapun penjelasan yang Bening utarakan. Masalahnya, beliau melihat sendiri apa yang dilakukan oleh Kalingga tadi.Ibunya Bening geleng-geleng kepala. "Kalian berdua ini...""Bu, Bening mohon dengerin dulu. Masalahnya, ini enggak seperti yang Ibu pikirkan. Tadi itu kami... kami..." Bening jadi bingung sendiri mau membuat alasan apa. Kenyataannya memang Kalingga seperti mau mengecup bibirnya. Ibunya Bening menyilangkan kedua lengan di depan dada. "Sudahlah Bening, kamu nggak usah banyak alasan. Intinya Ibu udah melihat langsung apa yang kalian lakukan, jadi jangan coba-coba mengelak dan mau membodohi Ibu."Bening gelagapan. "Bu, tapi—" Bening menoleh ke arah Kalingga, seolah berusaha meminta bantuan kepadanya agar menjelaskan apa yang baru saja terjadi. Sialnya, Kalingga mala
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Demi Kebahagiaan Mama

Karna kecelakaan itu, Wildan segera dilarikan ke rumah sakit oleh orang-orang yang berada di lokasi kejadian. Mereka menelpon ambulans dan dengan cepat Wildan diberi pertolongan pertama hingga dokter menanganinya. Pihak rumah sakit sendiri telah memeriksa kartu identitas Wildan dan mengetahui bahwa pria itu merupakan seorang tentara. Mereka menelpon tempat Wildan bertugas dan meminta kontak keluarga Wildan. Tentu saja hal ini juga sampai ke telinga sang kapten, Kalingga.Tak lama setelah mendengar berita nahas yang menimpa putra mereka, orang tua Wildan langsung menyusul ke rumah sakit. Ibu Wildan menangis histeris melihat sang anak dalam balutan pakaian rumah sakit, dengan luka di sana-sini, juga alat bantu pernapasan. Sayangnya, orang tua Wildan dilarang masuk terlebih dulu dan dokter memberitahu mereka mengenai kondisi Wildan saat ini.“Pasien sedang dalam kondisi koma, Bu, Pak,” kata Dokter sambil membaca catatan hasil pemeriksaan Wildan.Ibu Wildan langsung terduduk tak berdaya d
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Kuterima Kamu Apa Adanya

Susan menatap Wildan yang masih tidak terbangun dari komanya dengan kesal. Ia sangat terkejut mendengar kabar kecelakaan Wildan dari ibu pria itu. Susan langsung saja ke rumah sakit hari itu juga untuk memastikan kebenaran tersebut. Dan begitu ia tiba, baru diketahuinya bahwa Wildan sudah koma selama beberapa hari. Susan tidak hanya kesal karena tidak diberitahu langsung pada hari kejadian, namun juga karena Wildan masih belum membuka matanya sampai sekarang."Om, Tante, sebenarnya kapan Mas Wildan sadar? " tanya Susan dengan menggebu-gebu.Ayah Wildan dapat mendengar nada mendesak dari suara Susan. Ia mengembuskan napas panjang dan memberi wanita itu gelengan kecil. "Om dan Tante juga nggak tahu, Nak. Dokter bilang masih memantau kondisi Wildan selama dia koma.""Terus gimana sama kehamilan aku? Makin lama, perutku makin membesar loh, Om, Tante. Mas Wildan harus segera menikahi Susan!" Susan memprotes dengan keras kepala. Ibu Wildan langsung melemparkan tatapan memperingatkan kepada
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Kenapa Baru Sekarang

Kalingga dan Bening duduk di salah satu kafe yang berada dalam mall tersebut. Kalingga menggeser menu yang disediakan di meja itu kepada Bening.“Silakan, mau pesan apa?” tanya Kalingga.Bening menatap kertas menu yang ada di depan matanya. Ia agak bingung mau memesan apa. Biasanya kalau pergi ke tempat-tempat seperti ini, Bening sudah ada tujuan dari awal ingin memesan apa. Namun, berhubung kali ini yang mengajak Kalingga, jadi Bening belum kepikiran.“Kapten pesan apa?” Bening malah bertanya balik.“Saya kopi saja. Less sugar.”Bening mengangguk. Ia jadi melihat deretan kopi yang ada di menu itu. Bening ikut-ikutan memesan kopi tetapi yang ada campuran es krimnya bernama affogato.”Pramusaji datang mencatat pesanan mereka kemudian pergi untuk menyiapkan pesanan itu.“Kamu nggak mau pesan camilan juga? Mau minum itu saja?” tanya Kalingga lagi.Bening menggumam pelan. “Nanti dulu, Kapten. Oh iya, sebentar aku mau ke toilet, mau buang air kecil.”Kalingga mengiyakan. Ia tetap menunggu
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Salah Sebut Nama

Hari sudah pagi. Semalam, Kalingga benar-benar tidak mengangkat panggilan Bening sama sekali. Pria itu juga tidak balas menelepon Bening atau setidaknya mengirim pesan singkat. Saat baru bangun tadi, Bening langsung mengecek ponselnya, barangkali ada pesan atau riwayat panggilan tak terjawab dari Kalingga. Namun, rupanya perkiraan Bening salah. Bening benar-benar cemas. Mereka akan menikah pagi ini, tetapi Kalingga tidak ada komunikasi sama sekali dengannya. Ya, setidaknya mengabari sedikit. “Apa ada masalah sama Kapten ya?” pikir Bening. Ia turun dari ranjang hotel dengan perasaan cemas luar biasa. Pagi ini seharusnya akan menjadi hari bahagia untuk mereka berdua, tetapi Bening malah harus merasa cemas dan khawatir. Bening segera ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Ia bangun lebih awal karena ada proses rias juga sebelum akad nikah nanti, jadi sebelum periasnya memanggil nanti, Bening setidaknya harus sudah siap dan sudah bersih. Sepanjang mandi, Bening berusaha mengenyahk
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Sah

Bening menatap Kalingga dengan kerutan di dahinya. Sementara itu, wajah Kalingga sudah memucat luar biasa. Ia tidak menyangka lidahnya akan terselip nama lain. Bening tidak pernah mendengar nama Maya itu selama bersama dengan Kalingga. Ya, mereka juga baru-baru ini kenal jadi mungkin belum tahu tentang orang-orang dan kenalan masing-masing. Di jajaran kursi lain di mana pihak keluarga dan juga kursi tamu khusus, yang paling tampak terkejut adalah Bu Rita. Ia duduk di barisan depan bersama dengan pihak keluarga lain termasuk ibunya Bening. Tentu ia tahu siapa Maya yang dimaksud oleh Kalingga. Masalahnya adalah, Bu Rita tidak menyangka kalau Kalingga akan tiba-tiba menyebut nama itu.‘Apa jangan-jangan selama ini Lingga… suka sama Maya?’ batin Bu Rita. Jantungnya mendadak berdetak kencang, efek dari rasa cemas yang mendadak naik berkat kesalahan yang Kalingga lakukan. ‘Tapi itu enggak mungkin. Maya ‘kan sepupunya sendiri. Mungkin… Mungkin… Lingga hanya sedang teringat dengan Maya,’ pi
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Bangkit Dari Keterpurukan

Setelah panggilan itu berakhir, Kalingga menghela napas berat. Saat ini dia benar-benar bimbang. Pasalnya, Maya telah kembali ke Indonesia dan wanita itu bahkan telah mendengar kabar pernikahan Kalingga dengan Bening. Maya benar-benar marah besar meski Kalingga telah menjelaskan semuanya. Bahwa ia melakukan ini semua demi membahagiakan hati sang ibu.Namun, Maya sudah terlanjur terluka. Wanita itu sudah tidak ingin mendengar alasan apapun dari mulut Kalingga sehingga Maya memutuskan panggilan secara sepihak. Kalingga meletakkan ponsel ke meja samping kasur lalu kembali duduk di tepinya. Diam-diam, Kalingga melihat Bening memakai baju gamis panjang, masih dengan hijabnya terlelap di sampingnya.Kalingga berpikir bahwa Bening mungkin saja kelelahan karena padatnya acara hari ini. “Syukurlah dia sudah tidur,” gumam Kalingga kepada dirinya sendiri. Kalingga mengacak-acak rambutnya frustasi. Tidak mungkin juga Kalingga menyentuh Bening dalam keadaan yang ruwet seperti ini. Jadi, ada bagusn
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status