Share

Kuterima Kamu Apa Adanya

Penulis: Brata Yudha
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-04 10:03:40

Susan menatap Wildan yang masih tidak terbangun dari komanya dengan kesal. Ia sangat terkejut mendengar kabar kecelakaan Wildan dari ibu pria itu. Susan langsung saja ke rumah sakit hari itu juga untuk memastikan kebenaran tersebut. Dan begitu ia tiba, baru diketahuinya bahwa Wildan sudah koma selama beberapa hari.

Susan tidak hanya kesal karena tidak diberitahu langsung pada hari kejadian, namun juga karena Wildan masih belum membuka matanya sampai sekarang.

"Om, Tante, sebenarnya kapan Mas Wildan sadar? " tanya Susan dengan menggebu-gebu.

Ayah Wildan dapat mendengar nada mendesak dari suara Susan. Ia mengembuskan napas panjang dan memberi wanita itu gelengan kecil. "Om dan Tante juga nggak tahu, Nak. Dokter bilang masih memantau kondisi Wildan selama dia koma."

"Terus gimana sama kehamilan aku? Makin lama, perutku makin membesar loh, Om, Tante. Mas Wildan harus segera menikahi Susan!" Susan memprotes dengan keras kepala. Ibu Wildan langsung melemparkan tatapan memperingatkan kepada
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Yuli Astuti
ngga ada aku cari2 judul ini
goodnovel comment avatar
Erni Ruhiyani
awas thorr jgn biar kan si susan berhasil menyakiti si bening .
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Kenapa Baru Sekarang

    Kalingga dan Bening duduk di salah satu kafe yang berada dalam mall tersebut. Kalingga menggeser menu yang disediakan di meja itu kepada Bening.“Silakan, mau pesan apa?” tanya Kalingga.Bening menatap kertas menu yang ada di depan matanya. Ia agak bingung mau memesan apa. Biasanya kalau pergi ke tempat-tempat seperti ini, Bening sudah ada tujuan dari awal ingin memesan apa. Namun, berhubung kali ini yang mengajak Kalingga, jadi Bening belum kepikiran.“Kapten pesan apa?” Bening malah bertanya balik.“Saya kopi saja. Less sugar.”Bening mengangguk. Ia jadi melihat deretan kopi yang ada di menu itu. Bening ikut-ikutan memesan kopi tetapi yang ada campuran es krimnya bernama affogato.”Pramusaji datang mencatat pesanan mereka kemudian pergi untuk menyiapkan pesanan itu.“Kamu nggak mau pesan camilan juga? Mau minum itu saja?” tanya Kalingga lagi.Bening menggumam pelan. “Nanti dulu, Kapten. Oh iya, sebentar aku mau ke toilet, mau buang air kecil.”Kalingga mengiyakan. Ia tetap menunggu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04
  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Salah Sebut Nama

    Hari sudah pagi. Semalam, Kalingga benar-benar tidak mengangkat panggilan Bening sama sekali. Pria itu juga tidak balas menelepon Bening atau setidaknya mengirim pesan singkat. Saat baru bangun tadi, Bening langsung mengecek ponselnya, barangkali ada pesan atau riwayat panggilan tak terjawab dari Kalingga. Namun, rupanya perkiraan Bening salah. Bening benar-benar cemas. Mereka akan menikah pagi ini, tetapi Kalingga tidak ada komunikasi sama sekali dengannya. Ya, setidaknya mengabari sedikit. “Apa ada masalah sama Kapten ya?” pikir Bening. Ia turun dari ranjang hotel dengan perasaan cemas luar biasa. Pagi ini seharusnya akan menjadi hari bahagia untuk mereka berdua, tetapi Bening malah harus merasa cemas dan khawatir. Bening segera ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Ia bangun lebih awal karena ada proses rias juga sebelum akad nikah nanti, jadi sebelum periasnya memanggil nanti, Bening setidaknya harus sudah siap dan sudah bersih. Sepanjang mandi, Bening berusaha mengenyahk

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04
  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Sah

    Bening menatap Kalingga dengan kerutan di dahinya. Sementara itu, wajah Kalingga sudah memucat luar biasa. Ia tidak menyangka lidahnya akan terselip nama lain. Bening tidak pernah mendengar nama Maya itu selama bersama dengan Kalingga. Ya, mereka juga baru-baru ini kenal jadi mungkin belum tahu tentang orang-orang dan kenalan masing-masing. Di jajaran kursi lain di mana pihak keluarga dan juga kursi tamu khusus, yang paling tampak terkejut adalah Bu Rita. Ia duduk di barisan depan bersama dengan pihak keluarga lain termasuk ibunya Bening. Tentu ia tahu siapa Maya yang dimaksud oleh Kalingga. Masalahnya adalah, Bu Rita tidak menyangka kalau Kalingga akan tiba-tiba menyebut nama itu.‘Apa jangan-jangan selama ini Lingga… suka sama Maya?’ batin Bu Rita. Jantungnya mendadak berdetak kencang, efek dari rasa cemas yang mendadak naik berkat kesalahan yang Kalingga lakukan. ‘Tapi itu enggak mungkin. Maya ‘kan sepupunya sendiri. Mungkin… Mungkin… Lingga hanya sedang teringat dengan Maya,’ pi

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04
  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Bangkit Dari Keterpurukan

    Setelah panggilan itu berakhir, Kalingga menghela napas berat. Saat ini dia benar-benar bimbang. Pasalnya, Maya telah kembali ke Indonesia dan wanita itu bahkan telah mendengar kabar pernikahan Kalingga dengan Bening. Maya benar-benar marah besar meski Kalingga telah menjelaskan semuanya. Bahwa ia melakukan ini semua demi membahagiakan hati sang ibu.Namun, Maya sudah terlanjur terluka. Wanita itu sudah tidak ingin mendengar alasan apapun dari mulut Kalingga sehingga Maya memutuskan panggilan secara sepihak. Kalingga meletakkan ponsel ke meja samping kasur lalu kembali duduk di tepinya. Diam-diam, Kalingga melihat Bening memakai baju gamis panjang, masih dengan hijabnya terlelap di sampingnya.Kalingga berpikir bahwa Bening mungkin saja kelelahan karena padatnya acara hari ini. “Syukurlah dia sudah tidur,” gumam Kalingga kepada dirinya sendiri. Kalingga mengacak-acak rambutnya frustasi. Tidak mungkin juga Kalingga menyentuh Bening dalam keadaan yang ruwet seperti ini. Jadi, ada bagusn

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04
  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Ngajak Kenalan Selingkuhan Suami

    Sesuai kesepakatan dengan Kalingga, mereka tidak akan mengajukan cuti bulan madu setelah pernikahan ini. Setelah semua rangkaian acara pernikahan selesai, esok harinya mereka langsung ke rumah dinas. Sebenarnya, tidak adanya cuti bulan madu ini menjadi pertanyaan besar di benak Bu Rita. Wanita itu pun juga sempat protes dan bertanya mengapa mereka berdua tidak mengadakan cuti bulan madu. Namun, Kalingga dengan mudah meyakinkan mamanya. Mereka pun akhirnya terbebas dari berbagai pertanyaan yang Bu Rita ajukan. Sesampainya di battalion, ada penyambutan singkat untuk Kalingga dan Bening yang sudah resmi menikah. Bening diterima dengan baik di sana. Setelah itu, Kalingga dan Bening pun langsung menuju ke rumah dinas. Keberangkatan mereka ke rumah dinas diantar oleh Bu Rita dan ibunya Bening. Mereka berdua berdalih mau membantu. Padahal sebenarnya tidak banyak juga barang-barang yang dibawa Bening serta Kalingga ke rumah dinas. Sampai di rumah dinas, Bu Rita mengajak ibunya Bening untuk

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04
  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Pria Pemaksa

    Wajah Kalingga memucat tatkala melihat Bening datang. Sementara itu, Maya kelihatan tidak suka dengan kedatangan Bening karena berpikir gadis itu telah mengganggu obrolan seriusnya dengan Kalingga. Maya langsung menatap Kalingga dengan ekspresi penuh tanya. “Dia siapa, Bang?” tanyanya.“Itu…”“Saya Bening, istrinya Mas Kalingga.” Bening buru-buru menjawab duluan sebelum Kalingga selesai bicara. Maya membelalak. Ia menatap Bening dan Kalingga secara bergantian. Ekspresi kesalnya malah semakin tampak. Tatapan Maya begitu tajam kepada Kalingga, seolah mengisyaratkan pertanyaan mengapa Kalingga membawa Bening kemari. Namun, untungnya Maya bisa menahan amarah, jadi ia pun langsung berpura-pura memasang senyum manis di depan Bening.“Oh, jadi kamu istrinya Bang Kalingga ya?”Bening mengernyit. Sebenarnya ia tidak terlalu berekspektasi kalau Maya akan menahan diri sampai sok baik di depannya. Dilihat sekilas saja, Bening juga peka kalau Maya sebenarnya kesal luar biasa melihat kedatanganny

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04
  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Berdamai

    Bening berusaha menenangkan dirinya. Ia tidak boleh terlalu larut dalam kesedihannya sendiri. Jika ia terus bersedih, lama-lama ia tidak akan bisa melawan Kalingga. Ia tidak mau direndahkan terus. Namun, yang sebenarnya menjadi kekhawatiran Bening saat ini adalah perkataan Kalingga tadi. Kalau Kalingga serius tidak akan membiayainya kuliah, maka rencana Bening untuk menaikkan kualitas diri sekaligus memanfaatkan Kalingga akan gagal total. Sebenarnya, Bening bohong saat mengatakan kepada Kalingga bahwa uang tabungannya cukup untuk membayar kuliah. Ya, mungkin kalau untuk membayar uang kuliah tunggal saja cukup. Namun, seseorang yang berkuliah itu biayanya bukan itu saja. Ada banyak hal lain yang harus dibayar, jadi jelas uangnya tidak akan cukup. Selama ini, Bening selalu berusaha berhemat. Semua penghasilan endorsement yang ia lakukan selalu ia perhitungkan pengeluarannya. Bening juga harus memberikan uang untuk ibunya karena memang mereka hanya hidup berdua. Bening menarik napas pa

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04
  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Shalat Berjamaah

    Kala itu tubuh Bening dan Kailngga seperti berubah menjadi batu. Keduanya sama-sama terdiam, dengan posisi bibir yang masih saling menempel. Kejadian itu terjadi begitu cepat hingga keduanya sama-sama kaget, tidak tahu harus melakukan apa. Selain itu, jantung Bening maupun Kalingga seolah berlomba-lomba untuk menunjukkan siapa yang paling keras berdebar. Bening yang lebih dulu tersadar, segera menjauh dari posisi mereka sekarang. Ia meletakkan tangan di dadanya, merasakan jantungnya berdegup kencang di dalam sana. Bening meneguk ludah lalu memaksakan seulas senyum. “Anu, Kapten. Aku mau wudhu dulu. Mau sholat.”"Ekhm, iya silahkan."Kalingga berdeham pelan. Pria itu hanya bisa mengangguk kaku sembari melihat Bening yang buru-buru melarikan diri ke kamar mandi. Ia mengusap wajahnya dengan satu tangan, tidak mengerti bagaimana cara untuk menenangkan debaran jantungnya.Sementara itu, di dalam kamar mandi, Bening bersandar di pintu dan menekan dadanya dengan kuat. Matanya terpejam rapat

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04

Bab terbaru

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Basah Kuyup

    Vina diam saja setelah mendengar jawaban Bening mengenai barang-barang yang ia beli untuk calon menantunya itu. Ia terus mengekori Irene dan Bening yang sedang berdiskusi, tetapi pikirannya benar-benar sudah melayang entah ke mana. Ia berusaha biasa saja, padahal hatinya menjerit frustrasi. Selesai berbelanja, Vina membantu mengepak semua item yang dibeli oleh Bening ke dalam kotak-kotak dengan ukuran beragam kemudian memasukkannya ke paper bag. Belanjaan Bening lumayan banyak, dan wanita itu tampak agak kesusahan membawanya sendirian. “Biar saya bantu bawakan sampai ke mobil, Tante,” kata Vina.Bening mengangguk. “Terima kasih ya, Vin.”Kebetulan, Bening datang ke butik itu hanya bersama dengan supir, dan biasanya supir Bening hanya menunggu di dalam mobil kalau tidak disuruh oleh Bening untuk mengawal. Makanya, Vina berinisiatif membantu membawakan semua paper bag belanjaan itu sampai ke mobilnya. Ketika sudah keluar dari butik, Bening langsung teringat dengan permasalahan yang d

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Mau Pindah Dinas

    Vina tidak kuat melihat kedekatan Bening dengan Raisa. Jujur saja, ia iri. Mungkin, Vina hanya merasa diistimewakan saat itu. Ia terlalu percaya diri karena Bening baik padanya, padahal Bening memang baik kepada semua orang. Dari awal, karakter Bening memang orang baik dan lemah lembut. Perlakuan baik Bening kepada Vina juga merupakan hal yang biasa, Vina saja yang menanggapinya berbeda seolah-olah ia sangat penting untuk Bening. “Harusnya aku nggak ke-PD-an pas Tante Bening baik sama aku. Tante Bening ‘kan emang selalu baik ke semua orang,” gumam Vina getir. Tujuannya ke sana untuk membicarakan masalah Garuda berdasarkan keterangan Raya, tetapi melihat Raisa di sana, Vina mengurungkan niat itu. Hatinya tak sanggup. Vina pun berbalik dan hendak pergi, tetapi ketika ia memutar badannya, malah ada Yudha di sana. Vina sontak menghentikan langkahnya karena terkejut. “Mau apa kamu ke sini?” tanya Yudha dingin. Vina menggeleng. Ia berusaha bersikap biasa saja meski hatinya berdebar ta

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Dia Dihukum

    Vina seketika berwajah datar. Mengapa pula ia harus bertemu Raya di sini? Ia sedang tidak ingin bertemu siapa-siapa sekarang. Hubungan Vina dan Raya sebelumnya baik-baik saja. Raya juga ramah padanya karena tahu kalau Vina adalah pacar kakaknya. Namun, kali ini karena Vina sudah tidak pacaran dengan Reyhan, sikap Raya juga kelihatan sekali berubah. Vina yang tadinya sedang memilih-milih lotion badan langsung mengambil secara random yang ada di depan matanya. Ia memandang Raya sekilas, tak ada niatan sama sekali untuk berinteraksi lebih lama dengan gadis itu."Maaf, aku lagi sibuk. Lain kali aja," kata Vina. Ia segera berbalik dan hendak pergi ke kasir. Namun, Raya lebih dulu menarik bahunya dari belakang."Nggak bisa lain kali. Kita harus bicara sekarang," tegas Raya.Vina mengernyit. "Apa sih, Ray? Kan aku udah bilang kalau aku sibuk. Lain kali sajalah."Raya tetap bersikeras. Ia yang tadinya mencengkeram bahu Vina beralih menahan lengan gadis itu. "Nggak mau. Pokoknya harus sekaran

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Bertemu Dia

    Selesai wawancara di butik tadi, Vina tidak langsung pulang ke rumah melainkan pergi ke rumah sakit untuk menemui orang tuanya. Suasana hati Vina membaik setelah ia berhasil mendapatkan kerja. Ia pergi ke rumah sakit dengan memesan ojek.Sesampainya di sana, Vina malah melihat ibunya sedang melipat semua pakaian yang dibawa untuk bapaknya.“Assallammuallaikum,” ucap Vina.“Waallaikumsalam. Kamu habis keluar, Vin?” tanya ibunya.Vina mengangguk. “Iya, Bu. Cari kerja. Alhamdulillah Vina tadi udah tanda tangan kontrak kerja.”Ibunya Vina senang mendengar hal itu. “Beneran? Kerja di mana, Vin?”“Di butik, Bu. Tadi udah sekalian wawancara terus diterima, makanya langsung tanda tangan kontrak kerja. Besok udah mulai kerja di sana.”“Alhamdulillah… Ibu turut senang, Vin. Semoga perkerjaannya berkah dan bisa membawa rezeki yang halal.”Vina mengangguk. “Iya, Bu. Aamiin. Oh iya, Ibu kok udah ngeringkes semua pakaian Bapak?”“Tadi pas dokter meriksa Bapak, katanya kondisi bapak sudah sangat mem

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Terpaksa Berpisah

    Yudha hanya bisa membeku selama beberapa saat usai mendengar perkataan Vina. "Tunggu sebentar, kamu ngomong apa sih Vin?" tanya Yudha. "Ya itu, Om. Aku yakin Om paham."Yudha menggeleng. "Maksud kamu apa tiba-tiba ngomong gitu?"Vina menunduk. Ia sama sekali tidak berani menatap mata Yudha. Ia takut, kalau ia menatap mata pria itu, maka pendiriannya akan goyah. Hatinya hancur, tetapi ia harus tetap tegar dan kelihatan biasa saja di depan Yudha supaya pria itu mau untuk mengakhiri hubungan mereka. "Maksud aku sesuai dengan apa yang aku katakan. Pokoknya gitulah. Aku minta maaf karena udah nyusahin Om Yudha. Aku janji ini yang terakhir," kata Vina. Yudha heran. Ini terlalu mendadak. Vina kelihatan baik-baik saja sebelumnya. Mereka berdua datang ke acara di rumah Kalingga dan Bening juga dalam situasi yang bahagia. Namun, mengapa tiba-tiba jadi seperti ini?"Sebenarnya ada apa sih, Vin? Apa saya melakukan kesalahan sama kamu? Jangan bikin saya bingung.""Apa kurang jelas yang aku omo

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Kenapa Kamu Pergi?

    Yudha masih terus berusaha mencari keberadaan Vina. Ia berkeliling ke seluruh rumah, bahkan sampai ke halaman samping rumah keluarganya hanya untuk mencari tahu di mana keberadaan Vina. Namun, meskipun ia sudah berkeliling sampai ke area yang seharusnya tidak didatangi Vina pun, keberadaan gadis itu nihil. Yudha sudah berkali-kali menghubungi nomor Vina. Dan semua panggilannya tidak ada jawaban. Yudha semakin khawatir. Ini memang bukan pertama kalinya Vina datang ke rumah keluarga Yudha, tetapi ini adalah pertama kalinya Vina datang dalam acara yang dihelat oleh keluarganya. Yudha takut kalau Vina merasa tidak nyaman atau bagaimana sehingga tiba-tiba pergi.Yudha langsung menggeleng. "Nggak mungkin Vina kayak gitu. Dia pasti ngomong kalau memang nggak nyaman," gumam Yudha. Setelah menelusuri hampir seluruh penjuru rumah keluarganya, Yudha kembali ke depan. Acara akan segera dimulai beberapa menit lagi, tapi keberadaan Vina tidak juga ditemukan. Bening yang sedang menyapa tamu-tamu y

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Jauhi Abang Gue

    Setelah menjenguk orang tua Vina di rumah sakit, Yudha harus segera pamit. Ia keluar sudah lumayan lama tadi, jadi harus segera kembali. Vina mengantarkan Yudha keluar dari ruang rawat inap bapaknya, barulah Yudha pamitan kepada Vina.“Saya harus kembali,” kata Yudha.Vina mengangguk. “Iya, Om.”“Siap-siap untuk besok malam minggu ya, jangan sampai lupa. Saya jemput kamu ke rumah.”Vina mengangguk lagi. “Oke, Om. Makasih ya Om untuk hari ini, dan untuk semuanya.”Yudha tersenyum tipis. “Ya sama-sama. Kalau gitu, saya pergi dulu. Assalammualaikum.”Bukannya menjawab salam dari Yudha, Vina malah menahan pergelangan tangan pria itu. Yudha yang belum sempat melangkah langsung memutar lehernya menghadap Vina.“Kenapa?” tanya Yudha heran.“Mm… H-hati-hati di jalan ya, Om.” Vina mengucapkannya sambil menunduk, dengan suara yang amat pelan dan nyaris berbisik. Untung saja posisi mereka berdekatan, jadi Yudha masih bisa mendengar dengan jelas apa yang dikatakan oleh gadis itu. Yudha tersenyum

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Falling In Love

    Vina berdebar dan tremor parah. Bahkan telapak tangannya sekarang terasa sangat berkeringat gara-gara mendengar Yudha menyebut bahwa dirinyalah calon istri pria itu. Padahal, tadi ia sedang kesal luar biasa. Bisa-bisanya sekarang ia berubah berdebar-debar dan grogi parah hanya karena satu kalimat yang diucapkan oleh Yudha. Jujur saja, Vina ingin teriak sekarang, tetapi tentu saja ia tidak mungkin melakukan itu. Yang ada, ia malah akan mempermalukan dirinya sendiri. Sementara itu, Yudha sendiri tidak mau melepaskan pandangannya dari Vina. Ia terus-menerus menatap gadis itu.“Vina, kamu nggak boleh nolak.”Vina semakin membuang muka. Ia tidak berani beradu tatap dengan pria itu. Melihat gelagat malu Vina, entah mengapa malah membuat Yudha antusias. Ekspresi malu-malu dan jaga imej ala Vina itu malah tampak menggemaskan di mata Yudha. “Kenapa sih dari tadi buang muka terus?” tanya Yudha. “Bukannya kalau bicara sama orang itu harus saling tatap muka ya?”Vina merengut. “Terus maunya ak

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Merajuk

    Yudha menghabiskan beberapa jam berkeliling dengan Raisa. Ia sendiri sudah mengakui sejak awal kalau dirinya bukan tipikal yang suka pergi jalan-jalan, jadi ia tidak terlalu tahu harus ke mana. Namun, Raisa menerima saja. Setelah dari kafe itu, mereka berkeliling lagi ke area dekat-dekat saja baru kemudian pulang. Selesai mengantar Raisa ke tempat Pak Danyon, Yudha langsung bergegas kembali ke rumah dinas. Baru saja ia menginjakkan kakinya ke dalam rumah dinas, ponsel Yudha bergetar, ada panggilan dari mamanya.“Halo, Ma?” “Sagara, Mama tadi kirim pesan ke kamu, kok enggak dibaca?” tanya Bening.Yudha langsung memeriksa ponselnya. “Oh iya, Sagara belum buka hape dari tadi, Ma.”“Memangnya dari mana, Ga? Kok sampai nggak buka hape sama sekali?”“Oh itu, tadi dimintai tolong sama Pak Danyon.” Yudha tidak menjelaskan detail kalau permintaan tolong Pak Danyon adalah untuk mengajak keponakan perempuannya jalan-jalan. Yudha hanya tidak mau mamanya nanti salah paham, sebab keluarga Yudha s

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status