Share

Bangkit Dari Keterpurukan

Author: Brata Yudha
last update Last Updated: 2025-01-04 10:07:08

Setelah panggilan itu berakhir, Kalingga menghela napas berat. Saat ini dia benar-benar bimbang. Pasalnya, Maya telah kembali ke Indonesia dan wanita itu bahkan telah mendengar kabar pernikahan Kalingga dengan Bening. Maya benar-benar marah besar meski Kalingga telah menjelaskan semuanya. Bahwa ia melakukan ini semua demi membahagiakan hati sang ibu.

Namun, Maya sudah terlanjur terluka. Wanita itu sudah tidak ingin mendengar alasan apapun dari mulut Kalingga sehingga Maya memutuskan panggilan secara sepihak. Kalingga meletakkan ponsel ke meja samping kasur lalu kembali duduk di tepinya. Diam-diam, Kalingga melihat Bening memakai baju gamis panjang, masih dengan hijabnya terlelap di sampingnya.

Kalingga berpikir bahwa Bening mungkin saja kelelahan karena padatnya acara hari ini. “Syukurlah dia sudah tidur,” gumam Kalingga kepada dirinya sendiri. Kalingga mengacak-acak rambutnya frustasi. Tidak mungkin juga Kalingga menyentuh Bening dalam keadaan yang ruwet seperti ini. Jadi, ada bagusn
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Yoyoh Rohany
kasian bening bakal sakit hati lg krna si kalingga bohong...dah lah bening minta cerai aja
goodnovel comment avatar
Erni Ruhiyani
aku yakin bening masih suci .si widan tidak merusak y
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Ngajak Kenalan Selingkuhan Suami

    Sesuai kesepakatan dengan Kalingga, mereka tidak akan mengajukan cuti bulan madu setelah pernikahan ini. Setelah semua rangkaian acara pernikahan selesai, esok harinya mereka langsung ke rumah dinas. Sebenarnya, tidak adanya cuti bulan madu ini menjadi pertanyaan besar di benak Bu Rita. Wanita itu pun juga sempat protes dan bertanya mengapa mereka berdua tidak mengadakan cuti bulan madu. Namun, Kalingga dengan mudah meyakinkan mamanya. Mereka pun akhirnya terbebas dari berbagai pertanyaan yang Bu Rita ajukan. Sesampainya di battalion, ada penyambutan singkat untuk Kalingga dan Bening yang sudah resmi menikah. Bening diterima dengan baik di sana. Setelah itu, Kalingga dan Bening pun langsung menuju ke rumah dinas. Keberangkatan mereka ke rumah dinas diantar oleh Bu Rita dan ibunya Bening. Mereka berdua berdalih mau membantu. Padahal sebenarnya tidak banyak juga barang-barang yang dibawa Bening serta Kalingga ke rumah dinas. Sampai di rumah dinas, Bu Rita mengajak ibunya Bening untuk

    Last Updated : 2025-01-04
  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Pria Pemaksa

    Wajah Kalingga memucat tatkala melihat Bening datang. Sementara itu, Maya kelihatan tidak suka dengan kedatangan Bening karena berpikir gadis itu telah mengganggu obrolan seriusnya dengan Kalingga. Maya langsung menatap Kalingga dengan ekspresi penuh tanya. “Dia siapa, Bang?” tanyanya.“Itu…”“Saya Bening, istrinya Mas Kalingga.” Bening buru-buru menjawab duluan sebelum Kalingga selesai bicara. Maya membelalak. Ia menatap Bening dan Kalingga secara bergantian. Ekspresi kesalnya malah semakin tampak. Tatapan Maya begitu tajam kepada Kalingga, seolah mengisyaratkan pertanyaan mengapa Kalingga membawa Bening kemari. Namun, untungnya Maya bisa menahan amarah, jadi ia pun langsung berpura-pura memasang senyum manis di depan Bening.“Oh, jadi kamu istrinya Bang Kalingga ya?”Bening mengernyit. Sebenarnya ia tidak terlalu berekspektasi kalau Maya akan menahan diri sampai sok baik di depannya. Dilihat sekilas saja, Bening juga peka kalau Maya sebenarnya kesal luar biasa melihat kedatanganny

    Last Updated : 2025-01-04
  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Berdamai

    Bening berusaha menenangkan dirinya. Ia tidak boleh terlalu larut dalam kesedihannya sendiri. Jika ia terus bersedih, lama-lama ia tidak akan bisa melawan Kalingga. Ia tidak mau direndahkan terus. Namun, yang sebenarnya menjadi kekhawatiran Bening saat ini adalah perkataan Kalingga tadi. Kalau Kalingga serius tidak akan membiayainya kuliah, maka rencana Bening untuk menaikkan kualitas diri sekaligus memanfaatkan Kalingga akan gagal total. Sebenarnya, Bening bohong saat mengatakan kepada Kalingga bahwa uang tabungannya cukup untuk membayar kuliah. Ya, mungkin kalau untuk membayar uang kuliah tunggal saja cukup. Namun, seseorang yang berkuliah itu biayanya bukan itu saja. Ada banyak hal lain yang harus dibayar, jadi jelas uangnya tidak akan cukup. Selama ini, Bening selalu berusaha berhemat. Semua penghasilan endorsement yang ia lakukan selalu ia perhitungkan pengeluarannya. Bening juga harus memberikan uang untuk ibunya karena memang mereka hanya hidup berdua. Bening menarik napas pa

    Last Updated : 2025-01-04
  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Shalat Berjamaah

    Kala itu tubuh Bening dan Kailngga seperti berubah menjadi batu. Keduanya sama-sama terdiam, dengan posisi bibir yang masih saling menempel. Kejadian itu terjadi begitu cepat hingga keduanya sama-sama kaget, tidak tahu harus melakukan apa. Selain itu, jantung Bening maupun Kalingga seolah berlomba-lomba untuk menunjukkan siapa yang paling keras berdebar. Bening yang lebih dulu tersadar, segera menjauh dari posisi mereka sekarang. Ia meletakkan tangan di dadanya, merasakan jantungnya berdegup kencang di dalam sana. Bening meneguk ludah lalu memaksakan seulas senyum. “Anu, Kapten. Aku mau wudhu dulu. Mau sholat.”"Ekhm, iya silahkan."Kalingga berdeham pelan. Pria itu hanya bisa mengangguk kaku sembari melihat Bening yang buru-buru melarikan diri ke kamar mandi. Ia mengusap wajahnya dengan satu tangan, tidak mengerti bagaimana cara untuk menenangkan debaran jantungnya.Sementara itu, di dalam kamar mandi, Bening bersandar di pintu dan menekan dadanya dengan kuat. Matanya terpejam rapat

    Last Updated : 2025-01-04
  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Bening, Mama Ingin Punya Cucu

    Sepulang dari melihat-lihat kampus, rupanya Kalingga belum datang. Bening pikir, Kalingga mungkin masih ada urusan jadi ia tidak terlalu memikirkannya. Hari ini, Bening cukup bahagia karena bisa melihat-lihat kampus yang akan menjadi tempatnya belajar. Impian yang harus ia kubur dalam-dalam selama lima tahun terakhir itu akhirnya bisa diwujudkan sebentar lagi. Tidak masalah meski umurnya nanti lebih tua dari kebanyakan mahasiswa yang ada di angkatannya. Lagipula, mencari ilmu juga tidak ada batasan umur. Yang penting, Bening bisa mewujudkan impiannya menggapai pendidikan lebih tinggi. Sejak pulang dari melihat-lihat kampus tadi, Bening tak bisa berhenti tersenyum. Ia mencuci piring pun sambil bersenandung pelan, memasak makan malam juga bibirnya tak bisa berhenti bernyanyi. Hatinya sungguh berbunga-bunga. Sayangnya, sampai petang menjelang, Kalingga tidak kunjung pulang. “Jam kerjanya Kapten kayaknya udah selesai deh, kok belum pulang ya?” pikirnya.Bening sudah menyiapkan makan mal

    Last Updated : 2025-01-04
  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Pipimu Bersemu Merah

    “Maksud kamu apa nyuruh saya begitu?” tanya ibunya Wildan. Kedua alisnya menukik tajam, dan jelas sekali dari kilatan matanya bahwa wanita itu marah luar biasa mendengar permintaan Bening.Bening sendiri menghadapinya dengan kalem. “Kan dulu Ibu juga begitu sama Ibu saya.”“Hah? Terus maksudnya kamu mau balas dendam atau gimana?! Kamu nggak berhak ya nyuruh-nyuruh saya kayak gitu!”Bening mengangguk. “Saya nggak maksa kok. Terserah Ibu mau melakukannya atau enggak. Semua keputusan ada di tangan Ibu.”Ibu Wildan kaget. Ia menggertakkan giginya kuat-kuat. Jelas ucapan Bening tidak pernah ia ekspektasikan sama sekali. Berhubung saat itu ibunya Bening sempat datang minta restu bahkan sampai bersujud, ia pikir Bening sendiri juga akan mudah dimintai pertolongan. Rupanya, Bening malah membalas seperti itu. “Bening! Wildan itu lagi koma lho, bisa-bisanya kamu kayak begini. Kamu nggak kasihan sama dia?”Bening menatap malas kepada ibunya Wildan. “Ya kalau koma kenapa, Bu? Bukan urusan saya j

    Last Updated : 2025-01-04
  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Siapa Risky?

    Begitu melihat bahwa yang datang ternyata Maya, ekspresi Bu Rita seketika berubah. Sejak tadi, wanita itu penuh senyum dan berseri-seri, tetapi kali ini seolah semua itu hilang begitu saja. Bening memperhatikan sekilas perubahan ekspresi Bu Rita. Memang, beliau masih tersenyum, tetapi entah mengapa senyumannya agak aneh, atau mungkin itu hanya perasaan Bening saja?‘Ternyata dia ada di Indonesia toh,’ batin Bu Rita. Maya yang datang langsung tersenyum cerah begitu melihat Bu Rita. “Bude… Apa kabar? Lama nggak jumpa.”Bu Rita tersenyum tipis saja saat Maya langsung masuk ke ruang tamu melewati Bening yang membukakan pintu. Gadis itu langsung menghampiri Bu Rita dan memeluknya dengan erat.“Wah… Maya kangen banget sama Bude soalnya udah lama enggak ketemu.” Maya kelihatan senang sekali bisa bertemu dengan Bu Rita. Bening terus memperhatikannya saja, tetapi ia hanya diam dan tidak mengatakan apa-apa.Bu Rita hanya membalas pelukan itu dengan satu lengan kemudian melepaskan diri secara p

    Last Updated : 2025-01-04
  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Dia Sudah Bangun

    “Risky itu temanku,” jawab Bening santai. Memang kenyataannya seperti itu, jadi jawabannya pun jujur.Sayangnya, Kalingga menatap Bening dengan ekspresi skeptis.“Kenapa, Kapten? Nggak percaya ya?” tanya Bening.Kalingga menggeleng. “Nggak papa.”Bening mengangguk saja. Lalu, ia teringat kalau ada jadwal live hari ini untuk mempromosikan produk yang baru saja mengambil jasa endorse darinya, jadi Bening pun buru-buru masuk ke kamar untuk bersiap-siap live. Bening segera mandi supaya wajahnya juga lebih segar. Hampir seharian ia berada di rumah Bu Rita tadi, jadi sudah pasti wajahnya agak kucel. Setelah mandi, Bening berganti pakaian, berdandan sedikit supaya lebih segar, kemudian mengatur posisi ponselnya agar bisa menangkap wajahnya serta produk yang akan ia promosikan dengan baik. Ketika melihat Bening mempersiapkan semua kebutuhan live-nya itu, ia tidak sadar kalau sejak tadi Kalingga memperhatikannya. Kalingga mengernyit ketika melihat Bening mempercantik wajahnya, memakai hijab

    Last Updated : 2025-01-04

Latest chapter

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Basah Kuyup

    Vina diam saja setelah mendengar jawaban Bening mengenai barang-barang yang ia beli untuk calon menantunya itu. Ia terus mengekori Irene dan Bening yang sedang berdiskusi, tetapi pikirannya benar-benar sudah melayang entah ke mana. Ia berusaha biasa saja, padahal hatinya menjerit frustrasi. Selesai berbelanja, Vina membantu mengepak semua item yang dibeli oleh Bening ke dalam kotak-kotak dengan ukuran beragam kemudian memasukkannya ke paper bag. Belanjaan Bening lumayan banyak, dan wanita itu tampak agak kesusahan membawanya sendirian. “Biar saya bantu bawakan sampai ke mobil, Tante,” kata Vina.Bening mengangguk. “Terima kasih ya, Vin.”Kebetulan, Bening datang ke butik itu hanya bersama dengan supir, dan biasanya supir Bening hanya menunggu di dalam mobil kalau tidak disuruh oleh Bening untuk mengawal. Makanya, Vina berinisiatif membantu membawakan semua paper bag belanjaan itu sampai ke mobilnya. Ketika sudah keluar dari butik, Bening langsung teringat dengan permasalahan yang d

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Mau Pindah Dinas

    Vina tidak kuat melihat kedekatan Bening dengan Raisa. Jujur saja, ia iri. Mungkin, Vina hanya merasa diistimewakan saat itu. Ia terlalu percaya diri karena Bening baik padanya, padahal Bening memang baik kepada semua orang. Dari awal, karakter Bening memang orang baik dan lemah lembut. Perlakuan baik Bening kepada Vina juga merupakan hal yang biasa, Vina saja yang menanggapinya berbeda seolah-olah ia sangat penting untuk Bening. “Harusnya aku nggak ke-PD-an pas Tante Bening baik sama aku. Tante Bening ‘kan emang selalu baik ke semua orang,” gumam Vina getir. Tujuannya ke sana untuk membicarakan masalah Garuda berdasarkan keterangan Raya, tetapi melihat Raisa di sana, Vina mengurungkan niat itu. Hatinya tak sanggup. Vina pun berbalik dan hendak pergi, tetapi ketika ia memutar badannya, malah ada Yudha di sana. Vina sontak menghentikan langkahnya karena terkejut. “Mau apa kamu ke sini?” tanya Yudha dingin. Vina menggeleng. Ia berusaha bersikap biasa saja meski hatinya berdebar ta

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Dia Dihukum

    Vina seketika berwajah datar. Mengapa pula ia harus bertemu Raya di sini? Ia sedang tidak ingin bertemu siapa-siapa sekarang. Hubungan Vina dan Raya sebelumnya baik-baik saja. Raya juga ramah padanya karena tahu kalau Vina adalah pacar kakaknya. Namun, kali ini karena Vina sudah tidak pacaran dengan Reyhan, sikap Raya juga kelihatan sekali berubah. Vina yang tadinya sedang memilih-milih lotion badan langsung mengambil secara random yang ada di depan matanya. Ia memandang Raya sekilas, tak ada niatan sama sekali untuk berinteraksi lebih lama dengan gadis itu."Maaf, aku lagi sibuk. Lain kali aja," kata Vina. Ia segera berbalik dan hendak pergi ke kasir. Namun, Raya lebih dulu menarik bahunya dari belakang."Nggak bisa lain kali. Kita harus bicara sekarang," tegas Raya.Vina mengernyit. "Apa sih, Ray? Kan aku udah bilang kalau aku sibuk. Lain kali sajalah."Raya tetap bersikeras. Ia yang tadinya mencengkeram bahu Vina beralih menahan lengan gadis itu. "Nggak mau. Pokoknya harus sekaran

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Bertemu Dia

    Selesai wawancara di butik tadi, Vina tidak langsung pulang ke rumah melainkan pergi ke rumah sakit untuk menemui orang tuanya. Suasana hati Vina membaik setelah ia berhasil mendapatkan kerja. Ia pergi ke rumah sakit dengan memesan ojek.Sesampainya di sana, Vina malah melihat ibunya sedang melipat semua pakaian yang dibawa untuk bapaknya.“Assallammuallaikum,” ucap Vina.“Waallaikumsalam. Kamu habis keluar, Vin?” tanya ibunya.Vina mengangguk. “Iya, Bu. Cari kerja. Alhamdulillah Vina tadi udah tanda tangan kontrak kerja.”Ibunya Vina senang mendengar hal itu. “Beneran? Kerja di mana, Vin?”“Di butik, Bu. Tadi udah sekalian wawancara terus diterima, makanya langsung tanda tangan kontrak kerja. Besok udah mulai kerja di sana.”“Alhamdulillah… Ibu turut senang, Vin. Semoga perkerjaannya berkah dan bisa membawa rezeki yang halal.”Vina mengangguk. “Iya, Bu. Aamiin. Oh iya, Ibu kok udah ngeringkes semua pakaian Bapak?”“Tadi pas dokter meriksa Bapak, katanya kondisi bapak sudah sangat mem

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Terpaksa Berpisah

    Yudha hanya bisa membeku selama beberapa saat usai mendengar perkataan Vina. "Tunggu sebentar, kamu ngomong apa sih Vin?" tanya Yudha. "Ya itu, Om. Aku yakin Om paham."Yudha menggeleng. "Maksud kamu apa tiba-tiba ngomong gitu?"Vina menunduk. Ia sama sekali tidak berani menatap mata Yudha. Ia takut, kalau ia menatap mata pria itu, maka pendiriannya akan goyah. Hatinya hancur, tetapi ia harus tetap tegar dan kelihatan biasa saja di depan Yudha supaya pria itu mau untuk mengakhiri hubungan mereka. "Maksud aku sesuai dengan apa yang aku katakan. Pokoknya gitulah. Aku minta maaf karena udah nyusahin Om Yudha. Aku janji ini yang terakhir," kata Vina. Yudha heran. Ini terlalu mendadak. Vina kelihatan baik-baik saja sebelumnya. Mereka berdua datang ke acara di rumah Kalingga dan Bening juga dalam situasi yang bahagia. Namun, mengapa tiba-tiba jadi seperti ini?"Sebenarnya ada apa sih, Vin? Apa saya melakukan kesalahan sama kamu? Jangan bikin saya bingung.""Apa kurang jelas yang aku omo

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Kenapa Kamu Pergi?

    Yudha masih terus berusaha mencari keberadaan Vina. Ia berkeliling ke seluruh rumah, bahkan sampai ke halaman samping rumah keluarganya hanya untuk mencari tahu di mana keberadaan Vina. Namun, meskipun ia sudah berkeliling sampai ke area yang seharusnya tidak didatangi Vina pun, keberadaan gadis itu nihil. Yudha sudah berkali-kali menghubungi nomor Vina. Dan semua panggilannya tidak ada jawaban. Yudha semakin khawatir. Ini memang bukan pertama kalinya Vina datang ke rumah keluarga Yudha, tetapi ini adalah pertama kalinya Vina datang dalam acara yang dihelat oleh keluarganya. Yudha takut kalau Vina merasa tidak nyaman atau bagaimana sehingga tiba-tiba pergi.Yudha langsung menggeleng. "Nggak mungkin Vina kayak gitu. Dia pasti ngomong kalau memang nggak nyaman," gumam Yudha. Setelah menelusuri hampir seluruh penjuru rumah keluarganya, Yudha kembali ke depan. Acara akan segera dimulai beberapa menit lagi, tapi keberadaan Vina tidak juga ditemukan. Bening yang sedang menyapa tamu-tamu y

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Jauhi Abang Gue

    Setelah menjenguk orang tua Vina di rumah sakit, Yudha harus segera pamit. Ia keluar sudah lumayan lama tadi, jadi harus segera kembali. Vina mengantarkan Yudha keluar dari ruang rawat inap bapaknya, barulah Yudha pamitan kepada Vina.“Saya harus kembali,” kata Yudha.Vina mengangguk. “Iya, Om.”“Siap-siap untuk besok malam minggu ya, jangan sampai lupa. Saya jemput kamu ke rumah.”Vina mengangguk lagi. “Oke, Om. Makasih ya Om untuk hari ini, dan untuk semuanya.”Yudha tersenyum tipis. “Ya sama-sama. Kalau gitu, saya pergi dulu. Assalammualaikum.”Bukannya menjawab salam dari Yudha, Vina malah menahan pergelangan tangan pria itu. Yudha yang belum sempat melangkah langsung memutar lehernya menghadap Vina.“Kenapa?” tanya Yudha heran.“Mm… H-hati-hati di jalan ya, Om.” Vina mengucapkannya sambil menunduk, dengan suara yang amat pelan dan nyaris berbisik. Untung saja posisi mereka berdekatan, jadi Yudha masih bisa mendengar dengan jelas apa yang dikatakan oleh gadis itu. Yudha tersenyum

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Falling In Love

    Vina berdebar dan tremor parah. Bahkan telapak tangannya sekarang terasa sangat berkeringat gara-gara mendengar Yudha menyebut bahwa dirinyalah calon istri pria itu. Padahal, tadi ia sedang kesal luar biasa. Bisa-bisanya sekarang ia berubah berdebar-debar dan grogi parah hanya karena satu kalimat yang diucapkan oleh Yudha. Jujur saja, Vina ingin teriak sekarang, tetapi tentu saja ia tidak mungkin melakukan itu. Yang ada, ia malah akan mempermalukan dirinya sendiri. Sementara itu, Yudha sendiri tidak mau melepaskan pandangannya dari Vina. Ia terus-menerus menatap gadis itu.“Vina, kamu nggak boleh nolak.”Vina semakin membuang muka. Ia tidak berani beradu tatap dengan pria itu. Melihat gelagat malu Vina, entah mengapa malah membuat Yudha antusias. Ekspresi malu-malu dan jaga imej ala Vina itu malah tampak menggemaskan di mata Yudha. “Kenapa sih dari tadi buang muka terus?” tanya Yudha. “Bukannya kalau bicara sama orang itu harus saling tatap muka ya?”Vina merengut. “Terus maunya ak

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Merajuk

    Yudha menghabiskan beberapa jam berkeliling dengan Raisa. Ia sendiri sudah mengakui sejak awal kalau dirinya bukan tipikal yang suka pergi jalan-jalan, jadi ia tidak terlalu tahu harus ke mana. Namun, Raisa menerima saja. Setelah dari kafe itu, mereka berkeliling lagi ke area dekat-dekat saja baru kemudian pulang. Selesai mengantar Raisa ke tempat Pak Danyon, Yudha langsung bergegas kembali ke rumah dinas. Baru saja ia menginjakkan kakinya ke dalam rumah dinas, ponsel Yudha bergetar, ada panggilan dari mamanya.“Halo, Ma?” “Sagara, Mama tadi kirim pesan ke kamu, kok enggak dibaca?” tanya Bening.Yudha langsung memeriksa ponselnya. “Oh iya, Sagara belum buka hape dari tadi, Ma.”“Memangnya dari mana, Ga? Kok sampai nggak buka hape sama sekali?”“Oh itu, tadi dimintai tolong sama Pak Danyon.” Yudha tidak menjelaskan detail kalau permintaan tolong Pak Danyon adalah untuk mengajak keponakan perempuannya jalan-jalan. Yudha hanya tidak mau mamanya nanti salah paham, sebab keluarga Yudha s

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status