All Chapters of Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO: Chapter 21 - Chapter 30

205 Chapters

21. Pram, Noah, dan Kejutannya

Jasmine merasa seperti baru saja keluar dari mimpi buruk yang tak berkesudahan. Masalah pekerjaan, kondisi neneknya, dan konflik dengan Zora terus menghantui pikirannya. Kini, Pram berdiri di hadapannya, menghadirkan perasaan campur aduk di tengah semua kekacauan itu. Pram menatapnya dengan raut penuh perhatian. “Apa kamu baik-baik saja, Jasmine?” tanyanya pelan, suaranya seperti berusaha menjaga agar tak membuat Jasmine semakin tertekan. Jasmine mengangguk pelan, mencoba menenangkan diri meski hatinya penuh kekalutan.“Ya… aku hanya… sedikit bingung,” jawabnya, suaranya serak dan lemah. Pram mendekat, masih menjaga jarak yang sopan. “Kamu pasti ada masalah besar, kan? Kalau kamu butuh teman untuk bicara, aku di sini.” Tatapan Jasmine berubah, matanya mulai berkaca-kaca. Ia tahu semua yang terjadi begitu rumit, dan ia merasa terjebak di a
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more

22. Pantai Nyiur Melambai dan Es Batu Berbulu Pink  

”Kita sudah sampai,” ujar Pram. Jasmine tanpa menunggu aba-aba langsung berlari menuju bibir pantai. Ia berdiri di tepi pantai, kakinya tenggelam di pasir dingin. Jasmine menengadahkan kepala ke langit, menarik napas panjang, lalu melepaskannya dalam teriakan yang menggelegar. "Aaaaarrrrggghhhhhh!!!" Teriakannya menggema, terbawa angin laut yang dingin, bercampur dengan suara ’whooosh’ ombak yang menerjang karang. Suara itu meluap, seperti mencoba menandingi gemuruh alam, sebelum perlahan mereda, tenggelam oleh deburan air yang terus memecah. Angin pantai di ujung kota Artaloka berembus lembut, membawa aroma asin khas laut. Jasmine berdiri di tepi pantai Nyiur Melambai, memandang hamparan air biru yang seolah menyatu dengan langit. Kakinya tenggelam dalam pasir yang hangat, dan ia membiarkan gelombang kecil menyentuh
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more

23. Ancaman Es Batu Berbulu Pink.  

"Aku boleh pesan minuman dingin lagi?" tanya Jasmine, yang langsung dibalas dengan anggukan oleh Pram.Pria itu kemudian memanggil pramuniaga dan memesan satu minuman dingin sesuai permintaan Jasmine.Jasmine baru saja meletakkan ponselnya ketika sebuah pesan masuk dari Noah. Hatinya berdegup kencang, dan ketika ia membuka pesan tersebut, darahnya langsung mendidih.Noah: "Jika kamu tidak tiba di rumah dalam waktu 30 menit, aku akan menyatakan bahwa kamu memutuskan kontrak ibu pengganti dan meminta kamu membayar kompensasinya. Jangan coba-coba menghindar, Jasmine."Jasmine merasa kepalanya berputar sejenak, panik dan kesal. Emosinya langsung memuncak. Ia tidak bisa percaya pria itu bisa sebegitu tega."Huft!" Jasmine menghembuskan napas frustrasi, sambil menekan ujung pelipis matanya. ’Kesalahan apa lagi yang ku buat, sampai menyinggung dia? Apa soal panggilannya dengan Pram tadi? Sudah pasti itu.’Tidak lama kemudian, Pram mendengar Jasmine menghembuskan napas panjang penuh kekesalan
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more

24. Tangan Noah Berdarah

Noah menatap layar ponselnya, membaca kembali pesan yang baru saja diterimanya dari Jasmine. Ketegangan semakin mengeras di dadanya.Kata-kata terakhir Jasmine, "Dasar ES Batu Berbulu Pink sialan!" terus terngiang di telinganya. Tanpa sadar, ia menggenggam ponselnya lebih erat, seolah ingin menghancurkannya.Waktu terasa berjalan lambat, detik demi detik. Namun, saat pintu rumah terbuka, Noah menoleh, dan di sana, berdiri Jasmine dengan wajah penuh kecemasan.Ekspresinya seketika membuat Noah merasakan sesuatu yang asing dalam hatinya. Ia ingin tertawa, bukan hanya amarah, tetapi juga sedikit penyesalan. Namun, secepat itu juga Noah menepis perasaan tersebut dan memilih untuk mengungkapkan kata-kata penuh hinaan."Jasmine!" katanya dengan nada penuh penghinaan. "Ternyata kamu benar-benar menjual dirimu demi uang, kan? Itu yang kau inginkan, kan? Dekat dengan Pram karena dia kaya, bukan karena perasaan."Jasmine terkejut. Tatapannya berubah tajam, darahnya mendidih mendengar tuduhan it
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more

25. Jejak yang Tersisa

Pagi itu, Jasmine terbangun dengan tubuh yang terasa sakit semu. Ia menatap nampan makanan yang masih utuh di atas nakas, perasaan bersalah mengendap di hatinya. Namun, ketika teringat kata-kata Noah yang menyakitkan, amarah kembali membakar dadanya. "Noah benar-benar tidak peduli..." gumam Jasmine lirih, matanya menatap kosong ke arah dinding. Ia merasa dirinya tak lebih dari alat bagi Noah dan Zoah untuk memproduksi keturunan. Pikiran itu membuatnya ingin menangis, tapi ia menahannya dengan menarik napas panjang. "Aku harus kuat," ucap Jasmine pelan, seolah meyakinkan dirinya sendiri. Ketukan lembut di pintu membuyarkan lamunannya. Nikmah muncul dengan wajah ramah, membawa susu, roti lapis cokelat, dan salad buah. Jasmine menyambutnya dengan senyum kecil, mengambil nampan yang disodorkan Nikmah. "Apakah Nona ingin makan sesuatu yang lebih berat? Saya bisa m
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more

26. Langkah yang Tak Terduga

Noah merasa kesal saat Jasmine mengabaikannya begitu saja. Biasanya, ia tidak peduli jika ada orang yang tidak memperhatikannya.Namun, kali ini perasaan itu berbeda. Sebuah perasaan yang sulit dijelaskan merasuki hatinya. Seorang ibu pengganti yang sempat ditolaknya, kini membuat Noah merasa direndahkan. Jasmine, yang Noah anggap tak lebih dari objek dalam rencananya, malah memberi rasa sakit yang mendalam. "Ke mana kamu, Jasmine?" gumam Noah dengan penuh kekesalan, meremas ponselnya. "Kenapa harus begini... Kenapa dia harus bersikap seperti itu?" Dia mengumpat dengan marah, "Ibu pengganti sialan. Di-baikin malah minta jantung."  Namun Jasmine sudah pergi jauh meninggalakan rumah menuju kampusnya, dia tentu saja tidak mendengar umpatan Noah. Telepon Noah berdering. Zora menelepon, menanyakan posisinya. Tanpa berpikir panjang, mereka sepakat untuk bertemu di kantor Di
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more

27.  Ketegangan yang Tak Terduga

Noah terlelap dengan pikiran yang masih penuh kekacauan. Namun, tidur itu tidak bertahan lama. Tiba-tiba, suara muntah yang keras dan terputus-putus membangunkan Noah dari tidurnya. Dengan rasa kesal yang mencuat, Noah mengumpat, "Shit! Pram stupid, sudah aku bilang periksa, jangan asal masuk kamar!" Setengah sadar dan masih dalam keadaan setengah terjaga, Noah bangkit dari tempat tidurnya. Suasana hotel yang tenang malam itu tiba-tiba terasa mencekam. ”Berasa dalam cerita horor saja, apa ada setan kamar mandi,” gumam Noah kesal. Langkahnya berat, matanya yang masih kabur berusaha menyesuaikan dengan gelapnya ruangan. Tanpa berpikir panjang, Noah membuka pintu kamar mandi dengan tangan yang gemetar sedikit karena masih terpengaruh sisa alkohol. Begitu pintu terbuka, pandangannya terfokus pada sosok yang terkulai di lantai kamar mandi. Seorang wanita tanpa busana, tubu
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more

28. Kamar 1508 yang Panas

Noah menatap Jasmine dengan ragu, suaranya rendah namun penuh ketegasan. "Kamu benar-benar yakin ingin melakukannya?" tanyanya, mencoba memastikan.Jasmine hanya terdiam sejenak, seolah bingung dengan perasaannya sendiri, sebelum akhirnya ia melangkah lebih dekat, gerakannya perlahan namun penuh makna. ’Aku takut kamu akan marah, jika mengetahui kita melakukannya,’ batin Noah. Tangan yang sebelumnya terulur, kini menyentuh bahu Noah, sebuah isyarat yang membuat suasana semakin tegang. Dalam gerakan itu, ada sesuatu yang mengubah pandangannya, sesuatu yang membuat Noah merasa terperangkap dalam ketegangan yang tak terucapkan. ”Lakukan untukku, tuan, lagian kalau aku harus pulang, belum tentu suami kontrak itu akan menyentuhku, melihat saja dia jijik,” gerutu Jasmine dengan mata terpejam. Dia merasa gelisah, namun di sisi lain, ada dorongan dalam dirinya ya
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more

29. Rencana yang Rumit

Pram terkejut membaca pesan dari Noah yang berbunyi:"Pram, tunda kedatanganmu sampai besok pagi. Ada sesuatu yang perlu aku selesaikan malam ini. Jangan khawatir, semuanya terkendali." Pesan itu terdengar singkat, tetapi cukup untuk membakar rasa penasaran Pram. Kalimat terakhirnya, "semuanya terkendali," terasa samar dan penuh misteri. Apa yang sebenarnya terjadi?Namun, meski pikirannya dipenuhi pertanyaan, Pram memilih untuk menghormati permintaan Noah. Bagaimanapun, Noah adalah sahabat sekaligus atasannya. Dengan sedikit enggan, ia memutuskan untuk menurut, sambil berharap semua memang benar-benar terkendali seperti yang Noah katakan. "Baiklah, Noah. Aku akan datang besok pagi. Pastikan kamu aman." Sementara itu, di Hotel Gran Dirgantara, Noah memutuskan untuk membuka kamar baru di sebelah kamar 1508. Ketika ia menanyakan status kamar tersebut pa
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more

30. Pagi yang Seksi

Noah terkejut saat Jasmine keluar dari kamar mandi hanya mengenakan handuk yang melilit tubuhnya. Rambut basahnya meneteskan air, dan wajahnya masih memerah karena uap hangat dari kamar mandi. “Noah!” serunya kesal ketika pria itu menatapnya dengan ekspresi campuran antara kaget dan bingung. Noah segera bangkit dari tempat duduknya, memalingkan wajah dengan cepat. “Kenapa kamu seksi begitu? Cepat ganti pakaianmu!” katanya sambil mengomel, nada suaranya terdengar gugup. Jasmine yang sudah kesal sejak tadi langsung melipat tangan di dada. “Mau ganti pakai apa, hah? Tadi aku mau bilang kalau aku nggak bawa pakaian ganti, tapi kamu malah nyuruh aku mandi dulu sebelum selesai bicara!” Noah menepuk jidatnya. “Astaga…” gumamnya pelan. Ia merasa sangat konyol. Dalam kesibukannya mengatur banyak hal semalam, ia benar-benar lupa memesan pakaian ganti untuk
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more
PREV
123456
...
21
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status