All Chapters of Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO: Chapter 91 - Chapter 100

205 Chapters

91. Sentuhan untuk Zora

Saat mereka turun ke lobi vila, suasana sudah lebih ramai. Beberapa tamu yang menginap di Vila Flores tampak berbincang santai, menikmati sarapan atau bersiap kembali ke kota.Noah langsung disambut oleh beberapa rekan bisnisnya yang masih bertahan setelah pesta semalam. Francis dan Joan, dua investor asal Eropa yang semalam terlihat cukup akrab dengannya, segera menghampiri dengan ekspresi ramah."Noah," sapa Francis, menjabat tangannya erat. "Kau menghilang semalam. Aku kira kau sudah pulang lebih dulu."Noah hanya tersenyum tipis, ekspresinya tenang seperti biasa. "Aku hanya butuh udara segar," jawabnya ringan.Jasmine berdiri di sampingnya, tetap menjaga sikapnya. Saat Joan menoleh ke arahnya, mata wanita itu berbinar. "Jasmine, senang bisa bertemu denganmu lagi. Aku dan Francis sempat membicarakan sesuatu di pesta semalam," katanya dengan nada antusias."Oh?" Jasmine mengangkat alis, sedikit terkejut."Kami benar-benar tertarik untuk bekerja sama denganmu suatu saat nanti," lanju
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

92. Protes Pram

Zora tersenyum, tidak menyadari apa yang tersimpan dalam hati Noah. Ia hanya merasa bahagia mendapatkan kasih sayang dari pria yang dicintainya.Setelah beberapa saat, Noah akhirnya melepaskan pelukan itu dan berkata dengan nada tenang, “Aku harus ke kantor.”Zora mengangguk, masih dengan senyuman lembut di wajahnya. “Baiklah. Hati-hati di jalan.”Noah hanya menatapnya sesaat sebelum akhirnya berbalik, melangkah keluar rumah.Saat berada di dalam mobil, ia menghela napas panjang.Ada sesuatu dalam dirinya yang mulai terasa rumit. Dan ia tidak yakin bisa mengendalikannya lebih lama lagi.Di dalam kantor yang sepi, Noah menyandarkan tubuhnya ke kursi, membiarkan pikirannya melayang. Setelah perjalanan panjang dan semua kejadian tadi malam, kepalanya terasa berat.Noah menatap tumpukan dokumen di meja, lalu menghela napas sebelum menandatangani beberapa file yang memang harus diselesaikan hari ini.Setelah selesai, bukannya langsung pulang, Noah justru tetap duduk di tempatnya, membiarka
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

93. Kepengen Nasi Goreng Seafood di Tengah Malam

Pram mengernyit, merasa semakin penasaran, tapi ia tahu bahwa Noah tidak akan mudah membuka diri begitu saja."Yaudah, nanti aja. Kamu pasti punya alasan sendiri," kata Pram, kembali menatap makanan di depannya, walaupun pikirannya masih terpecah antara rasa penasaran dan kebingungannya tentang apa yang sebenarnya ada di balik permintaan Noah.Sementara itu, Noah hanya diam, merasa ada sesuatu yang tidak bisa ia ungkapkan sepenuhnya kepada Pram. Dalam hati, ia tahu kalau keputusan yang ia ambil, terkait dengan Jasmine, Oma Dursila, dan berbagai hal yang terhubung dengan keduanya akan membawa dampak yang jauh lebih besar daripada yang bisa dibayangkan oleh siapa pun.Malam itu, Noah memutuskan untuk pulang ke Mansion Dirgantara lebih awal. Dia merasa tak ingin lagi membuat keributan di antara perasaan Jasmine yang semakin pelik, terlebih dengan sikapnya yang selalu bertolak belakang.Noah tahu, meski berusaha menjaga jarak, ada hal-hal yang tak bisa dihindari dan perlu dihadapi. Sebelu
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

94. Diantara Zora dan Jasmine

Jasmine mengangkat wajahnya, senyum manis terukir di bibirnya. "Aku rasa ini adalah nasi goreng seafood terbaik yang pernah aku makan," ujarnya, tanpa tahu betapa banyak perasaan yang bersembunyi di balik kebahagiaan yang tampak sederhana itu.Setelah menemani Jasmine makan nasi goreng seafood, Noah dan kedua wanita itu duduk bersama di ruang tamu, menikmati serial televisi yang tengah diputar.Kedua wanita itu tampak begitu rileks, seolah semua beban sejenak terlupakan. Noah duduk di antara mereka, matanya sesekali melirik ke arah Jasmine yang tampak begitu bahagia dengan makanan yang dibawakan, sementara Zora yang duduk di sebelahnya tampak tenang dan penuh perhatian.Tidak lama kemudian, suara napas tenang menggantikan suara televisi. Jasmine tertidur lebih dulu, kepalanya bersandar ringan pada bahu Noah, sementara Zora, meski berusaha tetap terjaga, perlahan mulai terlelap juga.Di bawah cahaya lampu yang redup, suasana di ruang tamu terasa hangat dan damai, namun di dalam hati No
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more

95. Percakapan Noah dan Francis, Menjad Masala di Dirgantara Corp.

Beberapa hari kemudian, Noah duduk di ruang meeting Dirgantara Corp, menatap Francis yang duduk di seberangnya dengan ekspresi tenang, tetapi sorot matanya menyiratkan sesuatu yang serius."Jadi, kau ingin Jasmine yang memegang proposal pemasaran proyek ini?" tanya Noah.Francis tersenyum santai, tetapi nada suaranya jelas menekan. "Ya. Aku sudah melihat beberapa hasil kerjanya sebelum ini. Dia memiliki insting pemasaran yang tajam, dan aku menyukai pendekatannya yang sederhana tetapi efektif. Selain itu, aku percaya dia bisa membawa sentuhan baru pada proyek ini."Noah menghela napas, melipat tangan di atas meja. "Kau tahu kondisinya sekarang, bukan? Dia sudah tidak lagi bekerja untuk Dirgantara Corp."Francis mengangkat alis, menyesap kopinya dengan santai."Aku tahu. Tapi aku tetap ingin dia yang menangani ini. Lagipula, aku tidak meminta sesuatu yang berlebihan. Aku hanya ingin dia mengerjakan proposal, bukan menjadi bagian penuh dari perusahaan lagi."Noah menatap Francis tajam, m
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more

96. Mencoba Menjadi Teman.

Pram terbelalak kaget. "Apa? Tapi... kenapa aku tidak pernah dengar?"Mendengar pernyataan Noah, membuat Pram seperti, tersambar petir di siang bolong. Akhirnya dia tau mengapa Noah melarangnya terlalu serus dengan Jasmine.Noah menghela napas panjang sebelum melanjutkan kebohongannya. "Suaminya sedang bertugas di daerah perang. Itu sebabnya dia jarang disebut-sebut. Tapi, Jasmine tetap istri seseorang, Pram. Jadi, jangan terlalu berharap banyak."Wajah Pram berubah muram, tetapi dia mencoba tetap tersenyum. "Ah, ya... Aku mengerti... Tapi kalau begitu, aku masih bisa menjadi temannya, bukan? Aku bisa tetap mendampingi dan membantunya dalam pekerjaan ini."Noah menatapnya sesaat, lalu mengangguk. "Tentu. Sebagai teman."Dalam hati, Noah tahu bahwa kebohongan ini hanya akan menambah rumit keadaan di masa depan. Tetapi untuk saat ini, itu adalah satu-satunya jalan untuk menghindari konflik yang lebih besar.Suasana di ruang kerja Noah dipenuhi ketegangan. Setelah perdebatan panjang, akh
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more

97. Kecurigaan Pram  

’Kenapa Noah terlihat terlalu melindungi Jasmine?’ pikir Pram.Tatapan Noah kepada Jasmine tidak biasa, seperti ada sesuatu yang lebih dari sekadar kepedulian profesional. Zora pun berubah—biasanya dominan di hadapan Noah, kini justru lebih lembut saat berurusan dengan Jasmine.Pram menyipitkan mata, mendesah pelan. "Ada sesuatu yang mereka sembunyikan... dan aku akan mencari tahu."Suatu malam, Pram memutuskan untuk mendekati Jasmine di rumahnya. Ia ingin berbicara empat mata, berharap bisa memahami lebih jauh apa yang sebenarnya terjadi.“Jasmine, bolehkah aku bertanya sesuatu?” tanya Pram dengan nada hati-hati.Jasmine menatapnya, sedikit terkejut. “Tentu, ada apa, Pram?”Pram menghela napas sebelum akhirnya berkata, “Kenapa kamu mau terlibat dalam bisnis Dirgantara? Aku tahu kamu ingin mandiri, tetapi aku merasa ada sesuatu yang lebih besar yang sedang kamu sembunyikan.”\Jasmine terdiam sejenak. Ia tidak bisa begitu saja mengungkapkan segalanya kepada Pram. Ia tahu bahwa jika rah
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more

98.  Jasmine dilarikan ke UGD?

Jasmine berjalan pelan keluar dari ruang rapat, tangannya refleks memijat tengkuknya yang terasa kaku. Tubuhnya semakin lelah, seakan tenaga yang tersisa terkuras habis."Hanya satu laporan lagi... Aku pasti bisa menyelesaikannya," batinnya, meski kepalanya mulai berdenyut hebat.Minggu-minggu terakhir ini, proyek Hanaka menyita seluruh waktunya. Ia terus bekerja keras, menekan dirinya hingga batas. Ditambah cuaca yang tak menentu, tubuhnya mulai memberontak. Rasa mual menyerang lebih sering, pusing tak kunjung reda, tapi ia tetap memaksakan diri.Ia menyentuh perutnya yang semakin membesar. Kehamilan ini menambah beban fisiknya, membuatnya lebih cepat lelah. Punggungnya sering terasa nyeri, tapi Jasmine menolak menunjukkan kelemahan di hadapan Noah atau rekan-rekannya."Aku tidak boleh terlihat lemah. Aku harus tetap kuat,” gumam Jasmine.Namun, malam itu, tubuhnya akhirnya menyerah. Duduk di depan laptop, matanya yang lelah menelusuri laporan pemasaran.Huruf-huruf di layar mulai te
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more

  99. Tanggung Jawab yang Terbagi

Noah berdiri di depan ruang rapat, menatap sekeliling dengan tatapan penuh tekad. Di hadapannya, semua staf pemasaran, termasuk Pak Raka, Tania, dan Pram, sudah berkumpul.Semua orang tahu betapa pentingnya proyek ini, dan meskipun Jasmine sedang dirawat di rumah sakit, tugas mereka untuk melanjutkan pekerjaan harus tetap berjalan.Noah menghela napas dan mulai berbicara, suaranya lebih tenang daripada yang ia rasakan. “Kondisi Jasmine saat ini membutuhkan perhatian penuh. Kami harus melanjutkan proyek ini, dan saya tahu semua sudah bekerja keras. Tapi sekarang, kita harus melangkah maju. Apa yang sudah dia rencanakan, kita lanjutkan.”Pak Raka mengangguk, sementara Tania terlihat serius, mencatat dengan seksama.Pram, yang duduk di pojok ruangan, terlihat tak tenang. Ia merutuki dirinya sendiri, menyalahkan diri atas keadaan Jasmine yang kini terbaring di rumah sakit."Aku seharusnya lebih memperhatikan dia," gumam Pram pada diri sendiri.Noah melanjutkan, “Jasmine telah bekerja kera
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more

Bab 100. Ruangan yang Dipenuhi Ketegangan

Suasana di dalam kamar VIP Anggrek Hitam terasa begitu sesak meskipun ruangannya luas dan nyaman. Udara di dalamnya terasa lebih berat dari biasanya, seakan dipenuhi oleh ketegangan yang tak terlihat.Jasmine duduk bersandar di tempat tidurnya, tubuhnya masih lemah, namun pikirannya penuh dengan kecemasan.Di sekelilingnya, beberapa pria yang pernah hadir dalam hidupnya kini berkumpul di satu ruangan—Noah, Ryan, Francis, dan dokter Juan.Tatapan mereka saling mengamati satu sama lain, seolah masing-masing ingin menegaskan keberadaannya di sana. Pram yang berdiri agak jauh di dekat jendela hanya bisa menghela napas dalam diam, merasa canggung di tengah suasana yang semakin tidak nyaman.Noah masih duduk di sofa dengan postur angkuh dan tatapan tajam, menilai satu per satu orang yang hadir di ruangan itu. Ia tidak menyukai keberadaan dokter Juan, terlebih lagi Ryan dan Francis yang tampaknya terlalu peduli pada Jasmine.Meskipun Noah sadar bahwa mereka semua memiliki perannya masing-mas
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more
PREV
1
...
89101112
...
21
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status