Share

91. Sentuhan untuk Zora

Author: Ndraa Archer
last update Last Updated: 2025-01-31 22:14:00

Saat mereka turun ke lobi vila, suasana sudah lebih ramai. Beberapa tamu yang menginap di Vila Flores tampak berbincang santai, menikmati sarapan atau bersiap kembali ke kota.

Noah langsung disambut oleh beberapa rekan bisnisnya yang masih bertahan setelah pesta semalam. Francis dan Joan, dua investor asal Eropa yang semalam terlihat cukup akrab dengannya, segera menghampiri dengan ekspresi ramah.

"Noah," sapa Francis, menjabat tangannya erat. "Kau menghilang semalam. Aku kira kau sudah pulang lebih dulu."

Noah hanya tersenyum tipis, ekspresinya tenang seperti biasa. "Aku hanya butuh udara segar," jawabnya ringan.

Jasmine berdiri di sampingnya, tetap menjaga sikapnya. Saat Joan menoleh ke arahnya, mata wanita itu berbinar. "Jasmine, senang bisa bertemu denganmu lagi. Aku dan Francis sempat membicarakan sesuatu di pesta semalam," katanya dengan nada antusias.

"Oh?" Jasmine mengangkat alis, sedikit terkejut.

"Kami benar-benar tertarik untuk bekerja sama denganmu suatu saat nanti," lanju
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   92. Protes Pram

    Zora tersenyum, tidak menyadari apa yang tersimpan dalam hati Noah. Ia hanya merasa bahagia mendapatkan kasih sayang dari pria yang dicintainya.Setelah beberapa saat, Noah akhirnya melepaskan pelukan itu dan berkata dengan nada tenang, “Aku harus ke kantor.”Zora mengangguk, masih dengan senyuman lembut di wajahnya. “Baiklah. Hati-hati di jalan.”Noah hanya menatapnya sesaat sebelum akhirnya berbalik, melangkah keluar rumah.Saat berada di dalam mobil, ia menghela napas panjang.Ada sesuatu dalam dirinya yang mulai terasa rumit. Dan ia tidak yakin bisa mengendalikannya lebih lama lagi.Di dalam kantor yang sepi, Noah menyandarkan tubuhnya ke kursi, membiarkan pikirannya melayang. Setelah perjalanan panjang dan semua kejadian tadi malam, kepalanya terasa berat.Noah menatap tumpukan dokumen di meja, lalu menghela napas sebelum menandatangani beberapa file yang memang harus diselesaikan hari ini.Setelah selesai, bukannya langsung pulang, Noah justru tetap duduk di tempatnya, membiarka

    Last Updated : 2025-01-31
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   93. Kepengen Nasi Goreng Seafood di Tengah Malam

    Pram mengernyit, merasa semakin penasaran, tapi ia tahu bahwa Noah tidak akan mudah membuka diri begitu saja."Yaudah, nanti aja. Kamu pasti punya alasan sendiri," kata Pram, kembali menatap makanan di depannya, walaupun pikirannya masih terpecah antara rasa penasaran dan kebingungannya tentang apa yang sebenarnya ada di balik permintaan Noah.Sementara itu, Noah hanya diam, merasa ada sesuatu yang tidak bisa ia ungkapkan sepenuhnya kepada Pram. Dalam hati, ia tahu kalau keputusan yang ia ambil, terkait dengan Jasmine, Oma Dursila, dan berbagai hal yang terhubung dengan keduanya akan membawa dampak yang jauh lebih besar daripada yang bisa dibayangkan oleh siapa pun.Malam itu, Noah memutuskan untuk pulang ke Mansion Dirgantara lebih awal. Dia merasa tak ingin lagi membuat keributan di antara perasaan Jasmine yang semakin pelik, terlebih dengan sikapnya yang selalu bertolak belakang.Noah tahu, meski berusaha menjaga jarak, ada hal-hal yang tak bisa dihindari dan perlu dihadapi. Sebelu

    Last Updated : 2025-01-31
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   94. Diantara Zora dan Jasmine

    Jasmine mengangkat wajahnya, senyum manis terukir di bibirnya. "Aku rasa ini adalah nasi goreng seafood terbaik yang pernah aku makan," ujarnya, tanpa tahu betapa banyak perasaan yang bersembunyi di balik kebahagiaan yang tampak sederhana itu.Setelah menemani Jasmine makan nasi goreng seafood, Noah dan kedua wanita itu duduk bersama di ruang tamu, menikmati serial televisi yang tengah diputar.Kedua wanita itu tampak begitu rileks, seolah semua beban sejenak terlupakan. Noah duduk di antara mereka, matanya sesekali melirik ke arah Jasmine yang tampak begitu bahagia dengan makanan yang dibawakan, sementara Zora yang duduk di sebelahnya tampak tenang dan penuh perhatian.Tidak lama kemudian, suara napas tenang menggantikan suara televisi. Jasmine tertidur lebih dulu, kepalanya bersandar ringan pada bahu Noah, sementara Zora, meski berusaha tetap terjaga, perlahan mulai terlelap juga.Di bawah cahaya lampu yang redup, suasana di ruang tamu terasa hangat dan damai, namun di dalam hati No

    Last Updated : 2025-02-01
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   95. Percakapan Noah dan Francis, Menjad Masala di Dirgantara Corp.

    Beberapa hari kemudian, Noah duduk di ruang meeting Dirgantara Corp, menatap Francis yang duduk di seberangnya dengan ekspresi tenang, tetapi sorot matanya menyiratkan sesuatu yang serius."Jadi, kau ingin Jasmine yang memegang proposal pemasaran proyek ini?" tanya Noah.Francis tersenyum santai, tetapi nada suaranya jelas menekan. "Ya. Aku sudah melihat beberapa hasil kerjanya sebelum ini. Dia memiliki insting pemasaran yang tajam, dan aku menyukai pendekatannya yang sederhana tetapi efektif. Selain itu, aku percaya dia bisa membawa sentuhan baru pada proyek ini."Noah menghela napas, melipat tangan di atas meja. "Kau tahu kondisinya sekarang, bukan? Dia sudah tidak lagi bekerja untuk Dirgantara Corp."Francis mengangkat alis, menyesap kopinya dengan santai."Aku tahu. Tapi aku tetap ingin dia yang menangani ini. Lagipula, aku tidak meminta sesuatu yang berlebihan. Aku hanya ingin dia mengerjakan proposal, bukan menjadi bagian penuh dari perusahaan lagi."Noah menatap Francis tajam, m

    Last Updated : 2025-02-01
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   96. Mencoba Menjadi Teman.

    Pram terbelalak kaget. "Apa? Tapi... kenapa aku tidak pernah dengar?"Mendengar pernyataan Noah, membuat Pram seperti, tersambar petir di siang bolong. Akhirnya dia tau mengapa Noah melarangnya terlalu serus dengan Jasmine.Noah menghela napas panjang sebelum melanjutkan kebohongannya. "Suaminya sedang bertugas di daerah perang. Itu sebabnya dia jarang disebut-sebut. Tapi, Jasmine tetap istri seseorang, Pram. Jadi, jangan terlalu berharap banyak."Wajah Pram berubah muram, tetapi dia mencoba tetap tersenyum. "Ah, ya... Aku mengerti... Tapi kalau begitu, aku masih bisa menjadi temannya, bukan? Aku bisa tetap mendampingi dan membantunya dalam pekerjaan ini."Noah menatapnya sesaat, lalu mengangguk. "Tentu. Sebagai teman."Dalam hati, Noah tahu bahwa kebohongan ini hanya akan menambah rumit keadaan di masa depan. Tetapi untuk saat ini, itu adalah satu-satunya jalan untuk menghindari konflik yang lebih besar.Suasana di ruang kerja Noah dipenuhi ketegangan. Setelah perdebatan panjang, akh

    Last Updated : 2025-02-01
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   97. Kecurigaan Pram  

    ’Kenapa Noah terlihat terlalu melindungi Jasmine?’ pikir Pram.Tatapan Noah kepada Jasmine tidak biasa, seperti ada sesuatu yang lebih dari sekadar kepedulian profesional. Zora pun berubah—biasanya dominan di hadapan Noah, kini justru lebih lembut saat berurusan dengan Jasmine.Pram menyipitkan mata, mendesah pelan. "Ada sesuatu yang mereka sembunyikan... dan aku akan mencari tahu."Suatu malam, Pram memutuskan untuk mendekati Jasmine di rumahnya. Ia ingin berbicara empat mata, berharap bisa memahami lebih jauh apa yang sebenarnya terjadi.“Jasmine, bolehkah aku bertanya sesuatu?” tanya Pram dengan nada hati-hati.Jasmine menatapnya, sedikit terkejut. “Tentu, ada apa, Pram?”Pram menghela napas sebelum akhirnya berkata, “Kenapa kamu mau terlibat dalam bisnis Dirgantara? Aku tahu kamu ingin mandiri, tetapi aku merasa ada sesuatu yang lebih besar yang sedang kamu sembunyikan.”\Jasmine terdiam sejenak. Ia tidak bisa begitu saja mengungkapkan segalanya kepada Pram. Ia tahu bahwa jika rah

    Last Updated : 2025-02-01
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   98.  Jasmine dilarikan ke UGD?

    Jasmine berjalan pelan keluar dari ruang rapat, tangannya refleks memijat tengkuknya yang terasa kaku. Tubuhnya semakin lelah, seakan tenaga yang tersisa terkuras habis."Hanya satu laporan lagi... Aku pasti bisa menyelesaikannya," batinnya, meski kepalanya mulai berdenyut hebat.Minggu-minggu terakhir ini, proyek Hanaka menyita seluruh waktunya. Ia terus bekerja keras, menekan dirinya hingga batas. Ditambah cuaca yang tak menentu, tubuhnya mulai memberontak. Rasa mual menyerang lebih sering, pusing tak kunjung reda, tapi ia tetap memaksakan diri.Ia menyentuh perutnya yang semakin membesar. Kehamilan ini menambah beban fisiknya, membuatnya lebih cepat lelah. Punggungnya sering terasa nyeri, tapi Jasmine menolak menunjukkan kelemahan di hadapan Noah atau rekan-rekannya."Aku tidak boleh terlihat lemah. Aku harus tetap kuat,” gumam Jasmine.Namun, malam itu, tubuhnya akhirnya menyerah. Duduk di depan laptop, matanya yang lelah menelusuri laporan pemasaran.Huruf-huruf di layar mulai te

    Last Updated : 2025-02-01
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO     99. Tanggung Jawab yang Terbagi

    Noah berdiri di depan ruang rapat, menatap sekeliling dengan tatapan penuh tekad. Di hadapannya, semua staf pemasaran, termasuk Pak Raka, Tania, dan Pram, sudah berkumpul.Semua orang tahu betapa pentingnya proyek ini, dan meskipun Jasmine sedang dirawat di rumah sakit, tugas mereka untuk melanjutkan pekerjaan harus tetap berjalan.Noah menghela napas dan mulai berbicara, suaranya lebih tenang daripada yang ia rasakan. “Kondisi Jasmine saat ini membutuhkan perhatian penuh. Kami harus melanjutkan proyek ini, dan saya tahu semua sudah bekerja keras. Tapi sekarang, kita harus melangkah maju. Apa yang sudah dia rencanakan, kita lanjutkan.”Pak Raka mengangguk, sementara Tania terlihat serius, mencatat dengan seksama.Pram, yang duduk di pojok ruangan, terlihat tak tenang. Ia merutuki dirinya sendiri, menyalahkan diri atas keadaan Jasmine yang kini terbaring di rumah sakit."Aku seharusnya lebih memperhatikan dia," gumam Pram pada diri sendiri.Noah melanjutkan, “Jasmine telah bekerja kera

    Last Updated : 2025-02-01

Latest chapter

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   294. Skandal Besar yang Menghancurkan Keluarga Santika

    Noah duduk di ruang kerja, menatap layar laptopnya dengan rahang mengatup. Serangkaian dokumen tentang perusahaan terpampang jelas di layar. Ancaman dari keluarga Bulharm bukan hanya rumor belaka—mereka benar-benar berusaha mengambil alih Dirgantara Group secara diam-diam.Namun, kali ini, dia merasa lebih tenang. Tidak ada lagi tekanan dari Zora, tidak ada lagi permainan licik yang harus dia hadapi darinya. Perceraian mereka sudah final, dan Zora kini menjalani hukuman 15 tahun penjara bersama Leonard Wijaya. Semuanya terasa lebih ringan, tetapi ancaman belum benar-benar berakhir.Pintu ruangannya diketuk. Jasmine masuk dengan ekspresi tenang tetapi penuh perhatian. “Ada masalah baru?”Noah menghela napas. “Bulharm mencoba mengambil saham mayoritas dari tangan investor kecil. Mereka ingin menguasai Dirgantara Group.”Jasmine duduk di hadapannya, matanya menatap Noah dengan serius. “Apa yang bisa kita lakukan?”

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   293. Langkah Baru

    "Kau yakin ingin melakukan ini?"Jasmine menatap Noah dengan sorot mata penuh pertimbangan. Mereka berdiri di tepi pantai, pasir putih lembut di bawah kaki mereka, sementara ombak berkejaran menuju bibir pantai. Angin laut menerpa wajah mereka dengan lembut, membawa aroma asin yang khas.Noah menatapnya dalam, menggenggam tangannya erat. "Aku tidak pernah lebih yakin dari ini, Jasmine. Kita sudah terlalu jauh untuk kembali. Ini hidup yang kita pilih, dan aku ingin menjalaninya bersamamu."Jasmine menghela napas, membiarkan dirinya tenggelam dalam tatapan pria itu. "Aku juga ingin itu. Aku hanya ingin memastikan bahwa kita tidak akan menyesal."Noah tersenyum kecil, mengangkat tangan Jasmine dan mengecup punggung tangannya lembut. "Tidak ada penyesalan. Hanya masa depan yang akan kita bangun bersama."Jasmine mengangguk, hatinya dipenuhi kehangatan yang tak bisa dijelaskan. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, dia benar-benar merasa berada di tempa

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   292. Jalan yang Kita Pilih

    "Kau yakin ingin melakukan ini?"Jasmine menatap Noah dengan sorot mata penuh keyakinan. Mereka berdiri di depan teras rumah kayu mereka, angin laut bertiup lembut membawa aroma asin yang menenangkan. Langit mulai berubah jingga, menandakan sore akan segera berganti malam.Noah tersenyum kecil, menatap mata Jasmine yang penuh dengan harapan. "Aku tidak pernah lebih yakin dari ini, Jasmine. Kita sudah terlalu jauh untuk kembali. Ini adalah awal baru kita."Jasmine mengangguk pelan, menggenggam tangan Noah erat. "Aku hanya ingin memastikan bahwa kita benar-benar meninggalkan masa lalu. Aku ingin hidup kita dipenuhi kebahagiaan, tanpa gangguan."Noah mengusap punggung tangannya lembut. "Dan itu yang akan kita lakukan. Tidak ada lagi yang bisa mengusik kita. Kita memilih jalan kita sendiri."Jasmine menarik napas panjang, menikmati ketenangan yang selama ini sulit mereka dapatkan. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, dia merasa sepenuhnya bebas.

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   291. Di Ambang Kepastian

    "Apa kau yakin ingin melakukan ini?"Jasmine menatap Noah dengan sorot mata penuh pertimbangan. Mereka berdiri di depan meja makan kecil di rumah kayu mereka, lilin yang menyala lembut di tengah meja menciptakan suasana hangat. Di luar, suara deburan ombak terdengar tenang, seolah dunia akhirnya memberikan mereka kedamaian setelah sekian lama berjuang.Noah menaruh sendoknya, lalu menatap Jasmine dalam. "Aku tidak pernah lebih yakin dari ini, Jasmine. Aku ingin hidupku bersamamu, tanpa ada gangguan dari siapa pun."Jasmine menggigit bibirnya, lalu menundukkan kepala. "Aku hanya ingin memastikan bahwa kita benar-benar siap. Aku tidak ingin ada lagi yang mengganggu kita."Noah tersenyum, mengulurkan tangannya dan menggenggam tangan Jasmine dengan lembut. "Tak ada yang bisa mengganggu kita lagi. Ini adalah awal baru kita."Jasmine menghela napas, lalu mengangguk. "Baiklah, kalau begitu kita jalani bersama."Di tempat lain, dalam d

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO    290. Menyusun Masa Depan

    "Apa kau benar-benar ingin melakukan ini?"Jasmine menatap Noah dengan serius, mencoba mencari keraguan di matanya. Mereka berdiri di depan sebuah rumah kayu kecil yang berada di atas bukit, menghadap ke laut biru yang berkilauan. Angin menerpa wajah mereka dengan lembut, membawa aroma asin khas pantai.Noah tersenyum, memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. "Aku tidak pernah lebih yakin dari ini, Jasmine. Aku ingin tempat ini menjadi awal baru bagi kita."Jasmine menghela napas, matanya kembali menatap rumah sederhana yang berdiri kokoh di hadapan mereka. "Aku tidak menyangka kau ingin menetap di sini. Aku pikir kau lebih suka kehidupan kota."Noah melangkah mendekat, meraih tangan Jasmine dan menggenggamnya erat. "Kota hanya penuh dengan ingatan tentang masa lalu. Aku ingin sesuatu yang segar, yang benar-benar milik kita. Di sini, kita bisa membangun sesuatu tanpa ada yang mengusik."Jasmine mengangguk pelan, merasakan ketulusan dalam ka

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   289. Langkah Baru

    "Kau yakin dengan keputusan ini?"Jasmine menatap Noah dengan mata penuh keyakinan. Mereka berdiri di balkon vila yang menghadap ke laut biru jernih, angin sepoi-sepoi mengibarkan helaian rambutnya. Suasana di tempat itu begitu tenang, jauh dari hiruk-pikuk kota yang selama ini membebani mereka.Noah memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana, menatap hamparan air yang tenang. "Aku tidak pernah lebih yakin dari ini. Kita sudah melewati terlalu banyak hal untuk terus melihat ke belakang. Ini waktunya untuk benar-benar melangkah maju."Jasmine mengangguk pelan. "Aku setuju. Tapi aku juga ingin memastikan bahwa kita tidak terburu-buru. Aku ingin semua ini nyata, bukan sekadar pelarian dari masa lalu."Noah berbalik, meraih tangan Jasmine dan menggenggamnya erat. "Jasmine, aku tidak akan pernah menjadikan ini sebagai pelarian. Aku ingin kita membangun sesuatu yang baru. Bersama."Jasmine menatap matanya dalam-dalam, mencari ketulusan di sana, dan

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   288. Cahaya di Ujung Perjalanan

    "Akhirnya, kita bisa benar-benar bernapas lega."Jasmine menatap ke luar jendela apartemen mereka, mengamati pemandangan kota yang berkilauan di bawah sinar bulan. Lampu-lampu jalan bersinar lembut, menciptakan bayangan samar di permukaan kaca. Udara malam yang sejuk menyelinap masuk melalui celah jendela, membawa aroma hujan yang tersisa di aspal.Tangannya menggenggam cangkir teh hangat, uap tipis mengepul, menebarkan aroma melati yang menenangkan. Pikirannya masih mencoba mencerna kenyataan bahwa semua ini telah berakhir. Tidak ada lagi ancaman dari Zora, tidak ada lagi bayang-bayang Leonard yang menghantui kehidupan mereka. Untuk pertama kalinya, dunia terasa lebih damai.Langkah kaki terdengar mendekat. Lalu, Noah melingkarkan lengannya di pinggang Jasmine, menariknya ke dalam dekapan hangatnya. Tubuhnya kokoh, dan aroma khasnya—maskulin dengan sedikit wangi sandalwood—begitu familiar, membuat Jasmine tanpa sadar menghela napas pelan."Ap

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   287. Awal yang Baru

    "Hari ini, semuanya benar-benar berakhir."Noah berdiri di depan jendela ruang kantornya, menatap langit yang cerah di luar. Tangan kanannya masih menggenggam secangkir kopi yang sudah mulai dingin, tapi pikirannya melayang ke hari-hari penuh ketegangan yang akhirnya bisa mereka lewati.Jasmine melangkah masuk ke ruangan, membawa beberapa dokumen yang baru saja ia terima dari tim hukum mereka. "Aku baru saja mendapat konfirmasi bahwa putusan hakim sudah final. Zora dan Leonard benar-benar tak punya celah untuk mengajukan banding. Mereka akan menghabiskan waktu lama di balik jeruji besi."Noah menoleh, menatap wajah Jasmine yang tampak lebih tenang dari sebelumnya. "Akhirnya, ya?"Jasmine tersenyum tipis, lalu meletakkan dokumen di meja. "Ya, akhirnya. Kita menang. Dan yang lebih penting, kita bisa benar-benar melanjutkan hidup kita tanpa mereka."Noah meletakkan cangkir kopinya, berjalan mendekati Jasmine dan menggenggam tangannya erat. "Ini semua

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   286. Akhir dari Sebuah Kebohongan

    "Semuanya berjalan sesuai rencana."Noah menutup laptopnya dan menatap Jasmine yang masih sibuk dengan ponselnya. Wajahnya tenang, tapi dia bisa merasakan kegelisahan yang tersirat dalam tatapan Jasmine."Berita tentang penangkapan mereka sudah menyebar luas," ujar Jasmine pelan. "Media mulai menggali lebih dalam tentang semua kebohongan yang mereka buat. Publik sudah mulai membenci Zora dan Leonard."Noah mengangguk pelan. "Itu yang kita inginkan. Tapi kita belum selesai. Kita harus memastikan mereka tidak bisa keluar dari jerat hukum begitu saja."Jasmine menarik napas dalam, lalu menatap Noah. "Kita harus memastikan bukti kejahatan mereka benar-benar tak terbantahkan di pengadilan. Jika ada celah sedikit saja, mereka bisa berbalik menyerang."Noah menyentuh tangannya dengan lembut. "Aku tahu, Jasmine. Dan kita akan memastikan semuanya berakhir di sini."Di dalam sel tahanan, Zora duduk di sudut ruangan sempit dengan wajah kosong. Dia masi

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status