All Chapters of Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO: Chapter 81 - Chapter 90

205 Chapters

81. Batasan dari Zora

Jasmine tetap diam, hanya mengikuti langkah mereka dengan perasaan campur aduk. Ia tahu ini belum selesai. Noah pasti akan bereaksi terhadap permintaannya, dan reaksi pria itu… tidak akan mudah ditebak.Yang jelas, Jasmine tidak akan membiarkan dirinya kembali terjebak dalam kendali Noah sepenuhnya.Zora sangat bahagia karena Jasmine telah mau kembali, seolah semua rencana berjalan sesuai harapannya. Dia merangkul Jasmine dengan penuh semangat, menunjukkan kasih sayang yang sempat pudar sebelumnya.Namun, Noah tetap memasang ekspresi dingin dan penuh kecurigaan. Di matanya, Jasmine bukan hanya seseorang yang kembali, tetapi seseorang yang mungkin menyimpan agenda tersembunyi.Jasmine semakin merasa terisolasi. Bukan hanya sikap Noah yang selalu memandangnya dengan penuh keraguan, tetapi juga karena Zora mulai membatasi ruang geraknya.Tanpa Jasmine sadari, Zora perlahan mengontrol aksesnya terhadap dunia luar. Telepon dan pesan-pesannya ke neneknya sering kali tidak mendapat balasan,
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

82. Bagai Kucing dan Tikus  

"Bukannya kamu yang menyuruhku kembali dengan segudang anak buahmu yang mengintai setiap gerak-gerikku di rumah Vina?" katanya, suaranya penuh ketegasan.Noah terdiam. Kata-kata Jasmine seperti tamparan yang menyadarkannya akan sesuatu yang selama ini ia tolak untuk diakui, dialah yang sebenarnya ingin Jasmine kembali. Namun, egonya yang besar menutupinya dengan sikap dingin dan tuduhan-tuduhan tak berdasar.Jasmine menyadari perubahan ekspresi Noah dan memanfaatkan momen itu. "Jangan bertingkah seolah-olah aku ini yang tiba-tiba datang tanpa alasan. Kau yang memaksaku kembali, Noah," katanya, matanya menyala dengan kemarahan. "Tapi sekarang kau malah memperlakukanku seperti orang asing yang harus kau awasi setiap saat."Noah meremas kedua tangannya di saku celana, mencoba menahan dirinya untuk tidak terpancing. "Aku hanya ingin memastikan semuanya berjalan sesuai rencana," elaknya.Jasmine tertawa sinis. "Oh, begitu? Seperti di Simpang Jalan Arthaloka? Kau masih ingat, Noah? Saat kau
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

83. Dikawal Noah  

Sebelum Jasmine bisa bereaksi, bibirnya tiba-tiba dilumat dengan kasar. Noah mencium Jasmine tanpa peringatan, menyalurkan semua emosi yang terpendam dalam sentuhan yang menuntut. Jasmine tersentak, tubuhnya membeku seketika.Butuh beberapa detik bagi Jasmine untuk kembali ke kesadarannya. Dengan sekuat tenaga, dia mendorong dada Noah hingga pria itu sedikit terhuyung ke belakang. "Pulang sana!" serunya, napasnya memburu karena kejadian barusan.Noah hanya menatapnya dengan sorot mata kelam, masih belum berkata apa-apa.Jasmine mengepalkan tangannya, masih merasakan sisa sensasi di bibirnya yang kini berdenyut perih."Kau hanya menjadi beban mentalku, Noah," katanya dengan suara bergetar karena marah dan frustasi. "Aku tidak mau membuat Kak Zora cemburu. Dia terlalu baik untukku."Mendengar itu, ekspresi Noah berubah. Matanya berkilat tajam, ada sesuatu di dalamnya yang tidak bisa dijelaskan, campuran antara kemarahan, luka, dan sesuatu yang lebih dalam lagi.Tapi dia tidak mengatakan
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

84. Vila Flores Botani yang Panas  

Ryan mengerutkan kening. "Istri? Maksudmu, Jasmine?"Jasmine berusaha menarik tangannya dari Noah, tetapi pria itu menggenggamnya semakin erat.Ryan yang sudah kehilangan kesabaran langsung melayangkan pukulan ke wajah Noah. "Kau pikir bisa seenaknya menarik wanita seperti itu?"Noah yang terkena pukulan mundur selangkah, tetapi dia tidak tinggal diam. Dengan cepat, dia membalas pukulan Ryan, membuat suasana semakin panas.Jasmine panik melihat mereka mulai berkelahi. "Sudah cukup! Jangan pukul lagi! Dia suamiku!" teriaknya.Ryan yang mendengar itu langsung membeku di tempat.Matanya membulat, menatap Jasmine dengan ekspresi tak percaya. "Apa yang kau katakan, Jasmine?"Jasmine menggigit bibirnya, tidak bisa berkata apa-apa.Noah tidak memberi Ryan kesempatan untuk bertanya lebih lanjut. Dengan wajah penuh amarah, dia menggenggam tangan Jasmine lebih erat, menyeretnya menuju mobil.Pintu mobil dibanting dengan kasar, dan dalam hitungan detik, Noah melaju kencang meninggalkan kampus.D
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

  85. Vila Flores Botani yang panas (Part 2)

"Aku sudah katakan dari awal, jangan pernah tertarik padaku… dan jangan pernah mencoba mengumpanku." Setelah mengatakan itu, Noah akhirnya melepaskannya dan kembali duduk di kursinya, tangannya mencengkeram kemudi dengan kuat.Jasmine masih terdiam, jantungnya belum juga kembali normal. Dia tidak tahu harus mengatakan apa. Suasana di dalam mobil menjadi hening.Jasmine masih bisa merasakan panas di wajahnya setelah ciuman yang baru saja terjadi. Hatinya berdegup tak menentu, tetapi Noah tetap diam, menatap lurus ke depan dengan ekspresi sulit ditebak.Namun, yang membuat Jasmine semakin cemas adalah fakta bahwa Noah tidak membawa mereka pulang ke Raflesia Hills.Sebaliknya, pria itu terus melajukan Bentley hitamnya, menyusuri jalanan sepi yang semakin lama semakin jauh dari kota."Ke mana kita pergi?" tanya Jasmine akhirnya, mencoba mempertahankan ketenangannya meskipun dadanya masih terasa sesak.Noah tidak menjawab. Mobil terus bergerak, memasuki area dengan deretan pepohonan pinus
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

86. Vila Flores Botani yang panas (Part 3)    

Namun, tanpa Jasmine sadari, Noah terkekeh kecil melihat tingkahnya yang konyol.Tak lama, Noah mendekatinya, menggenggam tangannya, dan menariknya masuk ke dalam vila."Istirahatlah," kata Noah dengan nada datar. "Aku tidak ingin berdebat. Aku akan memesan makanan dan minuman untukmu. Kasihan bayiku nanti kelaparan."Langkah Jasmine langsung terhenti. "Bayiku?"Matanya membulat, menatap Noah yang tetap bersikap seolah kata-kata itu bukanlah sesuatu yang besar.Seketika, rasa senang muncul di hati Jasmine. "Jadi dia menyuruhku istirahat karena peduli?"Namun, sebelum senyum di wajahnya benar-benar terbentuk, realita langsung menghantamnya seperti batu bata."Ternyata bukan aku yang dia pedulikan, tapi bayi yang ada di perutku." Jasmine mengumpat pelan, wajahnya menunjukkan ekspresi antara kesal dan frustasi.Sementara itu, Noah hanya meliriknya sekilas sebelum berjalan menuju meja di sudut ruangan untuk memesan makanan.Jasmine berdecak kesal, lalu duduk di sofa dengan wajah cemberut.
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

87 . Menampar secara halus Vanesia si Siluman Wanita  

Wanita itu jelas berusaha mendekatkan diri pada Noah, mencari kesempatan untuk berbicara atau bahkan menyentuhnya. Setiap kali Noah tertawa atau berbicara dengan seseorang, Vanesia selalu berusaha masuk ke dalam percakapan, seolah dia ingin memastikan dirinya tetap menjadi pusat perhatian Noah."Astaga, wanita ini benar-benar tak tahu malu," gumam Jasmine pelan, menusuk potongan daging steak di piringnya dengan garpu seolah itu wajah Vanesia.Namun, yang membuat hatinya semakin tidak nyaman adalah kenyataan bahwa Noah tidak benar-benar menolak interaksi itu."Dia menikmati ini?" pikirnya, cemburu mulai menguasai pikirannya meskipun Jasmine mencoba menyangkalnya.Jasmine menghela napas panjang, mencoba mengalihkan perhatiannya dengan melihat pemandangan di sekelilingnya. Namun, pandangannya tetap kembali ke arah Noah dan Vanesia.Hingga akhirnya, dia tidak tahan lagi. Tanpa sadar, Jasmine bangkit dari duduknya, menaruh serbet di atas meja, dan melangkah cepat menuju lapangan golf.Seke
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

88. Pujian untuk Jasmine

Jasmine membalas dengan tatapan tajam, matanya seakan mengatakan segalanya. "Aku tahu, tapi aku tidak akan membiarkan wanita itu berpikir lain.""Aku hanya merasa sedikit heran, kau tak pernah sekalipun menunjukkan sisi ini sebelumnya," ujar Noah, sedikit terkejut dengan ketegasan Jasmine yang semakin jelas.Jasmine menatapnya lama, memastikan kata-katanya diterima dengan tepat. "Aku tidak akan lagi membiarkan siapa pun menganggap aku lemah atau hanya sekadar istri di sampingmu, Noah. Aku lebih dari itu."Noah akhirnya mengangguk pelan, mengerti apa yang sedang disampaikan oleh Jasmine. "Aku paham, sayang," katanya, suaranya lebih dalam dan penuh makna.Tapi dibalik kata itu Noah mengirim pesan, Jasmine segera membukanya : ”Ingat ini hanya permainan, terimakasih telah membantuku untuk menolak secara halus. Setidaknya tuan Bulharm , tidak akan berani membawa putri sulungnya lagi sebagai umpan bisnis.”Jasmine tersenyum puas, merasa bahwa langkah pertamanya dalam "perang" ini telah berh
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

89. Rencana Vanesia yang Gagal  

Wanita itu yang sejak tadi menatap dengan penuh kecemburuan, merasa terancam dengan kehadiran Jasmine yang begitu mencuri perhatian. Ketika melihat kesempatan, Vanesia berusaha mendekati Jasmine, membawa segelas minuman."Jasmine, coba minum ini. Minuman Velmoré Royal tahun 1987. Kualitas terbaik untuk acara seperti ini," kata Vanesia dengan senyum yang terkesan paksa.Namun, sebelum Jasmine sempat meraih gelas itu, Noah yang berada tidak jauh dari mereka langsung bergerak cepat. Dengan gesit, dia mengambil gelas dari tangan Vanesia, menjauhkan minuman itu dari Jasmine."Noah?" Jasmine terkejut melihat Noah tiba-tiba begitu sigap.Noah menatap Vanesia dengan tatapan tajam. "Jasmine tidak akan meminum ini. Velmoré Royal 1987 terlalu keras untuknya. Meskipun rasanya manis, kadar alkoholnya sangat tinggi," jelas Noah tegas, dengan sedikit nada waspada.Vanesia, yang merasa tersinggung dengan penolakan itu, menatap Noah dengan ekspresi marah, namun tidak mengucapkan sepatah kata pun. Dia
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

90. Malam Panas di Vila Flores Botani  

Di malam yang tenang itu, meski dengan perasaan yang penuh kelelahan, keduanya menemukan sedikit ketenangan, jauh dari hiruk-pikuk dunia luar yang tak henti-hentinya menekan mereka.”Ugh!” Suara yang kelaur dari mulut Jasmine, dengan mata sedikit mengantuk.Samar-samar Jasmine merasakan sensasi berbeda diantara dua kakinya. Lalu wajah yang tidak asing itu berbisik. ”Aku setengah sadar, tapi aku mengiginkan ini. Aku akan bermain perlahan. Jangan melawan, bantu aku sebelum aku mencari yang lain.”Merasa itu adalah permintaan untuk menolong, teringat Vanesia, akhirnya Jasmine pasrah. Dia rela daripada wanita lain yang berada dalam pelukan Noah.Gerakan dan hentakan lembut itu membuat mata Jasmine bekerjap. Dia merasakan sensasi yang sama seperti sebelumnya. Tubuh Jasmine yang putih kini penuh dengan tanda merah seperti bunga mawar yang berguguran.”Kenapa kamu membuat tand aitu semua, Noah?” protes Jamsine, tapi Noah tidak bergeming.Tidak lama Noah berucap sambil menerobos lagi kedalam
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more
PREV
1
...
7891011
...
21
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status