Happy Reading*****Sang dokter menarik garis bibirnya setinggi mungkin, pipinya mulai terasa panas. Mungkin saat ini sudah kemerahan akibat perkataan Agung dan pertanyaan Kiran tadi."Dok, apa benar yang dikatakan putra saya?" tegas Nur. Kebahagiaan itu tidak bisa membohongi, raut wajahnya bersinar walau keadaan tubuh sedang tidak baik-baik saja.Sang dokter yang beberapa saat lalu sempat berbincang tentang masalah pribadi dengan Agung, mulai bingung harus menjawab apa. Pasalnya, dia belum mengatakan apa pun keputusannya dan si lelaki juga tidak pernah mengatakan bahwa dia akan melamarnya. Jadi, mana mungkin dokter bernama Rini itu akan mengiyakan perkataan Nur.Melihat kebingungan Rini, Kiran nyeletuk, "Mas saya asal bicara kayaknya. Maaf, ya, Dok.""Ish, Mas," kesal Laila pada putra sulungnya. "Kenapa mesti berbohong, sih?""Mas, nggak bohong, Bu. Cuma, mungkin dokter Rini malu kalau ditodong pertanyaan secara langsung seperti tadi," sahut Agung, "iya, kan, Dok?""Mas, bukan begitu
Terakhir Diperbarui : 2025-03-13 Baca selengkapnya