Semua Bab Gadis Lugu Penakluk Bos Galak: Bab 101 - Bab 110

141 Bab

101. Gol Sesungguhnya

Happy Reading*****Amir membuka mata ketika aktifitasnya tadi mulai mengusik pikiran. Penasaran mengapa lelaki itu belum bisa maksimal memberi kepuasan pada Kiran, sedangkan dirinya sudah mencapai puncak terlebih dahulu. "Apa senikmat itu hingga aku klimaks duluan sebelum memasukinya?" ucap Amir sendirian sambil membayangkan dan mengoreksi apa saja yang telah dia lakukan pada istrinya tadi.Hasrat itu kembali muncul apalagi ketika melihat belahan bukit kembar Kiran yang tidak tertutup sempurna. Amir pun mulai menciumi seluruh wajah sang istri. Kemudian turun ke leher, lebih turun lagi hingga menemukan puncak bukit kembar tersebut. Amir mulai menikmati puncak tersebut dengan segala kenikmatannya. Kiran melenguh kala sesuatu mengusik tidurnya. Rasa geli serta berbagai rasa lainnya seperti yang dialami sebelum tidur kembali. Mulai menggerakkan bola mata. Kiran mencium aroma sampo Amir. Dia yakin suaminya masih sangat penasaran dengan kegagalannya tadi. "Mass," panggil Kiran disertai
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-20
Baca selengkapnya

102. Menikmati Mainan Baru

Happy Reading*****Suara bel yang begitu nyaring membuat bola mata Kiran bergerak. Sinar mentari masuk melalui celah gorden. Kiran melirik lelaki di sampingnya. Amir masih terlelap dalam tidur. Selesai melaksanakan salat subuh tadi, mereka melakukan aktivitas intim sekali lagi. Seolah mendapat mainan baru, Amir tak bosan-bosan bermain-main dengan istrinya. Kiran merapikan pakaiannya sebelum membuka pintu. Meminta sang suami untuk bangun, tetapi Amir cuma menjawab dengan dehaman saja tanpa berniat membuka mata sama sekali."Mami, ih. Kenapa lama sekali bukain pintu?" Naumira sudah mengerucutkan bibirnya, lucu. Di belakang si kecil tampak Wijananto dan Laila. Kiran tersenyum malu pada kedua mertuanya. Selama menikah dengan Amir, dia belum pernah bangun kesiangan. Namun, karena ulah sang suami yang terus mengerjainya, tubuh Kiran kelelahan hingga tertidur dan bangun kesiangan."Mami ketiduran, Sayang," jawab Kiran setelah beberapa waktu bingung harus menjawab apa.Laila mengedarkan pan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-20
Baca selengkapnya

103. Pertemuan Mengejutkan

Happy Reading*****"Mami kenapa? Apa Mami nggk suka sama makanan yang Rara pesen?" tanya si kecil karena sejak tadi, Kiran cuma mengaduk-aduk hidangan yang ada di piringnya. "Eh, enggak, kok, Sayang. Mami suka sama makanannya." Kiran langsung memasukkan satu suapan nasi beserta lauk ke mulutnya. Namun, tatapan mata perempuan itu masih mengarah pada sang suami. Wijananto melirik putranya. "Mir, untuk meeting dengan Pak Rion pagi ini, kamu bisa bantu nemenin Papa, kan? Biar Mama sama Kiran shopping dan jalan-jalan sama Rara."Mendengar perkataan mertuanya, wajah Kiran yang tadi tampak mendung berubah cerah. Pasalnya, sang suami akan sibuk dengan pekerjaan dan dia bisa menikmati liburan bersama Naumira dan Laila."Kamu nggak keberatan, kan, Sayang?" tanya Amir memastikan sang istri baik-baik saja saat ditinggal bekerja. "Halah, paling yang keberatan itu kamu, Mir. Kalau Kiran kayaknya fine-fine aja ditinggal kerja. Bener nggak, Ran?" tanya Laila."Enggeh, Ma." Kiran menundukkan kepal
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-21
Baca selengkapnya

104. Dasar Matre

Happy Reading*****Orion menghentikan langkah karena perempuan yang menggandengnya juga berhenti. Wajah pucat perempuan itu mulai terlihat dengan jelas di mata lelaki pemilik usaha garment itu. "Kamu kenapa, Baby?" tanya Orion yang sama sekali tidak mengetahui penyebab perempuan itu berlaku aneh seperti sekarang. Biasanya, perempuan yang sudah menjalin hubungan dekat dengannya selama setahun ini akan sangat antusias ketika diajak bertemu dengan para rekan kerjanya. Hal itu sangat membantu Orion dalam hal memuluskan rencana-rencana bisnisnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa dunia bisnis dan perempuan tidak bisa dipisahkan. Walau banyak rekan kerja lelaki tersebut yang sudah berkeluarga, tetapi tak jarang mereka juga membutuhkan perempuan lain untuk selingan di uar sana. Oleh karena itulah Orion memanfaatkan keberadaan sang perempuan untuk kasus-kasus tertentu seperti tadi.Si perempuan menggelengkan kepalanya. "Om, bisa nggak kalau aku nggak ikut menemui mereka?""Kenapa?" tanya Orion
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-21
Baca selengkapnya

105. Perdebatan Panjang

Happy Reading*****Si perempuan menatap semua lelaki yang ada di meja itu secara bergantian. Terakhir, dia menatap Orion tajam. "Tumben, nggak bawa gundikmu. Biasanya nempel kayak ulet bulu," kata perempuan itu yang diketahui Wijananto adalah istri sah Orion, pemilik asli garment Bella collection."Jaga ucapanmu, Ma. Dahlia nggak seburuk bayanganmu. Dia sudah banyak membantu Papa selama ini," peringat Orion. Tatapan begitu tajam pada perempuan pemilik nama Juli.Juli mendengkus mendengar bantahan dari sang suami yang tidak terima jika Dahlia disebut sebagai gundik. "Membantu katamu? Membantu menyalurkan nafsu bejat kalian para lelaki hidung belang.""Juliantara!" bentak Orion, "jaga ucapanmu!"Perempuan dengan rambut cokelat keemasan itu mengibaskan tangannya sambil mendengkus. "Terus aja belain dia."Amir dan Wijananto saling pandang. Sebenarnya, mereka tidak ingin mendengar pertengkaran pasangan di depannya. Namun, karena keduanya terlanjur mengenal sosok perempuan yang sedang d
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-22
Baca selengkapnya

106. Amir Cemburu

Happy Reading*****Juli, Amir dan Wijananto saling menatap. Terakhir, ketiga orang itu mendelik pada Orion. "Kalau kamu mengaku salah satu istri Pak Orion, kenapa kemarin masih kekeh pengen balikan?" tanya Amir dengan tatapan mata tak percaya. "Gila kamu, Rion!" bentak Juli. Segera melangkahkan kakinya meninggalkan suami yang tak tahu diri. "Ma, tunggu!" teriak Orion. Menatap tajam penuh amarah pada Dahlia. "Aku akan buat perhitungan denganmu. Bukankah kamu sudah berjanji untuk merealisasikan semua ini. Tapi, ternyata kamu malah menghancurkan pernikahanku. Saat ini juga, aku jatuhkan tapak tiga untukmu."Tubuh Dahlia bergetar dengan hebat. Perempuan itu meluruh ke lantai sambil menangis dengan kencang. Hancur sudah semua yang dia miliki saat ini. Satu-satunya lelaki yang mau menerima kehadirannya cuma Orion. Sekarang, lelaki paruh baya itu bahkan meninggalkannya tanpa sepeserpun uang apalagi harta yang selama ini dia harapkan. Hasil jerih payahnya bekerja sama dengan Orion musnah
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-23
Baca selengkapnya

107. Amir Cemburu

Happy Reading*****Kiran menoleh dan langsung memeluk lengan suaminya. "Cepet banget datengnya. Baru juga Mama ngasih tahu, Mas, sudah di sini aja."Tidak seperti biasanya saat mendengar suara keras yang langsung lari ketakutan, Kiran tampak jauh lebih tenang. Amir sendiri heran, kenapa istrinya berubah begitu cepat. Namun, ketika lelaki itu memegang telapak tangan sang istri, di situlah baru mengerti.Kiran sedang tidak baik-baik saja. Tangan sang istri begitu dingin dan bergetar. Mungkin, perkataan tenang tadi, hanyalah salah satu cara Kiran mengatasi rasa takutnya. "Maafkan, Mas, Sayang," kata Amir jauh lebih lembut dari sebelumnya. Lelaki yang tadi tampak berbincang dan tertawa bersama Kiran menatap Amir penuh selidik. "Apa dia suamimu, Ran?" tanyanya. Kiran cuma bisa menganggukkan kepala, tangannya makin erat memeluk lengan Amir. "Mas, nggak marah, kok. Cuma agak kaget aja. Ada laki-laki yang bisa membuatmu tertawa saat ngobrol," bisik Amir tepat di telinga sang istri. Kir
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-24
Baca selengkapnya

108. Hukuman Enak (1)

Happy Reading*****"Kamu akan tahu sebentar lagi, Sayang," ucap Amir penuh kelicikan. "Papi, ngomongin apa?" tanya Naumira yang berada di gendongan Amir. "Omongan orang dewasa, Sayang. Rara pengen cepet punya adik, kan? Jadi, setelah ini kita pulang, ya. Biar Mami sama Papi proses membuat adik," kata Amir tidak tahu malu, meskipun ada Laila dan Wijananto yang datang mendekat."Mulutmu, Mir," protes Laila."Asyik. Berarti, besok Rara punya adik, ya," pekik Naumira kegirangan. Sama sekali tidak mengerti jika proses memiliki seorang adik itu akan memakan waktu yang cukup lama. Amir cuma membalas celotehan putrinya dengan gumaman.Jika Laila sedikit jengkel dan memprotes ucapan Amir, maka Wijananto bersikap sebaliknya. Lelaki paruh baya itu malah terkekeh ketika mendengar perkataan sang putra yang sedikit vulgar."Apa yang aku omongkan emang bener, kan?" kata Amir menjawab protesan sang mama. "Ayo, Ma. Cepat selesaikan belanjanya. Bentar lagi, aku sam Papa ada meeting."Kiran cuma mena
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-24
Baca selengkapnya

109. Hukuman Enak (2)

Happy Reading*****Kiran menatap suaminya makin tajam. "Enggak ada kata maaf. Njenengan yang mulai."Kasar, perempuan itu membuka kancing kemeja lelaki di bawahnya. Amir dibuat bingung dengan tingkah agresif Kiran. Istrinya yang selalu bersikap pasif, lebih menikmati perlakuannya dalam urusan satu itu. Kini, berubah garang."Sayang, Mas, mau diapain?" tanya Amir sok polos. Padahal dalam hati, lelaki itu cukup menikmati perlakuan Kiran yang agresif."Enggak boleh banyak tanya. Suruh siapa ngelarang aku menyayangi Mas Agung, Papa dan Farel. Bukankah mereka juga lelaki. Lalu, apakah aku juga enggak bisa memuji mereka bertiga. Mas, itu egois, cemburuan." Setelah mengucapkan perkataannya, Kiran melumat bibir Amir, rakus. Kemeja yang digunakan sang suami juga sudah terlepas. Sambil terus menempelkan bibirnya, tangan perempuan itu bergerak membuka celana.Di bawah sana, hati Amir bersorak. Ternyata, Kiran bisa juga menjadi perempuan ganas seperti sekarang. Beberapa menit perang bibir, Kira
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-25
Baca selengkapnya

110. Masih Lanjut yang Enak-enak

Happy Reading*****Kiran mengerutkan kening, sedangkan Amir langsung turun dari pembaringan dan menuju kamar mandi. Lelaki itu seperti orang yang melihat hantu saja. Saking paniknya, Amir sampai lupa kalau dia tidak mengenakan selembar pakaian pun."Mas, njenengan itu kenapa, sih?" teriak Kiran sambil menutup wajah dengan kedua tangannya. Amir berbalik dan tersenyum. "Nggak usah malu gitu, Sayang. Toh, kamu sudah tahu bentuknya bahkan tadi menikmatinya seperti makan es krim aja.""Mas, meesuum," teriak Kiran dengan rona wajah memerah. "Pengennya mesumin kamu terus, Sayang. Cuma sekarang Mas sudah telat kayaknya. Kenapa Papa nggak ngubungin, sih," teriak Amir dari kamar mandi. Reflek, ketika suaminya berkata demikian, Kiran mengambil ponsel Amir. Matanya terbuka sempurna ketika melihat banyaknya panggilan tak terjawab dari sang mertua. Kiran terpaksa turun dari pembaringan berbalut selimut. Lalu, menyusul sang suami ke kamar mandi. "Mas," panggil Kiran sambil mengetuk pintu kamar
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-25
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
15
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status