Pintu depan terbuka, dan Luna berdiri di sana, dengan ekspresi yang sulit dibaca. Rian tetap duduk di kursi rodanya, tatapannya keras, sementara Zara memandang dari balik meja makan, merasa perasaan tidak nyaman menyelimuti dirinya.Luna menundukkan kepala, sejenak terdiam, seolah mencari kata-kata yang tepat. Akhirnya, dengan suara bergetar, ia berkata,"Rian... Aku datang untuk memohon.""Memohon? Untuk apa?" tanyanya tajam.Luna mengangkat kepala, menatap Rian dengan mata yang penuh air mata. "Tolong bebaskan Jerry. Aku tahu dia di penjara karena perbuatannya, tapi aku... aku hamil anaknya."Suaranya hampir seperti bisikan, tetapi cukup keras untuk terdengar jelas.Zara merasa tubuhnya tiba-tiba terasa ringan, seperti terangkat dari tanah. Matanya membelalak, mulutnya kering. Hanya kata-kata "hamil anaknya" yang berputar-putar di pikirannya, membuat kepalanya pening."Apa... apa yang kamu katakan?" Zara akhirnya bisa mengucapkan kata-kata itu, suaranya bergetar, seolah tidak percay
Last Updated : 2025-02-24 Read more