Home / Romansa / Istri Yang Tidak Di Inginkan / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Istri Yang Tidak Di Inginkan : Chapter 21 - Chapter 30

40 Chapters

Mati Rasa

Ara merasa dirinya harus berkonsultasi dengan dokter kandungan untuk mengetahui apa memang selama ini dirinya yang tidak subur atau mengalami masalah lain hingga tidak kunjung hamil selama menjalani pernikahan dengan suaminya Dimas. Dia tidak bermaksud hamil untuk saat ini. Pemeriksaan yang akan di lakukan nanti hanya untuk mengetahui status kesehatan dirinya, yang mungkin akan berguna untuknya di masa depan. Bagaimana-pun dia seorang perempuan yang ingin menimang bayinya sendiri suatu saat nanti, meski hamil anak bukan dari suaminya yang sekarang.Dia tidak tau apa di masa depan, dirinya sanggup menikah lagi atau tidak. Permasalahan rumah tangganya dengan suaminya kini cukup membuat trauma. Meskipun saat ini dia dan suaminya belum bercerai, namun untuk kembali membina rumah tangga dengan Dimas sudah tidak ada lagi dalam kamus hidupnya. Dia sudah menyerah dengan hubungan pernikahannya dengan Dimas. "Mbak Ara liatin handphone terus. Mbak Ara kangen Mas Dimas? Mau telepon suami Mbak
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

Datang

Ara kini kembali menjenguk ibunya di dalam ruang perawatan intensif. Dia menggenggam tangan ibunya dengan lembut, memperlakukan Hati-hati tangan tua yang terlihat rapuh itu."Bu, Ara jenguk ibu lagi. Ibu terus bilang sama Mas Reno dan Bima jika ibu ingin bertemu dengan Ara. Bu, Ara udah dateng. Dari kemarin malam Ara udah dateng dan jenguk ibu. Ara harap ibu cepet bangun kalau ibu emang bener mau liat Ara. Ara sayang ibu. Mas Reno dan Bima juga sayang ibu. Kami masih butuh ibu. Jadi tolong ibu bangun dan cepat sembuh supaya bisa nemenin kami semua. Ara udah pulang Bu. Ara udah pulang ke rumah ibu dan enggak akan pergi ninggalin ibu lagi. Ara mohon bangun, Bu. Ara minta maaf belum bisa berbakti dengan ibu selama ini. Jadi tolong beri Ara kesempatan untuk Ara nunjukin bakti Ara kepada ibu" lirih Ara terus menggenggam tangan ibunya dengan lembut. Ara menatap sendu wajah ibunya yang terlihat pucat, tidak memiliki tanda-tanda akan menunjukan kesadaran. Hatinya terasa pahit, merutuki diri
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Pembuat Onar

Bi Asih terus memperhatikan tingkah menantu keluarga majikannya sedari tadi. Segala keluhan dan ucapan tidak enak yang keluar dari mulut menantu keluarga majikannya ini, dia telan sejak tadi untuk dirinya sendiri ketika mendengar segala umpatan suami dari anak perempuan di keluarga majikannya ini. Bi Asih mengepalkan tangan di sisi baju daster lusuhnya. Jika saja dia tidak memandang kebaikan keluarga majikannya, sungguh meskipun dia orang desa dan wanita miskin, dia bukan orang yang penakut untuk bertengkar. Ingin sekali dia mencakar wajah Dimas yang sedari tadi terus mengoceh. Jika juga bukan karena ucapan majikannya Mas Reno untuk merahasiakan dimana Bu Widiya dan yang lainnya berada, dia ingin sekali membungkam menantu keluarga Abah Darma yang tidak tahu diri ini. Bagaimana bisa ada seorang menantu yang tidak tau jika ibu mertuanya sedang kritis dan istrinya sedang menemani ibu kandungnya. Bagaimana bisa juga ada seorang pria, suami dan menantu yang memiliki sifat menyebalkan da
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Pembalasan

Perdebatan di depan rumah kedua orang tua Ara masih di lakukan Dimas dan Bi Asih. Beberapa warga mulai berdatangan untuk terus menonton perdebatan yang semakin sengit dan terlihat seru. Beberapa dari mereka yang tergerak hatinya saat melihat wanita paruh baya seperti Bi Asih yang terus menerus di tindas oleh pria muda seperti Dimas mulai melangkah maju untuk membela Bi Asih. "Siapa kamu yang berani mecat Bi Asih?" tanya seorang pemuda yang terlihat berusia tidak jauh dari Bima. Dimas menoleh, menatap pemuda yang berdiri tidak jauh darinya dengan wajah galak."Kamu orang luar enggak perlu ikut campur! Saya sedang mendisiplinkan pembantu di rumah orang tua istri saya yang kurang ajar! Saya ini menantu di keluarga ini, jadi saya punya hak untuk mecat pembantu yang enggak tahu diri ini!" ujar Dimas membuat beberapa orang yang ada di sana menahan nafas ketika mendengar ucapan Dimas yang semakin menyakitkan Bi Asih dan begitu tidak enak di dengar oleh telinga mereka yang ada di sana. Ha
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Ditangkap

Bima menggenggam ponselnya erat setelah dia selesai bicara dengan temannya Bayu dan juga pak RT. Mungkin rencananya ini akan menimbulkan masalah baginya jika kakak sulungnya itu tau. Namun, dia sudah siap menghadapi kemarahan Mas Reno dan menerima konsekuensi apapun atas perbuatannya.Selama dia bisa memberi pelajaran kepada kakak iparnya yang menyebalkan yang sudah berani menyakiti kakak perempuannya dan Bi Asih, dia tidak takut apapun.Bima tersenyum miring."Rasakan Mas! Rasakan! Aku harap kamu bisa mendapatkan penderitaan yang sama atas apa yang kamu lakukan kepada kakak perempuanku! Beraninya kamu menyakiti Mbak kesayangan Bima" gumamnya dengan senyuman yang tidak luntur dari bibirnya, apalagi ketika membayangkan Dimas setidaknya bisa di bawa ke kantor polisi."Kamu kenapa Bim? Keliatannya seneng banget?" tanya Ara kepada Bima saat dia baru saja keluar dari ruang perawatan ibunya, namun dia malah tidak sengaja melihat Bima sedang senyum-senyum sendiri.Lamunan Bima yang sedang mem
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more

Di arak

Dimas terus memberontak saat dirinya digiring oleh pria yang mengaku sebagai pak RT dan pemuda desa lainnya untuk di amankan ke kantor polisi."Lepasin saya! Apa-apaan kalian, hah?! Apa hak kalian untuk nangkep saya?! Apa kesalahan saya?! Beraninya kalian semua nyentuh saya!" teriak Dimas menggeram marah, terus memberontak saat tubuhnya di seret.Para pemuda yang memegangi Dimas tidak bergeming sama sekali meski pria yang mereka tangkap terus berteriak dan mengoceh meminta untuk di lepaskan."Lepaskan saya! Lepaskan saya! Saya bisa menuntut balik kalian!" teriak Dimas sekali lagi.Pak RT dan pemuda lainnya masih tidak bergeming dan terus membawa Dimas untuk di amankan. Sedangkan para warga yang lain menatap Dimas dengan wajah kepuasan dan tidak sedikit ada yang iba, meski hanya beberapa orang."Rasain! Itu akibatnya bersikap sombong di kampung orang! Ngakunya orang kota, tapi mulutnya kampungan ngata-ngatain orang desa kita!" geram seorang wanita paruh baya gemuk menatap Dimas yang se
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more

Dukungan

Dimas saat ini benar-benar di bawa ke kantor polisi oleh pak RT dan para pemuda desa. Sedangkan para warga yang sempat berkerumun di depan rumah almarhum keluarga Abah Darma segera membubarkan diri ketika pria yang sempat mengacau tidak ada lagi. Bi Asih kembali ke dalam rumah majikannya setelah ditenangkan oleh beberapa ibu-ibu yang merupakan tetangganya dan tetangga keluarga majikannya.Suara deru mesin mobil berjalan mendekat memasuki halaman rumah kedua orang tua Ara. Mobil yang dikendarai Reno akhirnya tiba di halaman rumahnya.Kondisi yang sepi dan begitu tenang seperti biasanya membuat Reno tidak curiga telah terjadi sesuatu yang besar sebelumnya di depan rumahnya sendiri. Reno turun dari mobilnya, berjalan masuk ke dalam rumah setelah menutup pintu mobil. Dia sempat mengeryitkan dahi, ketika melihat mobil adik iparnya terparkir dihalaman rumahnya, namun Dimas tidak terlihat dimanapun."Apa Dimas ada di dalam rumah?" batin Reno dalam hati. Dia ingat telah meminta Bi Asih
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

Kantor Polisi

"Kakak harap kamu kasih penjelasan tentang apa yang udah kamu lakuin sampe kakak iparmu di arak sama warga dan sekarang ada di kantor polisi" ujar Reno kepada Bima melalui sambungan telepon. Bima berkeringat dingin ketika mendengar suara kakak sulungnya. Dia yakin apa yang sebelumnya terjadi, sudah sampai ke telinga Mas Reno. "Bima akan tanggung jawab, Mas. Bima akan tanggung kemarahan, Mas Reno. Mas boleh marah sama Bima, karena Bima tau Bima salah. Tapi kalau Mas minta Bima untuk minta maaf sama Mas Dimas, Bima enggak mau. Bima akan tanggung konsekuensinya, dan Bima enggak menyesal karena udah ngasih pelajaran sama Mas Dimas. Mas Dimas udah nyakitin Mbak Ara. Mas Dimas juga udah nyakitin Bi Asih. Selain Ibu, dan Mba Ara, Mas tau kalau Bima menghargai Bi Asih yang udah ikut ngerawat Bima dari kecil. Bima enggak rela kalau perempuan yang Bima sayang di injak-injak harga dirinya sama laki-laki modelan Mas Dimas. Lagian kalau bukan karena menghargai Mbak Ara selama ini, Bima e
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

Ditahan

"Bagaimana? Pak RT sudah menghubungi kakak ipar saya? Apa katanya? Dia mau dateng ke sini bukan? Udah saya bilang kalau saya ini enggak salah. Jadi tolong lepasin saya secepatnya! Saya enggak betah ada di sini. Setelah ini, saya akan menuntut pak RT dan semua pemuda yang udah ngarak saya, dan juga warga desa yang udah nuduh saya yang enggak-enggak!" ujar Dimas saat melihat kedatangan pak RT yang kembali menemuinya di salah satu ruangan yang disediakan oleh pihak kepolisian setelah dia melakukan pemeriksaan.Pak RT mengabaikan ucapan Dimas, lalu menatap ke arah petugas polisi yang berjaga."Pak polisi, Mas Reno, pihak yang ikut bersangkutan belum bisa datang ke sini. Pihak yang bersangkutan sedang sibuk dan harus menemani ibunya yang sedang kritis di rumah sakit.Jadi sebaiknya bagaimana ya? Mas Dimas sudah meresahkan warga, jadi saya enggak berani dan enggak mungkin menyetujui Mas Dimas untuk dibebaskan begitu saja, apalagi tanpa jaminan dari keluarga terdekat. Selama tidak ada jamin
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more

Meminta Tolong

"Dokter Handi" ujar Ara saat melihat dokter Handi berada di depannya.Dokter Handi tersenyum, memberi sebuah bingkisan buah kepada Ara."Aku datang untuk menjenguk ibumu. Maafkan aku karena baru sekarang bisa menjenguk bibi Widya. Kedua orang tuaku akan ikut datang menjenguk bibi Widya, namun sepertinya mereka akan datang nanti sore. Ayah dan ibuku, masih ada beberapa urusan di luar sebelum datang ke sini" ujarnya.Ara menatap bingkisan buah di depannya tidak enak hati, meski begitu dia tetap mengambil apa yang diberikan oleh dokter Handi untuk menghargai pemberian tulus pria di depannya."Dokter Handi seharusnya tidak perlu repot untuk membawa apapun. Kedatangan dokter ke sini saja sudah membuat Ara dan keluarga senang. Jika ibu dalam kondisi sadar, ibu juga pasti senang melihat kedatangan dokter Handi.Orang tua dokter Handi pasti sedang sibuk, jadi Ara mengerti. Mungkin dokter Handi lebih sibuk, tapi masih menyempatkan waktu untuk menjenguk ibu Ara. Terima kasih dokter Handi dan kel
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more
PREV
1234
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status