Home / Pernikahan / Istri Yang Tidak Di Inginkan / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Istri Yang Tidak Di Inginkan : Chapter 11 - Chapter 20

25 Chapters

Kemarahan

Tuuuuut Tuuuuut"Nomor yang anda tuju, tidak bisa di hubungi!" "Si*l! Di mana sih kamu, Ara! Benar-benar pembangkang! Suami telepon malah di matiin! Durhaka! Pergi gak izin, juga gak bilang-bilang! Malah ngasih kunci ke tetangga. Bikin malu aja! Aaaargh" teriak Dimas geram, ingin sekali membanting ponselnya jika tidak ingat ponselnya adalah merk mahal dan keluaran terbaru."Aaargh! Si*l! Si*l! Si*l!" teriak Dimas frustasi menjambak rambutnya, melempar dan menendang barang yang ada di dekatnya.BrakBughPrang Pyar!Dimas menendang kursi dan meja, melempar bantal sofa, vas bunga keramik-pun tidak lolos dari jangkauan tangannya hingga terlempar ke dinding lalu hancur berkeping-keping, menimbulkan suara nyaring. "Araaaaa, kamu gak boleh pergi! Gak boleh pergi! Kamu gak boleh pergi tanpa izin aku! Aku gak ridho, Ara! Berdosa kamu! Berdosa kamu jadi perempuan!" teriak Dimas geram dengan nafas tersengal penuh rasa amarah dan frustasi.Gigi Dimas bergemalatuk, dengan mata menajam, mencoba
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more

Mengadu

Perjalanan pulang ke kampung halaman ditempuh Ara dengan mengunakan taksi selama tiga jam.Ara lebih memilih menaiki taksi daripada menaiki bus, meski dia harus merogoh kantongnya lebih dalam sebab biayanya lebih mahal.Dia ingin segera sampai di rumah sakit tempat ibunya dirawat dan menghindari kemungkinan bertemu Mas Dimas yang mungkin akan memaksanya pulang dan melarangnya menjenguk ibunya."Kita sudah sampai, Neng. Ini rumah sakit yang Neng maksud kan? Namanya sudah benar, jadi sepertinya tidak salah" ujar supir taksi kepada wanita muda di belakangnya.Dia menatap dengan prihatin ke arah wanita muda yang sepanjang perjalanan terus menangis. Mungkin wanita muda ini terlalu bersedih karena memikirkan kerabat yang dirawat di rumah sakit ini, pikirnya.Ara tersentak dari lamunannya, sambil tangannya mengusap air mata yang terus mengalir. Dia menoleh dan melihat papan besar dengan logo dan nama rumah sakit tempat ibunya dirawat.Jika ibunya masih dirawat di sini dan dia tidak salah tem
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more

Aduan Dimas

"Mas, bisa minta tolong untuk menghubungi mbak Ara agar datang menjenguk ibu? Ibu terus memanggil namanya. Bahkan almarhum Abah juga sempat memanggil mbak Ara sebelum beliau meninggal. Mungkin kehadiran mbak Ara bisa membantu kesembuhan ibu. Apa Mas Reno gak bisa mengatur agar mbak Ara bisa datang?Atau, jika Mas tidak bisa, mungkin Bima bisa diizinkan untuk menjemput mbak Ara? Siapa tahu dengan kehadiran Bima, mbak Ara bersedia datang ke sini dan Mas Dimas mengizinkan mbak Ara pulang untuk jenguk ibu" ujar Bima, sambil menatap ibunya yang terbaring lemah di balik jendela kaca yang memisahkan ruang ICU tempat mereka berada.Reno menghela nafas berat, matanya ikut menatap tubuh lemah ibunya yang terbaring di atas ranjang dengan banyak selang tertempel di tubuh wanita paruh baya yang sedang tidak sadarkan diri itu."Bukan mbak Ara-mu tidak ingin datang ke sini Bima. Kau tau sendiri jika..." ucapan Reno terhenti, lalu menghirup nafas dalam sebelum berujar kembali."Kakak iparmu tidak meng
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

Membela Ara

"Itu Mas Dimas ya, Mas? Kasih ke Bima, Bima mau ngomong sama Mas Dimas" ujar Bima kepada kakak sulungnya ketika melihat Mas Reno hanya diam dengan ponsel yang masih menempel di telinga. Reno memberi isyarat tangan, menempelkan jari ke bibirnya, meminta adiknya untuk diam sementara dan tidak mengganggunya saat dia sedang mendengarkan keluhan Dimas tentang adik perempuannya. "Mas! Kamu dengerin aku enggak sih! Aku enggak mau tau! Pokoknya kalau Ara sudah sampai sana, Mas Reno harus segera mengantarkan Ara kembali ke rumahku! Aku tidak merestui istriku pergi tanpa izin dariku setelah dia membuat ibuku menangis!" ujar Dimas terdengar kesal dari seberang telepon.Reno menipiskan bibirnya, menjawab Dimas dengan acuh tak acuh meskipun di dalam hati dia sangat kesal kepada adik iparnya. Dia ingin berteriak, ingin membalas perkataan Dimas yang seolah-olah merendahkan martabat adiknya dengan menyebutnya sebagai istri yang tidak taat dan membangkang."Mas mendengar apa yang kamu katakan, Dim
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

Mencari Shinta

"Udah jangan nangis lagi. Ngeliat kamu nangis, Mas juga jadi sedih. Sekarang kamu udah ada di sini, jadi lebih baik kamu temuin ibu. Ibu udah nungguin dan terus manggilin kamu untuk ketemu" ujar Reno menghapus air matanya sebelum dia mengurai pelukan Ara dari tubuhnya.Ara menundukan kepalanya dengan bibir yang masih tersedu. Tangannya menghapus air mata yang menganak sungai di pipinya sebelum mendongak menatap kakak sulungnya."Maafin Ara yang cengeng, Mas" lirih Ara, lalu menundukkan kepalanya kembali.Reno tersenyum tipis, lalu menggelengkan kepala. Dia mengelus lembut kepala adiknya yang masih tertunduk."Mas tidak keberatan kalau kamu menangis, Ara. Bukannya justru aneh jika kamu menghadapi masalah sebesar itu tanpa menangis?Mas tahu kamu sedih dan terluka. Mas mungkin tidak bisa memahami sepenuhnya perasaanmu, karena belum pernah mengalami hal serupa, tapi itu tidak berarti Mas tidak bisa merasakan kekecewaan dan kemarahan yang kamu alami.Sekarang kamu sudah di sini, di tempat
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

Kesialan Dimas

Bugh!"Pokoknya Papa engga mau tau! Kamu harus jemput Ara dan minta maaf sama istri kamu secepatnya! Papa enggak mau kamu cerai sama Ara! Apapun alasannya dan bagaimana-pun caranya, kamu harus membawa Ara kembali menjadi menantu keluarga ini!Dimaaaaaas, kamu itu udah di kasih istri spek bagus malah sukanya spek lont*! Astagfirullah, Dimas! Ini emang salah Papa yang udah biarin Mama kamu, adik kamu, dan kamu sendiri sebagai suami Ara jadi semena-mena sama anak almarhum pak Darma!Pokoknya Papa enggak mau tau caranya! Kamu jemput dan minta maaf ke Ara! Bawa wanita itu untuk kembali menjadi menantu keluarga ini atau Papa hajar kamu dan buang kamu jadi anak Papa!" geram pak Doni kepada putra sulungnya. Bahkan untuk melampiaskan kekesalannya dia memukul wajah Dimas berharap agar putranya mengerti."Papa! Papa apa-apaan sih! Kenapa Papa malah mukul Dimas! Dimas salah apa? Ini semua salah Ara! Kalau mau mukul ya mukul Ara aja yang udah menyebabkan masalah dengan kabur-kaburan!Bukannya muku
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

Disalahkan

"Astagfirullah. Kok jadi kaya gini sih Pah! Mama enggak mau! Mama enggak terima kalau Ara dapet tanah sama restoran yang harusnya jadi milik kita! Rumah Dimas juga! Enggak! Mama enggak mau! Mama enggak rela! Apa-apaan itu! Mama enggak ridho!" ujar Bu Salamah sambil memegang kepalanya yang terasa semakin pening ketika mendengar penjelasan suaminya. "Dimas juga enggak rela! Itu semua milik Dimas, bukan punya Ara!" sahut Dimas menimpali ucapan ibunya dengan tangan yang membawa segelas air minum, berjalan ke tempat Papa dan Mamanya berada. Pak Doni mendengus ketika mendengar ucapan anak dan istrinya."Kalau enggak rela, makanya jangan berulah!" ujarnya kesal. Bu Salamah melotot."Pah! Mama dan Dimas enggak berulah! Ini semua gara-gara Ara!" jawabnya mengelak masih mencoba membela diri. "Iya, Pah! Kita enggak salah! Semua ini salah Ara!" timpal Dimas tidak terima di salahkan, terutama oleh Papanya.Pak Doni menggeram kesal, menatap istri dan anak sulungnya tajam."Ara terus yang salah! Ar
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

Rencana Licik

"Ra, sebaiknya kamu pulang dulu. Maksud Mas, kamu pulang ke rumah kita. Ke rumah ibu. Kamu istirahat dan bersihkan diri kamu, setelah itu kamu bisa kembali ke sini.Mas lihat kamu enggak bawa apa-apa dari rumah suamimu selain tas yang kamu bawa. Di rumah ibu, masih ada bajumu jadi kau bisa berganti baju dengan yang lebih nyaman. Ara, apa kau sudah makan?Pulanglah bersama Bima. Mas akan menjaga ibu di sini. Kita akan bergantian merawat ibu. Tapi sekarang, lebih baik kamu pulang untuk beristirahat. Mas tahu bahwa tidak hanya fisikmu yang lelah, tapi juga batinmu. Pulang, Ara. Jangan sampai kamu jatuh sakit seperti yang terjadi kepada ibu" ujar Reno menatap cemas adik perempuannya yang berwajah kuyu, terlihat sangat lelah.Ara yang sedang duduk di kursi tunggu menggeleng lemah, menoleh menatap kakaknya yang duduk tidak jauh darinya."Ara mau di sini, Mas. Ara mau jaga ibu. Ara udah terlambat untuk jenguk ibu sebelumnya, sampai keadaan ibu ternyata sudah separah ini.Ara tidak mau mening
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

Menjemput Ara

"Kamu yakin mau jemput Ara di Bogor, Dim?" tanya Ibu Salamah kepada putranya. Dimas mengangguk."Yakin Bu. Emangnya Dimas punya pilihan lain selain enggak nyusulin Ara? Kalau tuh anak enggak di jemput, yang ada enggak mau pulang. Kalau Ara enggak mau pulang, runyam semua urusan. Tanah, rumah, restoran, Dimas enggak rela kalau semua jadi milik Ara. Lagian kalau Dimas cerai sama Ara, siapa yang ngurus Dimas nanti? Siapa yang ngurus rumah? Siapa yang ngurus ibu? Biar istri Dimas kampungan kaya gitu, dia adanya gunanya Bu. Jadi, sebenernya nikah sama Ara juga enggak rugi-rugi amat. Meski ya begitulah. Ara bukan istri yang di inginkan sama Dimas. Dia bukan tipe Dimas" jawabnya.Bu Salamah mencibir putranya. Dimas ini awalnya saja menyanjung Ara, tapi pada akhirnya tetap tidak enak untuk di dengar. Namun, apa yang di katakan Dimas ada benarnya. Jika Dimas bercerai dengan menantunya, lalu siapa yang akan mengurus putranya? Dia juga tidak rela jika harta warisan milik mendiang ayah mertuany
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

Orang Lama

"Ara" panggil seorang pria ketika melihat wajah wanita yang sudah lama tidak dia temui sedang duduk termenung di sebuah kursi di depan lobi rumah sakit. Ara yang sedang duduk di kursi ruang tunggu rumah sakit mendongakan wajahnya ketika merasa namanya di panggil oleh seseorang.Dia mengerjapkan mata terkejut ketika melihat wajah pria tampan dengan jas dokter putih berdiri tidak jauh darinya."Mas Handi" ujarnya secara tidak sadar langsung bangkit dari duduknya untuk melihat lebih jelas pria yang berdiri di depannya ini. Pria bernama Handi tersenyum tipis."Enggak nyangka ketemu di sini. Jadi bener perempuan yang aku liat dari jauh sedang melamun sendirian itu kamu. Ara, gimana kabar kamu? Apa yang sedang kamu lakuin di sini?" tanyanya. Ara sedikit menundukkan kepalanya, berdehem pelan dengan wajah tersipu malu karena ketahuan sedang melamun sendirian di kursi rumah sakit dan tidak sengaja terlihat oleh pria yang merupakan kenalan lamanya.Ara menelan ludah gugup, sebelum akhirnya men
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status