Share

Mencari Shinta

Penulis: Vivohilolove
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-16 22:58:04

"Udah jangan nangis lagi. Ngeliat kamu nangis, Mas juga jadi sedih. Sekarang kamu udah ada di sini, jadi lebih baik kamu temuin ibu. Ibu udah nungguin dan terus manggilin kamu untuk ketemu" ujar Reno menghapus air matanya sebelum dia mengurai pelukan Ara dari tubuhnya.

Ara menundukan kepalanya dengan bibir yang masih tersedu. Tangannya menghapus air mata yang menganak sungai di pipinya sebelum mendongak menatap kakak sulungnya.

"Maafin Ara yang cengeng, Mas" lirih Ara, lalu menundukkan kepalanya kembali.

Reno tersenyum tipis, lalu menggelengkan kepala. Dia mengelus lembut kepala adiknya yang masih tertunduk.

"Mas tidak keberatan kalau kamu menangis, Ara. Bukannya justru aneh jika kamu menghadapi masalah sebesar itu tanpa menangis?

Mas tahu kamu sedih dan terluka. Mas mungkin tidak bisa memahami sepenuhnya perasaanmu, karena belum pernah mengalami hal serupa, tapi itu tidak berarti Mas tidak bisa merasakan kekecewaan dan kemarahan yang kamu alami.

Sekarang kamu sudah di sini, di tempat
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Istri Yang Tidak Di Inginkan    Kesialan Dimas

    Bugh!"Pokoknya Papa engga mau tau! Kamu harus jemput Ara dan minta maaf sama istri kamu secepatnya! Papa enggak mau kamu cerai sama Ara! Apapun alasannya dan bagaimana-pun caranya, kamu harus membawa Ara kembali menjadi menantu keluarga ini!Dimaaaaaas, kamu itu udah di kasih istri spek bagus malah sukanya spek lont*! Astagfirullah, Dimas! Ini emang salah Papa yang udah biarin Mama kamu, adik kamu, dan kamu sendiri sebagai suami Ara jadi semena-mena sama anak almarhum pak Darma!Pokoknya Papa enggak mau tau caranya! Kamu jemput dan minta maaf ke Ara! Bawa wanita itu untuk kembali menjadi menantu keluarga ini atau Papa hajar kamu dan buang kamu jadi anak Papa!" geram pak Doni kepada putra sulungnya. Bahkan untuk melampiaskan kekesalannya dia memukul wajah Dimas berharap agar putranya mengerti."Papa! Papa apa-apaan sih! Kenapa Papa malah mukul Dimas! Dimas salah apa? Ini semua salah Ara! Kalau mau mukul ya mukul Ara aja yang udah menyebabkan masalah dengan kabur-kaburan!Bukannya muku

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Istri Yang Tidak Di Inginkan    Disalahkan

    "Astagfirullah. Kok jadi kaya gini sih Pah! Mama enggak mau! Mama enggak terima kalau Ara dapet tanah sama restoran yang harusnya jadi milik kita! Rumah Dimas juga! Enggak! Mama enggak mau! Mama enggak rela! Apa-apaan itu! Mama enggak ridho!" ujar Bu Salamah sambil memegang kepalanya yang terasa semakin pening ketika mendengar penjelasan suaminya. "Dimas juga enggak rela! Itu semua milik Dimas, bukan punya Ara!" sahut Dimas menimpali ucapan ibunya dengan tangan yang membawa segelas air minum, berjalan ke tempat Papa dan Mamanya berada. Pak Doni mendengus ketika mendengar ucapan anak dan istrinya."Kalau enggak rela, makanya jangan berulah!" ujarnya kesal. Bu Salamah melotot."Pah! Mama dan Dimas enggak berulah! Ini semua gara-gara Ara!" jawabnya mengelak masih mencoba membela diri. "Iya, Pah! Kita enggak salah! Semua ini salah Ara!" timpal Dimas tidak terima di salahkan, terutama oleh Papanya.Pak Doni menggeram kesal, menatap istri dan anak sulungnya tajam."Ara terus yang salah! Ar

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Istri Yang Tidak Di Inginkan    Rencana Licik

    "Ra, sebaiknya kamu pulang dulu. Maksud Mas, kamu pulang ke rumah kita. Ke rumah ibu. Kamu istirahat dan bersihkan diri kamu, setelah itu kamu bisa kembali ke sini.Mas lihat kamu enggak bawa apa-apa dari rumah suamimu selain tas yang kamu bawa. Di rumah ibu, masih ada bajumu jadi kau bisa berganti baju dengan yang lebih nyaman. Ara, apa kau sudah makan?Pulanglah bersama Bima. Mas akan menjaga ibu di sini. Kita akan bergantian merawat ibu. Tapi sekarang, lebih baik kamu pulang untuk beristirahat. Mas tahu bahwa tidak hanya fisikmu yang lelah, tapi juga batinmu. Pulang, Ara. Jangan sampai kamu jatuh sakit seperti yang terjadi kepada ibu" ujar Reno menatap cemas adik perempuannya yang berwajah kuyu, terlihat sangat lelah.Ara yang sedang duduk di kursi tunggu menggeleng lemah, menoleh menatap kakaknya yang duduk tidak jauh darinya."Ara mau di sini, Mas. Ara mau jaga ibu. Ara udah terlambat untuk jenguk ibu sebelumnya, sampai keadaan ibu ternyata sudah separah ini.Ara tidak mau mening

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Istri Yang Tidak Di Inginkan    Menjemput Ara

    "Kamu yakin mau jemput Ara di Bogor, Dim?" tanya Ibu Salamah kepada putranya. Dimas mengangguk."Yakin Bu. Emangnya Dimas punya pilihan lain selain enggak nyusulin Ara? Kalau tuh anak enggak di jemput, yang ada enggak mau pulang. Kalau Ara enggak mau pulang, runyam semua urusan. Tanah, rumah, restoran, Dimas enggak rela kalau semua jadi milik Ara. Lagian kalau Dimas cerai sama Ara, siapa yang ngurus Dimas nanti? Siapa yang ngurus rumah? Siapa yang ngurus ibu? Biar istri Dimas kampungan kaya gitu, dia adanya gunanya Bu. Jadi, sebenernya nikah sama Ara juga enggak rugi-rugi amat. Meski ya begitulah. Ara bukan istri yang di inginkan sama Dimas. Dia bukan tipe Dimas" jawabnya.Bu Salamah mencibir putranya. Dimas ini awalnya saja menyanjung Ara, tapi pada akhirnya tetap tidak enak untuk di dengar. Namun, apa yang di katakan Dimas ada benarnya. Jika Dimas bercerai dengan menantunya, lalu siapa yang akan mengurus putranya? Dia juga tidak rela jika harta warisan milik mendiang ayah mertuany

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Istri Yang Tidak Di Inginkan    Orang Lama

    "Ara" panggil seorang pria ketika melihat wajah wanita yang sudah lama tidak dia temui sedang duduk termenung di sebuah kursi di depan lobi rumah sakit. Ara yang sedang duduk di kursi ruang tunggu rumah sakit mendongakan wajahnya ketika merasa namanya di panggil oleh seseorang.Dia mengerjapkan mata terkejut ketika melihat wajah pria tampan dengan jas dokter putih berdiri tidak jauh darinya."Mas Handi" ujarnya secara tidak sadar langsung bangkit dari duduknya untuk melihat lebih jelas pria yang berdiri di depannya ini. Pria bernama Handi tersenyum tipis."Enggak nyangka ketemu di sini. Jadi bener perempuan yang aku liat dari jauh sedang melamun sendirian itu kamu. Ara, gimana kabar kamu? Apa yang sedang kamu lakuin di sini?" tanyanya. Ara sedikit menundukkan kepalanya, berdehem pelan dengan wajah tersipu malu karena ketahuan sedang melamun sendirian di kursi rumah sakit dan tidak sengaja terlihat oleh pria yang merupakan kenalan lamanya.Ara menelan ludah gugup, sebelum akhirnya men

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Istri Yang Tidak Di Inginkan    Mati Rasa

    Ara merasa dirinya harus berkonsultasi dengan dokter kandungan untuk mengetahui apa memang selama ini dirinya yang tidak subur atau mengalami masalah lain hingga tidak kunjung hamil selama menjalani pernikahan dengan suaminya Dimas. Dia tidak bermaksud hamil untuk saat ini. Pemeriksaan yang akan di lakukan nanti hanya untuk mengetahui status kesehatan dirinya, yang mungkin akan berguna untuknya di masa depan. Bagaimana-pun dia seorang perempuan yang ingin menimang bayinya sendiri suatu saat nanti, meski hamil anak bukan dari suaminya yang sekarang.Dia tidak tau apa di masa depan, dirinya sanggup menikah lagi atau tidak. Permasalahan rumah tangganya dengan suaminya kini cukup membuat trauma. Meskipun saat ini dia dan suaminya belum bercerai, namun untuk kembali membina rumah tangga dengan Dimas sudah tidak ada lagi dalam kamus hidupnya. Dia sudah menyerah dengan hubungan pernikahannya dengan Dimas. "Mbak Ara liatin handphone terus. Mbak Ara kangen Mas Dimas? Mau telepon suami Mbak

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Istri Yang Tidak Di Inginkan    Datang

    Ara kini kembali menjenguk ibunya di dalam ruang perawatan intensif. Dia menggenggam tangan ibunya dengan lembut, memperlakukan Hati-hati tangan tua yang terlihat rapuh itu."Bu, Ara jenguk ibu lagi. Ibu terus bilang sama Mas Reno dan Bima jika ibu ingin bertemu dengan Ara. Bu, Ara udah dateng. Dari kemarin malam Ara udah dateng dan jenguk ibu. Ara harap ibu cepet bangun kalau ibu emang bener mau liat Ara. Ara sayang ibu. Mas Reno dan Bima juga sayang ibu. Kami masih butuh ibu. Jadi tolong ibu bangun dan cepat sembuh supaya bisa nemenin kami semua. Ara udah pulang Bu. Ara udah pulang ke rumah ibu dan enggak akan pergi ninggalin ibu lagi. Ara mohon bangun, Bu. Ara minta maaf belum bisa berbakti dengan ibu selama ini. Jadi tolong beri Ara kesempatan untuk Ara nunjukin bakti Ara kepada ibu" lirih Ara terus menggenggam tangan ibunya dengan lembut. Ara menatap sendu wajah ibunya yang terlihat pucat, tidak memiliki tanda-tanda akan menunjukan kesadaran. Hatinya terasa pahit, merutuki diri

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Istri Yang Tidak Di Inginkan    Pembuat Onar

    Bi Asih terus memperhatikan tingkah menantu keluarga majikannya sedari tadi. Segala keluhan dan ucapan tidak enak yang keluar dari mulut menantu keluarga majikannya ini, dia telan sejak tadi untuk dirinya sendiri ketika mendengar segala umpatan suami dari anak perempuan di keluarga majikannya ini. Bi Asih mengepalkan tangan di sisi baju daster lusuhnya. Jika saja dia tidak memandang kebaikan keluarga majikannya, sungguh meskipun dia orang desa dan wanita miskin, dia bukan orang yang penakut untuk bertengkar. Ingin sekali dia mencakar wajah Dimas yang sedari tadi terus mengoceh. Jika juga bukan karena ucapan majikannya Mas Reno untuk merahasiakan dimana Bu Widiya dan yang lainnya berada, dia ingin sekali membungkam menantu keluarga Abah Darma yang tidak tahu diri ini. Bagaimana bisa ada seorang menantu yang tidak tau jika ibu mertuanya sedang kritis dan istrinya sedang menemani ibu kandungnya. Bagaimana bisa juga ada seorang pria, suami dan menantu yang memiliki sifat menyebalkan da

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17

Bab terbaru

  • Istri Yang Tidak Di Inginkan    45

    Bu Salamah melotot saat mendengar ucapan suaminya. Dia menoleh menatap Dimas kesal karena putranya ini sepertinya suka sekali membuat keributan disituasi panas seperti saat ini. Bu Salamah berbicara gugup kepada suaminya dengan wajah memucat."P- pah, maafin Dimas yang udah ngomong keterlaluan. Dimas enggak bermaksud ngomong sembarangan, apalagi tentang Papa dan Shinta.Dimas cuma lagi kesel aja, jadi dia bicara sedikit tidak sopan dengan Papa. Dimas dan Mama baru aja pulang setelah perjalanan jauh. Dimas dan Mama masih lelah, jadi emosi kami masih tidak stabil, terutama Dimas yang nyetir mobil pasti lebih capek. Be-belum lagi Dimas kemarin malam ada dikantor polisi dan dipenjara. Papa juga tadi liat kan, kalau Dimas tadi baru aja dihajar sama Reno? Pah, liat anak kita udah babak belur. Omongan Ara sebelumnya juga enggak enak buat di denger sama Dimas atau kita sendiri. Jadi Mama tolong sama Papa untuk tidak mengambil hati ucapan Dimas dan maklumi sikap anak kita untuk saat ini. Kal

  • Istri Yang Tidak Di Inginkan    Bab 44

    "Ren, aku harap kamu enggak tersinggung. Tapi aku mau tanya, apa kamu sudah menghubungi pihak keluarga suami Ara untuk mengabarkan kematian ibumu? Ara dan suaminya masih belum resmi bercerai, jadi bagaimana-pun pria bernama Dimas itu masih menjadi menantu di keluargamu. Apa kamu tidak ingin memberitahunya tentang kabar duka ini? Aku tau ini bukan urusanku. Aku juga enggak berhak ikut campur. Hanya saja...Ren, jangan sampai kamu enggak mengabari mereka, atau kamu dan keluargamu yang nantinya terkena masalah. Mengingat tabiat suami Ara waktu itu, aku takut Dimas malah menyalahkan Ara kembali karena hal sepenting ini, pria itu dan keluarganya tidak diberitahu" ujar Handi kepada Reno yang kini masih duduk terdiam dengan jenazah ibu Widya di semayamkan tidak jauh dari mereka, di tutupi kain jarik berada di tengah ruangan.Dokter Handi bahkan bisa melihat Ara yang bersedih dipelukan ibunya dan para ibu-ibu yang lain, yang sedang ikut berduka cita.Reno tersenyum kecut, menatap jenazah ibu

  • Istri Yang Tidak Di Inginkan    Bab 43

    "Dimas enggak nyangka kalau Papa sama Shinta bakalan tega beneran tinggalin kita berdua di sini. Terus abis ini nasib rumah tanggaku sama Ara gimana Ma?" tanya Dimas kepada Bu Salamah.Kini dia dan ibunya sudah sampai dikediaman Ara yang ada dikampung, tempat mobilnya masih terparkir di sana. Tadi dia meninggalkan mobilnya di sini dan pergi ke rumah sakit bersama dengan keluarganya. Namun tidak disangka jika dia harus kembali menggunakan angkutan umum untuk mengambil mobilnya ini karena Papanya dan Shinta main meninggalkannya saja berdua bersama dengan ibunya. Bu Salamah memegang kepalanya yang terasa pening. Dia berdecak sebal karena putranya sedari tadi tidak berhenti mengomel dan membuat telinganya berdengung. "Yaudah, mau gimana lagi? Toh Papa dan Shinta kayanya udah pulang. Soal urusan rumah tangga kamu sama Ara, ya itu urusan kamu. Kamu itu kan suami Ara, dan Ara sendiri istri kamu. Masa yang kaya gini aja masih harus jadi urusan Mama dan Papa. Udah ah! Mamah pusing dengerin

  • Istri Yang Tidak Di Inginkan    Bab 42

    Pak Doni dan shinta keluar dari ruangan dokter Handi setelah berpamitan, tanpa perlu menunggu Dimas dan Bu Salamah bereaksi ditempatnya.Dimas menggeram kesal melihat Papanya bahkan tidak terlihat peduli sama sekali kepadanya padahal dia sedang sangat kesakitan. Jangankan bertanya, menoleh saja tidak."Mah, Papa itu, Papa aku bukan sih?! Anaknya kesakitan, bukannya ditolong, malah main pergi begitu aja!" kesal Dimas sambil bangkit dari duduknya. Bu Salamah meneguk ludah kasar, mendelik menatap Dimas tajam"Ngomong apa sih kamu?! Udah ah, cepetan bangun sebelum Papa kamu makin jauh dan beneran ninggalin kita!" ujarnya lalu meninggalkan Dimas dan mengejar suaminya.Dimas melotot tidak percaya. Tadi dia ditinggalkan oleh ipar dan istrinya. Lalu ditinggal oleh Papa dan adiknya. Sekarang Mamanya malah ikut meninggalkannya. Dia menggeram kesal dalam hati. Dengan berjalan tertatih mencoba menyusul Mamanya."Mah, tungguin Dimas!" teriaknya yang langsung menghentikan langkah Bu Salamah. Bu Sa

  • Istri Yang Tidak Di Inginkan    Bab 41

    Reno merasa dirinya akan habis kesabaran jika terus berhadapan dengan suami dan keluarga mertua adiknya. Dia tidak mengerti bagaimana bisa adiknya bertahun-tahun tinggal bersama dengan suami dan keluarga mertua seperti ini. Dia bahkan tidak sampai habis pikir dengan dirinya sendiri yang tidak mengetahui hal sebesar ini dan tidak peka dengan kesulitan adiknya selama ini. Reno menarik nafas dalam-dalam untuk menenangkan emosinya. Dia menarik Ara untuk pergi meninggalkan Dimas dan keluarganya setelah membentak ibu Salamah. Bu Salamah masih tertegun ditempatnya sambil memegangi dadanya, dimana jantungnya hampir copot akibat bentakan Reno yang terlihat sangat marah hingga membuat tubuhnya bergetar ketakutan. Dimas hendak menghalangi kepergian Ara dan Reno. Namun tubuhnya langsung tersungkur saat Reno menendangnya. "Minggir!" sentak Reno. Bugh Reno yang sudah habis kesabaran menendang perut Dimas hingga tersungkur begitu saja agar pria itu tidak menghalangi jalannya dan Ara

  • Istri Yang Tidak Di Inginkan    Bab 40

    Pak Doni tertegun ditempatnya, hampir kehilangan kata-kata saat mendengar ucapan Ara. Dia ingat, selama ini dia jarang membela membantunya yang ditindas oleh istri dan anaknya. Ada-pun saat dia pernah membela Ara, sepertinya masih bisa di hitung jari. Sudah dia bilang sebelumnya jika dia bukan tidak ingin membela Ara, dia hanya malas bertengkar dengan istrinya yang cerewet jika sedang membela menantunya ini. Istrinya memang takut padanya. Tapi, bukan takut yang sampai tidak bisa melawan. Istrinya ini wanita yang keras kepala. Bahkan sifat Dimas tidak berbeda jauh dengan istrinya, hingga dia tidak terlalu menyukai Dimas, dan lebih menyukai dan menyayangi Shinta sebagai putrinya. Meskipun dia tidak terlalu menyukai Dimas karena hal lain. "Ara, Papa enggak bermaksud mengabaikan kamu selama ini. Papa..." ucapan pak Doni terbata-bata saat menjawab menantunya. Belum selesai dia berbicara dan membela diri, Reno sudah menyela ucapannya. Reno memegang tangan adiknya, menatap keluarga Dimas

  • Istri Yang Tidak Di Inginkan    Gugatan

    Leher Dimas menciut tidak berani berbicara apapun lagi di depan Reno setelah melihat wajah dingin kakak iparnya yang membuatnya menggigil tanpa sadar. Meskipun dia enggan mengakui, namun aura yang dikeluarkan saat ini benar-benar menyeramkan hingga dia tidak bernyali. "A-aku.., aku..." Dimas meneguk ludah kasar berujar dengan terbata-bata. Saat ini, dia seakan kehilangan suaranya, padahal sebelumnya dia berbicara dengan sangat lantang. Wajah Reno semakin merah padam akibat marah, sedangkan wajah pak Doni merah padam karena menanggung malu. Saat ini Dimas layaknya sebuah kerupuk yang tersiram air dihadapan Reno. Ara segera memegang lengan kakaknya ketika melihat situasi semakin menegangkan. Dia memang sebal dan marah dengan suaminya, namun bukan berarti dia ingin Dimas dipukuli oleh kakaknya. Biar kakaknya hanya seorang pemuda dari desa, namun kakaknya ini mendapatkan pendidikan tidak kalah dari orang-orang di kota, hingga Reno memiliki ilmu bela diri yang mumpuni. Kakaknya

  • Istri Yang Tidak Di Inginkan    Menghajar Dimas

    PlakTangan Dimas melayang namun bukan menampar wajah Ara, melainkan ke arah lain, karena dokter Handi lebih dulu bergerak cepat untuk menepis tangan Dimas sehingga tidak sempat menyentuh kulit Ara. "Dimas!" semua orang yang ada di dalam ruangan dokter Handi terkejut ketika mereka melihat apa yang baru saja dilakukan oleh Dimas. "Dimas! Berani kamu main tangan sama adik saya!" bentak Reno yang baru saja memasuki ruangan dokter Handi dengan wajah merah padam menatap adik iparnya tajam sekaligus tidak percaya.Dia baru saja dikabari oleh Handi tentang keadaan adiknya yang sedang dihadapkan dengan Dimas dan keluarga besannya ini hingga dia harus berjalan cepat untuk datang ke tempat ini dan meninggalkan ibunya yang kini di jaga oleh Bima seorang diri. Dia pikir Dimas dan keluarganya kemari untuk menemui Ara atau mungkin ingin menjenguk ibunya mengingat mereka sudah mengetahui keberadaan keluarganya di rumah sakit ini. Namun, tidak di sangka, alih-alih Dimas datang untuk melihat keadaa

  • Istri Yang Tidak Di Inginkan    Tamparan Dimas

    Dimas tertegun ditempatnya saat mendengar ucapan Ara yang mengatakan membencinya. Shinta mencibir kelakuan kakaknya. Padahal Dimas sudah diwanti-wanti oleh mereka sepanjang perjalanan menuju kemari agar tidak membuat masalah. Hanya karena beberapa ucapan Ara yang masih marah dengan kakaknya ini, Dimas sudah kehilangan kendali."Mas, aku enggak mau ya sampai enggak bisa kuliah cuma gara-gara Mas yang buat ulah dan bikin rencana kita untuk membujuk Mbak Ara gagal. Kalau itu terjadi, lihat aja! Shinta bakal bilang sama Papa untuk marahin Mas kalau perlu usir Mas Dimas! Shinta enggak mau liat orang yang udah buat Shinta enggak bisa kuliah gara-gara keluarga kita bangkrut!" kesal Shinta di telinga Dimas hingga membuat wajah Dimas terlihat semakin jelek dan memerah karena kesal. Pak Doni menatap Dimas kesal, namun memilih untuk tidak mengatakan apa-apa. Dia sudah lelah memarahi Dimas namun anaknya ini tetap masih bebal dan terus mengulangi kesalahan yang sama. Dia menatap istrinya yang

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status