Chapter: BAB 61"Gila! Benar-benar gila! Beraninya Ara ngelawan kamu dan ibu. Mana dia enggak segan menjelekkan kita pas sidang tadi. Masa berbakti sama suami dan mertua dibilang penyiksaan batin!" "Cih, kalau aja bukan karena ancaman Papa. Mama mana sudi punya menantu kaya si Ara lagi!" kesal Bu Salamah misuh-misuh setelah kembali pulang dari pengadilan dimana sidang perceraian Dimas dan Ara sebelumnya berlangsung. Dimas melemparkan tubuhnya ke atas kursi dengan wajah geram dan merah padam. Dia menggertakkan gigi kesal."Ara setelah pulang kerumah orang tuanya dan kedua orang tuanya sudah meninggal jadi berani membangkang aku. Mungkin sekarang Ara merasa lebih bebas karena tidak ada yang mengekang lagi" "Ini semua pasti hasutan Reno dan Bima yang memang dari dulu enggak suka aku. Aku yakin mereka yang kompor sama Ara supaya istriku itu tidak lagi menghargai aku. Sial!" kesal Dimas. Bu Salamah mengangguk ketika mendengar ucapan putranya yang mungkin benar. Setelah Ara pergi dari rumah dan kemb
Terakhir Diperbarui: 2025-03-06
Chapter: BAB 601 bulan telah berlalu. Selama kurun waktu itu, Ara tetap tinggal di rumah peninggalan kedua orang tuanya bersama dengan kedua saudaranya. Masa berkabung telah usai, meskipun kesedihan atas kehilangan seorang ibu masih melanda ketiga saudara itu. Namun, hidup harus terus berjalan. Mereka tidak punya pilihan selain mengikhlaskan kepergian ibu mereka. Reno terus sibuk dengan pekerjaannya, begitu juga dengan urusan perceraian adiknya. Setelah kejadian pertengkaran antara keluarganya dan Dimas terakhir kali hingga berujung pelaporan ke pihak polisi, Dimas tidak lagi datang atau menghubungi Ara untuk mengganggu kehidupan adiknya. "Bagaimana? Kamu sudah siap?" ujar Reno sambil merapikan kemejanya. Ara mengangguk dan berjalan menghampiri kakak sulungnya."Ara siap Mas" jawabnya dengan suara sedikit gugup. Hari ini adalah sidang perceraian pertamanya dengan Dimas. Kakak sulungnya ternyata sudah benar-benar marah dengan kejadian terakhir kali hingga melakukan segala cara, meskipun harus mem
Terakhir Diperbarui: 2025-03-06
Chapter: BAB 59"Astaghfirullah! Astaghfirullahal'adzim! Handi, apa kamu dengar ucapan suami Ara tadi? Itu beneran suami Ara? Modelan kaya begitu? Ganteng sih, tapi lebih ganteng anak ibu""Ibu heran kenapa almarhum Abah Darma bisa menjodohkan anak perempuannya sama modelan laki-laki begitu. Ara itu dulu kembang desa. Bisa-bisanya nikah sama laki-laki yang tingkahnya modelan pulu-pulu begitu! Hiw!" komentar Bu Dewi dengan nada jijik. Sejak tadi dia melihat pertengkaran Ara, Bima dengan suami dan mertua Ara itu. Namun karena bukan bagian dari keluarga dan niatnya ke rumah Ara hanya untuk membantu saja, maka dia tidak berani bertindak lebih jauh kecuali hanya memperhatikan dan membantu ketika jika memang di minta.Sedangkan Handi memang sedari tadi sedang pergi bersama dengan Reno karena suatu urusan. Hingga pada saat mereka kembali ke rumah kedua orang tua Ara, mereka malah disuguhkan pertengkaran hebat antara Bima dan Dimas yang sulit dipisahkan.Bu Dewi menghela nafas berat."Ujian rumah tangga oran
Terakhir Diperbarui: 2025-03-02
Chapter: BAB 58Reno menatap tajam adik kandung dan adik iparnya yang baru saja bertingkah memalukan di depan rumahnya yang masih berkabung ini. "Bagus! Bagus ya Bima! Kakak baru pergi sebentar tapi kamu di sini malah ribut! Apa kamu enggak kasihan sama kakak perempuan kamu?!" kesal Reno.Bima mendongak untuk menatap kakak sulungnya sambil memegang pipinya yang bengkak setelah habis dihajar oleh kakaknya ini begitu keras. Dia menoleh menatap Dimas tanpa gentar."Justru karena aku kasihan sama mbak Ara, aku kasih pelajaran sama orang itu! Dia kesini sama ibunya pasti cuma mau bikin repot dan sedih mbak Ara! Sebagai adik dan laki-laki, Bima enggak terima siapapun yang datang cuma untuk nyakitin mbak Ara!""Bima enggak nyesel menghajar mas Dimas. Lagian dia dulu yang memukul Bima! Bima cuma melakukan pembelaan diri! Kalau mas enggak percaya, mas bisa tanya sama mbak Ara dan saksi yang lainnya. Mas Dimas yang lebih dulu memukul Bima!" jawabnya sambil menatap sengit Dimas. Reno mengusap wajah kasar lalu
Terakhir Diperbarui: 2025-03-02
Chapter: BAB 57Ara dan Dimas saling terdiam saat mereka bertemu dan berhadapan, begitu pula Bu Salamah yang tidak tahu harus berkata apa kepada sang menantu.Terjadi keheningan cukup lama sampai suara Bima menyentak lamunan mereka dengan suara kerasnya."Untuk apa Mas Dimas ada di sini?!" seru Bima dengan nada keras. Baik nada dan raut wajahnya terang-terangan menunjukan ketidaksukaan atas kedatangan kakak iparnya. Bima menatap tajam Dimas, bahkan bergerak maju ingin menghajar pria yang sudah menyakiti kakak perempuannya itu. Jika Mas Reno masih bisa menahan emosinya dan terlihat kalem, namun Bima yang mempunyai darah muda yang menggebu-gebu tidak bisa menahan emosinya dan ingin segera melampiaskan amarahnya yang sudah dia tahan sejak dulu kepada sang kakak ipar. Ara tersentak dari lamunan. Dia segera memegang lengan Bima agar tidak menimbulkan kekacauan. Masih banyak tamu di rumah. Jika terjadi keributan, dia takut menjadi bahan gunjingan. Lagipula mereka masih berkabung. Rasanya tidak pantas ri
Terakhir Diperbarui: 2025-03-02
Chapter: BAB 56Ara menatap ayah mertuanya dengan rasa canggung, begitu pula dengan Shinta. Dia terkejut saat ayah mertua dan adik iparnya tiba-tiba datang menemuinya, sementara suami dan ibu mertuanya tidak ada di tempat. Kehadiran keluarga mertuanya ini membuatnya bingung, terlebih karena dia yakin tidak ada yang memberitahu mereka tentang kematian ibunya. Dia memang sengaja tidak mengungkapkan apa pun, mengikuti larangan keluarganya, terutama dari kakak sulungnya untuk tidak menghubungi Dimas, mengingat pengalamannya yang buruk sebelumnya. Saat abahnya meninggal, Dimas tidak hanya tidak memberikan bantuan, tapi juga mempersulit keadaan bagi Ara sebagai istri dan anak. Dimas selalu ingin pulang, padahal kuburan almarhum abahnya belum kering dan ibunya masih berduka. Dia dan keluarganya khawatir jika Dimas diberitahu, sejarah buruk itu akan terulang, padahal saat ini hatinya sedang terluka parah. Ara menghela nafas panjang saat mengingat suaminya. Dia bingung bagaimana harus berea
Terakhir Diperbarui: 2025-02-27

Bercerai Setelah Hilang Ingatan
Elena, seorang wanita cerdas menjadi bodoh setelah bertahun-tahun terjebak dalam cinta sepihak bersama dengan suaminya.
Dia meninggalkan dunia cemerlangnya sebagai seorang nona muda kaya hanya untuk mengejar cinta dari suaminya, Marco Sebastian.
Di malam hari jadi pernikahannya, Elena datang ke kantor sang suami untuk memberi kejutan. Namun siapa yang sangka jika di malam itu bukan suaminya yang terkejut, namun dia yang mendapatkan kejutan hebat.
"Setelah hari-hari yang aku habiskan untuk mengejarmu, ternyata ini yang kau lakukan di belakangku! Kau bilang wanita itu hanya sekretarismu, tapi ternyata wanita ini tidak lebih dari seorang pelacur untuk menyenangkanmu! Aku membencimu, Marco!" teriak Elena penuh kemarahan, menatap suaminya dengan pandangan penuh kebencian, sebelum akhirnya berlari meninggalkan suaminya yang tertegun, dengan kue anniversary yang hancur berserakan di lantai.
Elena berlari tanpa arah, didorong oleh rasa frustrasi dan sakit hati yang mendalam. Pikirannya yang kosong membawanya pada pemikiran untuk menabrakkan diri ke mobil yang melintas di jalan, sebagai cara untuk mengakhiri semua kekacauan dan rasa sakit yang dia rasakan dalam hidupnya.
"Aku tidak ingin mencintaimu lagi, Marco!" lirih Elena menangis, sebelum tubuhnya terpental keras di atas jalanan aspal, dengan darah yang mengalir setelah dirinya tertabrak oleh mobil.
Baca
Chapter: 15Marrie sudah digelandang oleh petugas polisi untuk diminta keterangan tentang apa yang terjadi. Sedangkan para pegawai salon yang terluka juga dibawa keluar ruang perawatan Elena untuk mendapatkan perawatan atas luka di tubuh mereka akibat perbuatan Marrie. Marco menatap Elena yang kini terbaring di ranjang setelah dokter selesai mengobati luka di tubuh istrinya. "Aku minta maaf. Aku tidak tahu jika Marrie akan berbuat sejauh ini. Aku pikir..." ucapan Marco terhenti saat Elena menyelanya dengan nada yang tidak sabar dan sedikit cemoohan terkandung di dalam nada suaranya."Kau pikir apa? Jika aku tidak mengingat tentang hubunganku yang tidak pernah akur dengan Marrie, tentu kau tidak ikut melupakannya juga bukan? Kau tau aku mempunyai hubungan yang buruk dengan wanita itu. Untung saja kakakku mengingatkan aku untuk selalu waspada denganmu dan orang-orang di sekitarmu yang jahat itu. Apa kau sengaja mengirim wanita itu agar aku terus sakit dan tidak sembuh? Kau ingin menyakiti aku me
Terakhir Diperbarui: 2025-02-12
Chapter: 14Marco berjalan tergesa memasuki lorong rumah sakit tempat istrinya dirawat. Dia baru saja menerima pesan suara dari Elena. Marrie, sekretarisnya yang seharusnya mengurus masalah istrinya, tidak hanya gagal melakukannya, tetapi juga telah membuat keributan yang membuat Elena merasa tidak nyaman. "Marrie, apa lagi yang kau lakukan kali ini? Apa benar kau mengganggu Elena, atau sebaliknya?" Marco terdiam, mengingat hubungan yang tidak akur antara Elena dan sekretarisnya itu. Dia berpikir bahwa dia telah mempertimbangkan hal ini dengan matang sebelum memberikan perintah. Meskipun sebelumnya hubungan Marrie dan Elena tidak baik, Elena kini mengalami amnesia, sehingga seharusnya istrinya itu tidak mengingat apa pun tentang Marrie, termasuk rasa bencinya. Jadi kenapa kali ini Marrie dan Elena kembali tidak akur? Marco dipenuhi pikiran rumit dan kegelisahan. "Apa selama ini yang mencari masalah bukan Elena, melainkan Marrie? Mungkinkah aku tertipu? Siapa yang salah kali ini? A
Terakhir Diperbarui: 2025-01-27
Chapter: 13Marrie berwajah pucat seperti kehilangan darah setelah mendengar kata-kata dari Elena yang menurutnya sangat kejam. Dia menatap Elena dengan mata memerah penuh kebencian. Dia mencoba menopang tubuhnya agar bisa bangkit kembali. Tidak! Tidak bisa seperti ini! Dia tidak akan kalah dari Elena. Meskipun dia kalah, dia tidak boleh kalah dengan tangan kosong. Dia harus memberi pelajaran untuk Elena! Elena tersenyum sinis ketika melihat kebencian di mata Marrie yang begitu meluap-luap. Mungkin jika wanita dihadapannya ini bisa mengeluarkan api, Marrie akan terbakar akibat kemarahan dan kebencian dirinya sendiri. Para pegawai wanita yang melihat sikap Marrie menjadi waspada. Mereka takut wanita gila tidak tahu diri ini menyakiti nona Elena yang bisa saja ikut berdampak buruk kepada mereka, karena tidak bisa menjaga dengan baik nona muda Riddle ketika mereka berada di sini. Berbeda dengan kekhawatiran sebagian orang yang ada di sana, justru Elena menantikan hal ini. Alih-alih m
Terakhir Diperbarui: 2025-01-26
Chapter: 12Elena tertawa puas melihat kegilaan Marrie. Sayang sekali dia tidak ingat apa saja yang sudah dilakukan wanita ini kepadanya di masa lalu. Karena jika tidak, dia pasti akan memikirkan cara yang lebih kejam dalam memberi pelajaran kepada wanita rubah ini yang selalu berpikir untuk menaiki ranjang Marco suaminya, menggantikan dirinya sebagai istri sah. Elena menyeringai ketika melihat Marrie sepertinya kehilangan kendali setelah dia menghancurkan mimpi wanita ini yang ingin menjadi nyonya muda Sebastian.Wanita rubah ini pasti berharap bisa pensiun dari pekerjaannya sebagai sekertaris dan hidup enak bergelimang harta setelah menikahi Marco, namun siapa sangka jika dia, sang istri sah akan membalas dendam dengan membuat grup Sebastian milik Marco akan runtuh nantinya. Tinggal menunggu waktu saja, sebelum dia benar-benar mewujudkan ucapannya dengan bantuan keluarga besarnya. Asalkan dia menjadi anak yang patuh kembali bagi keluarga Riddle, bukan hanya mommy, Daddy dan kakaknya yang men
Terakhir Diperbarui: 2025-01-24
Chapter: 11Marrie menatap Elena penuh kebencian. Namun sedetik kemudian, dia tersenyum tipis menunjukkan rasa bersalah penuh kepalsuan."Nyonya Elena, aku tidak menyangka kau akan salah paham tentang maksudku dan mengadukan hal tidak benar tentangku kepada tuan Marco. Nyonya Elena, kenapa kau berbuat seperti itu? Apa kau masih marah dan mempunyai dendam padaku? Oh, aku hampir lupa!Tuan Marco bilang ingatanmu bermasalah. Apa itu benar? Atau kau hanya..." ucapan Marrie terhenti. Dia menutup mulutnya berpura-pura menampilkan ekspresi terkejut dan tatapan menyelidik.Dia menyipitkan matanya."Nyonya tolong jangan bohongi tuan Marco. Jika kau melakukan itu, tuan Marco bukan hanya akan tidak senang dan tidak memperhatikan anda. Tuan akan membenci anda. Betapa memilukan jika itu terjadi. Saya mengenal anda dan tuan Marco. Saya sungguh tidak bisa membayangkan jika anda kembali diabaikan, apalagi sampai di benci oleh Tuanku. Anda pasti akan semakin merana dan kesepian. Jadi tolong jangan berpura-pura
Terakhir Diperbarui: 2025-01-23
Chapter: 10Wajah Marrie pucat pasi saat mendengar suara Marco. Dia menatap Elena tajam, sedangkan Elena hanya terkekeh pelan ditempatnya menikmati setiap ekspresi jelek yang terpampang di wajah sekretaris genit suaminya itu. "Ingin menjadi nyonya Sebastian, huh? Benar-benar mimpi di siang bolong. Kau bahkan tidak sejengkal lebih baik dari aku!" sinis Elena tersenyum miring membalas tatapan tajam Marrie hingga bola mata sekretaris suaminya itu hendak keluar. Marrie menggertakan gigi marah, ingin sekali mencabik-cabik Elena."Marrie! Aku memberi kesempatan kepadamu untuk menemui istriku agar kau mengurus segala keperluannya! Aku menyuruhmu ke sana untuk membantunya, bukan membual hingga membuatnya marah! Kau tau istriku sedang sakit! Beraninya kau mengganggunya! Apa selama ini aku terlalu baik padamu, huh?!" terdengar suara geraman Marco dari sebrang telepon.Marrie tergagap di tempatnya. Dia tidak menyangka jika Elena akan mengadu kepada Marco. Apa yang sebenarnya Elena adukan kepada tuannya in
Terakhir Diperbarui: 2025-01-17