Share

Dukungan

Author: Vivohilolove
last update Last Updated: 2024-12-23 10:42:00

Dimas saat ini benar-benar di bawa ke kantor polisi oleh pak RT dan para pemuda desa.

Sedangkan para warga yang sempat berkerumun di depan rumah almarhum keluarga Abah Darma segera membubarkan diri ketika pria yang sempat mengacau tidak ada lagi.

Bi Asih kembali ke dalam rumah majikannya setelah ditenangkan oleh beberapa ibu-ibu yang merupakan tetangganya dan tetangga keluarga majikannya.

Suara deru mesin mobil berjalan mendekat memasuki halaman rumah kedua orang tua Ara.

Mobil yang dikendarai Reno akhirnya tiba di halaman rumahnya.

Kondisi yang sepi dan begitu tenang seperti biasanya membuat Reno tidak curiga telah terjadi sesuatu yang besar sebelumnya di depan rumahnya sendiri.

Reno turun dari mobilnya, berjalan masuk ke dalam rumah setelah menutup pintu mobil.

Dia sempat mengeryitkan dahi, ketika melihat mobil adik iparnya terparkir dihalaman rumahnya, namun Dimas tidak terlihat dimanapun.

"Apa Dimas ada di dalam rumah?" batin Reno dalam hati.

Dia ingat telah meminta Bi Asih
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Istri Yang Tidak Di Inginkan    Kantor Polisi

    "Kakak harap kamu kasih penjelasan tentang apa yang udah kamu lakuin sampe kakak iparmu di arak sama warga dan sekarang ada di kantor polisi" ujar Reno kepada Bima melalui sambungan telepon. Bima berkeringat dingin ketika mendengar suara kakak sulungnya. Dia yakin apa yang sebelumnya terjadi, sudah sampai ke telinga Mas Reno. "Bima akan tanggung jawab, Mas. Bima akan tanggung kemarahan, Mas Reno. Mas boleh marah sama Bima, karena Bima tau Bima salah. Tapi kalau Mas minta Bima untuk minta maaf sama Mas Dimas, Bima enggak mau. Bima akan tanggung konsekuensinya, dan Bima enggak menyesal karena udah ngasih pelajaran sama Mas Dimas. Mas Dimas udah nyakitin Mbak Ara. Mas Dimas juga udah nyakitin Bi Asih. Selain Ibu, dan Mba Ara, Mas tau kalau Bima menghargai Bi Asih yang udah ikut ngerawat Bima dari kecil. Bima enggak rela kalau perempuan yang Bima sayang di injak-injak harga dirinya sama laki-laki modelan Mas Dimas. Lagian kalau bukan karena menghargai Mbak Ara selama ini, Bima e

    Last Updated : 2024-12-24
  • Istri Yang Tidak Di Inginkan    Ditahan

    "Bagaimana? Pak RT sudah menghubungi kakak ipar saya? Apa katanya? Dia mau dateng ke sini bukan? Udah saya bilang kalau saya ini enggak salah. Jadi tolong lepasin saya secepatnya! Saya enggak betah ada di sini. Setelah ini, saya akan menuntut pak RT dan semua pemuda yang udah ngarak saya, dan juga warga desa yang udah nuduh saya yang enggak-enggak!" ujar Dimas saat melihat kedatangan pak RT yang kembali menemuinya di salah satu ruangan yang disediakan oleh pihak kepolisian setelah dia melakukan pemeriksaan.Pak RT mengabaikan ucapan Dimas, lalu menatap ke arah petugas polisi yang berjaga."Pak polisi, Mas Reno, pihak yang ikut bersangkutan belum bisa datang ke sini. Pihak yang bersangkutan sedang sibuk dan harus menemani ibunya yang sedang kritis di rumah sakit.Jadi sebaiknya bagaimana ya? Mas Dimas sudah meresahkan warga, jadi saya enggak berani dan enggak mungkin menyetujui Mas Dimas untuk dibebaskan begitu saja, apalagi tanpa jaminan dari keluarga terdekat. Selama tidak ada jamin

    Last Updated : 2024-12-26
  • Istri Yang Tidak Di Inginkan    Meminta Tolong

    "Dokter Handi" ujar Ara saat melihat dokter Handi berada di depannya.Dokter Handi tersenyum, memberi sebuah bingkisan buah kepada Ara."Aku datang untuk menjenguk ibumu. Maafkan aku karena baru sekarang bisa menjenguk bibi Widya. Kedua orang tuaku akan ikut datang menjenguk bibi Widya, namun sepertinya mereka akan datang nanti sore. Ayah dan ibuku, masih ada beberapa urusan di luar sebelum datang ke sini" ujarnya.Ara menatap bingkisan buah di depannya tidak enak hati, meski begitu dia tetap mengambil apa yang diberikan oleh dokter Handi untuk menghargai pemberian tulus pria di depannya."Dokter Handi seharusnya tidak perlu repot untuk membawa apapun. Kedatangan dokter ke sini saja sudah membuat Ara dan keluarga senang. Jika ibu dalam kondisi sadar, ibu juga pasti senang melihat kedatangan dokter Handi.Orang tua dokter Handi pasti sedang sibuk, jadi Ara mengerti. Mungkin dokter Handi lebih sibuk, tapi masih menyempatkan waktu untuk menjenguk ibu Ara. Terima kasih dokter Handi dan kel

    Last Updated : 2024-12-28
  • Istri Yang Tidak Di Inginkan    Penyesalan

    "Kamu mau ngomong apa? Kok kayanya canggung gitu?" tanya Handi kepada Ara. Dia memperhatikan jika wanita disebelahnya ini terlihat ingin bicara, namun tidak jadi. Dia juga melihat jika Ara sedari tadi diam-diam terus menghela nafas berkali-kali, seakan ada beban berat yang sedang ditanggungnya."Apa ada sesuatu yang mengganjal dihatimu? Apa kamu butuh bantuanku? Kalau kamu butuh sesuatu, kamu enggak perlu sungkan untuk bilang sama aku. Selama aku bisa bantu, aku pasti bantu. Keluargaku juga pasti bantu keluargamu. Kita ini kenalan lama! Jadi aku bilang sekali lagi kalau kamu enggak perlu ragu untuk bilang apapun sama aku" ujar Handi kembali.Ara menghirup nafas dalam sebelum berbicara. Dia menatap pria yang duduk disebelahnya setelah Mas Handi selesai menjenguk ibunya."Mas, kapan jadwal Mas Handi buka praktek di rumah sakit ini?" tanya Ara setelah meyakinkan dirinya sendiri, jika dia harus berbicara tentang masalah dan memeriksakan kondisinya kepada Handi.Meskipun masalahnya benar-b

    Last Updated : 2025-01-02
  • Istri Yang Tidak Di Inginkan    Menguping?

    "Sudah selesai Mas urusannya?" tanya Ara sambil mencium tangan Reno yang baru saja kembali ke rumah sakit setelah malam tiba.Reno tersenyum dan mengangguk."Maaf Mas lama datengnya. Niatnya Mas cuma mau pergi sebentar, eh taunya malah kebablasan. Ternyata banyak kerjaan yang harus Mas urus.Terus gimana kondisi ibu? Apa ibu baik-baik aja? Apa ada perkembangan? Kamu sama Bima udah makan?"Ara mengangguk."Ara sama Bima udah makan. Mas bagaimana? Jangan karena sibuk mengurus kami, ibu dan yang lainnya, Mas malah melupakan menjaga diri sendiri. Alhamdulillah ibu baik-baik aja. Soal perkembangan ibu, belum ada perbaikan Mas. Kondisi ibu masih sama" jawabnya menghela nafas sedih di akhir kalimat.Reno mengelus lembut kepala adiknya."Kita berdoa dan bersabar aja. Semoga ibu baik-baik aja dan segera sembuh. Kamu jangan stress atau sedih. Mas, Bima, kamu, kita jaga ibu sama-sama" ujarnya.Ara mengangguk lemah."Iya Mas. Kita jaga ibu sama-sama" jawabnya. Dia terdiam sesaat, sebelum akhirnya mem

    Last Updated : 2025-01-05
  • Istri Yang Tidak Di Inginkan    Anak Kesayangan

    Pak Doni menatap Dimas dengan tajam. Dia menyuruh anaknya ini untuk menjemput Ara dan meminta maaf serta menyelesaikan permasalahan rumah tangga yang ada. Namun, bukan kabar baik yang didapatkannya setelah Dimas menyusul menantunya, dimana anak dan menantunya sudah berbaikan, melainkan kabar buruk dimana Dimas malah masuk penjara, karena mengganggu ketertiban desa, kampung halaman menantunya. "Ya, Allah, Dimas. Kamu sampai kapan sih buat ulah terus? Masalah yang satu belum kelar, malah nambah masalah lagi. Kamu emang suka ya lihat Papa mati cepet karena serangan jantung gara-gara tingkah kamu ini? Aranya mana? Papa nyuruh kamu untuk pergi nyusul dan bujuk istri kamu di rumah orang tuanya.Bukannya nyuruh kamu ribut sama orang sekampung di desa istri kamu. Astagfirullahal'adzim Dimas! Kamu bener-bener..." ujar Pak Doni tidak bisa berkata-kata kepada Dimas. Dia hanya bisa memelototi putranya dengan menampakkan kekesalan tertahan.Pak Doni mendengus kasar. Jika saja dia tidak melihat w

    Last Updated : 2025-01-07
  • Istri Yang Tidak Di Inginkan    Perdebatan

    "Dimas, Dimas! Apa kamu beneran enggak tahu kalau ibu mertua kamu kritis? Mah! Kamu juga enggak tahu kalau besan kamu sakit parah? Kalian berdua ini, selama ini ngapain aja di rumah tinggal sama Ara, hah?! Kalau Papa atau Shinta yang enggak tahu, ya wajar kalau kami enggak tahu. Papa sibuk kerja. Shinta sibuk kuliah. Sedangkan kalian? Dimas, kamu setiap hari tidur sama istri kamu, masa iya Ara enggak ngomong ibunya sakit! Kamu pasti sibuk kelonan sama istri muda kamu itu! Dasar! Mah, kamu tiap hari ketemu Ara. Meskipun Ara enggak tinggal serumah sama kita, tapi Ara hampir setiap hari datang ke rumah untuk beberes rumah dan bantuin kamu masak. Ya, Allah. Malu, Papa malu! Tetangga Ara lebih tau kondisi ibu Widya dibanding kita besannya, terutama kamu Dimas! Pantas aja Ara kabur dari rumah! Kamu sebagai suami gimana sih?! Udahlah pantes waktu kamu dipenjara, istri kamu enggak mau nengok dan peduli. Kamu aja enggak peduli sama Ara! Bikin malu aja! Kalau kaya gini, Papa jadi engg

    Last Updated : 2025-01-09
  • Istri Yang Tidak Di Inginkan    Bukan Perempuan Mandul

    Ara duduk dengan wajah tegang di ruang praktik dokter Handi, menunggu hasil pemeriksaan kesuburan dirinya. Dokter Handi menghela napas dalam, sebelum membuka berkas hasil pemeriksaan. Dia menatap Ara rumit, sebelum akhirnya tersenyum tipis menyampaikan hasil pemeriksaan yang ada ditangannya kepada Ara, yang hari ini menjadi salah satu pasiennya."Ara, kamu lihat jika hasil pemeriksaan mu sudah keluar dan hasilnya ada ditangan saya. Biarkan Mas memberitahu hasil pemeriksaan mu. Ara, hasil test ini menunjukkan bahwa tidak ada masalah dengan kesuburan dirimu" ujarnya yang membuat Ara bernafas lega seakan beban berat yang selama ini ditanggungnya seakan langsung menghilang dalam sekejap.Ara menggigit bibirnya, menahan emosi. Ada riak kesenangan saat tau dia tidak memiliki masalah apapun dengan kandungannya. Dia bahkan ingin melompat andai saja tidak memiliki rasa malu. Itu berarti di masa depan, dia masih memiliki kesempatan untuk mempunyai seorang bayi miliknya sendiri. Ara menatap d

    Last Updated : 2025-01-12

Latest chapter

  • Istri Yang Tidak Di Inginkan    Bab 40

    Pak Doni tertegun ditempatnya, hampir kehilangan kata-kata saat mendengar ucapan Ara. Dia ingat, selama ini dia jarang membela membantunya yang ditindas oleh istri dan anaknya. Ada-pun saat dia pernah membela Ara, sepertinya masih bisa di hitung jari. Sudah dia bilang sebelumnya jika dia bukan tidak ingin membela Ara, dia hanya malas bertengkar dengan istrinya yang cerewet jika sedang membela menantunya ini. Istrinya memang takut padanya. Tapi, bukan takut yang sampai tidak bisa melawan. Istrinya ini wanita yang keras kepala. Bahkan sifat Dimas tidak berbeda jauh dengan istrinya, hingga dia tidak terlalu menyukai Dimas, dan lebih menyukai dan menyayangi Shinta sebagai putrinya. Meskipun dia tidak terlalu menyukai Dimas karena hal lain. "Ara, Papa enggak bermaksud mengabaikan kamu selama ini. Papa..." ucapan pak Doni terbata-bata saat menjawab menantunya. Belum selesai dia berbicara dan membela diri, Reno sudah menyela ucapannya. Reno memegang tangan adiknya, menatap keluarga Dimas

  • Istri Yang Tidak Di Inginkan    Gugatan

    Leher Dimas menciut tidak berani berbicara apapun lagi di depan Reno setelah melihat wajah dingin kakak iparnya yang membuatnya menggigil tanpa sadar. Meskipun dia enggan mengakui, namun aura yang dikeluarkan saat ini benar-benar menyeramkan hingga dia tidak bernyali. "A-aku.., aku..." Dimas meneguk ludah kasar berujar dengan terbata-bata. Saat ini, dia seakan kehilangan suaranya, padahal sebelumnya dia berbicara dengan sangat lantang. Wajah Reno semakin merah padam akibat marah, sedangkan wajah pak Doni merah padam karena menanggung malu. Saat ini Dimas layaknya sebuah kerupuk yang tersiram air dihadapan Reno. Ara segera memegang lengan kakaknya ketika melihat situasi semakin menegangkan. Dia memang sebal dan marah dengan suaminya, namun bukan berarti dia ingin Dimas dipukuli oleh kakaknya. Biar kakaknya hanya seorang pemuda dari desa, namun kakaknya ini mendapatkan pendidikan tidak kalah dari orang-orang di kota, hingga Reno memiliki ilmu bela diri yang mumpuni. Kakaknya

  • Istri Yang Tidak Di Inginkan    Menghajar Dimas

    PlakTangan Dimas melayang namun bukan menampar wajah Ara, melainkan ke arah lain, karena dokter Handi lebih dulu bergerak cepat untuk menepis tangan Dimas sehingga tidak sempat menyentuh kulit Ara. "Dimas!" semua orang yang ada di dalam ruangan dokter Handi terkejut ketika mereka melihat apa yang baru saja dilakukan oleh Dimas. "Dimas! Berani kamu main tangan sama adik saya!" bentak Reno yang baru saja memasuki ruangan dokter Handi dengan wajah merah padam menatap adik iparnya tajam sekaligus tidak percaya.Dia baru saja dikabari oleh Handi tentang keadaan adiknya yang sedang dihadapkan dengan Dimas dan keluarga besannya ini hingga dia harus berjalan cepat untuk datang ke tempat ini dan meninggalkan ibunya yang kini di jaga oleh Bima seorang diri. Dia pikir Dimas dan keluarganya kemari untuk menemui Ara atau mungkin ingin menjenguk ibunya mengingat mereka sudah mengetahui keberadaan keluarganya di rumah sakit ini. Namun, tidak di sangka, alih-alih Dimas datang untuk melihat keadaa

  • Istri Yang Tidak Di Inginkan    Tamparan Dimas

    Dimas tertegun ditempatnya saat mendengar ucapan Ara yang mengatakan membencinya. Shinta mencibir kelakuan kakaknya. Padahal Dimas sudah diwanti-wanti oleh mereka sepanjang perjalanan menuju kemari agar tidak membuat masalah. Hanya karena beberapa ucapan Ara yang masih marah dengan kakaknya ini, Dimas sudah kehilangan kendali."Mas, aku enggak mau ya sampai enggak bisa kuliah cuma gara-gara Mas yang buat ulah dan bikin rencana kita untuk membujuk Mbak Ara gagal. Kalau itu terjadi, lihat aja! Shinta bakal bilang sama Papa untuk marahin Mas kalau perlu usir Mas Dimas! Shinta enggak mau liat orang yang udah buat Shinta enggak bisa kuliah gara-gara keluarga kita bangkrut!" kesal Shinta di telinga Dimas hingga membuat wajah Dimas terlihat semakin jelek dan memerah karena kesal. Pak Doni menatap Dimas kesal, namun memilih untuk tidak mengatakan apa-apa. Dia sudah lelah memarahi Dimas namun anaknya ini tetap masih bebal dan terus mengulangi kesalahan yang sama. Dia menatap istrinya yang

  • Istri Yang Tidak Di Inginkan    Tidak Hamil

    "Aku enggak hamil!" ujar Ara membantah ucapan Shinta. Dia tidak ingin kehadirannya disalahpahami oleh suami dan keluarga mertuanya. Dia tidak ingin hal seperti ini nantinya dijadikan alasan untuk mencegahnya berpisah dari suaminya. Dia sudah tidak sanggup hidup bersama dengan Dimas. Sekarang keluarganya sudah mendukungnya untuk berpisah, jadi dia merasa tidak ada yang perlu dipertahankan lagi. Dia ingin hidup bahagia dengan keluarganya sendiri, atau suami masa depannya yang benar-benar mencintainya.Mata Shinta menyipit."Kalau enggak hamil, kenapa mbak Ara ada di sini? Ini poli kandungan bukan? Aku tau mbak masih marah sama Mas Dimas, tapi untuk hal sebesar ini, jangan di tutup-tutupi. Kasihan anak mbak dan Mas Dimas nanti kalau punya orang tua yang enggak akur, apalagi sampai pisah nantinya. Mas Dimas dan kita semua udah datang ke sini jauh-jauh untuk jemput Mbak dan jenguk ibu Widya" ujarnya. Bu Salamah yang melihat ada celah Ara bisa kembali kepada putranya segera menimpali ucapan

  • Istri Yang Tidak Di Inginkan    Bukan Perempuan Mandul

    Ara duduk dengan wajah tegang di ruang praktik dokter Handi, menunggu hasil pemeriksaan kesuburan dirinya. Dokter Handi menghela napas dalam, sebelum membuka berkas hasil pemeriksaan. Dia menatap Ara rumit, sebelum akhirnya tersenyum tipis menyampaikan hasil pemeriksaan yang ada ditangannya kepada Ara, yang hari ini menjadi salah satu pasiennya."Ara, kamu lihat jika hasil pemeriksaan mu sudah keluar dan hasilnya ada ditangan saya. Biarkan Mas memberitahu hasil pemeriksaan mu. Ara, hasil test ini menunjukkan bahwa tidak ada masalah dengan kesuburan dirimu" ujarnya yang membuat Ara bernafas lega seakan beban berat yang selama ini ditanggungnya seakan langsung menghilang dalam sekejap.Ara menggigit bibirnya, menahan emosi. Ada riak kesenangan saat tau dia tidak memiliki masalah apapun dengan kandungannya. Dia bahkan ingin melompat andai saja tidak memiliki rasa malu. Itu berarti di masa depan, dia masih memiliki kesempatan untuk mempunyai seorang bayi miliknya sendiri. Ara menatap d

  • Istri Yang Tidak Di Inginkan    Perdebatan

    "Dimas, Dimas! Apa kamu beneran enggak tahu kalau ibu mertua kamu kritis? Mah! Kamu juga enggak tahu kalau besan kamu sakit parah? Kalian berdua ini, selama ini ngapain aja di rumah tinggal sama Ara, hah?! Kalau Papa atau Shinta yang enggak tahu, ya wajar kalau kami enggak tahu. Papa sibuk kerja. Shinta sibuk kuliah. Sedangkan kalian? Dimas, kamu setiap hari tidur sama istri kamu, masa iya Ara enggak ngomong ibunya sakit! Kamu pasti sibuk kelonan sama istri muda kamu itu! Dasar! Mah, kamu tiap hari ketemu Ara. Meskipun Ara enggak tinggal serumah sama kita, tapi Ara hampir setiap hari datang ke rumah untuk beberes rumah dan bantuin kamu masak. Ya, Allah. Malu, Papa malu! Tetangga Ara lebih tau kondisi ibu Widya dibanding kita besannya, terutama kamu Dimas! Pantas aja Ara kabur dari rumah! Kamu sebagai suami gimana sih?! Udahlah pantes waktu kamu dipenjara, istri kamu enggak mau nengok dan peduli. Kamu aja enggak peduli sama Ara! Bikin malu aja! Kalau kaya gini, Papa jadi engg

  • Istri Yang Tidak Di Inginkan    Anak Kesayangan

    Pak Doni menatap Dimas dengan tajam. Dia menyuruh anaknya ini untuk menjemput Ara dan meminta maaf serta menyelesaikan permasalahan rumah tangga yang ada. Namun, bukan kabar baik yang didapatkannya setelah Dimas menyusul menantunya, dimana anak dan menantunya sudah berbaikan, melainkan kabar buruk dimana Dimas malah masuk penjara, karena mengganggu ketertiban desa, kampung halaman menantunya. "Ya, Allah, Dimas. Kamu sampai kapan sih buat ulah terus? Masalah yang satu belum kelar, malah nambah masalah lagi. Kamu emang suka ya lihat Papa mati cepet karena serangan jantung gara-gara tingkah kamu ini? Aranya mana? Papa nyuruh kamu untuk pergi nyusul dan bujuk istri kamu di rumah orang tuanya.Bukannya nyuruh kamu ribut sama orang sekampung di desa istri kamu. Astagfirullahal'adzim Dimas! Kamu bener-bener..." ujar Pak Doni tidak bisa berkata-kata kepada Dimas. Dia hanya bisa memelototi putranya dengan menampakkan kekesalan tertahan.Pak Doni mendengus kasar. Jika saja dia tidak melihat w

  • Istri Yang Tidak Di Inginkan    Menguping?

    "Sudah selesai Mas urusannya?" tanya Ara sambil mencium tangan Reno yang baru saja kembali ke rumah sakit setelah malam tiba.Reno tersenyum dan mengangguk."Maaf Mas lama datengnya. Niatnya Mas cuma mau pergi sebentar, eh taunya malah kebablasan. Ternyata banyak kerjaan yang harus Mas urus.Terus gimana kondisi ibu? Apa ibu baik-baik aja? Apa ada perkembangan? Kamu sama Bima udah makan?"Ara mengangguk."Ara sama Bima udah makan. Mas bagaimana? Jangan karena sibuk mengurus kami, ibu dan yang lainnya, Mas malah melupakan menjaga diri sendiri. Alhamdulillah ibu baik-baik aja. Soal perkembangan ibu, belum ada perbaikan Mas. Kondisi ibu masih sama" jawabnya menghela nafas sedih di akhir kalimat.Reno mengelus lembut kepala adiknya."Kita berdoa dan bersabar aja. Semoga ibu baik-baik aja dan segera sembuh. Kamu jangan stress atau sedih. Mas, Bima, kamu, kita jaga ibu sama-sama" ujarnya.Ara mengangguk lemah."Iya Mas. Kita jaga ibu sama-sama" jawabnya. Dia terdiam sesaat, sebelum akhirnya mem

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status