Semua Bab Ketika Istriku Balik Melawan : Bab 71 - Bab 80

86 Bab

Bab 71 Aturan Kuno

Nina duduk di ruang tamu rumah Bima, yang kini lebih sering dikunjungi oleh Sulastri. Dengan rambut yang tergerai rapi dan wajah yang terlihat segar, Nina asyik menikmati segelas jus sambil berselancar di media sosial. Di sudut lain, terdengar suara tangisan bayi yang menggema dari kamar. Sulastri terlihat mondar-mandir dengan bayi di gendongan, berusaha menenangkan cucu barunya."Ini anak kenapa lagi sih, Nin? Kayaknya popoknya harus diganti," Suara Sulastri terdengar dari arah kamar.Namun Nina hanya melirik sekilas. "Iya, Ibu. Ibu kan yang lebih mengerti cara mengurus bayi," jawab Nina santai, bahkan tanpa sedikitpun rasa segan. Dia menyeruput jus dengan santai, seolah tanggung jawab itu bukan miliknya.Sulastri keluar dari kamar dengan wajah lelah. Masih menggendong bayi yang kini mulai tenang. "Nina, kamu ini i
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-01
Baca selengkapnya

Bab 72 Semua Diambil

Nina berdiri dengan tatapan tajam, menatap langsung ke arah Viona. Dia tidak menerima uluran tangan Viona. Sementara Sulastri terlihat canggung diantara dua wanita itu, seperti tidak tahu harus berbuat apa.Nina meletakkan kantong plastik berisi makanan yang dibawanya ke atas meja. Wajahnya dingin. Senyum tipis yang terlihat di bibirnya sama sekali tidak menunjukkan keramahan."Jadi, kamu ini siapa sebenarnya? Dan ada urusan apa sampai repot-repot mampir ke sini?" tanya Nina tanpa basa-basi.Viona mengangkat alis, seolah tidak menyangka Nina akan bertanya begitu frontal. Namun, dia tetap tenang. Dengan gerakan anggun, dia menarik kembali uluran tangannya dan tersenyum tipis.“Saya Viona. Kebetulan, saya mengenal Bima," jawab Viona singkat.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-01
Baca selengkapnya

Bab 73 Bukan Sesuatu yang Mudah

Nina melangkah masuk ke kantor Bima dengan langkah cepat. Wajahnya tegang, kedua tangannya mengepal erat. Ada sorot kemarahan bercampur kecemasan di matanya. Saat dia mencapai pintu ruang kerja Bima, tanpa mengetuk dia langsung mendorong pintu hingga terbuka lebar.“Bima!” seru Nina. Langsung menarik perhatian Bima yang sedang duduk di balik meja kerjanya.Bima yang tengah sibuk menandatangani dokumen, menegakkan tubuhnya dengan alis terangkat. “Ada apa? Kenapa kamu datang ke sini?” tanyanya bingung.Nina mendekat, tangannya bersilang di dada. Matanya menatap tajam ke arah pria itu. “Aku mau tanya sesuatu, dan kamu harus jawab dengan jujur,” katanya, tanpa basa-basi.Bima mendesah pelan, lalu menyandarkan punggungnya ke kursi. “B
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-01
Baca selengkapnya

Bab 74 Jadi Lebih Mudah

Suasana ruang kantor Arman terasa tenang, tetapi ketegangan mulai terasa begitu Bima masuk. Sebagai penasihat keuangan sekaligus sahabat dekat Bima, Arman sering menjadi tempat curhat Bima. Tapi kali ini ekspresi Bima terlihat jauh lebih serius daripada biasanya.“Arman, aku butuh bantuanmu,” kata Bima sambil menatap lurus.Arman mengangkat alis, meletakkan pulpen ke atas meja. Lalu bersandar di kursinya.“Bantuan soal apa? Dari nada suaramu, sepertinya ada sesuatu yang besar,” tebak Arman.Bima menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan emosinya sebelum bicara. “Ini soal rumah itu. Aku dengar dari Nina, rumah itu sekarang secara resmi kembali menjadi milik Maya. Dan, ya, perceraian kami sudah selesai, tapi aku tidak bisa kehilangan rumah itu. Itu satu-satunya tempat tinggal untuk Nina dan anakku. Aku mau kamu bantu aku mencari cara agar rumah itu tetap jadi milikku,”Arman mengerutkan dahi, lalu menyandarkan siku di atas meja. “Bim, aku mengerti situasimu. Tapi kamu tahu dari aw
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-03
Baca selengkapnya

Bab 75 Hidup Tenang

Nina menahan napas di balik dinding koridor. Tubuhnya menempel erat pada tembok saat pintu ruangan itu terbuka. Bima melangkah keluar, wajahnya tampak tegang dan serius. Tanpa menoleh ke kanan atau kiri, pria itu berjalan lurus menyusuri lorong.Begitu langkah kaki Bima semakin jauh, Nina mengintip perlahan. Dia memastikan tidak ada orang lain sebelum akhirnya menyelinap ke dalam ruangan Arman dengan cepat.Di dalam ruangan, Arman masih sibuk merapikan berkas-berkasnya. Dia terkejut saat melihat Nina tiba-tiba masuk dan menutup pintu dengan cepat."Nina?" tanya Arman heran. "Apa yang kamu lakukan di sini? Bima sudah pulang,”Nina mendekat, matanya menatap tajam ke arah pria itu. "Aku dengar semuanya," ucap Nina antusias.Arman terdiam. Dahinya berkerut. “Apa maksudmu?”“Dasar!” Nina mendengus. Dia melemparkan tas tangannya ke atas meja, bersandar sedikit ke tepi meja kayu itu. "Aku ada di luar pintu tadi. Aku dengar kamu bilang kalau satu-satunya cara agar rumah itu tidak jatuh ke tan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-03
Baca selengkapnya

Bab 76 Begitu Damai

“Kita mau kemana?” tanya Maya, setelah duduk manis di kursi mobil Reza.Namun Reza hanya tersenyum penuh rahasia. “Tunggu saja,” jawab Reza ringan. “Aku ingin kamu bersantai malam ini,”Malam itu setelah menjemput Maya dari apartemennya, Reza membawa Maya pergi ke luar kota. Perjalanan mereka ditemani alunan musik lembut dari radio mobil. Sesekali Reza melirik Maya, kemudian menggenggam tangan wanita itu.Maya menikmati perjalanan dengan memperhatikan jalanan yang semakin sepi dan dipenuhi pepohonan tinggi di sisi kiri dan kanan. Udara mulai terasa lebih sejuk, menandakan mereka semakin jauh dari pusat kota.Sekitar satu jam perjalanan, akhirnya mereka tiba di tujuan. Sebuah villa mewah yang terletak di tepi danau yang tenang. Cahaya lampu kecil yang menggantung di sepanjang pagar kayu memberikan suasana hangat dan romantis. Dari kejauhan, Maya bisa melihat permukaan danau yang berkilau memantulkan sinar bulan.“Villa?” Maya menoleh ke arah Reza dengan ekspresi bingung.“Aku ingin kit
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-03
Baca selengkapnya

Bab 77 Masalah Besar

Raka melangkah masuk ke dalam kafe siang ini. Dia memilih duduk di sudut ruangan yang agak sepi, menjauh dari keramaian. Sambil menunggu, dia mengetukkan jarinya ke meja dengan tidak sabar.Tak lama kemudian, Nina muncul dengan wajah yang terlihat sedikit tegang. Wanita itu mengenakan kacamata hitam besar. Berlagak seakan tidak ingin dibuntuti. Dengan langkah cepat, dia menuju ke meja Raka dan langsung duduk di hadapannya.Raka menyandarkan punggung dengan kedua tangan terlibat. “Kamu kenapa?” tanyanya dengan tawa merendahkan. “Kamu takut ketahuan Bima?”"Kenapa harus bertemu di sini?" bisik Nina dengan nada kesal.Raka menyeringai. “Anakmu dijaga siapa?”“Tentu saja ibumu. Dia lebih menyayangiku daripada istrimu. Bukankah begitu?” Nina menatap Raka tajam. Kemudian melepas kacamata hitamnya.Raka mendengus kesal. “Kamu tahu kenapa aku mengajakmu bertemu di sini,” tandasnya. “Aku mau uangnya. Sudah terlalu lama aku menunggu,"Nina mendesah, meletakkan tas tangan di meja. "Aku butuh wak
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-04
Baca selengkapnya

Bab 78 Hidup Berantakan

Suasana bengkel yang tadinya bising dengan suara mesin kini terasa sunyi di antara mereka. Seolah waktu melambat.“Aku tidak butuh tes DNA itu,” kata Nina keras. “Aku yakin, Abi itu anak Bima,”Femil menyipitkan mata, ekspresinya berubah dingin. “Kamu datang padaku, meminta bantuanku. Tapi kamu masih yakin Abi adalah anak Bima?”Nina menghela napas dengan frustrasi. “Ini bukan soal siapa ayah Abi!” teriak Nina. Aku butuh uang, dan kamu satu-satunya orang yang bisa membantuku sekarang,"Femil terkekeh sinis, menyilangkan tangannya di dada. “Kamu pikir aku akan membuang uang lima puluh juta begitu saja untukmu tanpa alasan yang jelas? Aku hanya butuh kepastian,"Nina mendengus. "Femil, tolonglah. Kamu tahu aku tidak punya siapa-siapa lagi yang bisa kumintai tolong," mohon Nina. Dari ekspresinya, tampak jelas kalau dia sangat putus asa.Femil menatapnya tajam. “Jika kamu yakin Abi itu anak Bima, kenapa tidak langsung meminta bantuannya? Kenapa malah datang kepadaku?"Nina terdiam. Dia t
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-04
Baca selengkapnya

Bab 79 Kakak Ipar

Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam ketika Nina mendengar suara mobil Bima memasuki garasi. Dia segera berdiri dan berjalan ke arah pintu, menyambut suaminya dengan senyum manis yang sudah dia latih sepanjang hari.“Sayang, kamu sudah pulang,” sapa Nina lembut saat Bima melangkah masuk ke dalam rumah.Bima tampak lelah. Dasi di lehernya sudah sedikit longgar dan kemejanya kusut setelah seharian bekerja.“Iya. Hari ini benar-benar melelahkan.” Bima menghela napas panjang sambil melepas sepatu.Nina dengan sigap menerima tas kerja Bima dan meletakkannya di meja. “Kamu mau makan dulu atau langsung mandi?” tanyanya dengan suara lembut.Bima mengusap wajahnya. “Mungkin mandi dulu biar segar,”Nina mengangguk mengerti. “Aku sudah siapkan air hangat di kamar mandi,”“Terima kasih,” jawab Bima singkat sebelum berjalan ke kamar mereka.***Setelah beberapa saat, Bima keluar dari kamar mandi dengan piyama. Dia duduk di tepi ranjang sambil mengecek ponsel, sesekali membalas pesan yang m
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-05
Baca selengkapnya

Bab 80 Mungkin Nanti

Siang itu, suasana rumah keluarga Harjono terasa lebih ramai dari biasanya. Meja panjang di tengah ruangan dihiasi dengan piring-piring berisi berbagai masakan mulai dari ayam panggang, sup hangat, hingga aneka lauk yang menggugah selera.Harjono sebagai kepala keluarga, duduk di kursi utama. Di sampingnya Sulastri tampak sibuk menuangkan sup ke dalam mangkuk. Wajahnya berseri-seri, terutama saat melihat Abi yang digendong oleh seorang pengasuh di dekat meja makan.“Lihat bayi kecil ini,” kata Sulastri. “Abi makin besar dan tampan saja. Dia benar-benar cucu kebanggaan keluarga Harjono,”Nina yang duduk di sebelah Bima hanya tersenyum tipis sambil melirik ke arah Sulastri.“Tentu saja,” sahut Harjono sambil menyantap makanan. “Abi adalah penerus keluarga ini,”“Ibu, bagaimana kabar toko?” Vina berusaha mengalihkan pembicaraan.Sulastri tersenyum dan mulai berbicara panjang lebar tentang tokonya. Dia memutuskan untuk membuka toko sembako beberapa bulan lalu, untuk mengisi waktu luang.D
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-05
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status