Home / Rumah Tangga / Ketika Istriku Balik Melawan / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Ketika Istriku Balik Melawan : Chapter 61 - Chapter 70

86 Chapters

Bab 61 Begitu Peduli

Maya duduk di kursi eksekutifnya, memandang sebuah amplop di atas meja. Tangannya gemetar saat meraih amplop itu. Dengan hati-hati, dia membuka dan membaca isinya. Mata Maya terpaku pada kata-kata resmi di atas kertas. Perceraian mereka telah sah. Sesuatu yang telah dia perjuangkan, tetapi juga keputusan yang menyakitkan.Air mata perlahan mengalir di pipi Maya. Dia merasa lega, tetapi juga kehilangan sesuatu yang pernah dia cintai sepenuh hati. Kenangan-kenangan bersama Bima muncul tanpa diundang. Saat mereka pertama kali bertemu, janji-janji manis di awal pernikahan, dan bagaimana dia berjuang untuk cinta yang tak pernah dia dapatkan sepenuhnya.“Ini yang terbaik, Maya,” gumam Maya pada dirinya sendiri.Maya menyandarkan punggung ke kursi, memejamkan mata. Dengan tangan menutupi wajah, Maya mencoba men
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

Bab 62 Senjata

Tubuh Nina masih lemah setelah proses persalinan yang melelahkan. Tempat tidur bayi di sampingnya masih kosong, menunggu perawat mengembalikan anaknya setelah pemeriksaan rutin. Dia memandang ke luar jendela. Menikmati momen tenang tanpa gangguan, karena Bima pergi sebentar untuk mengambil keperluan Nina. Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka.Femil melangkah masuk dengan wajah, bahkan tersenyum. Kehadiran Femil yang tiba-tiba membuat Nina terlonjak kaget. Dia segera mencoba duduk lebih tegak, meski tubuhnya terasa nyeri.“Femil? Apa yang kamu lakukan di sini?!” seru Nina, matanya melebar.Femil mendekat. Dia menyerahkan buket bunga pada Nina.“Selamat atas kelahiranmu, Sayang. Terima kasih sudah melahirkan bayiku dengan selamat,” ucap Femil.Ucapan itu membuat Nina terkejut sejenak. Wajahnya memucat. Dia memperhatikan Femil yang meletakkan buket itu di meja samping ranjang Nina.Nina menggelengkan kepala. ““Femil, kamu sudah gila! Anak ini anak Bima. Jangan mulai membuat masalah di sini,”
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

Bab 63 Pelampiasan Kekesalan

Raka mendorong pintu kamar rumah sakit dengan pelan. Nina tersentak ketika melihat Raka masuk. Wajahnya seketika tegang.“R-Raka? Ada apa?” tegur Nina, mencoba terlihat tenang.Raka tersenyum sinis sambil menutup pintu dengan santai. “Tentu saja datang menjengukmu. Apa lagi?” Dia mengacungkan kantong belanjaannya.“Ah, iya,” Nina mengangguk cepat. “Terima kasih,”Keadaan sekitar mereka cukup canggung. Bahkan suara pendingin ruangan terdengar begitu mencolok."Kebetulan aku tadi lewat ... dan mendengar sesuatu yang menarik," ujar Raka.Nina langsung pucat. Dia mencoba menutupi rasa paniknya, tetapi tubuhnya menegang. Raka mendekat dengan perlahan, menatap Nina yang kini terlihat seperti seseorang yang tertangkap basah.“Apa maksudmu?” Nina berusaha tampak tenang.Raka tertawa kecil. “Aku dengar kamu dan pria tadi—siapa namanya? Oh iya, Femil, kan?—ribut soal bayimu," kelakar Raka, tampak puas.Nina menunduk, tangan menggenggam erat selimut di atas pangkuannya. Dia mencoba memikirkan al
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

Bab 64 Tidak Diundang

Maya melangkahkan kaki dengan sedikit gugup di depan pintu rumah keluarga Reza. Rumah itu megah, dengan taman yang tertata rapi dan tercium aroma mawar yang segar. Reza menggenggam tangan Maya. Maya mendongak, menatap wajah pria itu yang tersenyum penuh keyakinan.“Kamu akan baik-baik saja,” ucap Reza. “Mereka sudah sangat menunggu kedatanganmu,”Pintu rumah terbuka. Maya terkejut saat melihat Amara menyambut mereka dengan senyuman hangat yang begitu tulus. Wajah Amara berseri-seri seperti sudah menyiapkan segalanya untuk menyambut tamu istimewa.“Maya! Akhirnya kamu datang. Sudah lama kami menunggu,” sapa Amara sambil merentangkan tangannya untuk memeluk Maya.Maya sedikit terkejut, tapi segera membalas pelukan itu. Perlakuan Amara, s
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

Bab 65 Penjelasan

Amara dan Adi saling bertukar pandang, jelas terlihat kebingungan. Amara mencoba mengendalikan situasi yang canggung itu. Dia tersenyum, meski sedikit kaku.“Karena kamu sudah di sini, ayo duduk dan makan bersama kami, Viona," kata Amara sambil menunjuk kursi kosong di meja makan."Iya, silahkan duduk, Viona," kata Adi dengan nada yang terkesan formal. Tetapi ekspresinya menunjukkan bahwa dia tidak terlalu nyaman dengan kehadiran Viona yang mendadak ini. Viona tersenyum lebar, tampak sangat percaya diri. "Terima kasih, Tante, Om. Saya benar-benar minta maaf kalau mengganggu acara kalian," ujarnya sambil menarik kursi dan duduk di sebelah Reza.Reza yang duduk di sisi Maya, langsung menegang. Dia melirik Maya gugup, mencoba membaca ekspresi wanita itu. Maya memang tampak tenang di luar, tetapi hatinya bergejolak. Kedatangan Viona seperti petir di siang bolong dan dia tidak tahu bagaimana harus menyikapi situasi ini.“Tante masak sendiri, ya? Aromanya luar biasa," puji Viona dengan nad
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

Bab 66 Tidak Adil

"Maaf, saya benar-benar harus pergi. Terima kasih untuk makan malamnya," ucap Maya, bersiap untuk pergi."Maya, tunggu. Jangan pergi, kumohon," cegah Reza. "Maya, tolong dengarkan aku. Aku tidak ingin kamu salah paham. Beri aku kesempatan untuk menjelaskan," pinta Reza.Maya tersenyum pahit. “Semuanya sudah jelas,” balasnya singkat."Maya, jangan buru-buru pergi. Kami sangat senang kamu ada di sini. Aku tahu situasi ini membuatmu tidak nyaman, tapi semuanya bisa dibicarakan dengan baik," bujuk Amara. Ekspresinya tampak begitu bersalah saat memandang Maya."Tante, terima kasih atas kebaikannya. Tapi saya rasa … saya harus pergi," Suara Maya bergetar."Maya, kumohon,” desak Reza, sedikit frustasi. &ldqu
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more

Bab 67 Penjelasan

Reza berdiri, menatap Viona dengan kilat kemarahan. “Aku minta kamu pergi sekarang juga! Kamu sudah cukup merusak malam ini!” bentak Reza murka.Viona terkekeh pelan. "Aku hanya ingin membantu Om dan Tante melihat kenyataan. Kalau aku salah, maafkan aku, Sayang. Tapi aku rasa aku tidak salah," tantangnya. Dia melotot lebar ke arah Reza.Viona lantas mengambil tasnya dan pergi dari ruang makan dengan langkah angkuh. Amara memandang Maya cemas, sementara suaminya hanya bisa menghela napas panjang.Suasana di ruang makan berubah menjadi sangat canggung setelah kepergian Viona. Semua orang tampak tenggelam dalam pikiran masing-masing, dan ketegangan terasa menyelimuti ruangan.Sekuat tenaga Maya menahan air matanya, sambil mengepalkan tangan kuat. Dia tidak ingin kecewa lagi. Dia harus bertahan.Reza menghela napas panjang. "Maafkan aku, tapi aku harus mengatakan ini, Ayah, Mama,” ucapnya, mengedarkan pandangan pada kedua orang tuanya. “Apa yang dilakukan Viona tadi sama sekali tidak bisa
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more

Bab 68 Menyentuh Hati

Maya menghapus air matanya cepat-cepat sebelum menurunkan kaca jendela. “Pulanglah. Aku cuma butuh waktu sendiri," ucapnya, menghindari tatapan Reza.“Aku tidak akan pergi sebelum kamu keluar dari mobil,” tandas Reza, begitu keras kepala.Maya mendesah panjang, merasa bimbang. Akhirnya, dia membuka pintu mobil dan keluar. Air hujan yang dingin menyentuh wajahnya yang masih sembab oleh air mata.“Kenapa kamu harus lari?” Reza mengencangkan suaranya demi menyamai suara hujan. “ Aku bisa jelaskan semuanya. Ini tidak seperti yang kamu pikirkan,”Maya menatap Reza dengan mata berkaca-kaca. “Apa kamu tidak lihat? Kehadiranku hanya memperumit semuanya. Aku tidak ingin membuat hidupmu sulit, Za,”
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

Bab 69 Stigma

Bibir mereka bertemu dalam ciuman yang lembut. Reza mengulum bibir Maya, memejamkan mata demi menikmati setiap detil yang terasa. Untuk sesaat, waktu terasa berhenti. Hujan di luar seperti menghilang, meninggalkan mereka dalam kehangatan momen itu.Hening menyelimuti mereka di dalam mobil. Hujan deras di luar menciptakan ritme yang menenangkan. Maya menatap ke luar jendela, mencoba menyembunyikan perasaan berdebar. Tapi pandangan Reza tetap tertuju padanya. Seakan tidak ada hal lain yang lebih penting dibandingkan Maya saat ini.“Aku tidak akan pernah membiarkan kamu sendirian lagi, May,” ucap Reza pelan.Maya terdiam, hatinya berkecamuk. Dia hanya bisa menelan ludah. Dan perlahan menoleh ke arah Reza yang masih menatapnya tanpa berkedip."Aku takut, Reza ...
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

Bab 70 Tidak Pernah Peduli

Reza melangkah masuk ke butik Viona dengan langkah tegas. Seorang asisten butik langsung menyambutnya. Tetapi Reza mengangkat tangan, menolak dengan halus."Aku mau bicara dengan Viona. Di mana dia?" tanya Reza, memasang wajah ketus."Oh, sebentar, Pak Reza. Saya panggilkan Ibu Viona," jawab asisten itu.Tidak lama kemudian, Viona muncul dari ruang belakang dengan senyum girang. Wanita itu selalu tampil sempurna, dengan gaun maxi yang membungkus tubuh indahnya. Viona tidak menyangka Reza akan datang untuk menemuinya. "Reza ... Apa kabar? Tumben sekali kamu datang ke sini," sapa Viona dengan mata berbinar.Reza tak membalas senyuman itu. Tatapannya tajam, membuat Viona sedikit tertegun.
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more
PREV
1
...
456789
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status