All Chapters of Merebut kembali Cinta Istriku : Chapter 21 - Chapter 30

61 Chapters

Dejavu with him

Selang beberapa jam kemudian..Ponselnya berdering. Justin terjaga dari tidurnya. ketika ia mencoba menyetel kursi sofanya kembali. Sebuah tangan kecil melingkar di dadanya. Ia melihat ke arah kiri. Gadis yang sedang tidur menempel ke jendela kaca tadi, kini sudah berganti posisi dengan kursi sofa yang di setel ke belakang dengan posisi yang hampir sama dengan kursi sofanya.Tanpa niat mengganggu tidur si gadis. Justin membiarkan tangan gadis itu sejenak di atas dadanya. Ia hanya cukup menyetel kursi sofa nya sedikit ke depan. Lalu menjawab pelan panggilan yang masuk di ponselnya."Halo," sapa Justin seraya mendengar lawan bicara di ponselnya."Oke. Tunggu aja di terminalnya. Busnya akan berhenti di situ," Ia menutup telponnya."Mas.., mas.. ," .Tiba-tiba seseorang dari arah belakang memanggil dirinya.Justin menoleh ke belakang di mana seorang penumpang pria paru baya sedang kesulitan untuk bangun dari duduknya."Saya mau ke toilet. Istrinya bisa di bangunin bentar, ga? Soalnya kursi
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

Have a nice day girl

Justin terjaga dari tidurnya, Pikirannya masih terngiang akan mimpi yang menurutnya adalah sebuah Dejavu baginya. Ia menoleh ke arah Jasmine yang tengah terpejam. Pria itu menatap dalam dan memperhatikan garis wajah Jasmine. Netranya semakin terpana kala melihat senyum manis dari sang istri."Dia tersenyum, apakah dia bermimpi indah?" tanyanya di hati."Manis," gumamnya sembari terus menatap wajah sang istri.Justin mengangkat tangannya berniat membelai pipi itu dan mengecupnya lembut. Namun, keningnya berkerut tatkala teringat akan situasi yang pernah di alaminya dulu."Sepertinya aku pernah mengalami ini," pikirnya."Jasmine, apakah di waktu itu adalah kamu?" tanyanya di hati dengan netranya yang tak lepas dari wajah itu.Pikirannya mulai menerawang jauh bercampur aduk dengan mimpinya barusan. Ia mencoba menerka-nerka tentang maksud dari mimpinya dengan kejadian yang menurutnya pernah dialaminya. Namun hal itu terhenti saat ponsel di sakunya bergetar.Justin mengalihkan pandangannya
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

Pulang ke rumah Papa

Jasmine mengernyitkan dahinya saat melihat sebuah spanduk yang terpasang rapi di sebuah papan baliho kampusnya.Tak ingin terpaku lama di sana. Jasmine meninggalkan baliho tersebut. Ia melangkah santai ke sebuah ruangan. Mengambil tempat duduk seperti biasa ia duduk. Tak lama kemudian beberapa mahasiswa masuk dan mengambil posisi duduknya masing-masing. disusul seorang dosen muda masuk dan mengucapkan salam di pagi itu.Dahi Jasmine berkerut saat melihat dosen muda tersebut. Namun ia kembali fokus pada mata kuliah yang di jelaskan oleh dosen tersebut.Kelas berakhir, Jasmine memperhatikan keadaan di sekelilingnya. Dahinya kembali berkerut saat menyadari ada yang ganjil di sekitarnya. Semuanya berbeda dari semenjak terakhir ia tinggalkan kampus ini dari beberapa minggu yang lalu. Ia menatap ponsel barunya. Kembali dahinya berkerut saat melihat tahun yang telah loncat ke tujuh tahun dari tahun terakhir yang ia jejaki. Ia melihat ke sekelilingnya, begitupun pada spanduk-spanduk yang terp
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more

Dua Bocah

Langkah Jasmine terhenti kala melihat dua anak kecil yang sedang bermain di halaman rumah papanya. Ia menatap heran pada dua bocah yang sedang tertawa riang itu. Yang lebih mengherankan lagi adalah kedua bocah itu berlari riang ke arahnya seraya berteriak memanggil, "bundaaaaa,"Mereka langsung menubruk tubuhnya dan memeluk pinggangnya. Jasmine hanya bisa terdiam di tempat dengan tatapan bingung pada dua bocah ini."Unda, Dee, angen," ujar bocah laki-laki yang berusia 4 tahun."Iya, bunda. Keyra juga kangen sama bunda," timpal bocah yang berusia 5 tahun.Jasmine masih terpaku di tempat. Kedua tangannya masih menggantung terentang di atas kepala dua bocah itu. Ia masih bingung dengan situasi ini. Kepalanya di penuhi pertanyaan," Apa yang akan Ia lakukan pada dua bocah ini. Anak siapa ini? datang dari mana? Dan dengan siapa mereka ke sini"."Unda, keana aja, sih. Kok ga ngomong sama Dee, kalo unda nelpon Daddy?" tanya bocah laki-laki yang bernama Dean."Iya, bunda kok ga ngomong sama k
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

Midea yang lebih Humble

Suara ketukan pintu dan juga teriakan dari dua bocah membangunkan Jasmine dari tidurnya. Ia berasa enggan untuk bangun lantaran masih merasa nyaman di atas kasurnya. Bahkan netranya masih berasa ngantuk dikarenakan terlalu banyak membaca buku.Undaaaaa, angun, dong. Udah coye, ni Unda!""Bunda Jasmine, bangun dong,""Undaaaaa,".Suara ketukan pintu dan juga teriakan dari dua bocah membuat Jasmine terpaksa beranjak dari ranjangnya. Jasmine membuka pintu kamar untuk mencari tau suara bocah mana yang paling kencang teriakannya, dan menyuruhnya bangun.Netranya menyipit tatkala mendapati dua bocah yang tadi sedang berdiri di depan kamarnya. Mereka menampilkan senyum lebar dengan sederet gigi mungilnya yang rapi."Bunda, kata grandpa, udah bisa bangun. Udah sore. Bunda di suruh sholat," ucap Keyra."Ya," sahut Jasmine singkat. Lalu membalikkan tubuhnya dan menutup pintu kamarnya.Sementara dua bocah tadi saling pandang satu sama lain. Mereka heran dengan sikap bundanya yang berubah dari
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more

Desakan Jasmine

Sepulang dari mengantar cucunya ke rumah Retha. Seperti biasa, ketiganya makan malam di satu meja. Kedua orang tua itu menatap Jasmine yang terus menyuapi makanan ke mulutnya sendiri tanpa memperdulikan mereka. Baik, Jason dan Astrid larut ke dalam pemikirannya masing-masing saat menatap wajah, yang kini selalu terlihat datar dan dingin itu. Bukan itu saja, bahkan sikapnya jauh berubah dingin ketimbang Midea jika bersama dengan anak-anak.Kedua orang tua itu bertanya di dalam hatinya masing-masing tentang sifat perempuan yang ada di hadapan mereka, "Apakah ini benar Jasmine yang di ceritakan Alma. Seorang gadis yang periang, yang ramah dan bersahabat terhadap siapa saja,".Keduanya tersentak dan berhenti menatap Jasmine ketika perempuan itu melihat ke arah mereka. Jason dan Astrid melanjutkan makan hingga selesai. Sedangkan Jasmine kembali menghabiskan sisa lauk di piringnya."Aku selesai," ujarnya sambil membawa piringnya ke kitchen sink. begitupun Jason dan Astrid selesai dengan sua
last updateLast Updated : 2025-02-02
Read more

Tujuh tahun

Jasmine mengunci dirinya di kamar. Hancur sudah. Baik Perasaannya, dan juga masa depannya. Tujuh tahun. Tujuh tahun tanpa ada yang memberikan jawaban atas apa yang menimpanya selama itu. Mengapa sampai tujuh tahun ia di biarkan tertidur lagi ketika ia sempat terjaga.Jasmine menangis sekuat-kuatnya sambil berteriak, "Enggak, enggak mungkin. Kenapa bisa separah itu sakit yang aku alami,"."Mama, Mama, aku harus bagaimana, Ma," isaknya.Sementara dua orang tua tadi hanya terpekur diam. Menunduk pilu mendengar suara tangis dan jeritan hati putrinya."Bunda salah, ya, Yah. Maafkan bunda, yah," ujar Astrid pelan dan menyesal.Baru beberapa menit yang lalu, mereka melihat Jasmine dengan pembawaannya yang tenang, mendengarkan apa yang di ceritakan oleh Astrid. Astrid menjelaskan bagaimana Jasmine menjalani hidup di rumah sakit selama tujuh tahun dengan menggunakan alat demi menopang hidupnya. Walaupun semua itu adalah kebohongan yang di ucapkan olehnya atas persetujuan Alma sebelumya."Jika
last updateLast Updated : 2025-02-03
Read more

Rencana

"Kamu mau bawa Jasmine ke sini?"tanya Justin dan Satria bersamaan."Yupz. Karena Jasmine, kan udah mengetahui keadaan dirinya. Jasmine maunya, supaya aku menceritakan kisah hidupku selama ini. Jadi, ga ada salahnya, kan kalau aku membawanya ke rumah ini. Sekaligus memperkenalkan keluargaku yang baru. Gimana? Oke, ga?" jelas Retha bersemangat."Apa ga masalah, dek? udah nanya pendapat dari orang tuanya Jasmine?" termasuk tante Alma juga," tanya Satria ragu."It's, ok. Aku setuju," timpal Justin."Hah? serius bang? apa ga terlalu cepat kalian memberitahukan semuanya ke Jasmine. Tunggu lah, sabar lah dulu. Takutnya, kalau dia dengar kesuksesan dari teman-temannya sekarang. Nanti dia jadi minder, karena kuliahnya belum selesai- selesai. Mending ga usahlah, dia kan lagi skripsi, dek," ujar Satria keberatan."Jadi, tunggu selesai skripsi?" tanya Retha."Ya, bagusnya begitu, biar otaknya tetap fokus pada satu tujuan, dan dia pun ga berpikiran macam-macam yang membuatnya jadi pesimis untuk su
last updateLast Updated : 2025-02-04
Read more

Kabar baik

Semenjak Jasmine mengetahui tentang dirinya. Baik Justin dan Jason selalu memperhatikan keadaan wanita itu setiap saat. Untungnya tak ada hal yang membuat semua orang cemas terhadapnya.Jasmine melakukan aktivitas kampusnya seperti biasa.Sedangkan Jasmine sendiri mulai menerima keadaan dirinya dan bersyukur. Terutama terhadap orang-orang yang berada di sekitarnya selama ini. Jasmine turut bahagia kala ia mengetahui kehidupan teman-teman perempuannya yang sudah berumah tangga. Khususnya kepada Retha yang bersuamikan Satria, seorang asisten dosen mereka dulu, yang pernah menyukai Retha secara diam-diam.Dari Retha lah semua kisah baik dari kehidupan teman-temannya di perdengarkan ke Jasmine. Jasmine ikut bahagia mendengar semua berita baik itu.Hingga akhirnya ia berkata, "Aku pingin ketemu sama mereka semua," ujar Jasmine setelah melihat seluruh album foto di rumahnya Retha.Senyum Retha melebar dan berjanji akan memenuhi keinginan karibnya itu. "Aku akan hubungi mereka semua, supaya
last updateLast Updated : 2025-02-05
Read more

Tak ada jalan lain

Suara tuas pintu membangunkan Jasmine dari tidurnya."Ups, maaf. Bunda berisik ya?" ujar Astrid dengan nada pelan. Namun terbaca jelas di mata Jasmine dikarenakan ia mampu membaca gerakan bibir wanita yang terlihat anggun itu.Mungkin bagi manusia normal apa yang dikatakan Astrid barusan, tidaklah tau. Dan juga buat sebagian orang yang tak mengenal Jasmine, yang dulunya pernah mengalami difabel, menilai Jasmine memiliki kelebihan.Jasmine menggeleng pelan dengan senyum kecilnya. Ia takut membangunkan kedua bocah ini jika ia terlalu berisik."Pagi ini kamu ada janji ketemu dosping, kan? Makanya bunda ke sini. Cuma ngingetin kamu. Bunda juga udah masak, " bisik Astrid."Iya, makasih, Bun," sahut Jasmine pelan. Lalu beranjak perlahan dari tempat tidur di mana ia di apit oleh dua bocah itu. Semalam mereka minta di temani tidur sampai-sampai Jasmine pun tertidur, lantaran dua tangannya di jadikan bantal oleh dua bocah itu hingga terasa kebas."Dasar bocah, maunya tidur di kelonin dulu baru
last updateLast Updated : 2025-02-06
Read more
PREV
1234567
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status