Bi Surti, yang sedang membereskan baju, berhenti sejenak dan menoleh ke arah Cakra. Dengan langkah pelan dan kepala sedikit menunduk, ia mendekat. Wajahnya tampak ragu, seolah mencari keberanian untuk berbicara."Bi, saya nggak mau tanya dua kali," suara Cakra terdengar tenang tetapi penuh peringatan.“Ah, itu..., Ibu menyeduh obat ini setiap malam, Pak,” jawab Bi Surti akhirnya, dengan suara lirih.Kening Cakra berkerut. Tatapan matanya tajam mengarah ke tumpukan obat-obatan itu. Bau menyengat yang sering tercium dari kamar Saira setiap malam kembali terlintas di pikirannya.Jadi, semua obat-obatan ini penyebabnya ....“Lalu kenapa ada bungkus-bungkus kosong yang disimpan di sini?” tanyanya, kali ini nadanya lebih datar, namun penuh selidik.Bi Surti menarik napas perlahan, matanya menatap Cakra dengan cemas. “Karena Nyonya Besar selalu menghitung bungkusnya, Pak. Beliau ingin memastikan Bu Saira menghabiskan obatnya. Jadi, bungkus ini sengaja saya simpan supaya Nyonya Besar tidak mar
Terakhir Diperbarui : 2025-01-12 Baca selengkapnya