Cahaya temaram dari lampu di langit-langit membuat Saira mengerjap beberapa kali. Aroma antiseptik menyusup ke hidungnya, dan hawa dingin dari pendingin ruangan membuat kulitnya menggigil samar. Perlahan, pandangannya mulai jelas. Tirai berwarna biru muda, botol infus tergantung di tiang besi di samping tempat tidur. Rumah sakit? Kenapa dia ada di sini? Keningnya mengerut saat mencoba mengingat apa yang terjadi, tapi kepalanya terasa berat. Tubuhnya juga lemas. Saat Saira berusaha mengangkat tubuhnya, suara berat menghentikannya. "Jangan bangun." Refleks, ia menoleh. Cakra. Pria itu duduk di kursi tak jauh dari ranjangnya, dengan tubuh condong ke depan, kedua lengan bertumpu di lutut. Matanya tajam, tapi ekspresinya sulit dibaca. Beberapa detik kemudian, Cakra berdiri dan berjalan mendekat. "Kenapa aku di sini?" "Kamu pingsan." Saira mengerutkan dahi, mencoba mengingat, tapi pikirannya tetap kosong. Tangannya bergerak, berusaha bangkit, namun sebelum sempat melakukannya, je
Last Updated : 2025-03-07 Read more