All Chapters of Suami Dinginku Menyesal Setelah Berpisah: Chapter 31 - Chapter 34

34 Chapters

Bab 31

Sementara itu, di sisi lain…Cakra duduk di pinggir kolam selama beberapa menit, membiarkan secangkir kopi buatannya sendiri mendingin di atas meja. Tatapannya kosong, terarah pada ikan-ikan yang sesekali muncul ke permukaan sebelum kembali tenggelam.Pakaian pria itu telah berganti dengan baju santai yang biasa ia kenakan di rumah. Hawa dingin malam membalut tubuhnya, tapi bahkan rambut basah seusai mandi tak mampu meredakan bara api yang berkecamuk di kepalanya.Saira…Wanita itu memenuhi pikirannya, bersama dengan ucapannya yang terus terngiang.Benarkah dia yang egois?Benarkah semua keputusannya selama ini hanya membuat Saira tidak bahagia?Dan benarkah dia terlalu menutup diri hingga pernikahan mereka berubah menjadi seperti ini?Tsk. Omong kosong.Tapi semakin ia mencoba menepis pemikiran itu, semakin dalam kata-kata Saira mengakar di benaknya.Kesalahpahaman di antara mereka terasa seperti lingkaran tak berujung. Dan yang paling menyebalkan adalah—ia sendiri tidak tahu bagaima
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more

Bab 32

Cahaya temaram dari lampu di langit-langit membuat Saira mengerjap beberapa kali. Aroma antiseptik menyusup ke hidungnya, dan hawa dingin dari pendingin ruangan membuat kulitnya menggigil samar. Perlahan, pandangannya mulai jelas. Tirai berwarna biru muda, botol infus tergantung di tiang besi di samping tempat tidur. Rumah sakit? Kenapa dia ada di sini? Keningnya mengerut saat mencoba mengingat apa yang terjadi, tapi kepalanya terasa berat. Tubuhnya juga lemas. Saat Saira berusaha mengangkat tubuhnya, suara berat menghentikannya. "Jangan bangun." Refleks, ia menoleh. Cakra. Pria itu duduk di kursi tak jauh dari ranjangnya, dengan tubuh condong ke depan, kedua lengan bertumpu di lutut. Matanya tajam, tapi ekspresinya sulit dibaca. Beberapa detik kemudian, Cakra berdiri dan berjalan mendekat. "Kenapa aku di sini?" "Kamu pingsan." Saira mengerutkan dahi, mencoba mengingat, tapi pikirannya tetap kosong. Tangannya bergerak, berusaha bangkit, namun sebelum sempat melakukannya, je
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

Bab 33

Aku berubah pikiran.Saira menoleh, menatap suaminya dengan alis sedikit berkerut. Entah apa yang membuat lelaki itu tiba-tiba berkata begitu.Tatapannya jatuh ke wajah Cakra, mencari tanda-tanda keseriusan. Tapi, seperti biasa, lelaki itu hanya menampilkan ekspresi datarnya."Kamu sendiri yang bilang nggak mau ada kesempatan di antara kita," suara Saira terdengar datar. "Jadi, untuk apa diungkit lagi?"Cakra tetap berbaring, menatap langit-langit kamar seakan ada sesuatu yang menarik di sana. "Aku cuma ingin tahu isi kesepakatan yang kamu tawarkan tadi."Saira menghela napas pelan. Ia memang sudah tidak ingin menaruh harapan lagi pada lelaki itu. Terlebih, kejadian tadi seolah membuka matanya lebar-lebar. Dia tidak punya hak untuk menuntut apa pun dari Cakra, sekalipun berstatus sebagai istrinya."Memangnya kalau sudah dengar, kamu akan setuju?""Kalau menguntungkan, mungkin bisa kupertimbangkan."Saira hampir tertawa. Tentu saja. Lelaki ini selalu melihat segalanya dari sudut pandan
last updateLast Updated : 2025-03-08
Read more

Bab 34

Rasanya baru beberapa jam Saira memejamkan mata, tetapi ternyata pagi datang terlalu cepat.Ia membuka mata perlahan, mengerjap beberapa kali saat cahaya matahari menyelinap masuk dari sela-sela tirai. Sekilas, ia terkejut karena matahari sudah meninggi, tetapi ingat bahwa semalam ia sudah mengirimkan surat keterangan dokter ke bagian personalia.Suara gemerisik terdengar di sebelahnya. Ia mendongak, mendapati Cakra sudah bangun lebih dulu.Lelaki itu duduk di tepi ranjang, fokus pada komputer jinjing di pangkuannya. Cahaya layar memantulkan siluet wajahnya yang tetap datar, seolah keberadaan Saira tidak berarti apa-apa baginya.Saira melirik jam dinding. Pukul sembilan pagi.Seharusnya, lelaki itu sudah berangkat ke kantor. Tapi kali ini, ia masih di kamarnya."Sudah bangun?"Suara bariton Cakra memecah keheningan. Lelaki itu menoleh sekilas ke arah Saira sebelum kembali fokus pada pekerjaannya.Saira menggeliat pelan, lalu duduk bersandar di kepala ranjang, tepat di samping Cakra. "
last updateLast Updated : 2025-03-08
Read more
PREV
1234
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status