All Chapters of GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA : Chapter 41 - Chapter 50

72 Chapters

BAB. 41 Dihadang

Dahlia dan Lilian kembali menekuni rutinitas mereka sebagai anak kuliahan. Di pagi itu, Bu Jayanti dan Pak Ranto yang sudah resmi menjadi suami istri itu sedang ke pasar untuk berbelanja. Keduanya telah menyatukan tabungan mereka. Sehingga bisa menyewa dua kios yang berada di dekat pasar. Satu kios untuk memperbaiki barang-barang elektronik yang dikelola Pak Ranto. Dan kios lainnya tempat Bu Jayanti berjualan. Kebetulan sekali saat keduanya hendak berangkat ke kampus. Bu Jayanti dan Pak Ranto kembali dari pasar. Keduanya pun pamit kepada sepasang suami istri itu. "Pak, Bu. Kami berangkat kuliah dulu ya?" ujar keduanya serentak."Maaf Nak, Bapak tidak bisa mengantar kalian.""Tidak apa-apa Pak. Kami naik angkot saja ke kampus." seru Lilian."Ya sudah kalian hati-hati ya?" ucap, Bu Jayanti.Setelah berpamitan. Mereka pun berangkat ke kampus.Kedua bersaudara ini memang tidak hanya dikenal cerdas di kampus, akan tetapi juga piawai dalam seni bela diri pencak silat, sebuah warisan bud
last updateLast Updated : 2025-01-16
Read more

BAB. 42 Mode Cemburu

"Hi-hi-hi, sudah ah, Pak! Wajah Bapak sangat aneh sekarang!" lirihnya sambil menahan tawanya."Lho kok jadi aneh? Bukannya wajah saya terlihat lebih lucu?" "Menurut saya aneh, Pak. Soalnya kan, Bapak terkenal sebagai dosen killer di seantero kampus ini.""Oups! Aku keceplosan," lirihnya, kembali."Ma ... maaf, Pak." sesal, Dahlia. Takut dosennya itu, menjadi marah."Saya tidak marah kok jika semua mahasiswa berpikiran jika saya adalah dosen galak. Justru saya bangga ternyata image yang saya bangun, berhasil!" "Maksud Bapak, apa?" tanya Dahlia, bingung."Sekarang saya tanya kamu, setelah kamu bersama saya beberapa jam yang lalu. Apakah menurut kamu, saya ini orang yang kejam?" Dahlia kembali berpikir ternyata apa yang dikatakan Pak Andi ada benarnya juga. Dia sama sekali tidak kejam dan pemarah seperti yang dirinya selalu tampilkan di depan kelas."Bapak terlihat lebih ramah sih, menurut saya." seru, Dahlia."Yap! Seratus untuk kamu! Yuk, ah! Kita makan siang dulu, cacing-cacing dala
last updateLast Updated : 2025-01-16
Read more

BAB. 43 Permainan Harjo

Lilian segera mengalihkan pandangannya dari Junot. Dia pun segera berkata,"Puput, meja kita di mana?" tanyanya, kepada sahabatnya. "Lilian, kita pindah cafe saja, yuk?" ajaknya.Puput seakan tahu jika sahabatnya itu agak down melihat Junot sedang bersama dengan gadis lain."Lho kenapa, Put? Kita makan di sini, saja." Kali ini, Harjo yang baru dari toilet yang angkat bicara.Namun Harjo baru tahu jika Junot dan Sherly juga berada di kafe itu, saat mereka sudah duduk. Dia melihat raut wajah Lilian yang tadi ceria berubah menjadi kusut."Lilian, apakah sebaiknya kita pindah kafe saja?" tutur Harjo tak enak hati."Nggak usah, deh. Kita di sini saja." jawab Lilian mencoba untuk biasa saja dan tidak terganggu dengan keberadaan Junot, di kafe itu."Iya, nih. Kita jadi nggak enak nih, sama kamu,Lil." seru Puput."Aku baik-baik saja, kok. Ya udah yuk, kalian mau pesan apa?" ujar Lilian."Beneran nih, Lilian. Kamu nggak apa-apa?"Puput mencoba mengerti perasaan sahabatnya."Ya iyalah, beneran
last updateLast Updated : 2025-01-16
Read more

BAB. 44 Ingin Mencoba Hal Baru

Dialah, Tuan Alfonso. Pria tua itu bahkan mengeluarkan banyak tisu untuk membersihkan mobilnya yang dipenuhi cairannya sendiri.Sementara Harjo mulai merapikan kembali baju dan celana Puput yang berantakan karena ulahnya."Harjo! Gara-gara kamu, nih! Aku harus mandi di siang ini." lirih Puput manja."Tapi kamu suka kan, Sayang?" goda Harjo."Ih ... apaan! Nggak, ya!" tutur Puput."Buktinya kamu mengerang keenakan dengan permainan jari-jariku, Sayang!" ujarnya, lalu membuka pintu mobil untuk Puput. Dan melajukan mobil menuju apartemen gadis itu untuk melanjutkan kegiatan panas mereka.Sementara Tuan Alfonso, terlihat masih membersihkan mobilnya."Sepertinya mobil ini perlu dibersihkan." Dia lalu menelpon Asisten Eki untuk menjemputnya di parkiran mall itu.Pria tua itu masih membayangkan kegiatan panas dua anak muda tadi, yang membuatnya merasakan kembali jiwa mudanya yang mulai berkobar. Namun sayangnya, Tuan Alfonso tidak begitu melihat dengan jelas wajah keduanya karena sang pria se
last updateLast Updated : 2025-01-16
Read more

BAB. 45 Sudah Tidak Sabar

"Tidak perlu, Papa hanya kangen sama cucu." Tuan Alfonso pun beralasan, kangen kepada cucunya."Oh ya, apakah Mama masih mengganggu kehidupan kalian?""Nggak kok, Pa. Mama sudah tidak pernah mengganggu kami lagi," jawab Dewi sambil tersenyum.Padahal sebenarnya Nyonya Belva masih saja meneror kehidupan mereka. Terlebih terhadap dirinya. Minggu lalu Dewi hampir ditabrak mobil yang sedang melaju kencang. Untung saja Ferdin, sang suami langsung tanggap menarik tubuhnya. Jika tidak mungkin dirinya sudah tiada, tepat di depan sang suami.Nyonya Belva sama sekali tidak merestui pernikahan mereka, karena Dewi adalah bekas pembantu di rumah kediaman Rivaldo. Padahal Dewi bekerja sebagai pembantu rumah tangga sambil menyelesaikan pendidikannya di bangku kuliah. Hal itulah yang membuat Ferdin semakin terpesona dengan kecantikan dan kecerdasan yang dimiliki oleh Dewi."Kamu kok nggak jujur sama Papa? Ferdin sudah menceritakan semua kejadian, di mana kamu hampir tertabrak," tukas sang ayah mertu
last updateLast Updated : 2025-01-16
Read more

BAB. 46 Permainan Tuan Alfonso

"Ha-ha-ha bahkan kamu sudah membicarakan tentang anak! Menarik! Sungguh sangat menarik!" Tuan Alfonso, malah tertawa lepas saat ini.Dia tidak pernah berpikir jika gadis di depannya ini sungguh sangat dewasa pemikirannya."Sa ... saya hanya ingin mengutarakan apa yang ada di hati saya, Tuan. Tetapi keputusan tetap ada di tangan, Anda," ujar Dela sambil menundukkan kepalanya."Kenapa kamu bisa seberani itu mengatakan ingin menikah dengan saya?" tanya Tuan Alfonso lagi."Sa ... saya masih suci, Tuan. Saya masih seorang gadis perawan yang tidak pernah sekalipun melakukan hubungan suami istri sebelumnya. Apakah salah, jika saya menggantungkan harapan memiliki satu keluarga yang utuh dan diakui oleh negara dan agama?" isaknya tiba-tiba.Hati Tuan Alfonso menjadi terenyuh seketika mendengar semua pengakuan Dewi. Dia mulai berpikir keras saat ini.Akan tetapi Tuan Alfonso sudah terlanjur kecewa dengan Nyonya Belva yang berani-beraninya bermain api dengannya.Sementara Dela terus menunduk men
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more

BAB. 47 Susah Tak Sanggup

"Alfonso, aku sudah nggak sanggup lagi." lirihnya kepada suaminya."Maaf ...." tuturnya lagi. Hampir satu jam Tuan Alfonso terus mengembara di atas tubuh Dela tanpa memasukinya membuat gadis itu menjadi benar-benar kelelahan."Ha-ha-ha, baru segini kemampuanmu?" ejeknya, kepada Dela."Ma ... maaf, Alfonso. Ini hal baru bagiku. Biarkan aku pelan-pelan belajar, ya?" "Ha-ha-ha-ha, memangnya permainan ranjang harus dipelajari?" tanyanya, lagi."Bagiku, harus. Karena hal semacam ini baru untukku, Alfonso." ucap Dela lemah."Ha-ha-ha-ha, kamu sungguh sangat lucu Dela!" Tuan Alfonso lalu melangkah menjauh dari ranjang dengan tubuh telanjangnya.Tuan Alfonso lalu mengambil segelas air putih dan memberikannya kepada istri mudanya itu."Minumlah, setelah ini kamu akan merasakan nikmatnya surga dunia!" ujar suaminya.Setelah itu, tanpa menunggu lama, Tuan Alfonso mulai menindih tubuh polos Dela. Lalu mencoba menghujamkan alat tempurnya ke dalam gua sempit milik Dela yang masih suci.Tuan Alfons
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more

BAB. 48 Di Makam Ibunda Noah

Suatu ketika, Tuan Abian memanggil Noah untuk bertemu dengannya di kediaman Mahesa. "Papa ngapain, sih! Setiap kali aku mau menemui Dahlia. Papa selalu mengganggu!" Namun Tuan Abian tidak menggubris perkataan putranya, Noah. Dia lalu meletakkan sebuah kotak cincin di hadapan sang putra. "Sematkan cincin ini, di jari manis Dahlia." ucapnya tegas. "Ini cincin apa, Pa?" tanya Noah penasaran. Karena dia baru tahu cincin yang sangat unik yang disimpan oleh ayahnya. "Ini cincin leluhur Keluarga Mahesa. Dulu Omamu memberikan cincin ini kepada Mama mu. Untuk itu, Papa memintamu sekarang untuk menyematkan cincin ini, pada jemari Dahlia. Sebagai tanda pengikat di antara kalian berdua." sedihnya. "Terima kasih, Papa!" Lalu Noah pun memeluk ayahnya dengan erat. "Ajaklah dia ke makam Mama. Sematkan cincin itu di jari manisnya, tepat di depan batu nisannya. Apakah kamu mengerti?" Baik, Papa!" sahut Noah bahagia. "Pergilah! Temui gadis itu!" ujar Tuan Abian. Noah yang senang
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more

BAB. 49 Dahlia Dilamar Oleh Noah

Noah menatap Dahlia dengan wajah penuh harap. Lalu gadis itupun berkata,"Mas Noah ... ini terlalu tiba-tiba untukku. Aku masih muda, aku juga masih kuliah.""Dahlia, aku bukannya ingin menikahimu sekarang, besok atau lusa, Sayang! Tapi cincin ini sebagai pengikat cintaku kepadamu. Please ... coba berpikirlah lagi." ujarnya, memelas.Noah mencoba mengulang kembali perkataannya."Dahlia Rukmini, maukah kamu menjadi pendamping hidupku, kelak?" harapnya, dengan sepenuh hati.Dahlia terlihat menghela napasnya panjang. Lalu dia pun menganggukkan kepalanya dan Noah melihat itu."Apakah itu artinya, ya ... Sayang?" tanyanya, dengan wajar berbinar."Iya, Mas. Aku terima lamaranmu," jawab Dahlia sambil meneteskan air matanya.Gadis itu merasa sangat diistimewakan oleh Noah saat ini.Mendengar jawaban dari kekasihnya, Noah pun dengan cepat meraih jemari Dahlia dan menyematkan cincin itu di jari manisnya. Setelah itu, Noah berdiri lalu memeluk Dahlia dengan erat."Terima kasih, Sayang ..." ucap
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more

BAB. 50 Terbawa Suasana

Kemudian, Pak Dirga pun mengantarkan minuman itu kepada keduanya."Silakan diminum, jusnya. Tuan Muda dan Nona Muda," ucapnya santai, lalu meletakkan kedua minuman itu di depan Dahlia dan Noah."Terima kasih, Pak." ucap Dahlia lalu meneguk minuman itu. Seperti halnya sang kekasih, Noah yang dari tadi kehausan juga ikut minum. Sementara Pak Dirga tersenyum penuh misteri saat melihat keduanya meminum jus itu. Dia pun buru-buru menuju dapur untuk menelepon seseorang yang menyuruhnya.Pak Dirga :"Halo, Tuan. Saya sudah mengikuti semua yang Tuan katakan." tutur, Pak Dirga.Pria Misterius :"Baguslah, jika rencana ini berhasil. Saya akan memberikan bonus besar untukmu. Pastinya dari Tuan Besar. Pastikan keduanya menghabiskan minuman itu. Setelahnya, tinggalkan mereka berdua di vila. Tidak ada seorang pun yang boleh masuk. Dan pastikan juga semua bahan makanan tersedia di dalam kulkas." tegas, orang itu.Pak Dirga :"Semua sudah saya siapkan, bahkan baju ganti untuk keduanya, juga sudah
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more
PREV
1
...
345678
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status