All Chapters of Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder: Chapter 21 - Chapter 30

50 Chapters

Bab 21 Kamu Cantik kalau Tersenyum

Riana agak salah tingkah setelah mengetahui bahwa Adrian adalah penolongnya tujuh tahun lalu. Saat makan malam, dia terus mencuri pandang ke arah Adrian, tetapi buru-buru berpaling setiap kali Adrian menatapnya.Sayangnya, menjelang akhir makan malam, Adrian menoleh tepat saat Riana meliriknya. Riana pun makin salah tingkah."Riana, aku mau keluar kota besok selama dua hari. Ada urusan bisnis yang harus aku tangani," kata Adrian. "Setelah pulang nanti, aku janji akan menghabiskan lebih banyak waktu denganmu.""Kita perlu lebih saling mengenal. Tinggal tiga minggu lagi sebelum kakekku datang," sambung Adrian. "Maaf karena belakangan ini aku sibuk sekali, tapi urusan bisnis ini nggak bisa aku tinggal.""Urusan rumah sakit? Aku juga jarang melihatmu di Rumah Sakit Nugroho," tanya Riana."Bukan, ini urusan lain. Nanti aku akan cerita," jawab Adrian.Keduanya menyesap teh sebelum Adrian kembali berbicara, "Setelah pulang nanti, aku mau ketemu ibumu. Bagaimana kabarnya?""Kamu mau ketemu ibu
Read more

Bab 22 Membantu Adrian

Malam itu, Riana bermimpi. Dalam mimpinya, dia berusaha berenang ke permukaan, tetapi ada sesuatu yang menjerat kakinya. Segalanya berubah menjadi gelap dan kemudian dia melihat dirinya terbaring di pantai dengan Adrian yang berlutut di sebelahnya. Pria itu mendekatkan wajahnya seolah-olah hendak mencium Riana.Riana tersentak bangun. Napasnya tersengal-sengal dan keringat dingin membasahi keningnya. Dia memegangi dadanya yang berdebar dan bergumam, "Mimpi itu lagi."Sudah dua hari sejak Riana mengetahui bahwa Adrian adalah penolong misteriusnya tujuh tahun lalu. Sejak saat itu, dia terus-menerus bermimpi tentang kejadian itu dan selalu terbangun ketika Adrian hendak memberinya napas buatan. "Sialan, Riana. Itu cuma napas buatan, bukan ciuman!" ujarnya memarahi dirinya sendiri.Riana melihat jam, sudah pukul enam pagi. Dia memutuskan untuk berangkat mengunjungi ibunya lebih awal, jadi dia segera mandi dan berganti pakaian. Ketika keluar dari kamar, dia memperhatikan bahwa pintu kamar
Read more

Bab 23 Bertemu Ranita

"Apa itu?" tanya Riana kepada Adrian saat keduanya sudah berada di dalam mobil.Tas kertas kecil yang dibawa Adrian membuat Riana penasaran. Adrian menoleh dan menjawab, "Hadiah buat ibumu. Aku harus bawa oleh-oleh, 'kan?"Riana tersenyum dan bersandar di kursi, lalu berkata, "Kamu nggak perlu repot-repot."Juna, sang sopir, mengemudi di tengah ramainya lalu lintas, sementara Riana dan Adrian membahas kondisi Ranita. Riana benar-benar puas dengan pelayanan di RS Nugroho. Ibunya diperlakukan seperti pasien VIP. Dari perawat hingga hal kecil seperti makanan, semuanya luar biasa. Tak lama lagi, ibunya pasti kembali pulih."Hari ini Ibu sudah mulai latihan berjalan. Aku sudah nggak sabar melihatnya," komentar Riana. "Sejauh ini kondisi Ibu sangat baik.""Bagus," jawab Adrian. "Aku juga nggak sabar mau ketemu sama ibumu."Beberapa hari sebelumnya, Riana akhirnya memberi tahu Ranita soal Adrian. Dia menceritakan bagaimana dahulu pria itu telah menolongnya dan sekarang pun Adrian juga menangg
Read more

Bab 24 Tahta Nugraha

"Ceritakan tentang ibumu," ujar Ranita.Adrian tersenyum meski ada kesedihan yang terselip di tatapannya. "Ibuku bernama Maya Nugroho. Dulu aku sangat mencintainya.""Dulu?" sela Ranita."Ibuku sudah lama meninggal," jawab Adrian."Oh, maaf. Bagaimana dengan ayahmu?""Ayahku bernama Alfin Nugroho. Hubungan kami agak renggang sejak Ayah memutuskan untuk menikah lagi. Awalnya, Ayah cuma mau memberiku sosok ibu. Tapi, hubunganku dengan keluarga ibu tiriku kurang baik dan makin lama, Ayah makin memihak ibu tiriku."Adrian melanjutkan, "Aku ingin cerita sekarang supaya Bu Ranita nggak kaget nanti saat bertemu keluargaku."Kemungkinan besar, Alfin akan menentang pernikahannya dengan Riana. Jadi, Adrian merasa perlu jujur soal hubungannya dengan ayahnya itu."Aku iri sama Riana karena dia punya sosok ibu seperti Bu Ranita. Ibu sudah membesarkan Riana dengan baik. Dia perempuan yang luar biasa," kata Adrian dengan tulus sambil mengingat kenangan terakhir bersama ibunya. "Aku yakin, seorang ibu
Read more

Bab 25 Ciuman Pertama

"Kamu mau kopi?" tanya Riana sambil tersenyum pada Adrian.Adrian menghentikan pekerjaannya sejenak dan menjawab, "Boleh. Kamu mau beli kopi?""Iya, aku mau beli kopi di kantin," balas Riana sebelum menatap Ranita. "Bu, aku belikan cokelat panas, ya."Riana keluar dari ruangan dan menuju kantin rumah sakit di lantai satu.Akhir pekan itu, Adrian menepati janjinya untuk menghabiskan waktu bersama Riana dan Ranita. Dia menemani Riana ke rumah sakit dan berkenalan dengan calon mertuanya.Namun, setelah berdiskusi dengan Riana soal perusahaan perhiasan mereka, Adrian kembali sibuk di depan laptopnya. Selain itu, dia juga berkeliling rumah sakit untuk memeriksa tiap departemen. Fokusnya terbagi antara pekerjaan dan keinginan mereka untuk lebih saling mengenal.Riana tentu saja merasa sedikit kecewa. Namun, dia paham pentingnya pekerjaan Adrian. Berkat standar tinggi yang Adrian tetapkan, fasilitas RS Nugroho, staf medis, dan layanan yang ditawarkan adalah yang terbaik di kota ini.Saat Rian
Read more

Bab 26 Calon Suamiku

Adrian dan Riana melanjutkan obrolan mereka tentang minat masing-masing. Beberapa hal sudah Riana ketahui sebelumnya seperti, kecintaan Adrian terhadap mobil mewah dan kesukaannya menonton siaran olahraga serta berita."Aku punya garasi lain untuk menampung semua mobilku. Aku bisa suruh Juna mengantarmu pakai mobil yang lebih mewah kalau kamu mau," kata Adrian. Namun, Riana buru-buru menggeleng."Sebetulnya, aku mau menyetir sendiri sekarang. Kondisiku sudah jauh lebih baik," sahut Riana. Setelah kehilangan bayinya, Riana meninggalkan mobilnya di rumah Ranita dan lebih sering menggunakan taksi, terutama sebelum pindah ke rumah Adrian."Nggak," kata Adrian dengan sedikit lebih tegas. "Biar Juna saja yang menyetir buatmu."Saat Riana menunjukkan ekspresi tidak puas, Adrian menambahkan, "Percaya saja sama aku. Biar semuanya lancar, biarkan Juna jadi sopirmu."Ini bukan berarti Riana tidak suka pada Juna. Dia hanya ingin teman mengobrol saat di jalan. Meski tubuhnya tegap, Juna yang selalu
Read more

Bab 27 Kencan Pertama

Riana tertegun, jantungnya berdebar kencang. "Sekarang?" tanyanya."Iya, sekarang," jawab Adrian santai. "Kris sudah selesai menguruskan surat ceraimu kemarin, kamu sudah bukan istri Beni lagi. Sekarang waktunya kencan pertama kita."Riana panik. Dia melirik dirinya sendiri dan ke arah lemari. Adrian tertawa kecil melihat reaksinya. "Kamu masih punya waktu satu jam untuk bersiap. Kita akan menginap di sana," katanya."Aku tunggu di meja makan, ya," tambah Adrian sebelum berbalik ke kamar. "Oh, satu lagi. Riana ... di pulau nanti, kamu resmi jadi pacarku.""Ya," jawab Riana dengan malu-malu sambil menutup pintu setelah Adrian pergi. Dia segera menelepon Ranita untuk memberi tahu bahwa dia tidak bisa berkunjung hari itu, lalu bergegas menyiapkan barang-barangnya.....Dua jam kemudian ...."Ahhh!" teriak Riana saat speedboat meluncur kencang, melompat dari permukaan air, dan mendarat dengan cipratan. "Ini seru banget!"Angin menerpa wajah dan rambutnya, membuatnya terus tersenyum. Dia me
Read more

Bab 28 Keceriaan di Pulau

Riana sudah berenang sendirian di kolam. Di bawah terik matahari, rasanya menyegarkan sekali berada di dalam air yang dingin.Dia baru saja menyelesaikan empat putaran ketika Adrian muncul dalam balutan celana renangnya. Pria itu masih duduk di kursi roda meskipun sudah bertelanjang dada. Otot-otot perutnya yang tampak menonjol bisa dilihat dengan jelas."Airnya segar nggak?" tanya Adrian."Pas banget buat cuaca panas begini," jawab Riana sambil tersenyum.Adrian memajukan kursi rodanya mendekati tepi kolam, lalu berusaha berdiri sendiri. Riana yang tampak cemas langsung bertanya, "Kamu yakin bisa sendiri?""Cuma dekat kok," jawab Adrian santai.Riana hanya bisa menahan napas saat Adrian tertatih menuju tepi kolam. Ketika pria itu akhirnya berhasil duduk di pinggir kolam, Riana menghela napas lega.Riana berenang mendekat, bersiap membantu. "Kamu betulan masih bisa berenang, 'kan? Jangan memaksa," katanya.Adrian tersenyum padanya. Dia perlahan menurunkan tubuhnya ke air, lalu berkata,
Read more

Bab 29 Berpacaran

"Mmmm!" Riana mendesah begitu melahap daging bagian kaki kepiting raja Alaska setelah mencelupnya ke saus sambal, dan saus itu mengalir keluar dari mulutnya. "Aduh!" Riana mengambil selembar tisu, lalu mengelap ujung bibirnya dan berkata, "Maaf ini terlalu enak."Saat Riana makan, Adrian menyaksikan dari seberang meja. Di mata Adrian, Riana tampak lucu seperti seorang anak yang memakan kue untuk pertama kalinya. "Aku bisa melihatmu begitu puas. Kamu baru saja mengalami orgasme," goda Adrian sebelum tertawa geli."Haha!" Riana tertawa terbahak-bahak, lalu berdalih, "Aku cuma suka makanan laut." Adrian pun mengupas udang, lalu melahapnya. Adrian pun mengunyahnya, lalu bertanya, "Kok kami bisa bertahan menikah sama pria yang alergi udang?""Haha!" Riana tertawa lagi hingga mengeluarkan air mata. "Aku …." Riana yang mabuk anggur pun menjawab, "Aku makan di luar sendiri atau bersama ibuku. Kadang-kadang, aku pergi ke rumah ibuku untuk makan makanan laut.""Tahun lalu, aku masak pasta dengan
Read more

Bab 30 Jaga Riana Baik-Baik

Kilas BalikLebih dari enam tahun lalu di Widenia. Adrian sedang duduk di tempat tidur rumah sakit, dalam proses pemulihan cedera tulang punggung dan kaki. Para dokter masuk dan memberikan kabar yang membuatnya putus asa. "Kami sudah selesai dengan evaluasi keadaanmu, Pak Adrian," ujar dokter yang memimpin operasi. "Operasi itu berhasil menyelamatkan nyawamu dan kemampuanmu untuk menggunakan tubuh bagian atas. Namun, kamu nggak akan bisa jalan lagi.""Nggak mungkin!" terak Kakek Adrian, Pak Abas. "Percuma aku membayarmu jutaan kalau kamu cuma bisa memberi jawab itu kepadaku dan cucuku!" Teriakan itu nggak berhenti sampai sana. Abas Nugroho terus mencaci maki para dokter di luar kamar rawat Adrian. "Kamu bilang cucuku punya peluang 80% untuk sembuh? Sekarang apa? Adrian mengalami kejadian yang kemungkinannya lebih rendah dari 20%?" Abas melanjutkan, "Kamu dipecat! Bawakan aku dokter lain! Aku mau dokter terbaik untuk cucuku!"Adrian Nugroho bukan pria yang cengeng, tetapi membayangka
Read more
PREV
12345
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status