Sudut pandang Valerie:"Sabrina membuatku berjanji untuk nggak menyakitimu," ujar Liam sambil akhirnya menatap Justin. "Aku ingin mati di depanmu dan meninggalkan noda darah di hidupmu, tapi kurasa aku nggak perlu melakukannya, 'kan? Kalau kamu bisa berbalik begitu cepat, berarti 'surga' yang kamu bicarakan nggak seindah yang kamu katakan, 'kan?”"Apa yang kamu harapkan, saat kamu lebih memilih ular daripada malaikat?"Justin menangis begitu keras, terjatuh ke tanah.Liam tidak mengatakan sepatah kata pun lagi setelah itu. Dia menutup jendelanya, bahkan tidak memandang Justin lagi. Namun Justin tetap tidak pergi, memegangi mobil polisi tempat Liam berada, seolah-olah itu bisa membawanya kembali ke masa lalu.Aku tidak tahu seberapa besar Justin mencintai "malaikatnya", jadi aku bahkan tidak bisa membayangkan betapa menyedihkannya menemukan kenyataan seperti itu setelah kematiannya.Apakah Marcel akan menangis untukku, jika dia pernah mengetahuinya?Lebih baik jika dia tidak pernah tahu
Read more